Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/37 |
|
e-JEMMi edisi No. 37 Vol. 11/2008 (9-9-2008)
|
|
September 2008, Vol.11 No.37 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI: Bagaimana Membantu Anak-Anak yang Kelaparan SUMBER MISI: The Family Research Council (FRC) DOA BAGI MISI DUNIA: Belarus, Papua Nugini DOA BAGI INDONESIA: Tanah untuk Merelokasi Pengungsi Tobelo ______________________________________________________________________ THE MORE WE READ THE SACRED PAGES THE BETTER WE`LL KNOW THE ROCK OF AGES ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Meningkatnya harga sejumlah kebutuhan pokok hanyalah salah satu dari alasan mengapa jumlah anak kelaparan semakin bertambah. Anak miskin dan kelaparan jelas disebabkan karena orang tuanya yang miskin dan tidak mampu mencukupi kebutuhan makan anak-anaknya. Akibatnya sangat menyedihkan karena anak-anak tersebut tidak memiliki harapan bagi masa depan yang lebih baik dari orang tuanya. Bahkan bisa dipastikan mereka akan mengulangi hal yang sama untuk anak-anak mereka kelak, yaitu masa depan yang semakin buruk. Melihat kondisi semacam itu, apakah yang dapat kita lakukan bagi anak-anak tersebut? Sebagai orang percaya, seharusnya kita tidak boleh bersikap tidak peduli dan menutup mata terhadap penderitaan anak-anak tersebut. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan guna menolong mereka yang saat ini sedang membutuhkan uluran tangan kita. Sajian berikut kiranya dapat membantu Anda, khususnya yang terbeban untuk melayani anak-anak jalanan. Tuhan Yesus memberkati pelayanan Anda. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI BAGAIMANA MEMBANTU ANAK-ANAK YANG KELAPARAN Untunglah hanya sedikit orang Kristen yang memiliki prasangka buruk bahwa orang yang lapar adalah orang yang terlalu malas bekerja. Yang masih belum jelas dan perlu kita pikirkan adalah apa penyebab kelaparan itu. Penyebab kelaparan tidak berdiri sendiri. Kelaparan bukan keadaan yang terjadi satu kali, misalnya akibat dari kurangnya hujan (kekeringan) atau gagalnya panen (paceklik) saja. Lebih dari itu, kelaparan berhubungan dengan beberapa faktor yang saling berkaitan, meliputi perang, buta aksara, sakit penyakit, air kotor, tekanan pemerintah, penyalahgunaan narkoba, kerusakan lingkungan, perumahan kumuh, keterbelakangan pendidikan, dan kriminalitas -- ini hanyalah beberapa contoh kecil. Ironisnya, angka statistik terbesar penyebab kelaparan berkaitan dengan anak-anak yang terabaikan. Jeff Sellers, dalam majalah "World Vision", meringkas fakta memilukan tersebut seperti di bawah ini. * Anak-anak selalu menjadi korban perang. Namun pada dekade terakhir ini, terjadi peningkatan jumlah anak-anak, sebagian masih berusia delapan tahun, yang diberdayakan untuk ikut berperang seperti layaknya tentara di tengah banyak konflik. * Obat-obatan dan minuman keras telah memberi dampak buruk terhadap kehidupan anak-anak di pedesaan, pinggiran kota, bahkan kota-kota di seluruh dunia. Obat-obat terlarang adalah penyebab utama timbulnya penyakit pada bayi-bayi, anak-anak, dan orang-orang dewasa yang hidup di kota-kota di Amerika Serikat, menurut Steve Joseph, Komisaris Departemen Kesehatan Kota New York (New York City Health). * Jutaan anak kehilangan kesempatan untuk memeroleh pendidikan yang layak karena mereka harus bekerja membantu menghidupi keluarga. Mereka sering dieksploitasi dan dipaksa bekerja dalam situasi yang kurang aman dengan upah kecil. Di beberapa negara, anak-anak lebih banyak dicari untuk dipekerjakan ketimbang orang dewasa yang tidak punya ketrampilan. Alasannya, orang dewasa lebih sulit diintimidasi dan cenderung menuntut kondisi yang lebih baik. * Sebanyak seratus juta anak mungkin hidup di jalan-jalan di perkotaan di seluruh dunia. Sebagian besar tidak memiliki keluarga. Beberapa anak ditelantarkan begitu saja; lainnya lari dari rumah karena dianiaya dan diabaikan. * Enam penyakit yang dapat dicegah -- cacar air, batuk akut, difteri, TBC, polio, dan tetanus -- menjadi penyebab kematian jutaan anak setiap tahun. Banyak juga anak-anak yang meninggal karena dehidrasi (padahal mudah diobati dengan gula dan air). * Di beberapa negara, hanya segelintir anak yang mengenyam pendidikan selama beberapa tahun. Anak perempuan dan anak-anak cacat bahkan hampir tidak mendapat kesempatan memeroleh pendidikan. Hal inilah yang menutup kesempatan bagi mereka untuk menjadi orang dewasa dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Kini, kebutuhan untuk merawat mereka sangatlah mendesak dan penting untuk dilakukan. Anak-anak yang menderita kekurangan gizi akan tergantung pada perawatan orang lain selama hidupnya karena kerusakan otak yang terjadi akibat absennya nutrisi utama selama masa-masa penting pertumbuhan mereka. Setiap hari, lebih dari 40.000 orang meninggal akibat masalah-masalah yang berkaitan dengan kelaparan. Saat ini, negara Afrika menjadi tempat yang paling memprihatinkan karena 20 juta orang di sana, di Ethiopia, Sudan, Mozambik, dan Angola, terancam kelaparan. Namun, kemiskinan juga ada di dekat kita. Lebih dari 32 juta orang Amerika hidup di bawah garis kemiskinan -- 40% di antaranya adalah anak-anak -- dan sebanyak 4 juta orang Amerika tinggal di jalanan. Beberapa angka statistik menggambarkan kemiskinan di Amerika. Pada tahun 1989, para wanita yang kecanduan obat-obatan melahirkan 375.000 bayi, 470.000 bayi dilahirkan oleh ibu usia remaja yang belum bekerja dan tanpa ayah. Dua puluh lima persen dari seluruh wanita hamil tidak mendapat perawatan menjelang proses persalinan, sementara Amerika Serikat menduduki peringkat ke-18 sedunia dalam hal kematian bayi. Dua puluh lima persen murid SMU putus sekolah sebelum lulus dan 75%-nya tidak mampu menulis surat lamaran pekerjaan. (Gordon Aeschlimamn, GlobalTrends, Downers Grove, Ill.: Intervarsity Press, 1990). Jelas, dunia yang kelaparan ini memerlukan respons yang utuh dan cerdas dari orang-orang Kristen. Kita beruntung karena Tuhan tidak hanya memberi kita hati yang penuh belas kasihan, namun juga kepala yang dapat berpikir dan kemampuan yang mampu mengimbangi tantangan-tangangan tersulit dalam memerangi kelaparan. 1. "Mensponsori" Anak Mensponsori anak mungkin merupakan respons paling lazim yang telah kita pahami dalam menghadapi kelaparan. Dengan sangat ahli, beberapa organisasi dikelola untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang tiba-tiba terjebak dalam tragedi kelaparan, banjir, gempa bumi, atau perang. Organisasi-organisasi yang sama itu juga melaksanakan proyek pengembangan jangka panjang yang dikerjakan bersama-sama dengan masyarakat yang membutuhkan. Dengan 18 -- 30 dolar, Anda dapat membantu memberikan segala nutrisi, pendidikan, dan perawatan kepada seorang anak di Afrika, Asia, atau Amerika Latin, yang tentu saja dibutuhkan mereka di kemudian hari. Hanya sedikit dari kita yang mengenali anak yang kelaparan secara pribadi. Kelaparan merupakan tragedi tak dikenal yang nampaknya jauh dari lingkungan di sekitar kita. Bahkan, kita tidak dapat membayangkan anak tetangga kita sekarat karena kelaparan. Program sponsor anak dapat membantu kita melontarkan pertanyaan mendasar, Apakah saya mengetahui nama orang yang kelaparan? Hal ini merupakan sesuatu yang sangat pribadi. Keuntungan paling besar dari program sponsor anak (selain kebutuhan anak yang jelas dan mendesak) adalah bahwa sang sponsor menerima foto anak, lengkap dengan nama dan asal usulnya. Mengenali anak yang kelaparan secara pribadi membuat kita menyadari dengan lebih serius dampak yang ditimbulkan oleh kelaparan bagi dunia. Jika Anda tidak mengetahui nama-nama orang yang kelaparan, pertimbangkan untuk bergabung dalam program sponsor anak. 2. Anak Asuh Terdapat sekitar 325.000 anak asuh di Amerika sekarang ini. Sebagian besar dari mereka adalah korban kekerasan, baik pelecehan seksual maupun kekerasan emosional, kehilangan orang tua karena meninggal, atau kemiskinan yang membuat orang tua tidak mampu lagi merawat anak-anaknya. Beberapa dari anak itu dilahirkan oleh para remaja yang hamil dan menolak untuk aborsi. Kita harus bertanya, "Ke mana perginya anak-anak itu?" Seorang anak asuh berada di bawah perwalian pengadilan, maksudnya anak tersebut secara hukum dipelihara oleh negara. Pengadilan akan memutuskan ke mana anak-anak tersebut akan pergi, dan sayangnya, hanya ada 125.000 keluarga di Amerika yang mau membuka pintu rumah mereka. Seharusnya tidak demikian. Ada satu gereja di Amerika bagi setiap anak asuh. Orang-orang Kristen bisa menjangkau dan melayani "orang-orang yang terabaikan itu". Memelihara anak asuh jelas lebih menyita waktu dan energi dibandingkan program sponsor. Namun jika orang-orang Kristen mengatasi kebutuhan ini bersama-sama, anak-anak itu bisa mendapatkan keluarga yang menyenangkan. Lakukan pendekatan terhadap badan penggembalaan gereja Anda dan ungkapkan gagasan mengenai anak asuh ini sehingga gereja menyetujuinya dan memberi kesempatan untuk mengasuh paling tidak satu anak. Karena pengasuhan anak merupakan suatu keputusan penting yang harus diambil oleh sebuah keluarga, maka gereja bisa saja membentuk komite yang dianggotai oleh orang-orang yang tertarik dengan masalah pengasuhan anak. Tugas komite tersebut termasuk menyediakan bantuan nyata bagi keluarga yang mengasuh anak tersebut. Anggota komite bisa juga mengajukan diri untuk mengasuh anak. Cari informasi di kantor pemerintah lokal di daerah Anda, pusat terapi, atau gereja mengenai pengasuhan anak. Masing-masing negara memiliki aturan dan prosedur sendiri-sendiri. 3. Adopsi Mengadopsi anak merupakan bentuk bantuan paling tinggi yang bisa diberikan bagi anak, tapi jelas memberikan tuntutan yang paling besar bagi keluarga yang bersangkutan. Contohnya, ribuan anak Amerika Utara tidak akan pernah memiliki ayah atau ibu. Mereka hanya akan berpindah-pindah dari satu keluarga asuh ke keluarga asuh yang lain sesuai persyaratan yang ditentukan pengadilan sampai mereka berusia delapan belas tahun. Pada dasarnya, mereka adalah yatim piatu. Rasul Yakobus mengatakan bahwa memelihara yatim piatu adalah ibadah yang murni. Bentuk pelayanan kepada sesama ini mencerminkan agungnya kelemahlembutan dan belas kasihan hati Allah bagi manusia. Bapa Surgawi kita begitu peduli dengan kondisi anak yatim piatu yang memprihatinkan. Mungkin Tuhan menggerakkan Anda untuk mengadopsi anak. Jika Anda terdorong mengikuti tuntunan Allah itu, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk memulainya. Bertanyalah dengan orang tua yang sudah pernah mengadopsi anak. Anda akan mendengar banyak kisah sukses yang membahagiakan serta kesulitan dan kegagalan. Baca kisah-kisah tersebut di perpustakaan di daerah Anda, minta kepada kantor departemen sosial di daerah Anda untuk mengatur pertemuan dengan staf yang bertanggung jawab dalam bidang adopsi di bawah pengawasan negara. Adakan tanya jawab dengan badan pengadopsian anak dan berbicaralah dengan anak yang akan Anda adopsi. Bertanyalah kepada Allah, semampu Anda, untuk mengerti apakah Anda dan pasangan Anda memang terpanggil untuk mengadopsi anak. Keputusan Anda ini penting dan harus datang dari lubuk hati yang paling dalam karena keputusan ini harus lebih banyak menguntungkan pihak anak. Mintalah keterangan juga tentang beragam pengeluaran yang berkaitan dengan pengadopsian anak. Jika Anda merasa ini adalah pimpinan Tuhan bagi Anda, bertanyalah kepada pegawai pemerintah mengenai aturan-aturan mengadopsi anak di daerah Anda. Mereka, dan mungkin beberapa gereja di daerah Anda dapat memberi informasi tentang organisasi pengadopsian anak yang memiliki reputasi yang baik. Pertimbangkan apakah Anda bersedia mengadopsi anak keturunan campuran atau anak yang memiliki sedikit cacat tubuh. Seperti yang kami sarankan dalam pembahasan tentang anak angkat, cari tahulah apakah gereja lokal Anda akan bersedia membentuk kelompok pendukung yang dikhususkan untuk membantu Anda dan pasangan Anda saat melakukan keputusan penting ini. (t/Setyo) Diterjemahkan dari: Judul Buku: 50 Ways You Can Feed a Hungry World Penulis: Tony Campolo dan Gordon Aeschliman Penerbit: Intervarsity Press, Illinois 1991 Halaman: 9 -- 11 dan 45 -- 50 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI THE FAMILY RESEARCH COUNCIL (FRC) ==> http://www.frc.org/ The Family Research Council (FRC) telah berdiri sejak tahun 1983. Misi FRC adalah memperjuangkan prinsip nilai-nilai kekristenan yang diajarkan Alkitab untuk diaplikasikan dalam pernikahan dan keluarga, karena mereka percaya bahwa pernikahan dan keluarga adalah fondasi peradaban, sumber benih-benih kebaikan ditanamkan, dan sumber kehidupan bagi masyarakat. FRC menerbitkan buku-buku dan pamflet, berbicara di media massa dan pertemuan-pertemuan umum, serta menyelenggarakan debat publik dan memformulasi kebijakan publik yang menghargai hidup manusia dan menegakkan institusi pernikahan dan keluarga. Sepanjang sejarahnya, secara perlahan tapi pasti, FRC telah memberikan pengaruh yang berskala nasional, khususnya bagi kebijakan-kebijakan pemerintah Amerika terhadap masalah-masalah anak dan keluarga melalui nilai-nilai kekristenan yang dipraktikkan. Pemimpinnya yang terakhir, Tony Perkins, menulis dan mengesahkan undang-undang AS yang pertama mengenai akad nikah untuk mengatasi masalah sosial yang muncul akibat ketidakstabilan pernikahan dan perceraian tanpa alasan yang jelas. Mereka memiliki beberapa prisip utama dalam melakukan misinya itu, antara lain (1) Tuhan itu ada dan berkuasa atas semua ciptaan; (2) kehidupan dan cinta itu saling terkait dan keduanya menemukan eskpresi alami dalam institusi pernikahan dan keluarga; dan (3) pemerintah bertugas melindungi pernikahan dan keluarga melalui hukum dan kebijakan publik. Kunjungi situsnya untuk tahu lebih jauh mengenai dewan ini. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA B E L A R U S Pada bulan Januari, ada sukacita besar karena tanpa diduga, Z telah keluar dari penjara. Dia ditahan selama lebih dari satu tahun karena pro demokrasi. Pada tanggal 23 Januari, dia ditemui oleh orang tua dan teman-temannya yang sangat bersukacita karena mengetahui bahwa dia akan dibebaskan dua bulan lebih awal dari yang diperkirakan. Sayangnya, Z kembali ditangkap bersama dengan beberapa rekannya setelah terlibat dalam protes damai di Minsk, ibu kota Belarus. Lebih dari delapan puluh orang yang terlibat dalam protes damai tersebut ditangkap dalam sebuah pertemuan yang bermaksud menandai sembilan puluh tahun hari jadi Belarus sebagai negara merdeka. Perayaan pada tanggal 25 Maret yang dikenal sebagai "Hari Kemerdekaan" itu memberi kesempatan bagi pengunjuk rasa untuk bangkit menentang penyalahgunaan hak asasi manusia di bawah pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko. Banyak sekali pengunjuk rasa yang dipukuli dengan membabi buta, ditahan oleh polisi, dan didenda berdasarkan Undang-Undang Administratif pasal 23.34 karena "mengacaukan aturan organisasi atau mengadakan kegiatan massa" mengingat pertemuan tersebut tidak mendapat izin dari otoritas Minsk. Masyarakat Kristen di Belarus terus-menerus menderita, namun masih tetap bertahan untuk menyuarakan kemerdekaan dan demokrasi. Mohon tetap mendukung mereka dalam doa. (t/Setyo) Diterjemahkan dari: Judul buletin: Body Life, Edisi April 2008, Volume 26, No. 4 Judul artikel: World Christian Report Judul bab: 80 Arested in Peaceful Protest Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena Halaman: 4 Pokok Doa: * Mohon dukungan doa bagi negara Belarus, khususnya bagi Z dan para pengunjuk rasa yang peduli dalam memperjuangkan hak-hak asasi umat Kristen. * Berdoa agar pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko belajar mengasihi rakyatnya dan memiliki rasa takut akan Tuhan sehingga bisa dipakai Tuhan untuk membangun kesejahteraan bangsa ini. P A P U A N U G I N I Sebanyak 59 orang suku Siawi yang baru bertobat, memutuskan untuk mengikut Tuhan dan mendapatkan baptisan air pada hari Minggu, 8 Juni, demikian dilansir New Tribes Missions. Saat ini, kira-kira ada seratus orang Siawi yang sudah dibaptis dan semakin bertumbuh dalam iman. Banyak halangan muncul, namun orang Siawi tidak membiarkan ibadah baptisan dibatalkan. Misalnya, sungainya dangkal karena selama seminggu hujan tidak turun, oleh karena itu orang Siawi membuat bendungan untuk membuat genangan air yang lebih dalam. Mereka juga sempat menunda baptisan selama beberapa waktu karena menunggu seorang misionaris, Tom, sembuh dari sakit malarianya. Karena Tom masih lemah, dia dan misionaris lain, Jason, meminta Kwae dan Liae menggantikannya dalam ibadah baptisan tersebut. Kwae dan Liae dengan gembira menggantikannya, mereka pun mendapatkan kesempatan untuk membaptiskan putra-putrinya. Setelah baptisan, para misionaris meminta semua orang Siawi yang percaya untuk berdiri bersama-sama dengan umat percaya yang baru saja dibaptis itu. "Kerinduan kami adalah agar mereka mulai menyadari bahwa mereka adalah satu tubuh di dalam Kristus," tulis misionaris Danielle. "Gereja di sini memiliki banyak divisi, dan karenanya, selain surat Roma, mereka juga perlu diberi pelajaran dari surat 1 Korintus." Para misionaris mulai mengajarkan surat Roma setelah menyelesaikan surat Kisah Para Rasul beberapa minggu yang lalu. Sekitar seratus orang Siawi sudah mengikuti pelajaran Alkitab. Orang Kristen Siawi mulai menyadari bahwa mereka harus melakukan apa yang mereka pelajari dalam Alkitab. Ada larangan-larangan yang perlu mereka lakukan. Budaya mereka merupakan perbudakan atas ilmu sihir, roh-roh, sakit penyakit, dan kematian. Kwae menjadi semakin bijaksana setelah mendengar pelajaran terakhir dari Kisah Para Rasul. "Saya tidak bisa berhenti memikirkan apa yang Rasul Paulus katakan dalam Kisah Para Rasul 28:26. Yesaya menuliskan bahwa orang Yahudi akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti. Kami pun sama seperti itu," katanya. Pelajaran tentang baptisan muncul berkali-kali saat suku Siawi mempelajari Kisah Para Rasul dan para misionaris menawarkan kesempatan bagi orang Siawi untuk dibaptis jika mereka tergerak. Mereka ingin memastikan bahwa orang-orang yang ingin dibaptis betul-betul mengerti pentingnya keselamatan dan tujuan baptisan. Mereka heran ketika Noa, Eke, dan Sek -- para pemuda yang mengacau di gereja -- menyatakan keinginan mereka untuk dibaptis. Eke sering melempari gereja dengan batu saat pelajaran Alkitab sedang berlangsung. "Oh, ya, sebelum saya menjadi pengikut Kristus. Saya tidak peduli dengan jalan Tuhan. Namun saat saya mendengar pengajaran Kisah Para Rasul, pemahamanku menjadi jelas," cerita Eke kepada Danielle dan Jason. "Saya tahu bahwa kematian Kristus membuat jalan bagiku ke surga. Darah-Nya telah tercurah bagiku dan tak ada cara lain untuk membayar dosaku. Saya ingin dibaptis karena itulah yang Yesus katakan untuk dilakukan semua orang yang percaya kepada-Nya. Saya ingin melakukan perintah Yesus." (t/Setyo) Diterjemahkan dari: Mission News Network, Agustus 2008 Alamat URL: http://www.MNNonline.org/article/11336 Pokok Doa: * Mengucap syukur untuk para petobat baru dari suku Siawi. Doakan agar mereka berakar kuat dalam Tuhan supaya mereka dapat bertahan dari berbagai macam pencobaan yang ingin menarik mereka kembali ke kehidupan lamanya. * Doakan untuk kegiatan penginjilan yang dilakukan oleh para misionaris dan jemaat lokal di Siawi, agar Tuhan memampukan mereka dalam bekerja di ladang-Nya dan memberi kekuatan serta perlindungan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA TANAH UNTUK MERELOKASI PENGUNGSI TOBELO Kerusuhan di kepulauan Halmahera mengakibatkan ribuan orang terpaksa mengungsi. Mereka menyebar ke berbagai tempat yang lebih aman. Hingga saat ini, sebagian besar dari mereka masih tinggal di tempat pengungsian karena mereka tidak mungkin kembali lagi ke tempat asal mereka. Kondisi lingkungan pengungsian mereka sangat memprihatinkan. Pengungsi asal desa Tutumaleleo menempati tanah milik orang lain di sebuah tepi laut, dan kini mereka diminta untuk meninggalkan tempat itu oleh tuan tanahnya. Sumber: Buletin Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Juli-Agustus 2008, Hal. 9. POKOK DOA: 1. Berdoa untuk penduduk kepulauan Halmahera yang telah diporak-porandakan oleh kerusuhan yang sangat menyakitkan hati. Kiranya kasih Tuhan yang pernah ditaburkan di tanah ini boleh tetap bertumbuh dan menjadi pengharapan untuk mereka dapat kembali bersatu. 2. Berdoa untuk para pengungsi di Halmahera, agar Tuhan memberikan perlindungan dan penghiburan kepada setiap keluarga, serta memberi kekuatan untuk mereka dapat menjalani kehidupan di tempat yang baru. 3. Berdoa juga agar para pengungsi tetap sabar dan berpengharapan hanya di dalam Tuhan, serta tidak menghakimi pihak-pihak yang telah menyerang wilayah mereka. 4. Mengucap syukur untuk lahan baru yang sudah Tuhan sediakan bagi para pengungsi. Doakan agar para pengungsi dapat menikmati dan memiliki kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru. 5. Doakan juga untuk fasilitas umum yang belum tersedia di tempat pengungsian yang baru, agar Tuhan menggerakkan lebih banyak orang percaya untuk menopang kebutuhan para pengungsi. 6. Mengucap syukur juga untuk para donatur yang telah membantu para pengungsi, baik dalam doa maupun dana. Tuhan Yesus memberkati pekerjaan dan pelayanan Anda semua. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |