Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/35 |
|
e-JEMMi edisi No. 35 Vol. 13/2010 (31-8-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL PROFIL BANGSA: Asahan, Melayu di Indonesia SUMBER MISI: Bibles for the World KESAKSIAN MISI: Chet Bitterman TOKOH MISI: Saksi yang Setia: William Carey DOA BAGI MISI DUNIA: Irak, Haiti DOA BAGI INDONESIA: Keamanan Menjelang Lebaran ______________________________________________________________________ WE MAY NOT WALK TO THE MARTYR`S STAKE, BUT WE MUST WALK IN THE MASTER`S STEPS ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan memiliki ragam kebudayaan dan adat istiadat yang unik dari suku-suku asli Indonesia. Salah satunya adalah suku Asahan yang mendiami wilayah pesisir timur Sumatera Utara. Untuk mengetahui siapa dan apa kebutuhan suku Asahan itu, kami telah menyediakan artikel yang menjelaskan tentang suku Asahan. Kiranya artikel ini bisa membantu Anda untuk mengenal lebih dekat mereka dan bagaimana berdoa untuk mereka. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti < novita(at)in-christ.net http://misi.sabda.org http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ PROFIL BANGSA ASAHAN DI INDONESIA SIAPAKAH SUKU ASAHAN? Orang-orang Asahan (disebut juga orang-orang Batubara) berbicara dalam bahasa Asahan, bahasa yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Melayu. Mereka tinggal di pesisir timur provinsi Sumatera Utara, tepatnya di wilayah Batubara serta wilayah Asahan dan Labuhan Baru dan perkotaan Tanjung Balai. Nenek moyang orang Asahan dipercaya berasal dari Pagaruyung di Sumatera Barat. Teori migrasi ini terbukti dari kemiripan nama-nama geografis yang terdapat di wilayah Asahan dengan nama-nama di Sumatera Barat, seperti penggunaan umum istilah Talawi, Tanah Datar, dan Pesisir. Tampaknya, orang Asahan merupakan keturunan dari pernikahan antara orang Minangkabau dan orang Batak (Simalungun, Angkola, dan Mandailing). Seperti Apa Kehidupan Mereka? Pola pedesaan orang-orang Asahan mirip dengan pola pedesaan orang-orang Melayu di Sumatera. Pedesaan Asahan biasanya terletak di sepanjang sungai atau pesisir. Setiap desa memiliki bangunan-bangunan ibadah di desa seperti masjid atau rumah doa. Pedesaan-pedesaan tersebut dipimpin oleh penatua desa, yang disebut "pawing". Mereka memiliki otoritas untuk menyelesaikan pertengkaran-pertengkaran tentang pertanian atau perikanan. Rumah-rumah orang Asahan dibangun di panggung yang menggunakan penyangga kayu yang tingginya sekitar 2 meter. Rancangan ini menjaga rumah-rumah dari banjir dan serangan binatang-binatang liar. Orang-orang Asahan mencari nafkah dengan bermacam-macam cara. Sebagian besar orang Asahan bermatapencaharian nelayan. Wilayah itu sangat terkenal karena perairan yang kaya ikan. Kota Tanjung Balai memunyai nama panggilan "Kota Tiram" karena terdapat sangat banyak tiram di kota ini. Beberapa orang Asahan juga bekerja sebagai petani. Hasil utama mereka berupa beras, karet, dan minyak kelapa. Sedangkan penduduk yang lain mendapatkan penghasilan hidup dari menenun kain, yang dikenal sebagai kain songket. Kain ini merupakan kain tenunan tangan yang diselang-selingi dengan benang perak atau emas. Fungsi utama kain ini adalah untuk digunakan dalam acara-acara khusus. Hijau dan biru gelap adalah warna-warna yang dominan dipakai. Tidak seperti rumpun-rumpun orang Melayu lainnya, garis keturunan Asahan diambil dari pihak ibu (matrilineal). Hal ini disebabkan oleh pengaruh kuat dari kebudayaan Minangkabau. Akan tetapi, nama keluarga diambil dari pihak laki-laki (patrilineal). Salah satu contoh keluarga patrilineal adalah Bandar Ahmat. Setelah pernikahan, pasangan yang baru menikah hidup dekat dengan keluarga wanita (matrilokal). Setelah mereka memunyai satu atau dua anak, mereka biasanya pindah ke rumah baru dekat dengan keluarga laki-laki (patrilokal) atau ke daerah yang benar-benar baru (neolokal). Apa Kepercayaan Mereka? Orang-orang Asahan merupakan orang-orang Islam. Mereka hidup berdasarkan pola pengajaran agama mereka. Seperti banyak suku Indonesia lainnya, terdapat pengaruh dari kepercayaan-kepercayaan animistik tradisional mereka. Mereka percaya bahwa kepercayaan-kepercayaan Islam lahir dari nilai-nilai kebudayaan mereka, nilai-nilai yang berfokus untuk mewujudkan kehidupan bersama yang teratur, harmonis, dan saling menghargai. Apa Kebutuhan Mereka? Warga Asahan masih memerlukan bantuan untuk membangun wilayah mereka. Mereka perlu diperkenalkan dengan teknologi yang tepat untuk membantu meningkatkan produktivitas. Mereka masih memiliki sedikit kesempatan untuk memperluas, untuk meragamkan jenis-jenis pekerjaan mereka, serta untuk mengembangkan keahlian-keahlian baru. Pelayanan listrik dan persediaan-persediaan air bersih akan sangat mempermudah perkembangan di wilayah mereka. (tUly) Diterjemahkan dari: Judul asli artikel: Asahan, Malay of Indonesia Nama situs: Joshua Project Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/ people-profile.php?rop3=100544&rog3=ID ______________________________________________________________________ SUMBER MISI BIBLES FOR THE WORLD ==> http://www.bftw.org Bibles for the World (BftW) didirikan oleh Dr. Ro dan isterinya, Mawii Pudaite. Visi dan misi organisasi ini adalah membagikan Kabar Sukacita dan kasih Tuhan Yesus Kristus kepada orang-orang yang belum terjangkau, gereja, dan para pemimpin Kristen yang sedang dalam tekanan yang besar di India. Target pelayanan mereka ialah orang-orang India yang sebagian besar beragama lain yang tinggal di timur laut India. Beberapa kegiatan pelayanan mereka adalah menjadi distributor Alkitab, melatih paduan suara anak-anak India, dan memberikan program bantuan. BftW juga mendirikan Perguruan Tinggi Trinity yang bertujuan untuk mencetak pemimpin-pemimpin Kristen, sehingga dapat memberikan dampak yang besar di India. Program bantuan yang bisa Anda dukung adalah bantuan untuk anak dalam bidang pendidikan dan kesehatan, bantuan untuk siswa seminari, dan bantuan bagi para misionaris. (DIY) ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MISI CHET BITTERMAN Kala itu bulan Januari 1981, di Kolombia, Amerika Selatan, kelompok teroris Marxis sedang terbentuk. Mereka benar-benar marah terhadap organisasi Kristen seperti Wycliffe Bible Translators. Salah satu organisasi gerilya dari kelompok Marxis yang dikenal dengan nama M- 19 memutuskan untuk menculik Al Wheeler, direktur Wycliffe di Bogota, Kolombia, dan memakainya untuk menjadi alat negosiasi. Pada tanggal 19 Januari, seorang anggota M-19 yang menyamar dengan pakaian polisi mengetuk pintu kantor Wycliffe. Ketika pintu dibuka, 6 orang bertopeng dan bersenjata menyerbu masuk dan mengikat 12 orang dewasa dan 5 orang anak. Ketika mereka tidak dapat menemukan Wheeler, mereka menangkap ahli bahasanya, Chet Bitterman. Beberapa hari kemudian para teroris itu menyatakan tuntutan mereka yang berbunyi: "Chet akan dibunuh kecuali jika organisasi Wycliffe Kolombia ditutup sebelum 19 Februari." Tetapi tuntutan mereka ditolak. Sambil menunggu batas hari yang telah mereka tetapkan, yakni 19 Februari, para teroris menghubungi (mantan) Presiden AS Ronald Reagan. Mereka meminta supaya New York Times dan Washington Post memuat tuntutan mereka kalau ingin Chet hidup. Menjelang batas waktu yang ditentukan tanggal 19 Februari, dibentuklah rantai doa. Para penculik Chet mengirimkan surat-surat yang ditulis Chet ke surat kabar setempat yang mengatakan bahwa ia diperlakukan dengan baik. Sebuah kaset yang dikirim ke sebuah stasiun radio menegaskan bahwa Chet juga bersaksi pada para penculik. Para gerilyawan juga menyampaikan surat Chet yang ditujukan kepada istrinya, Brenda. Dalam surat itu Chet minta supaya istrinya mengirimkannya Alkitab berbahasa Spanyol. Pada tanggal 7 Maret, tiga dari para teroris tersebut membajak sebuah bis mini di Bogota. Setelah mengikat dan menutup mata serta menyumbat mulut supir, mereka membawa bis itu pergi menjemput Chet dan berputar-putar selama beberapa jam. Supir bis mendengar sebuah tembakan dan melihat para teroris berlari pergi. Ia akhirnya berhasil melepaskan ikatannya dan memanggil polisi. Tubuh Chet ditemukan tewas dalam bis yang telah ditinggalkan itu. Tujuan hidup Chet untuk menyebarkan Injil Yesus Kristus telah tercapai. Melalui penculikan dan kematiannya, Injil dinyatakan dan tinggal di tengah-tengah penduduk Kolombia. Tetapi kematian Chet tidak hanya membawa pengaruh bagi Kolombia saja. Dalam beberapa kesempatan memperingati kematian Chet di seluruh Amerika Serikat, tidak sedikit orang dari berbagai usia menyatakan komitmen mereka untuk mengisi posisi Chet. Setahun setelah itu, banyak surat lamaran ditujukan ke Wycliffe Bible Translator, yang isinya meminta agar dapat ambil bagian dalam pelayanan internasional. Yang mengejutkan adalah jumlah itu bertambah dua kali lipat. Dikatakan bahwa "darah para martir adalah benih gereja." Hidup Chet Bitterman merupakan contoh nyata perkataan ini. Hidupnya telah memacu banyak orang untuk menjangkau jiwa-jiwa yang hilang di seluruh dunia. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Batu-Batu Tersembunyi Dalam Pondasi Kita Judul buku asli: The Hidden Stones in Our Foundation Penulis: Tidak dicantumkan Penerjemah: Ivan Haryanto Penerbit: Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya 2005 Halaman: 119 -- 121 ______________________________________________________________________ TOKOH MISI SAKSI YANG SETIA: WILLIAM CAREY Pada tanggal 13 Juni 1793, William Carey dan istrinya, Dorothy, bersama keempat anak mereka dan seorang pengasuh bayi berlayar dari Inggris menuju India menggunakan sebuah kapal. Pada waktu itu hanya beberapa orang saja yang menyaksikan keberangkatan mereka. Carey adalah seorang pembuat sepatu di desanya. Dengan pendidikannya yang sederhana, ia sebenarnya tidak punya keahlian apa-apa dalam pelayanan misi kecuali keyakinan bahwa Tuhan telah memanggilnya untuk memberikan hidupnya demi "pertobatan orang-orang asing". Lagi pula, ia pergi ke India sebagai pendatang gelap karena tidak bisa mendapatkan izin imigrasi dari Perusahaan Hindia Timur. Dia juga punya masalah dalam hal keuangan. Sebagai seorang gembala yang tidak terkenal dari sebuah gereja kecil di wilayah Midlands di Inggris, ia hanya bisa mendapatkan bantuan dari beberapa temannya. Orang-orang terkemuka dari gereja Baptis di London tidak mau mengikutsertakan denominasi mereka karena merasa bahwa perjalanan yang ia ambil memunyai banyak ketidakpastian. Sekarang, 2 abad kemudian setelah ia mengambil langkah tersebut, Carey dikenal oleh seluruh dunia sebagai bapak dari misi modern. Sebenarnya Carey bukanlah misionaris pertama dari zaman modern. Bahkan, dia bukan orang Protestan pertama yang datang ke India. Hampir 100 tahun sebelum Carey menginjakkan kaki di Kalkuta, 2 orang dari Universitas Halle yang menjadi pusat gerakan Pietisme telah memulai sebuah misi di Tranquebar di India Selatan. Carey sendiri tidak senang dengan kepopuleran namanya yang mulai tersebar pada masa hidupnya. Dia membenci kenyataan bahwa beberapa kenalannya di Inggris mulai mengumpulkan benda-benda miliknya pada masa muda untuk dijadikan koleksi seperti cangkir yang pernah dipakainya, sepatu yang dibuatnya, papan iklan perusahaannya. "Semakin sedikit yang dikatakan tentang saya semakin baik," katanya. Ketika sudah dekat dengan kematiannya pada tahun 1834, ia meminta Alexander Duff, misionaris dari Skotlandia, untuk mendekat dan Carey berbisik, "Mr. Dufff, kamu telah berbicara tentang Dr. Carey, Dr. Carey terus; kalau saya sudah tidak ada, jangan lagi bicara tentang Dr. Carey, bicaralah tentang pekerjaan penginjilan Dr Carey!" Ini adalah sifat asli dari Carey. Namun kenyataannya, orang-orang Kristen generasi berikutnya tetap tertarik pada Carey sebagaimana mereka tertarik pada penginjilan yang dilakukannya. Visi yang Menyebar Bertahun-tahun kemudian John Ryland Jr., orang yang membaptiskan Carey, mendeskripsikan tahun-tahun awal pertobatannya sebagai masa yang penting di permulaan hidup Carey: "Di bulan Oktober 1783, pada waktu saya membaptis seorang penjual sepatu keliling di Nene, di belakang rumah pertemuan Doddridge, tidak ada pikiran sama sekali bahwa setelah 9 tahun berlalu, ia membuktikan dirinya sebagai orang pertama yang membentuk sebuah organisasi untuk mengirimkan misionaris ke bagian dunia yang belum mengenal Kristus. Lebih tidak diduga lagi, ia akan menjadi seorang profesor di perguruan tinggi Oriental dan penerjemah Alkitab ke dalam sebelas bahasa. Bagaimana hal yang luar biasa bisa terjadi? Ryland Jr. memberikan penjelasan yang sederhana namun masuk akal: "Saya percaya Tuhan sendiri yang menanamkan dalam pikiran Carey pentingnya keselamatan dari orang-orang di dunia luar." Salah satu peristiwa terkenal di permulaan pelayanan Carey terjadi ketika ia mengajukan usul pada para gembala supaya mereka mempertimbangkan tugas orang Kristen untuk berusaha membawa Injil ke bangsa-bangsa yang belum pernah mendengarnya. Ryland sangat terkejut dengan jawaban yang diterima Carey. "Duduklah anak muda. Jika Tuhan menghendaki bangsa-bangsa lain untuk bertobat Ia akan melakukannya tanpa bantuanmu atau bantuan saya." Jawaban ini menujukkan betapa kerasnya hati mereka dalam penolakan untuk misi. Pendapat ini banyak mendapat sokongan pada zaman itu. Tentang Amanat Agung Yesus (Matius 28:19), Carey melawan pendapat yang berkata bahwa kata-kata itu hanya berlaku untuk para rasul dan telah digenapi pada waktu gereja mula-mula. Carey mengajukan argumentasinya bahwa sebetulnya tidak ada batasan waktu dalam menjalankan Amanat Agung. "Pergilah" berarti untuk kita semua dan sekarang. Dia juga menjawab tiga hal yang menentang gerakan misionaris. Pertama, kita menggunakan alasan-alasan untuk tidak melakukan sesuatu: "kita harus menunggu jalannya Tuhan", "kita tidak boleh memaksakan jalan kita". Namun Carey menjawab bahwa tidak seharusnya orang-orang Kristen mengabaikan jalan-jalan yang Tuhan sudah buka setiap harinya. Kedua, ada yang mengaku bahwa waktunya belum datang untuk kegiatan seperti itu karena banyak nubuatan-nubuatan Alkitab sedang menunggu penggenapan. Carey mengajukan pernyataan bahwa tidak ada nubuatan yang harus digenapi sebelum Injil dibawa sampai ke ujung bumi. Sesungguhnya, Carey telah menyelesaikan sejumlah khotbah tentang kitab Wahyu sebelum keberangkatannya ke India. Ketiga, untuk mereka yang mengatakan "kita punya cukup banyak pekerjaan di rumah", Carey menanyakan apakah ini alasan yang masuk akal untuk tidak menyampaikan Kabar Baik Yesus Kristus kepada mereka yang tidak memunyai Alkitab, pengkhotbah, atau berbagai fasilitas yang sebenarnya tidak digunakan secara baik di rumah [orang Kristen] Setia Sampai Akhir Setelah melihat kembali kehidupan Carey, sangatlah mudah dimengerti mengapa ia dianggap sebagai seorang misionaris besar. Pelayanannya yang tidak pernah padam selama 40 tahun di India memberikan hasil yang luar biasa. Di bawah pengarahannya, Alkitab diterjemahkan ke dalam berbagai macam bahasa India dan dialeknya. Ia mendirikan gereja di seluruh kawasan delta Sungai Gangga, dan bahkan mengirim misionaris ke bangsa-bangsa lain. Ia juga mengorganisasi suatu lembaga sekolah untuk anak-anak India dan akhirnya mendirikan Perguruan Tinggi Serampore. Di sana teologi Kristen diajarkan bersama dengan sastra India dan teknologi Barat. Ia juga pendiri dari Yayasan Pertanian India dan menerbitkan kumpulan esai untuk memperbaiki hasil pertanian. Selain menjadi seorang profesor yang dihormati di Fort William College, ia juga mengemukakan kumpulan-kumpulan kritik pada tulisan Hindu kuno. Ia mendirikan sebuah rumah sakit untuk orang-orang kusta dan sekolah misionari untuk rakyat jelata. Carey berusaha menentang penghancuran kehidupan manusia melalui pembunuhan anak-anak, pengguguran bayi, dan sati, yaitu upacara pembakaran para janda. Persahabatan dan kerja sama dengan umat percaya lain di India diterapkan dengan mengusahakan suatu pertemuan umum dari sejumlah denominasi Kristen dengan tujuan untuk mengoordinasi suatu gerakan penginjilan sedunia. Setiap tahun pada hari ulang tahunnya, Carey mengevaluasi kembali kehidupannya dan melihat sampai di mana kemajuan rohaninya. Dalam surat pada anaknya, Jabez, ketika hari ulang tahunnya pada tahun 1819, ia mengaku, "Saya berumur 58 tahun pada hari ini, namun masih sedikit yang sudah saya lakukan untuk Tuhan." Semua pencobaan yang dialami Carey selama pelayanannya -- kematian istrinya, kebakaran yang menghancurkan Serampore Press, sakit berat yang diderita istri keduanya, dan kematian anak pertamanya -- patut kita ingat. Dalam menghadapi semuanya ini Carey mengalami pembentukan dalam kehidupan rohaninya. Terungkap dalam buku hariannya yang ditulis selama tahun pertama di India, "Aku merasa sebenarnya bahwa sangatlah baik untuk menyerahkan jiwa raga dan keseluruhan hidupku kepada Tuhan. Barulah kemudian dunia ini terlihat kecil. Janji Tuhan besar dan Dia adalah bagianku yang terbaik." Dalam mengevaluasi perjalanan hidup Carey, kita harus ingat bahwa keberhasilannya tidaklah berasal dari karyanya sendiri tapi Lebih merupakan suatu kerja sama suatu grup. Hasil kerja dari William Ward, Joshua dan Hannah Marhman, dan orang-orang lain yang mendukung, terutama John Ryland Jr., David Brown, Henry Martyn, dan orang-orang India yang bertobat melalui kesaksian Carey, semuanya merupakan bagian dari suatu mata rantai kerjasama yang saling menunjang dalam mengabarkan Kabar Baik Yesus Kristus ke sejumlah tempat di India dan dunia. Tepat pada saat matahari terbit pukul 05.30 pagi, tanggal 9 Juni 1834, Carey meninggal pada usia 73 tahun. Selama hidupnya ia selalu dihibur oleh lagu-lagu pujian dari Isaac Watts. Salah satu permintaan terakhirnya adalah agar salah satu syair dari lagu ciptaan Watts diukirkan pada batu nisan kuburnya yang berbunyi: "Seorang yang hina miskin dan tak berdaya, namun dalam naungan-Nya `ku berada." Salah seorang yang menyaksikan acara penguburannya adalah seorang misionaris muda dari Skotlandia yang ternama John Leechman. Tanpa diragukan, Ia menulis: "Dan sekarang apa yang harus kita lakukan? Tuhan telah mengangkat nabi kita Elia ke surga. Dia telah mengangkat guru kita dari benak kita sekarang. Tapi janganlah kita kecewa. Tuhan dari segala misi hidup untuk selamanya. Rencana-Nya harus terus berlanjut. Pintu maut tidak akan bisa membendung gerakan-Nya, atau menghalangi keberhasilan-Nya. Mari, kita memunyai hal lain yang lebih penting daripada hanya berduka dan bersusah. Dengan pemimpin kita yang sudah meninggal itu semuanya berjalan dengan baik, ia telah menyelesaikan perjalanannya secara gemilang. Sekarang, karyanya turun pada kita untuk pencurahan Roh Ilahi yang lebih lagi." Diambil dan disunting dari: Judul majalah: Harvester, Edisi Juli -- Agustus 1993 Judul artikel: Peringatan 200 Tahun Misi Modern Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Indonesia Harvest Outreach Halaman: 7 -- 9 ______________________________________________________________________ REFERENSI Situs-situs YLSA juga memiliki bahan-bahan lain seputar William Carey yang dapat Anda baca: - http://biokristi.sabda.org/william_carey - http://misi.sabda.org/book/export/html/625 - http://misi.sabda.org/pabrik_firman_hidup_di_tepi_sungai_gangga_ india,_1800-1832 ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA I R A K "Bangun! Ambil barang-barangmu. Kita harus segera pergi!" Bayangkan kata-kata tersebut dilontarkan kepada Anda dalam kepanikan karena Anda dan keluarga Anda diberi waktu kurang dari 24 jam untuk mengemas barang-barang dan meninggalkan rumah Anda. Itulah yang terjadi di Irak. Open Doors USA mengatakan bahwa bagi ribuan orang Kristen Irak, skenario di atas adalah mimpi buruk dalam kehidupan nyata. Orang-orang fanatik memaksa mereka untuk memilih antara meninggalkan rumah-rumah mereka atau mati. Biasanya, orang-orang percaya hanya sempat mengemas segelintir barang yang penting saja dan pergi tanpa membawa pakaian-pakaian mereka. Mereka membawa Alkitab di antara barang-barang tersebut karena mereka bergantung pada-Nya dan pesan pengharapan-Nya. Open Doors membantu mendirikan proyek-proyek medis serta membagikan kotak-kotak darurat yang berisi perlengkapan-perlengkapan utama untuk menolong pengungsi-pengungsi ini. Doakan agar Allah memberikan keberanian bagi keluarga-keluarga pengungsi ini. Doakan agar mereka tidak mundur dari iman mereka, bahkan ketika mereka ada di tengah-tengah penganiayaan. Sumber: Mission News, Agustus 2010 [Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14599] Pokok doa: * Tekanan dan ancaman terhadap umat percaya di Irak mungkin bukan merupakan berita baru bagi kita. Tapi mari terus berdoa agar iman mereka tetap kuat dan terus bertumbuh di tengah penganiayaan. * Berdoa agar Tuhan menjaga dan melindungi para pengungsi di Irak, di tengah minimnya fasilitas untuk bertahan hidup. H A I T I Pemandangan di Haiti selama 7 bulan terakhir ini masih morat-marit. Rumah-rumah sementara baru mulai didirikan. Akan tetapi, Child Care Worldwide (CCW) berfokus pada satu hal yang memberikan perubahan dramatis -- adanya atmosfer spiritual. Sejak gempa, Mendelson Cesar, Direktur CCW, mengadakan pertemuan-pertemuan penginjilan secara rutin. Ada 62 orang yang telah menyerahkan hidup mereka untuk Kristus, yang menjadikan totalnya hampir mencapai 600 akhir bulan ini. Selain itu, saat CCW melanjutkan program membagikan makanan, seperti memberikan makan siang kepada anak-anak sekolah dan nutrisi yang sangat diperlukan pengungsi, mereka tidak hanya memenuhi kelaparan fisik orang-orang Haiti saja tetapi juga memenuhi kelaparan rohani mereka. Tindakan kasih ini merupakan kesaksian seperti yang diinginkan Kristus, yaitu untuk mengenal setiap dan semua orang serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka secara utuh. Sumber: Mission News, Agustus 2010 [Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14607] Pokok doa: * Bersyukur untuk pertobatan yang terjadi di antara orang-orang Haiti. Doakan agar mereka bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Tuhan. * Berdoa juga bagi program pemulihan pascagempa beberapa waktu yang lalu, agar pemerintah Haiti segera melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana di Haiti. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA KEAMANAN MENJELANG LEBARAN Perampokan sejak Mei hingga pertengahan Agustus 2010 kian marak dan kian mengganas. Bahkan pada hari Senin (23/8) saja, di beberapa wilayah di Indonesia telah terjadi lima perampokan besar dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam, dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Sumber: Kompas, Selasa 24 Agustus 2010, halaman 1 POKOK DOA: 1. Bersyukur untuk upaya polisi menangkap para pelaku perampokan yang terjadi akhir-akhir ini. Doakan agar Tuhan memampukan mereka untuk melakukan tugasnya. 2. Doakan agar masyarakat Indonesia bersikap waspada, karena menjelang Lebaran ini aksi perampokan, penjambretan dan tindakan kriminal lainnya semakin meningkat. 3. Berdoa agar Tuhan melindungi para polisi dan petugas keamanan yang bertugas menjelang dan selama Lebaran, terutama di pusat-pusat keramaian. Kiranya kuasa Tuhan turun atas mereka. 4. Doakan untuk orang-orang Kristen yang hidup di lingkungan keamanan yang tidak kondusif, biarlah mereka terus waspada dan mempercayakan hidup mereka pada Tuhan dan menjadi teladan di lingkungannya. 5. Doakan agar Roh Kudus menjaga hati kita untuk tidak menghambur-hamburkan uang yang Tuhan percayakan kepada kita, sebaliknya menggunakannya untuk membantu para kaum miskin dan mereka yang membutuhkan. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi Twitter MISI: http://twitter.com/sabdamisi ______________________________________________________________________ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright (c) 2010 e-JEMMi/e-MISI / YLSA -- http://www.ylsa.org SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |