Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/35 |
|
e-JEMMi edisi No. 35 Vol. 14/2011 (6-9-2011)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI ARTIKEL MISI: MEMBAWA DAN MENOLONG MAHASISWA BERTUMBUH DALAM KRISTUS DOA BAGI MISI DUNIA: IRAN, AZERBAIJAN DOA BAGI INDONESIA: JEBOLNYA PINTU AIR DI KALIMALANG, JAKARTA STOP PRESS: INDONESIAN CROSS CULTURAL CONFERENCE (ICCC) Shalom, Dua edisi e-JEMMi (35 dan 36) berturut-turut secara khusus akan membahas tentang pelayanan kepada Mahasiswa. Dalam edisi 35, akan dibahas terlebih dahulu tentang mengapa kita harus membawa dan menolong mahasiswa kepada Kristus dan bagaimana mereka dapat memiliki iman yang bertumbuh di dalam Kristus. Untuk itu, kami mengajak Anda untuk menyimak artikel yang telah kami persiapkan tersebut supaya Anda semakin didorong untuk memiliki hati bagi para mahasiswa. Tuhan Yesus memberkati. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti < novita(at)in-christ.net > < http://misi.sabda.org/ > ARTIKEL MISI: MEMBAWA DAN MENOLONG MAHASISWA BERTUMBUH DALAM KRISTUS A. Membawa Mahasiswa Kepada Yesus. Mahasiswa merupakan bagian dari umat manusia di muka bumi, yang sama dengan manusia berdosa lainnya (Roma 3:23). Keselamatan jiwanya juga menjadi kebutuhan mereka yang hakiki. Untuk apa mereka memiliki ilmu dan kemampuan yang terus berkembang, atau berhasil menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mutakhir dewasa ini, namun jiwanya tidak selamat. Mereka semua membutuhkan Injil. Masa mahasiswa merupakan masa yang cukup rawan, sebab pada masa ini, terjadi kristalisasi nilai hidup dan kepribadian, yang akhirnya akan memengaruhi setiap pengambilan keputusan atau karier. Dalam situasi seperti ini, mereka perlu mendapatkan penjelasan mengenai kasih karunia Allah dalam Yesus, yang menyediakan keselamatan dan hidup kekal. Kasih Yesuslah yang akan membuat hidup mereka menjadi terarah, berarti, dan bermakna. Hamba Tuhan, pendeta, ataupun majelis akan kesulitan untuk menjangkau mahasiswa. Untuk itu mahasiswa Kristen yang sudah Allah tempatkan di kampus, seharusnya mengambil bagian dalam tugas membawa sesama mahasiswa kepada Yesus di kampus. Ladang pelayanan mahasiswa ini cukup strategis, bila dijangkau oleh mahasiswa sendiri. Untuk dapat menuai, kita harus menabur. Bila kita tidak mau menabur, maka tidak mungkin kita mengharapkan pohon yang tumbuh subur dan berbuah lebat. Jika kita mau mendapatkan benih yang sungguh-sungguh dapat bertumbuh dan nantinya diharapkan berbuah lebat, kita harus menabur banyak. Hal ini mengingatkan bahwa tidak setiap benih yang kita tabur, semua akan bertumbuh baik (Matius 13:1-23). B. Menolong Mahasiswa Bertumbuh dalam Kristus. Mahasiswa, Calon Mahasiswa Kristen, dan Mahasiswa Kristen Pemahaman komprehensif status mahasiswa secara teologis, menjadi pertimbangan awal dalam membahas pembinaan mahasiswa. Pertama-tama harus dilihat bahwa semua mahasiswa bukanlah mahasiswa Kristen. Dan bukan semua mahasiswa yang beragama Kristen ialah mahasiswa Kristen. Karena itu, pelayanan penginjilan diarahkan kepada mahasiswa dalam status sebagai calon mahasiswa Kristen. Pelayanan pembinaan ditujukan kepada mereka yang telah percaya. Pembinaan Mahasiswa Kristen Mahasiswa yang telah percaya dan menerima Yesus itulah yang menjadi subjek pelayanan pembinaan dan subjek terbina (yang dibina) -- dalam arti strategis, tanpa memandang bahwa kehadiran pelayan dari luar itu tidak atau kurang berarti. Tetapi, kehadiran pelayan pembina dari luar adalah mitra pelayanan dalam konteks pencapaian visi dan misi pelayanan pembinaan mahasiswa. Konteks Pembinaan Mahasiswa Kristen Setiap mahasiswa Kristen adalah unik di hadapan Allah. Oleh karena itu, perlu perumusan pelayanan pembinaan yang tepat dalam konteks mahasiswa Kristen. Berbagai konteks mahasiswa diuraikan di bawah ini. 1. Mahasiswa dalam Konteks Akademis. Mahasiswa adalah "Homo Academicus", yaitu peserta didik yang berkesempatan mengembangkan potensi nalar, menjunjung tinggi kejujuran moral akademis, sekaligus calon intelektual yang berpandangan luas. Mereka bukan "Homo Mimicrus", yang siap diindoktrinasi dengan harapan mereka dapat meniru dan menjadi tiruan. 2. Konteks Sosiologis. Mahasiswa merupakan komunitas pemuda elite dibanding pemuda umumnya. Perbedaannya terletak dalam satu hal mendasar: "kepekaan terhadap perubahan suasana". Dalam dirinya selalu ada keinginan untuk mengadakan revisi terhadap harapan sosial yang dikenakan pada mereka, pencarian legitimasi baru dari peranan yang ingin dimainkan, serta usaha untuk merumuskan kehadiran diri dalam lingkungan yang mengitari mereka lebih menonjol. Tantangan adalah bagaimana agar secara tepat, menolong mahasiswa menuju ke kedewasaan iman melalui relasi, interaksi, dan komunikasi pembinaan yang ideal, sekaligus terbebas dari pencarian legitimasi dan penonjolan diri sebagai elite sosial. 3. Konteks Religi. Mahasiswa adalah insan yang memasuki tahap perkembangan yang terlepas dari kungkungan sempit, tetapi memasuki area dunia nyata dengan wawasan yang luas. Dalam konteks tugas dan panggilan garam dan terang dunia, maka peran dan partisipasi mahasiswa harus diperluas dalam segala aspek kehidupan manusia. Implikasi praktisnya ialah menjadi wadah pembinaan ke atas (penyembahan kepada Allah), ke dalam (pembangunan karakter rohani), dan ke luar (pelayanan kepada masyarakat). 4. Konteks Etis Moral. Mahasiswa berada dalam situasi yang penuh dengan pilihan moral. Namun, yang pokok untuk dijunjung tinggi adalah moralitas kristiani. Hal ini hanya diraih bila mahasiswa telah melampaui dan tiba pada tingkat perkembangan moral tingkat III (Post Konvensional) dalam perspektif Kohlberg. Pandangan Kohlberg, tingkat perkembangan moral yaitu Pra Moral; Tingkat I, kepatuhan yang berorientasi pada pahala dan hukuman. Pada tingkat II, kepatuhan berdasar pada teladan dan peraturan. Sedangkan pada Tingkat III, orientasi kepatuhan pada dialog dan transaksi antar perseorangan. 5. Konteks Perkembangan Kognitif. Menurut Jean Piaget, tahap perkembangan kognitif secara berturut-turut dari 0-2 tahun, tahap sensori motor -- penekanan "law of conservation"; 2-7 tahun, tahap praoperasional -- penggunaan simbol dan bahasa, serta komunikasi, 7-11 tahun, tahap kongkret operasional -- mencapai kemampuan pikir sistematis logis, perkembangan intelek terhadap hal-hal kongkret; lebih dari 11 tahun, tahap formal operasional -- mampu berpikir sistematis logis terhadap hal-hal abstrak, hipotesis, serta proyeksi masa depan. 6. Konteks Pendidikan Orang Dewasa. Usia mahasiswa merupakan suatu usia didik yang berbeda dengan usia sebelumnya. Dalam dimensi ini ada ragam pengalaman emosi, kehendak, akal, dan kompleksnya pengalaman dalam relasi vertikal dengan Tuhan maupun horisontal dengan sesama. Bisa diduga bahwa variasi kondisi kepercayaan (kerohanian) dan perilaku yang dimiliki setiap mahasiswa juga berbeda-beda. Bila diteropong secara iman, mungkin sistem kepercayaan dan perilaku para mahasiswa itu tidak semuanya sesuai dengan firman Allah, bahkan mungkin bercampur aduk, sehingga sulit diurai, dijernihkan, dan diluruskan. Upaya membangun pandangan dunia alkitabiah yang rangkum dan kontekstual, tentunya memerlukan pendekatan yang menekankan partisipasi aktif anggota dalam setiap kesempatan pertemuan, guna masing-masing orang dapat "sharing", kemudian diikuti dengan memberi "input" yang baru. Diambil dari: Judul jurnal: Aletheia, Edisi 02, Tahun II Judul asli artikel: Membawa Mahasiswa Kepada Kristus Penulis: Hery Harjanto, SE dan Ir. Soleman Kawangmani, M.Div Penerbit: Persekutuan Mahasiswa Kristen Surakarta Halaman: 19 -- 20 dan 34 -- 37 DOA BAGI MISI DUNIA: IRAN, AZERBAIJAN IRAN -- Seorang wanita membuka atlasnya dan mulai berdoa bagi sebuah kota yang tak jauh dari Teheran. Bertahun-tahun setelah itu, seorang warga negara Iran datang ke gerejanya. Setelah ibadah selesai, wanita itu bergegas menemui pria Iran itu. "Anda berasal dari kota apa?" tanyanya. Pria itu menjawab, "Anda tidak pernah mendengarnya; kota saya sangat kecil," tetapi ia memberitahu nama kota itu kepada wanita tersebut. "Saya telah berdoa bagi kota itu selama 34 tahun!" seru wanita itu sambil berlinang air mata. "Tiga puluh empat tahun?" tanya pria Iran itu tak percaya. "Saya diselamatkan 34 tahun yang lalu dan sekarang memimpin 400 orang percaya di kota tersebut." Terpujilah Tuhan! Doa yang dinaikkan oleh seorang wanita telah menolong lahirnya sebuah jemaat yang terdiri dari 400 orang percaya dalam sebuah negara Mayoritas. Benar-benar suatu kesaksian yang membangkitkan semangat! Kesaksian ini mendorong saya untuk berdoa lebih sungguh-sungguh (artinya saya masih harus berdoa selama 14 tahun lagi karena saya telah berdoa bagi dunia Mayoritas selama 20 tahun). Yang lebih penting lagi, kesaksian ini digunakan untuk menaikkan doa dan mengutus para pekerja bagi dunia Mayoritas. Kesaksian merupakan sesuatu yang penting bagi kita. Alkitab berisi kesaksian tentang kemuliaan dan kuasa Tuhan. Kita terus-menerus diberi semangat oleh catatan-catatan, fakta-fakta, dan pembangkit iman. Semakin sering kita membacanya, semakin besar iman yang diberikan kepada kita. Semakin besar iman yang kita miliki, kita akan semakin mampu menyaksikan Kristus dengan lebih pribadi, sehingga orang lain dapat diubahkan oleh-Nya. (t/Yudo) Diterjemahkan dari: Judul Buletin: Body Life Vol. 29, No. 6 June 2011 Nama Kolom: World Christian Report Judul asli artikel: Iran: An Intercessor`s Testimony Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena Halaman: 4 Pokok Doa: * Mengucapsyukur atas ketekunan anak-anak Tuhan yang setia berdoa bagi tempat-tempat yang belum dijangkau dengan Kabar Baik. Doakan agar semakin banyak orang yang terlibat dalam doa bagi penginjilan misi dunia. * Doakan untuk anak-anak Tuhan di kota Teheran, agar mereka bisa menjadi teladan di antara saudara-saudara mereka yang belum percaya. AZERBAIJAN -- Saya menatap A yang terduduk di hadapan saya, ia seolah-olah sudah tak memiliki harapan. Ia habis menangis -- sesuatu yang tidak umum bagi seorang pemadam kebakaran yang tangguh ini. Adalah sesuatu yang tidak biasa juga baginya ketika meminta saya untuk berdoa. Ketika kami mengunjungi kotanya, ia seringkali mengundang kami ke rumahnya dan mempersiapkan jamuan bagi kami. Tetapi ketika kami berbicara kepadanya mengenai Tuhan, ia berkata bahwa ia dan ayahnya adalah penganut agama lain. Dulu ia tidak tertarik untuk mengenal Yesus. Tetapi sekarang, ia menelepon saya dan meminta untuk bertemu dengan saya -- istrinya yang tengah mengandung sedang sakit parah. Mereka membawanya ke rumah sakit, dan dokter di sana mengatakan bahwa istrinya terkena infeksi yang bisa membunuhnya dan bayi yang berada dalam kandungannya -- istrinya benar-benar tidak memiliki kesempatan untuk hidup. Ketika itulah A berkata, "Berdoalah kepada Tuhanmu, sebab aku benar-benar tidak memiliki pengharapan." Saya pun berdoa dan Tuhan berbicara di dalam hati saya: "Dalam doa pertobatannya di gereja, ia harus menerima Yesus di depan seluruh jemaat dan meminta Tuhan untuk menyembuhkan istrinya." Jadi saya memberitahu A, memberinya Mini Proclaimer (file audio digital) dalam bahasa Azeri, sehingga dia dan istrinya dapat mendengarkan firman Tuhan bersama-sama dan kemudian saya pergi dari situ. Pada ibadah Minggu berikutnya, A hadir di gereja. Pada akhir ibadah ia maju dan seperti yang Tuhan firmankan, ia bertobat, menerima Yesus di hadapan seluruh jemaat, dan meminta agar Tuhan menyembuhkan istrinya. Keesokan harinya, ia menelepon saya bahwa istrinya telah sembuh! Dokter yang memeriksa istrinya terheran-heran ketika ia tidak menemukan infeksi atau penyakit apa pun di tubuhnya. Kemudian dokter itu bertanya kepada A, apakah ia membawa istrinya itu ke orang suci. "Tidak," jawab A, "Yesus menyembuhkannya." Dokter tersebut meminta A menceritakan tentang Yesus kepadanya. A belum banyak mengetahui tentang Yesus, tetapi ia mulai membagikan apa yang ia ketahui. Sekarang A berdoa agar dokter itu diselamatkan, sementara ia dan istrinya bertumbuh dalam firman Tuhan. (t/Yudo) Diterjemahkan dari: Judul Buletin: Body Life Vol. 29, No. 6 June 2011 Nama Kolom: World Christian Report Judul asli artikel: Azerbaijan: "Pray to Your God" Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena Halaman: 4 -- 5 Pokok Doa: * Berdoa bagi A dan istrinya, agar mereka terus bertumbuh dalam pengenalan mereka akan Kristus. * Doakan juga untuk dokter yang menangani istri A, agar Tuhan menjamah hatinya sehingga ia juga beroleh anugerah keselamatan yang sejati. DOA BAGI INDONESIA: JEBOLNYA PINTU AIR DI KALIMALANG, JAKARTA Jebolnya pintu air di Kalimalang, Jakarta, Rabu hingga Minggu mengakibatkan proses produksi air bersih di instansi pengolahan air tak bisa sempurna. Tak kurang dari 250.000 pelanggan air minum di sebagian wilayah Jakarta tak menerima pasokan air bersih. Meski perbaikan dilakukan dengan memasang turap baja, pasokan air hingga Minggu pagi masih terganggu. Sejauh ini belum ada yang menyatakan bertanggung jawab atas jebolnya pintu air tersebut. Perkiraan terbesar dari jebolnya pintu air tersebut adalah disebabkan karena tindakan manusia atau karena tidak berjalannya fungsi pengawas oleh manusia. Pencarian siapa yang bertanggung jawab perlu agar kita tidak terus dibiasakan membiarkan "kecelakaan" berlalu tanpa ada orang yang bertanggung jawab. Sumber: Kompas, Senin, 5 September 2011, Halaman 6 Pokok Doa: 1. Doakan agar perbaikan pintu air Kalimalang, Jakarta bisa segera dilaksanakan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari. 2. Berdoa agar pemerintah bisa segera menemukan orang yang bertanggung jawab atas jebolnya pintu air Kalimalang, sehingga masalah ini bisa segera ditangani dengan bijaksana. 3. Doakan juga agar Tuhan memelihara warga Jakarta yang mengalami krisis air bersih serta mencukupkan biaya yang diperlukan guna mendapatkan pasokan air bersih. STOP PRESS: INDONESIAN CROSS CULTURAL CONFERENCE (ICCC) International Conference Ministry (ICCM) akan menyelenggarakan Indonesian Cross Cultural Conference VII (ICCC) pada tanggal 18 21 Oktober 2011, di Solo, Jawa Tengah, Indonesia. Adapun tujuan diadakannya Konferensi ini adalah untuk menyemangati gereja-gereja, khususnya gereja-gereja di Indonesia, untuk selalu menjadikan panggilan Amanat Agung Yesus Kristus sebagai tugas utama gereja di dunia. Konferensi ICCC tahun ini akan mengambil tema "Catch the Vision do the Mission". Jika Anda tertarik mengikuti konferensi ini, Anda bisa menghubungi panitia melalui email di: ==> Rosetta < iccc7.solo(at)gmail.com >. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi panitia ICCC VII (Rosetta). "GOD CAN TURN WINDS OF ADVERSITY INTO SHOWERS OF BLESSING" Kontak: < jemmi(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/misi > Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |