Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2004/37 |
|
e-JEMMi edisi No. 37 Vol. 7/2004 (16-9-2004)
|
|
====================================================================== ><> ><> Buletin e-JEMMi <>< <>< Edisi September 2004, Vol.7 No.37 ====================================================================== SEKILAS ISI: o [Editorial] o [Artikel Misi] : Kelebihan Gereja Rumah Dibandingkan dengan Gereja Tradisional o [Profil/Sumber Misi] : Home Church Discussion List, House Church Central o [Doa Bagi Misi Dunia]: Papua Nugini, China, dan Rusia o [Doa Bagi Indonesia] : Korban Peledakan Bom di Kedubes Australia o [Surat Anda] : Ingin Mengetahui Pelayanan Lintas Budaya o [URLs Edisi Ini] ********************************************************************** Anda diizinkan mengutip/meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari Buletin e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan mencantumkan SUMBER ASLI dari setiap bahan dan Buletin e-JEMMi sebagai penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia. Thanks. ********************************************************************** ~~ EDITORIAL ~~ Salam dalam kasih Kristus, Dalam bukunya yang berjudul "GEREJA RUMAH YANG MENGUBAH DUNIA", Wolfgang Simson menjelaskan pendapatnya tentang dua belas kelebihan yang dimiliki oleh gereja rumah bila dibanding dengan gereja tradisional. Bagi Anda yang telah terlibat dalam pelayanan gereja rumah, kami mengundang Anda untuk membagikan kesaksian dan pengalaman seputar gereja rumah di wilayah Anda, atau boleh juga Anda menanggapi pendapat yang disharingkan oleh Wolfgang Simson dalam kolom Artikel Misi minggu ini. Kami menunggu kiriman Anda melalui Redaksi e-JEMMi dengan alamat: <staf-misi@sabda.org>. Bagi Anda yang belum cukup mengenal tentang pelayanan gereja rumah dan ingin mengenal lebih dalam, silakan menyimak sajian kami minggu ini. Selain itu, Anda juga dapat berkunjung ke arsip Situs SABDA.org bagian Publikasi e-JEMMi, Edisi 33/2003, yang membahas topik tentang gereja rumah. Nah, berikut ini alamatnya: ==> http://www.sabda.org/publikasi/misi/2003/33/ Kami berharap, edisi minggu ini dapat menambah wawasan Anda tentang pelayanan gereja rumah. Selamat beribadah! Redaksi Buletin e-JEMMi *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= "Hanya mereka yang telah belajar melayani yang pantas menjadi pemimpin." *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ ARTIKEL MISI ~~ KELEBIHAN GEREJA RUMAH DIBANDINGKAN DENGAN GEREJA TRADISIONAL ============================================================= Saya menemukan paling tidak ada dua belas kelebihan pergerakan gereja rumah dengan dasar sel bila dibanding dengan gereja tradisional kongregasional. 1. Multiplikasi dan Pemuridan ----------------------------- Gereja rumah adalah suatu acuan yang mengutamakan multiplikasi dan pemuridan dengan potensi pertumbuhan yang besar, karena "sel" sendiri merupakan bagian yang dapat memultiplikasikan dirinya sendiri. Pembinaan, multiplikasi, dan pemuridan adalah inti dari konsep ini. Sidang jemaat sama sekali bukanlah sebuah acuan atau model pemuridan, dan secara struktural cenderung mencegah terjadinya pembinaan dan pemuridan. Pemuridan tidak pernah hanya berarti satu- sama-satu: sesungguhnya pemuridan merupakan tugas komunitas. Selain karena Roh Kudus, pengaruh dari teman sebaya merupakan guru yang paling handal di muka bumi, dan hal ini tidak dapat dipungkiri oleh orangtua yang memiliki anak remaja. Gereja rumah juga menerapkan cara ini. Orang-orang yang telah ditebus saling bertanggung jawab satu sama lain, dengan cara yang sehat dan penuh kasih, saling menimba pelajaran tentang nilai-nilai kerajaan baru, menjadi teman dan keluarga bagi teman yang lain, dan saling menolong dalam kehidupan baru mereka. Tidak ada seorang pun yang dibiarkan bergumul sendirian dan menyembunyikan masalah-masalahnya, dan karena hal itulah, setiap orang cepat menjadi dewasa. 2. Struktur yang Tahan Aniaya ----------------------------- Melalui cara hidup mereka yang sederhana dan fleksibel, juga roh tahan aniaya yang mereka miliki, gereja-gereja rumah dapat berkembang sampai pada tahap menjadi struktur yang tahan terhadap aniaya, atau setidaknya melawan aniaya sebagai sebagai kebalikan dari jenis tradisional yang sangat mudah terlihat dan tidak bisa dipindah-pindahkan dari "gereja dengan salib di puncak menara". 3. Bebas dari Penghalang-penghalang Pertumbuhan Gereja ------------------------------------------------------ Begitu ada perhatian penuh untuk mencegah beralihnya gereja rumah dari suatu organisme menjadi organisasi, gereja rumah dapat bermultiplikasi secara mitosis, suatu proses reproduksi sel, dan pertumbuhan pergerakan benar-benar akan terbebas dari penghalang- penghalang pertumbuhan gereja. 4. Semakin Banyak yang Terlibat, semakin Efisien ------------------------------------------------ Gereja kongregasional seringkali bertumpu pada suatu program. Sebagian besar program itu diatur oleh anggota jemaat. Hal ini telah terbukti bahwa hal tersebut tidak efisien dan sumber daya manusianya seringkali tidak cukup, biasanya hanya melibatkan 20% dari jumlah anggota jemaat ada, yang sudah kelelahan mengerjakan pekerjaan pelayanan bagi anggota lain yang lebih pasif, yaitu sekitar 80% jemaat yang tersisa. Dalam gereja rumah, hampir setiap orang dengan mudah dan secara alami akan terlibat, ranting yang mati dipangkas. Karena mereka yang terlibat merasa dipuaskan, jadilah mereka orang- orang yang bahagia, sehingga kualitas dan efisiensi gereja secara keseluruhan terus bertumbuh. 5. Menghancurkan Dilema Pelayanan Pastoral ------------------------------------------ Model gereja rumah akan menghancurkan dilema pelayanan pastoral, suatu masalah yang umum dan menggerogoti gereja kongregasional; seiring dengan pertambahan jumlah anggota, kualitas pelayanan pastoral biasanya menurun. Hal tersebut disebabkan karena gembala sidang tidak sanggup lagi memelihara domba-dombanya dengan baik. 6. Menyediakan Wadah untuk Transformasi dan Tanggung Jawab Kehidupan -------------------------------------------------------------------- Gereja rumah merupakan landasan ideal untuk mengubah nilai atau pandangan hidup, memindahkan kehidupan yang pada akhirnya akan mengubah gaya hidup. Analisis terhadap gereja-gereja di negara barat menunjukkan bahwa gereja kongregasional hampir pasti tidak efektif di dalam hal mengubah nilai-nilai dasar dan gaya hidup anggota jemaat. Banyak orang Kristen yang mengikuti gaya hidup orang-orang di sekitarnya, sehingga mereka tidak bisa lagi dibedakan dalam masyarakat dan kehilangan ketajaman profetisnya. Gereja rumah memberi tempat bagi transformasi nilai yang radikal, serta penataan ulang kehidupan. Selain itu, juga menawarkan kehidupan yang bertanggung jawab, yang sifatnya saling menguntungkan dan hidup, di mana terdapat pengaruh teman sebaya yang telah ditebus, yang memang ditolong untuk melakukan hal-hal yang baik, bukan yang buruk. 7. Rumah adalah Tempat Paling Efektif bagi Orang Kristen Baru ------------------------------------------------------------- Banyak hal mengenai mentalitas yang berfokus pada diri sendiri dalam gereja kongregasional yang telah ditulis, di mana gereja dan programnya menjadi pusat, dan hal-hal lain senantiasa berputar di sekelilingnya. Struktur ini tidak menyukai orang-orang baru yang datang "memporakporandakan aturan dan situasi". Dengan kata lain, gereja kongregasional adalah zona yang kurang ramah bagi orang- orang Kristen baru, berdasarkan laporan tentang besarnya jumlah, hampir mencapai 99% mereka yang meninggalkan apa yang dinamakan "program follow-up kegiatan penginjilan". Sebaliknya, gereja sel atau gereja rumah adalah zona paling efektif, alami, dan ramah bagi orang-orang baru untuk datang dan membina hubungan dalam komunitas Kristen. Gereja rumah menyediakan orangtua (ayah dan ibu) rohani, bukan guru-guru dan kertas. Gereja rumah juga membalikkan arah pandang orang-orang Kristen, dan tidak membawa orang ke dalam gereja, melainkan membawa gereja kepada masyarakat. 8. Menjadi Jalan keluar bagi Krisis Kepemimpinan ------------------------------------------------ Gereja rumah dipimpin oleh para penatua, dan bukan sekadar itu saja, lebih tua daripada sebagian besar orang di dalam komunitas, tanpa harus berlagak "dituakan". Para penatua itu tidak harus menjadi pembawa acara yang trampil dan guru yang pandai: ayah dan ibu rohani sejati dan rendah hati dengan anak-anak yang taat merupakan modal awal yang baik. Orang-orang seperti itu telah bertahun-tahun menjalani kehidupan yang mendewasakan dan teruji oleh waktu, bukannya seorang lulusan sekolah Alkitab yang mampu menjalankan beberapa fungsi rohani. Kepemimpinan seperti ini dapat dengan mudah ditemukan dan dikembangkan di mana saja tanpa harus menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk sekolah teologi. Dia bergantung pada masukan dan dukungan kerasulan serta profetik, yang pertama kali dan terus-menerus dia terima, pelayanan yang ada di dalam diri mereka dapat berkembang dan akan berpadu serasi serta bertumbuh secara eksponensial (bilangan berpangkat) bersamaan dengan pergerakan gereja rumah yang bermultiplikasi. Apa yang kita kenal sebagai Sekolah Minggu, Sekolah Alkitab, dan seminari kebanyakan bersifat statis, suatu sistem pengembangan kepemimpinan yang pada dasarnya bersifat tambahan, yang bila bertumbuh, paling-paling secara linier dan tidak secara eksponensial. Lembaga-lembaga di atas merupakan sistem yang bersifat informasional, bukan sistem yang transformasional, seperti yang dengan tepat ditunjukkan oleh Beckham. Oleh karena itu, mereka tidak dapat menandingi multiplikasi pergerakan gereja rumah dengan kebutuhan akan para penatua yang juga bertumbuh secara eksponensial. 9. Mengatasi Perbedaan antara Hamba Tuhan dan Orang Awam -------------------------------------------------------- "Di dalam Perjanjian Baru, kita tidak akan menemukan ayat-ayat petunjuk tentang seorang gembala sidang memimpin sebuah sidang jemaat," kata Barney Coombes. Gereja rumah sama sekali tidak memerlukan seorang gembala sidang seperti yang kita pahami selama ini, sebab para penatua berfungsi, bersama-sama dalam karunia- karunia gereja rumah yang saling menyokong, untuk memelihara dan memultiplikasikan kehidupan gereja. Kenyataan ini mematahkan kutuk perbedaan hamba Tuhan dengan kaum awam, yang justru ditekankan oleh gereja kongregasional. 10. Gereja Rumah lebih Alkitabiah --------------------------------- Kita tidak bisa mengabaikan pewahyuan alkitabiah lebih lama lagi sambil berharap bisa berlalu begitu saja. Tradisi memang merupakan guru yang tangguh, tetapi Firman Allah lebih dapat dipercaya dan jauh lebih baik. Bahkan, pada era pasca modernisme dan relativitas, Alkitab tetap mengajarkan hal-hal yang absolut, tidak terbantah. Alkitab sama sekali tidak mengajarkan bahwa sebuah kumpulan kudus yang berkumpul pada hari dan jam kudus di tempat yang kudus untuk berpartisipasi dalam sebuah upacara kudus yang dipimpin oleh orang- orang kudus berpakaian kudus demi gaji yang kudus adalah gambaran dari sebuah gereja Perjanjian Baru. Pekerjaan Allah yang dilakukan dengan cara Allah, sampai kini tetap mendatangkan berkat Allah. Bahkan di zaman Musa, Allah menyuruhnya membangun "seperti contoh yang telah Kutunjukkan". Kita tidak akan rugi jika kita bergumul dengan tradisi yang kita yakini demi mendapatkan kebenaran alkitabiah, sebab bukan tradisi yang akan membebaskan kita, melainkan Firman Allah. 11. Tidak bisa Disangkal, lebih Murah ------------------------------------- Gereja kongregasional dapat didefinisikan sebagai "rencana ditambah gedung ditambah pendeta ditambah gaji ditambah program". Definisi dari gereja rumah adalah "orang ditambah rumah biasa ditambah iman ditambah membagikan kehidupan", yang jelas-jelas lebih murah. Jika gereja-gereja kongregasional membutuhkan dana yang luar biasa untuk berdiri, dan lebih banyak uang lagi untuk memelihara serta menyebarluaskannya, maka sel dan gereja rumah sebenarnya justru menghasilkan uang, karena mereka memproduksi lebih banyak daripada yang dikonsumsi. Pada zaman yang banyak memperdengarkan jeritan yang tidak pernah berhenti meminta lebih banyak uang bagi "pelayanan gereja", kita tidak boleh menganggap remeh pilihan-pilihan yang ada, tetapi kita seharusnya menjadi hamba yang setia dari talenta keuangan yang telah Allah berikan kepada kita. 12. Gereja Rumah Membangkitkan Gereja Kota ------------------------------------------ Saya menemukan bahwa gereja sekarang mengatur diri mereka dalam empat tingkatan: a) Di rumah (dimana sebuah persekutuan yang hidup dapat berlangsung, terlepas dari nama yang kita berikan); b) Gereja kongregasional (gereja denominasi yang berorientasi pada pertemuan ibadah atau kebaktian tradisional); c) Kota atau wilayah; d) Denominasi (jaringan kerja, konferensi, atau organisasi dari gereja-gereja denominasi dalam suatu daerah). Jika gereja tradisional, terutama berfokus pada tingkatan b dan d, maka gereja sel berfokus pada tingkatan a dan b. Di sisi lain, gereja rumah membuat kita terfokus pada tingkatan a dan c. Gereja dalam Perjanjian Baru dinamakan sesuai dengan lokasi geografisnya, bukan atas denominasi. Bersama gelombang pergerakan baru gereja rumah ini, terbuka pula sebuah jalan pulang menuju bentuk "gereja kota", yang artinya gereja dari sebuah kota semua orang Kristen dari kota atau wilayah itu, bertemu secara rutin atau pun tidak dalam pertemuan raya sekota. Dalam pertemuan tersebut, orang-orang Kristen yang paling berkarunia di kota itu dan para hamba Anak Domba yang rendah hati melupakan semua gelar dan aliran politik, lalu, dalam kedewasaan rohani yang baru, mempersembahkan nama, denominasi, reputasi, dan kesuksesan pribadi demi kemajuan Kerajaan dengan satu orang Raja, sang Anak Domba. Bayangkanlah kegemparan yang terjadi saat orang banyak ini berkumpul, mereka datang dari seluruh penjuru kota, lalu pemimpinnya secara tetap memberikan visi-visi profetik, mengajarkan dasar-dasar kerasulan, berdiri dalam satu kesatuan, saling memberkati, dan berbicara kepada dunia dengan satu suara. Apa yang telah iblis upayakan dengan segala cara agar tidak terjadi akan kembali menjadi kenyataan: "jemaat Roma", "jemaat Efesus", "jemaat Korintus", "jemaat Yerusalem", Wina, Singapura, Baghdad, Kartoum, atau Montevideo akan terjalin kembali satu dengan yang lain, akan saling berkait, membentuk sebuah identitas rohani dan pergerakan bersama dalam satu Tuhan dan Tuan, dan juga berbicara dengan satu suara yang penuh kuasa kepada bangsa dan kotanya. Apa yang terjadi pada tingkatan gereja rumah yang kecil akan tertumpah pada pertemuan yang lebih besar pada skala kota, dimana gereja akan "unggul dalam hal kecil yang kemudian unggul di dalam hal yang besar". Kegembiraan dan sukacita orang-orang Kristen pada tingkat rumah akan berkembang dan menggambarkan kegembiraan seluruh kota. Sehingga tidak seorang pun yang tidak menyadarinya, dan orang akan mengulangi pernyataan yang pertama kali diucapkan di Yerusalem: "Kamu telah memenuhi kota ini dengan pengajaranmu!" Jadi, ini bukan kegairahan yang digerakkan dari atas oleh para motivator dan pembicara impor lewat konferensi-konferensi tiruan yang diselenggarakan berdasarkan nama-nama besar dan tema-tema, sehingga bila Allah memutuskan untuk mengulang lagi contoh-contoh yang terjadi pada hari Pentakosta, yaitu ketika 120 orang Kristen di Loteng Yerusalem tiba-tiba diperhadapkan dengan tantangan untuk mengakomodasi 3.000 orang petobat baru dalam satu hari, mereka akan siap, sebab struktur multiplikasi gereja rumah yang fleksibel akan segera tersedia dan berjalan. Pada banyak tempat di dunia, persekutuan-persekutuan pelayanan rohani (pastoral) dan jaringan doa, baik lokal maupun regional mulai bermunculan. Saya yakin, hal ini dapat menjadi awal bagi suatu proses regional, suatu perhimpunan besar yang dipimpin oleh Roh, yang terjadi secara intuitif dan perlahan dari orang-orang yang memiliki roh yang sama, yang pertama-tama menciptakan hubungan- hubungan yang sehat, lalu bergerak ke arah pembentukan identitas rohani bersama (kolektif), sebuah bejana persatuan, yang di dalamnya, pada suatu titik kairos tertentu dalam sejarah, dapat ditempatkan suatu tantangan yang lebih besar: sebagai suatu kesatuan untuk menerima tantangan untuk memuridkan kota atau wilayah kita -- bersama-sama! Diedit dari sumber: Judul Buku : Gereja Rumah yang Mengubah Dunia Judul Bagian: Kelebihan Gereja Rumah Dibandingkan dengan Gereja Tradisional Penulis : Wolfgang Simson Penerbit : Metanoia Publishing 2003 Halaman : 38 - 45 *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~ HOME CHURCH DISCUSSION LIST (HCDL) ==> http://groups.yahoo.com/group/hcdl ==> http://www.home-church.org/ HCDL (Home Church Discussion List) adalah sarana diskusi melalui media internet yang membahas tentang gereja rumah. Selain sebagai tempat berdiskusi, Situs HCDL juga mempunyai akses ke sejumlah sumber yang bisa membantu pengunjungnya untuk lebih mengenal seluk- beluk gereja rumah. Di dalam Situs HCDL juga tersedia links ke sumber-sumber informasi lain tentang gereja rumah dan informasi- informasi terkait. Nah, tunggu apa lagi? Kami yakin Anda akan sangat diberkati dengan banyak informasi di situs ini. HOUSE CHURCH CENTRAL (HCC) ==> http://www.hccentral.com/directory/ Ada banyak jemaat yang ingin lebih mengetahui dan mengenal tentang keberadaan gereja rumah yang ada saat ini. Halaman Situs HCC menyediakan solusi bagi rasa ingin tahu berbagai jemaat tersebut. Halaman ini berisi daftar gereja-gereja rumah yang bisa dicari berdasarkan lokasinya. Tujuan pembuatan direktori ini adalah untuk membantu pengunjung internet dalam mencari lokasi persekutuan terdekat di wilayah mereka. *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~ P A P U A N U G I N I Walaupun kematian seorang anggota suku yang menjadi sahabat bagi tim New Tribes Mission di Papua Nugini merupakan suatu kehilangan, namun di lain pihak juga bisa menjadi kesempatan untuk memberitakan Injil. Pekerja dari New Tribes Mission melaporkan bahwa ada pemuda yang baru-baru ini meninggal di sebuah desa kecil di Papua. Sesuai dengan tradisi suku tersebut, mereka harus mempersembahkan seekor babi untuk menyucikan tanah. Namun, orang-orang percaya yang ada di wilayah itu bersikeras supaya mereka tidak memberikan persembahan tersebut. Orang-orang percaya ini memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyatakan iman percayanya kepada Yesus. Setelah sekian banyak komunitas dikunjungi, orang-orang percaya di Papua Nugini semakin mempunyai kerinduan untuk mengajarkan Alkitab. Hal tersebut sebagai suatu usaha untuk menuntun mereka yang terhilang kepada Kristus. [Sumber: Mission Network News, September 1st, 2004] * Bersyukur untuk keberadaan tim New Tribes Mission dan orang-orang percaya di Papua Nugini. Keberadaan mereka membantu komunitas yang ada untuk mengenal Injil. * Doakan para pekerja di sana, supaya mereka bisa melihat dan mempergunakan berbagai kesempatan yang Allah berikan untuk mengenalkan Injil kepada masyarakat Papua Nugini. C H I N A Sepatu baru menjadi pintu masuk bagi orang-orang Kristen untuk melayani berbagai panti asuhan. Namun, kurangnya sukarelawan bisa menghambat efektivitas pelayanan outreach yang dilakukan. Perwakilan dari Buckner Orphan Care International mengatakan bahwa mereka membutuhkan sukarelawan yang bersedia menemani tim mereka untuk melakukan pelayanan di China dan Guatemala. Tim ini akan membagi- bagikan sepatu dalam perjalanan misi jangka pendek yang mereka lakukan. Perjalanan misi "Shoes for Orphan Souls" adalah perjalanan misi jangka pendek dimana para sukarelawan mencari dana sendiri untuk membiayai perjalanan mereka. Setelah sampai di China, setiap hari tim ini akan mengunjungi berbagai panti asuhan yang ada dimana mereka dapat menceritakan isi traktat-traktat kecil yang diikatkan bersama sepatu-sepatu yang dibagikan. Penduduk China sangatlah kolot. "Kebanyakan orang tidak pernah -- bahkan orangtua yang akan mengadopsi anak pun tidak pernah berkunjung ke panti asuhan untuk melihat bagaimana keadaan anak-anak di tempat itu. Kami, bahkan membangun relasi yang baik dengan sebuah wilayah Muslim di China yang disebut Urumqi. Mereka membuka pintu lebar-lebar dan mengundang tim kami untuk berkunjung." Masih ada tiga kesempatan terbuka bagi Anda yang tertarik untuk mengikuti perjalanan misi ke China di bulan Oktober nanti. Selain itu, masih diperlukan 20 sukarelawan untuk melayani di Guatemala pada bulan Desember nanti. [Sumber: Mission Network News, August 31st, 2004] Pokok Doa: ---------- * Doakan tim misi jangka pendek yang saat ini melakukan pelayanan di China supaya efektif menjangkau anak-anak panti asuhan. * Berdoa untuk kebutuhan sukarelawan supaya bisa memperlancar pelayanan yang diadakan, baik di China maupun di Guatemala. R U S I A Rekaman tentang Gospel Expedition di Rusia telah disebarluaskan dan umat percaya heran melihat hasil yang dicapainya. Slavic Gospel Association yang menjadi sponsor bagi ekspedisi tersebut, bertujuan untuk memberitakan Injil ke segala penjuru Rusia. "Ekspedisi ini mengunjungi 236 kota di Rusia dalam waktu 221 hari. Tim ini telah melintasi 60.000 km dan mengadakan lebih dari 447 pertemuan penginjilan." Perwakilan tim mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan juga menjadi salah satu bagian dari pelayanan ini. Sementara banyak pimpinan pemerintahan yang memandang penginjilan sebagai aliran sesat, namun tim ekspedisi ini mengerjakan sesuatu yang tidak terduga. "Bagi gereja-gereja Injili, ekspedisi ini memberikan otoritas realisme baru yang belum pernah mereka miliki sebelumnya." [Sumber: Mission Network News, September 1st, 2004] Pokok Doa: ---------- * Doakan follow-up pelayanan Gospel Expedition di Rusia. Dengan demikian, para petobat baru yang dimenangkan bisa mengalami pertumbuhan rohani. * Berdoa bagi gereja-gereja Injili di Rusia supaya mendapatkan semangat baru untuk melanjutkan pelayanan penginjilan yang telah mereka lakukan. *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ DOA BAGI INDONESIA ~~ Korban Peledakan Bom -------------------- Seperti yang telah kita ketahui bersama, pada tanggal 9 September 2004 telah terjadi ledakan bom di depan Kedubes Australia, Jakarta. Jeritan hati dan tangisan pilu dari para korban yang selamat dan keluarga dari korban yang meninggal masih terdengar sampai saat ini. Pada kesempatan ini, kami mengajak Anda untuk berdoa dengan pokok- pokok doa berikut ini: * Para korban yang terluka dalam peristiwa peledakan bom tersebut, supaya mereka bisa mendapatkan perawatan yang diperlukan, baik secara jasmani maupun rohani. * Keluarga dari korban yang meninggal akibat peristiwa peledakan bom tersebut, supaya Allah memberikan kekuatan dan penghiburan kepada mereka. * Pemerintah Indonesia perlu didoakan agar memiliki hikmat bijaksana dalam menindaklanjuti kasus peledakan bom tersebut, supaya ada kerjasama dari berbagai pihak untuk menangani tindak kekerasan tersebut. * Peristiwa peledakan ini kiranya tidak mempengaruhi hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Australia. *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ SURAT ANDA ~~ Dari: giok lien <lienduti@> >Saya ingin mengetahui dan menambah wawasan mengenai pelayanan misi >lintas budaya itu. Bagaimana caranya? >Terima Kasih Redaksi: Kami pernah mengulas tema PELAYANAN LINTAS BUDAYA pada bulan Juli 2004 yang lalu. Ada 4 edisi Buletin e-JEMMi yang membahas tentang seluk-beluk pelayanan tersebut. Untuk itu, silakan Anda mendapatkannya melalui arsip e-JEMMi di Situs SABDA.org bagian Publikasi: * Buletin e-JEMMi Edisi 27/2004 -- Teologi Kebudayaan ==> http://www.sabda.org/publikasi/misi/2004/27/ * Buletin e-JEMMi Edisi 28/2004 -- Kultural-Religius di Asia ==> http://www.sabda.org/publikasi/misi/2004/28/ * Buletin e-JEMMi Edisi 29/2004 -- Sumber Daya ==> http://www.sabda.org/publikasi/misi/2004/29/ * Buletin e-JEMMi Edisi 30/2004 -- Pelayanan Lintas Budaya ==> http://www.sabda.org/publikasi/misi/2004/30/ Kiranya informasi tersebut bisa membantu Anda untuk lebih mengenal pelayanan lintas budaya dan semakin menguatkan kerinduan Anda untuk terlibat di dalamnya. *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ URLS Edisi Ini ~~ * Buckner Orphan Care International http://www.helporphans.org/ * Shoes for Orphan Souls http://www.shoesfororphansouls.org/ * Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ _____________________________ DISCLAIMER ____________________________ Bahan-bahan dlm Buletin e-JEMMi diambil dengan izin dari banyak pihak Copyright(c) 2004 oleh Buletin e-JEMMi --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Situs YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ______________________________________________________________________ Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat Anda kirimkan: Kepala Redaksi --- Natalia Endah S. <owner-i-kan-misi@xc.org>, atau Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi@xc.org> Staf Redaksi: Natalia Endah S., Ratri, Djoko, Tesalonika, dkk. ______________________________________________________________________ Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk berhenti, kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk Situs e-MISI http://www.sabda.org/misi/ Untuk Arsip Buletin e-JEMMi http://www.sabda.org/publikasi/misi/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |