Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/37

e-JEMMi edisi No. 37 Vol. 11/2008 (9-9-2008)

Pelayanan Anak Kelaparan

 

September 2008, Vol.11 No.37
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Bagaimana Membantu Anak-Anak yang Kelaparan
SUMBER MISI: The Family Research Council (FRC)
DOA BAGI MISI DUNIA: Belarus, Papua Nugini
DOA BAGI INDONESIA: Tanah untuk Merelokasi Pengungsi Tobelo

______________________________________________________________________

  THE MORE WE READ THE SACRED PAGES 
                              THE BETTER WE`LL KNOW THE ROCK OF AGES  
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Meningkatnya harga sejumlah kebutuhan pokok hanyalah salah satu dari 
  alasan mengapa jumlah anak kelaparan semakin bertambah. Anak miskin 
  dan kelaparan jelas disebabkan karena orang tuanya yang miskin dan 
  tidak mampu mencukupi kebutuhan makan anak-anaknya. Akibatnya sangat 
  menyedihkan karena anak-anak tersebut tidak memiliki harapan bagi 
  masa depan yang lebih baik dari orang tuanya. Bahkan bisa dipastikan 
  mereka akan mengulangi hal yang sama untuk anak-anak mereka kelak, 
  yaitu masa depan yang semakin buruk. Melihat kondisi semacam itu, 
  apakah yang dapat kita lakukan bagi anak-anak tersebut? 
  
  Sebagai orang percaya, seharusnya kita tidak boleh bersikap tidak 
  peduli dan menutup mata terhadap penderitaan anak-anak tersebut. Ada 
  banyak hal yang dapat kita lakukan guna menolong mereka yang saat 
  ini sedang membutuhkan uluran tangan kita. Sajian berikut kiranya 
  dapat membantu Anda, khususnya yang terbeban untuk melayani 
  anak-anak jalanan. 
  
  Tuhan Yesus memberkati pelayanan Anda.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

             BAGAIMANA MEMBANTU ANAK-ANAK YANG KELAPARAN

  Untunglah hanya sedikit orang Kristen yang memiliki prasangka buruk 
  bahwa orang yang lapar adalah orang yang terlalu malas bekerja. Yang 
  masih belum jelas dan perlu kita pikirkan adalah apa penyebab 
  kelaparan itu. 

  Penyebab kelaparan tidak berdiri sendiri. Kelaparan bukan keadaan 
  yang terjadi satu kali, misalnya akibat dari kurangnya hujan 
  (kekeringan) atau gagalnya panen (paceklik) saja. Lebih dari itu, 
  kelaparan berhubungan dengan beberapa faktor yang saling berkaitan, 
  meliputi perang, buta aksara, sakit penyakit, air kotor, tekanan 
  pemerintah, penyalahgunaan narkoba, kerusakan lingkungan, perumahan 
  kumuh, keterbelakangan pendidikan, dan kriminalitas -- ini hanyalah 
  beberapa contoh kecil.
  
  Ironisnya, angka statistik terbesar penyebab kelaparan berkaitan 
  dengan anak-anak yang terabaikan. Jeff Sellers, dalam majalah "World 
  Vision", meringkas fakta memilukan tersebut seperti di bawah ini.

  * Anak-anak selalu menjadi korban perang. Namun pada dekade terakhir 
    ini, terjadi peningkatan jumlah anak-anak, sebagian masih berusia 
    delapan tahun, yang diberdayakan untuk ikut berperang seperti 
    layaknya tentara di tengah banyak konflik.
 
  * Obat-obatan dan minuman keras telah memberi dampak buruk terhadap 
    kehidupan anak-anak di pedesaan, pinggiran kota, bahkan 
    kota-kota di seluruh dunia. Obat-obat terlarang adalah penyebab 
    utama timbulnya penyakit pada bayi-bayi, anak-anak, dan 
    orang-orang dewasa yang hidup di kota-kota di Amerika Serikat, 
    menurut Steve Joseph, Komisaris Departemen Kesehatan Kota New York 
    (New York City Health).
   
  * Jutaan anak kehilangan kesempatan untuk memeroleh pendidikan yang
    layak karena mereka harus bekerja membantu menghidupi keluarga. 
    Mereka sering dieksploitasi dan dipaksa bekerja dalam situasi yang 
    kurang aman dengan upah kecil. Di beberapa negara, anak-anak lebih 
    banyak dicari untuk dipekerjakan ketimbang orang dewasa yang tidak 
    punya ketrampilan. Alasannya, orang dewasa lebih sulit 
    diintimidasi dan cenderung menuntut kondisi yang lebih baik.  
   
  * Sebanyak seratus juta anak mungkin hidup di jalan-jalan di
    perkotaan di seluruh dunia. Sebagian besar tidak memiliki 
    keluarga. Beberapa anak ditelantarkan begitu saja; lainnya lari 
    dari rumah karena dianiaya dan diabaikan.
 
  * Enam penyakit yang dapat dicegah -- cacar air, batuk akut, 
    difteri, TBC, polio, dan tetanus -- menjadi penyebab kematian 
    jutaan anak setiap tahun. Banyak juga anak-anak yang meninggal 
    karena dehidrasi (padahal mudah diobati dengan gula dan air). 
   
  * Di beberapa negara, hanya segelintir anak yang mengenyam 
    pendidikan selama beberapa tahun. Anak perempuan dan anak-anak 
    cacat bahkan hampir tidak mendapat kesempatan memeroleh 
    pendidikan. Hal inilah yang menutup kesempatan bagi mereka untuk
    menjadi orang dewasa dan memenuhi kebutuhannya sendiri.
 
  Kini, kebutuhan untuk merawat mereka sangatlah mendesak dan penting 
  untuk dilakukan. Anak-anak yang menderita kekurangan gizi akan 
  tergantung pada perawatan orang lain selama hidupnya karena 
  kerusakan otak yang terjadi akibat absennya nutrisi utama selama 
  masa-masa penting pertumbuhan mereka.

  Setiap hari, lebih dari 40.000 orang meninggal akibat   
  masalah-masalah yang berkaitan dengan kelaparan. Saat ini, negara 
  Afrika menjadi tempat yang paling memprihatinkan karena 20 juta 
  orang di sana, di Ethiopia, Sudan, Mozambik, dan Angola, terancam 
  kelaparan. Namun, kemiskinan juga ada di dekat kita. Lebih dari 32 
  juta orang Amerika hidup di bawah garis kemiskinan -- 40% di 
  antaranya adalah anak-anak -- dan sebanyak 4 juta orang Amerika 
  tinggal di jalanan. Beberapa angka statistik menggambarkan 
  kemiskinan di Amerika. 
  
    Pada tahun 1989, para wanita yang kecanduan obat-obatan melahirkan 
    375.000 bayi, 470.000 bayi dilahirkan oleh ibu usia remaja yang 
    belum bekerja dan tanpa ayah. Dua puluh lima persen dari seluruh 
    wanita hamil tidak mendapat perawatan menjelang proses persalinan, 
    sementara Amerika Serikat menduduki peringkat ke-18 sedunia dalam 
    hal kematian bayi. Dua puluh lima persen murid SMU putus sekolah 
    sebelum lulus dan 75%-nya tidak mampu menulis surat lamaran 
    pekerjaan. (Gordon Aeschlimamn, GlobalTrends, Downers Grove, Ill.: 
    Intervarsity Press, 1990).
  
  Jelas, dunia yang kelaparan ini memerlukan respons yang utuh dan 
  cerdas dari orang-orang Kristen. Kita beruntung karena Tuhan tidak 
  hanya memberi kita hati yang penuh belas kasihan, namun juga kepala 
  yang dapat berpikir dan kemampuan yang mampu mengimbangi 
  tantangan-tangangan tersulit dalam memerangi kelaparan.

  1. "Mensponsori" Anak

     Mensponsori anak mungkin merupakan respons paling lazim yang 
     telah kita pahami dalam menghadapi kelaparan. Dengan sangat ahli, 
     beberapa organisasi dikelola untuk memenuhi kebutuhan orang-orang 
     yang tiba-tiba terjebak dalam tragedi kelaparan, banjir, gempa 
     bumi, atau perang. Organisasi-organisasi yang sama itu juga 
     melaksanakan proyek pengembangan jangka panjang yang dikerjakan 
     bersama-sama dengan masyarakat yang membutuhkan. Dengan 18 -- 30 
     dolar, Anda dapat membantu memberikan segala nutrisi, pendidikan, 
     dan perawatan kepada seorang anak di Afrika, Asia, atau Amerika 
     Latin, yang tentu saja dibutuhkan mereka di kemudian hari.

     Hanya sedikit dari kita yang mengenali anak yang kelaparan secara 
     pribadi. Kelaparan merupakan tragedi tak dikenal yang nampaknya 
     jauh dari lingkungan di sekitar kita. Bahkan, kita tidak dapat 
     membayangkan anak tetangga kita sekarat karena kelaparan. Program 
     sponsor anak dapat membantu kita melontarkan pertanyaan mendasar, 
     Apakah saya mengetahui nama orang yang kelaparan? Hal ini 
     merupakan sesuatu yang sangat pribadi. Keuntungan paling besar 
     dari program sponsor anak (selain kebutuhan anak yang jelas dan 
     mendesak) adalah bahwa sang sponsor menerima foto anak, lengkap 
     dengan nama dan asal usulnya. Mengenali anak yang kelaparan 
     secara pribadi membuat kita menyadari dengan lebih serius dampak 
     yang ditimbulkan oleh kelaparan bagi dunia. Jika Anda tidak 
     mengetahui nama-nama orang yang kelaparan, pertimbangkan untuk 
     bergabung dalam program sponsor anak.
 
  2. Anak Asuh

     Terdapat sekitar 325.000 anak asuh di Amerika sekarang ini. 
     Sebagian besar dari mereka adalah korban kekerasan, baik 
     pelecehan seksual maupun kekerasan emosional, kehilangan orang 
     tua karena meninggal, atau kemiskinan yang membuat orang tua 
     tidak mampu lagi merawat anak-anaknya. Beberapa dari anak itu 
     dilahirkan oleh para remaja yang hamil dan menolak untuk aborsi.

     Kita harus bertanya, "Ke mana perginya anak-anak itu?" Seorang 
     anak asuh berada di bawah perwalian pengadilan, maksudnya anak 
     tersebut secara hukum dipelihara oleh negara. Pengadilan akan 
     memutuskan ke mana anak-anak tersebut akan pergi, dan sayangnya, 
     hanya ada 125.000 keluarga di Amerika yang mau membuka pintu 
     rumah mereka. Seharusnya tidak demikian. Ada satu gereja di 
     Amerika bagi setiap anak asuh. Orang-orang Kristen bisa 
     menjangkau dan melayani "orang-orang yang terabaikan itu".

     Memelihara anak asuh jelas lebih menyita waktu dan energi 
     dibandingkan program sponsor. Namun jika orang-orang Kristen 
     mengatasi kebutuhan ini bersama-sama, anak-anak itu bisa 
     mendapatkan keluarga yang menyenangkan. Lakukan pendekatan 
     terhadap badan penggembalaan gereja Anda dan ungkapkan gagasan 
     mengenai anak asuh ini sehingga gereja menyetujuinya dan memberi 
     kesempatan untuk mengasuh paling tidak satu anak. Karena 
     pengasuhan anak merupakan suatu keputusan penting yang harus 
     diambil oleh sebuah keluarga, maka gereja bisa saja membentuk 
     komite yang dianggotai oleh orang-orang yang tertarik dengan 
     masalah pengasuhan anak. Tugas komite tersebut termasuk 
     menyediakan bantuan nyata bagi keluarga yang mengasuh anak 
     tersebut. Anggota komite bisa juga mengajukan diri untuk mengasuh 
     anak.

     Cari informasi di kantor pemerintah lokal di daerah Anda, pusat 
     terapi, atau gereja mengenai pengasuhan anak. Masing-masing 
     negara memiliki aturan dan prosedur sendiri-sendiri.  
  
  3. Adopsi

     Mengadopsi anak merupakan bentuk bantuan paling tinggi yang bisa 
     diberikan bagi anak, tapi jelas memberikan tuntutan yang paling 
     besar bagi keluarga yang bersangkutan. Contohnya, ribuan anak 
     Amerika Utara tidak akan pernah memiliki ayah atau ibu. Mereka 
     hanya akan berpindah-pindah dari satu keluarga asuh ke keluarga 
     asuh yang lain sesuai persyaratan yang ditentukan pengadilan 
     sampai mereka berusia delapan belas tahun. Pada dasarnya, mereka 
     adalah yatim piatu. Rasul Yakobus mengatakan bahwa memelihara 
     yatim piatu adalah ibadah yang murni. Bentuk pelayanan kepada 
     sesama ini mencerminkan agungnya kelemahlembutan dan belas 
     kasihan hati Allah bagi manusia. Bapa Surgawi kita begitu peduli 
     dengan kondisi anak yatim piatu yang memprihatinkan.

     Mungkin Tuhan menggerakkan Anda untuk mengadopsi anak. Jika Anda 
     terdorong mengikuti tuntunan Allah itu, ada beberapa hal yang 
     bisa Anda lakukan untuk memulainya. Bertanyalah dengan orang tua 
     yang sudah pernah mengadopsi anak. Anda akan mendengar banyak 
     kisah sukses yang membahagiakan serta kesulitan dan kegagalan. 
     Baca kisah-kisah tersebut di perpustakaan di daerah Anda, minta 
     kepada kantor departemen sosial di daerah Anda untuk mengatur 
     pertemuan dengan staf yang bertanggung jawab dalam bidang adopsi 
     di bawah pengawasan negara. Adakan tanya jawab dengan badan 
     pengadopsian anak dan berbicaralah dengan anak yang akan Anda 
     adopsi. Bertanyalah kepada Allah, semampu Anda, untuk mengerti 
     apakah Anda dan pasangan Anda memang terpanggil untuk mengadopsi 
     anak. Keputusan Anda ini penting dan harus datang dari lubuk hati 
     yang paling dalam karena keputusan ini harus lebih banyak 
     menguntungkan pihak anak. Mintalah keterangan juga tentang 
     beragam pengeluaran yang berkaitan dengan pengadopsian anak.

     Jika Anda merasa ini adalah pimpinan Tuhan bagi Anda, bertanyalah 
     kepada pegawai pemerintah mengenai aturan-aturan mengadopsi anak 
     di daerah Anda. Mereka, dan mungkin beberapa gereja di daerah 
     Anda dapat memberi informasi tentang organisasi pengadopsian anak 
     yang memiliki reputasi yang baik. Pertimbangkan apakah Anda 
     bersedia mengadopsi anak keturunan campuran atau anak yang 
     memiliki sedikit cacat tubuh. Seperti yang kami sarankan dalam 
     pembahasan tentang anak angkat, cari tahulah apakah gereja lokal 
     Anda akan bersedia membentuk kelompok pendukung yang dikhususkan 
     untuk membantu Anda dan pasangan Anda saat melakukan keputusan 
     penting ini. (t/Setyo) 
  
  Diterjemahkan dari:
  Judul Buku: 50 Ways You Can Feed a Hungry World
  Penulis: Tony Campolo dan Gordon Aeschliman
  Penerbit: Intervarsity Press, Illinois 1991
  Halaman: 9 -- 11 dan 45 -- 50

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

THE FAMILY RESEARCH COUNCIL (FRC)
==>    http://www.frc.org/
  The Family Research Council (FRC) telah berdiri sejak tahun 1983. 
  Misi FRC adalah memperjuangkan prinsip nilai-nilai kekristenan yang 
  diajarkan Alkitab untuk diaplikasikan dalam pernikahan dan keluarga, 
  karena mereka percaya bahwa pernikahan dan keluarga adalah fondasi 
  peradaban, sumber benih-benih kebaikan ditanamkan, dan sumber 
  kehidupan bagi masyarakat. FRC menerbitkan buku-buku dan pamflet, 
  berbicara di media massa dan pertemuan-pertemuan umum, serta 
  menyelenggarakan debat publik dan memformulasi kebijakan publik yang 
  menghargai hidup manusia dan menegakkan institusi pernikahan dan 
  keluarga. Sepanjang sejarahnya, secara perlahan tapi pasti, FRC 
  telah memberikan pengaruh yang berskala nasional, khususnya bagi 
  kebijakan-kebijakan pemerintah Amerika terhadap masalah-masalah anak 
  dan keluarga melalui nilai-nilai kekristenan yang dipraktikkan. 
  Pemimpinnya yang terakhir, Tony Perkins, menulis dan mengesahkan 
  undang-undang AS yang pertama mengenai akad nikah untuk mengatasi 
  masalah sosial yang muncul akibat ketidakstabilan pernikahan dan 
  perceraian tanpa alasan yang jelas. Mereka memiliki beberapa prisip 
  utama dalam melakukan misinya itu, antara lain (1) Tuhan itu ada dan 
  berkuasa atas semua ciptaan; (2) kehidupan dan cinta itu saling 
  terkait dan keduanya menemukan eskpresi alami dalam institusi 
  pernikahan dan keluarga; dan (3) pemerintah bertugas melindungi 
  pernikahan dan keluarga melalui hukum dan kebijakan publik. Kunjungi 
  situsnya untuk tahu lebih jauh mengenai dewan ini. 

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

B E L A R U S
  Pada bulan Januari, ada sukacita besar karena tanpa diduga, Z telah 
  keluar dari penjara. Dia ditahan selama lebih dari satu tahun karena 
  pro demokrasi. Pada tanggal 23 Januari, dia ditemui oleh orang 
  tua dan teman-temannya yang sangat bersukacita karena mengetahui 
  bahwa dia akan dibebaskan dua bulan lebih awal dari yang 
  diperkirakan.

  Sayangnya, Z kembali ditangkap bersama dengan beberapa rekannya 
  setelah terlibat dalam protes damai di Minsk, ibu kota Belarus. 
  Lebih dari delapan puluh orang yang terlibat dalam protes damai 
  tersebut ditangkap dalam sebuah pertemuan yang bermaksud menandai 
  sembilan puluh tahun hari jadi Belarus sebagai negara merdeka.

  Perayaan pada tanggal 25 Maret yang dikenal sebagai "Hari 
  Kemerdekaan" itu memberi kesempatan bagi pengunjuk rasa untuk 
  bangkit menentang penyalahgunaan hak asasi manusia di bawah 
  pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko. Banyak sekali pengunjuk 
  rasa yang dipukuli dengan membabi buta, ditahan oleh polisi, dan 
  didenda berdasarkan Undang-Undang Administratif pasal 23.34 karena 
  "mengacaukan aturan organisasi atau mengadakan kegiatan massa" 
  mengingat pertemuan tersebut tidak mendapat izin dari otoritas 
  Minsk. 

  Masyarakat Kristen di Belarus terus-menerus menderita, namun masih 
  tetap bertahan untuk menyuarakan kemerdekaan dan demokrasi. Mohon 
  tetap mendukung mereka dalam doa. (t/Setyo)
  Diterjemahkan dari: 
  Judul buletin: Body Life, Edisi April 2008, Volume 26, No. 4 
  Judul artikel: World Christian Report
  Judul bab: 80 Arested in Peaceful Protest
  Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
  Halaman: 4
  Pokok Doa:
  * Mohon dukungan doa bagi negara Belarus, khususnya bagi Z dan para
    pengunjuk rasa yang peduli dalam memperjuangkan hak-hak asasi umat 
    Kristen.
  * Berdoa agar pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko belajar 
    mengasihi rakyatnya dan memiliki rasa takut akan Tuhan sehingga 
    bisa dipakai Tuhan untuk membangun kesejahteraan bangsa ini.
    
P A P U A  N U G I N I
  Sebanyak 59 orang suku Siawi yang baru bertobat, memutuskan untuk 
  mengikut Tuhan dan mendapatkan baptisan air pada hari Minggu, 8 
  Juni, demikian dilansir New Tribes Missions. Saat ini, kira-kira ada 
  seratus orang Siawi yang sudah dibaptis dan semakin bertumbuh dalam 
  iman.
  
  Banyak halangan muncul, namun orang Siawi tidak membiarkan ibadah 
  baptisan dibatalkan. Misalnya, sungainya dangkal karena selama 
  seminggu hujan tidak turun, oleh karena itu orang Siawi membuat 
  bendungan untuk membuat genangan air yang lebih dalam. Mereka juga 
  sempat menunda baptisan selama beberapa waktu karena menunggu 
  seorang misionaris, Tom, sembuh dari sakit malarianya.
  
  Karena Tom masih lemah, dia dan misionaris lain, Jason, meminta Kwae 
  dan Liae menggantikannya dalam ibadah baptisan tersebut. Kwae dan 
  Liae dengan gembira menggantikannya, mereka pun mendapatkan 
  kesempatan untuk membaptiskan putra-putrinya. Setelah baptisan, para 
  misionaris meminta semua orang Siawi yang percaya untuk berdiri 
  bersama-sama dengan umat percaya yang baru saja dibaptis itu.
  
  "Kerinduan kami adalah agar mereka mulai menyadari bahwa mereka 
  adalah satu tubuh di dalam Kristus," tulis misionaris Danielle. 
  "Gereja di sini memiliki banyak divisi, dan karenanya, selain surat 
  Roma, mereka juga perlu diberi pelajaran dari surat 1 Korintus." 
  Para misionaris mulai mengajarkan surat Roma setelah menyelesaikan 
  surat Kisah Para Rasul beberapa minggu yang lalu. Sekitar seratus 
  orang Siawi sudah mengikuti pelajaran Alkitab.
  
  Orang Kristen Siawi mulai menyadari bahwa mereka harus melakukan 
  apa yang mereka pelajari dalam Alkitab. Ada larangan-larangan yang 
  perlu mereka lakukan. Budaya mereka merupakan perbudakan atas ilmu 
  sihir, roh-roh, sakit penyakit, dan kematian. Kwae menjadi semakin 
  bijaksana setelah mendengar pelajaran terakhir dari Kisah Para 
  Rasul. "Saya tidak bisa berhenti memikirkan apa yang Rasul Paulus 
  katakan dalam Kisah Para Rasul 28:26. Yesaya menuliskan bahwa orang 
  Yahudi akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti. Kami pun 
  sama seperti itu," katanya.
  
  Pelajaran tentang baptisan muncul berkali-kali saat suku Siawi 
  mempelajari Kisah Para Rasul dan para misionaris menawarkan 
  kesempatan bagi orang Siawi untuk dibaptis jika mereka tergerak. 
  Mereka ingin memastikan bahwa orang-orang yang ingin dibaptis 
  betul-betul mengerti pentingnya keselamatan dan tujuan baptisan.
  
  Mereka heran ketika Noa, Eke, dan Sek -- para pemuda yang mengacau 
  di gereja -- menyatakan keinginan mereka untuk dibaptis. Eke sering 
  melempari gereja dengan batu saat pelajaran Alkitab sedang 
  berlangsung. "Oh, ya, sebelum saya menjadi pengikut Kristus. Saya 
  tidak peduli dengan jalan Tuhan. Namun saat saya mendengar 
  pengajaran Kisah Para Rasul, pemahamanku menjadi jelas," cerita Eke 
  kepada Danielle dan Jason.
  
  "Saya tahu bahwa kematian Kristus membuat jalan bagiku ke surga. 
  Darah-Nya telah tercurah bagiku dan tak ada cara lain untuk membayar 
  dosaku. Saya ingin dibaptis karena itulah yang Yesus katakan untuk 
  dilakukan semua orang yang percaya kepada-Nya. Saya ingin melakukan 
  perintah Yesus." (t/Setyo)
  Diterjemahkan dari: Mission News Network, Agustus 2008
  Alamat URL: http://www.MNNonline.org/article/11336
  Pokok Doa:
  * Mengucap syukur untuk para petobat baru dari suku Siawi. Doakan 
    agar mereka berakar kuat dalam Tuhan supaya mereka dapat bertahan 
    dari berbagai macam pencobaan yang ingin menarik mereka kembali 
    ke kehidupan lamanya. 
  * Doakan untuk kegiatan penginjilan yang dilakukan oleh para 
    misionaris dan jemaat lokal di Siawi, agar Tuhan memampukan mereka 
    dalam bekerja di ladang-Nya dan memberi kekuatan serta 
    perlindungan.  

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

              TANAH UNTUK MERELOKASI PENGUNGSI TOBELO
 
  Kerusuhan di kepulauan Halmahera mengakibatkan ribuan orang terpaksa 
  mengungsi. Mereka menyebar ke berbagai tempat yang lebih aman. 
  Hingga saat ini, sebagian besar dari mereka masih tinggal di tempat 
  pengungsian karena mereka tidak mungkin kembali lagi ke tempat asal 
  mereka. Kondisi lingkungan pengungsian mereka sangat memprihatinkan. 
  Pengungsi asal desa Tutumaleleo menempati tanah milik orang lain di 
  sebuah tepi laut, dan kini mereka diminta untuk meninggalkan tempat 
  itu oleh tuan tanahnya.
 
  Sumber: Buletin Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Juli-Agustus 
          2008, Hal. 9. 
          
  POKOK DOA:
  
  1. Berdoa untuk penduduk kepulauan Halmahera yang telah 
     diporak-porandakan oleh kerusuhan yang sangat menyakitkan hati. 
     Kiranya kasih Tuhan yang pernah ditaburkan di tanah ini boleh 
     tetap bertumbuh dan menjadi pengharapan untuk mereka dapat 
     kembali bersatu.
  
  2. Berdoa untuk para pengungsi di Halmahera, agar Tuhan memberikan 
     perlindungan dan penghiburan kepada setiap keluarga, serta 
     memberi kekuatan untuk mereka dapat menjalani kehidupan di
     tempat yang baru.

  3. Berdoa juga agar para pengungsi tetap sabar dan berpengharapan 
     hanya di dalam Tuhan, serta tidak menghakimi pihak-pihak yang 
     telah menyerang wilayah mereka. 

  4. Mengucap syukur untuk lahan baru yang sudah Tuhan sediakan bagi 
     para pengungsi. Doakan agar para pengungsi dapat menikmati dan 
     memiliki kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru.
     
  5. Doakan juga untuk fasilitas umum yang belum tersedia di tempat 
     pengungsian yang baru, agar Tuhan menggerakkan lebih banyak orang 
     percaya untuk menopang kebutuhan para pengungsi.   
  
  6. Mengucap syukur juga untuk para donatur yang telah membantu para 
     pengungsi, baik dalam doa maupun dana. Tuhan Yesus memberkati 
     pekerjaan dan pelayanan Anda semua. 
  
______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak 
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan 
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org