Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2005/35 |
|
e-JEMMi edisi No. 35 Vol. 8/2005 (31-8-2005)
|
|
~//~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ / Jurnal Elektronik Mingguan Misi (e-JEMMi) Aug 2005, Vol.8 No.35 ~*/*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ SEKILAS ISI: [Editorial] [Renungan Misi] : Apa? Aku, Hanya Seorang Hamba? [Artikel Misi] : Dipanggil untuk Menjadi Berkat [Sumber Misi] : The JESUS Film Project, Wide Net International Ministries [Doa Bagi Misi Dunia]: Peru, Afrika, dan Colombia [Doa Bagi Indonesia] : Pelayanan di Indonesia [Surat Anda] : Saya Kirim Bahan e-MISI untuk Papa dan Mama [URLs Edisi Ini] *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~* EDITORIAL *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ Salam dalam kasih Kristus, Untaian kalimat yang indah, apalagi kata-kata yang memberikan makna dan berkat, memiliki pengaruh yang luar biasa untuk mengubah banyak hal. Walaupun mungkin kita belum bisa menjadi anak-anak Tuhan yang dapat berkhotbah dengan luar biasa, melalui hal-hal kecil pun Allah dapat memakai kata-kata dan perbuatan kita untuk melayani dan memuliakan Dia dan menjadi berkat bagi orang lain. Bagaimana caranya? Silakan simak Renungan Misi dan Artikel Misi yang kami sajikan minggu ini. Anda dapat menjadi berkat bagi bangsa-bangsa melalui banyak hal, salah satu langkah praktisnya adalah melalui doa. Kami mengajak Anda untuk berdoa bagi pelayanan di Indonesia. Jangan lupakan juga untuk mendoakan misionaris-misionaris di Peru, Afrika, dan Colombia. Dukungan doa Anda adalah kekuatan bagi mereka. Jadilah terang bagi bangsa-bangsa melalui doa-doa Anda. (Lis) Redaksi e-JEMMi *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ "APAKAH ANDA MENJADI SALURAN KASIH KARUNIA ALLAH DALAM HUBUNGAN ANDA DENGAN ORANG LAIN?" *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* RENUNGAN MISI *~ APA? AKU, HANYA SEORANG HAMBA? ============================== "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya." (Roma 8:28,29) "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." (Filipi 2:5) Apa? Aku, hanya seorang hamba? Bagaimana mungkin aku dapat mempengaruhi kehidupan orang lain? Seperti Musa, kita mungkin merasa tidak sanggup untuk melakukan tugas pekerjaan yang Yesus berikan kepada kita. Tetapi, apa yang membedakan kita dengan dunia ini adalah bukan hanya mengenai hal-hal apa yang kita katakan, melainkan apa yang kita lakukan -- bagaimana kita menjalani hidup kita sehari-hari. Salah seorang wanita paling saleh yang saya kenal tidak pernah menulis buku atau berkhotbah, namun kita dapat melihat betapa tekunnya ia dalam mendengarkan! Seringkali kita menganggap remeh karunia yang kelihatannya kecil itu, padahal perkara-perkara kecil itulah yang dapat menunjukkan kepada orang lain jika Allah yang berdiam di dalam diri kita adalah nyata. Salah seorang kawan dekat saya datang kepada Kristus bukan karena khotbah bagus yang ia dengar, melainkan karena seorang Kristen yang dengan setia mengunjunginya tiap hari selama sebulan, setelah ia mendapat kecelakaan akibat mengemudi dalam keadaan mabuk. Tidak seorang pun di antara kita yang tidak berarti. Kita semua bisa memberikan pengaruh! Kita mungkin tidak bisa seperti Billy Graham, tetapi Allah akan menempatkan kita pada posisi yang di situ kita bisa melayani dan memuliakan Dia. Yang perlu kita lakukan hanyalah memohon pada-Nya. Salah seorang pahlawan dalam Perjanjian Baru adalah Stefanus. Ia melayani orang-orang dengan jalan mengurus diakonia. Ketika itu gereja mula-mula sedang bertumbuh dengan sangat cepat (lebih dari tiga ribu orang menjadi Kristen pada satu hari Pentakosta saja). Namun setelah itu, timbul perselisihan mengenai pembagian makanan di antara orang-orang percaya. Para rasul menyadari bahwa di satu sisi mereka tetap harus memberitakan Firman, sehingga mereka merasa memerlukan bantuan untuk menangani administrasi. Para murid mengetahui bahwa tugas orang-orang ini akan banyak mempengaruhi kehidupan orang-orang di sekitar mereka. Maka dengan seksama, dipilihlah tujuh orang (termasuk Stefanus) untuk melakukan tugas itu. Lalu, apa yang terjadi kemudian? Firman Allah terus menyebar, bukan hanya karena para pengkhotbah luar biasa seperti Petrus dan Yohanes, melainkan juga karena orang-orang lain seperti Stefanus yang "penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak (lihat Kisah Para Rasul 6:8). Dan Stefanus waktu itu hanya sebagai pengurus diakonia! Dengan kedudukannya itu, tidak membuat peran Stefanus menjadi kurang penting dibanding mereka yang lain. Ia hanya membiarkan Allah memakai dirinya, sementara ia menjalani hidup dengan penuh ketaatan. Orang biasa pun menjadi luar biasa, yang pasif menjadi bersemangat, semua karena Stefanus bersedia melayani dan memberikan segalanya untuk memuliakan Tuhan. "Maka, orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:37-40) Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Pola Hidup Kristen Judul Artikel: Apa? Aku, Hanya Seorang Hamba? Penulis : Shawn Robinson Penerbit : Gandum Mas, Yayasan Kalam Hidup, YAKIN Halaman : 965 - 967 *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* ARTIKEL MISI *~ DIPANGGIL UNTUK MENJADI BERKAT ============================== Salah satu kegagalan yang paling menyedihkan dari umat Kristen adalah kegagalan untuk dapat menjadi berkat bagi dunia. Sejak umat Allah memperoleh identitasnya sebagai bangsa yang kudus, memiliki hukum dan tanah perjanjian, maka masa peperangan dan permusuhan dengan bangsa-bangsa lain sebenarnya sudah berakhir. Janji Allah kepada Abraham akan digenapi (Kejadian 12:2-3). Umat Allah akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain di seluruh muka bumi, karena memang untuk maksud itulah pemilihan dan keselamatan dianugerahkan kepada mereka (Yesaya 2:1-5). Yosua 24 menyaksikan bahwa umat Israel ditempatkan oleh Allah di tengah bangsa-bangsa lain dengan risiko sangat tinggi karena ilah-ilah mereka begitu menarik untuk disembah, sementara sikap bangsa-bangsa lain itu juga cenderung mempersulit dan menganiaya umat Allah (Lukas 10:3; Yohanes 17:14-19). Meskipun demikian, mereka terpanggil bukan untuk berperang, melainkan untuk menjadi berkat. Memang, peperangan yang tak terhindarkan masih mungkin terjadi, tetapi Allah tidak pernah memanggil mereka untuk membinasakan bangsa-bangsa lain, bahkan kerjasama dalam membangun kesejahteraan dan kebenaran harus diciptakan (1Raja-raja 5:1-12; Yeremia 29:7). Mereka harus mengasihi, bahkan mendoakan mereka yang memusuhi (Matius 5:44), karena panggilan untuk "menjadi berkat" adalah salah satu bukti dari iman yang sejati (Matius 5:46). Sayang sekali, semakin lama panggilan dari Allah ini terus-menerus terabaikan. Sejarah membuktikan, fase setelah gereja mula-mula yang berhasil mengemban Amanat Agung ini (Kisah Para Rasul 2:47) kemudian diikuti dengan fase-fase sejarah kegagalan umat Kristen yang semakin mendalam. Umat Kristen makin lama makin tidak mampu menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia ini, karena antara lain: Jiwa Manusia yang Cenderung Berat Sebelah dan Egosentristik ----------------------------------------------------------- Memang Alkitab dengan jelas sekali menyaksikan panggilan Allah untuk bersatu dan memberitakan Injil, tetapi panggilan untuk menjadi satu atau "ut Omnes Unum Sint" (Yohanes 17:21, 13:35) dan "pemberitaan Injil, pemuridan dan pembaptisan" (Matius 28:19-20) tersebut diresponi dan dikembangkan secara keliru dan berat sebelah oleh jiwa yang berdosa. Akibatnya, apa yang dihasilkan bukanlah berkat dan kebaikan, melainkan kejahatan yang tersamar. Umat Kristen semakin eksklusif, menutup diri, egois, dan tak dapat menjadi berkat bagi dunia ini. Panggilan untuk bersatu dan saling mengasihi telah diubah menjadi upaya untuk menggalang dan menciptakan "solidaritas kelompok". Persis seperti ketika negara-negara Kapitalis berkabung, mengheningkan cipta dan mengutuki pengeboman atas gedung kembar World Trade Center di New York dan Pentagon di Washington DC pada 11 September 2001, begitu juga banyak umat Kristen yang "hanya" berkumpul berdoa puasa untuk kepentingan gereja setelah terjadi pembakaran gedung-gedung gereja dan penganiayaan di beberapa daerah di Indonesia. Jiwa-jiwa yang lebih mementingkan ego, eksklusivitas dan merasa benar sendiri semakin bertumbuh subur. Doa mohon pengampunan dan belas kasihan bagi mereka yang telah menganiaya makin jarang dipanjatkan, sebaliknya kebencian dan keinginan untuk membalas justru semakin sering diutarakan. Sikap mengheningkan cipta dan keprihatinan hanya diberikan untuk kepentingan kelompoknya sendiri namun sikap yang sama tak pernah diberikan untuk kelompok lain yang menderita. Solidaritas memang bagian integral dari "persekutuan (Koinonia)", tetapi solidaritas tanpa jiwa koinonia adalah persekutuan tanpa kehadiran Kristus (Matius 18:20). Sehingga fungsinya pun bukanlah untuk menang atas dosa, namun sebaliknya, malah justru merangsang untuk menghidupkan dosa. Begitu juga panggilan untuk memberitakan Injil. Panggilan agung yang sering disebut dengan "The Great Commission" ini juga hadir dalam hati manusia yang berdosa sebagai satu hal yang telah tercemar dosa. Akibat dari semua ini adalah pemberitaan Injil yang seharusnya lahir dari jiwa yang penuh belas kasihan dan kasih Kristus atas mereka yang masih hidup dalam gelap telah berubah menjadi sekadar keinginan atas pertambahan jumlah. Pemberitaan Injil bisa jadi telah menjadi suatu tren religiusitas tanpa hati nurani, karena yang dibanggakan adalah keberhasilannya namun dalam kepuasan batin mereka, sukacita malaikat (Lukas 15:10) untuk pertobatan orang berdosa tidak ada. Tidak mengherankan jika semangat pemberitaan Injil yang berkobar- kobar, seperti pada akhir abad XIX dan permulaan abad XX (Great Awakening) di satu sisi malah mengakibatkan kematian peran umat Kristen di dunia ini. Dosa menyebabkan semangat pemberitaan Injil menghasilkan "antiintellectualism" ("Fundamentalism and American Culture" New York: Oxford, 1980, p. 212), padahal "antiintellectualism" sendiri membuat peran umat Kristen menjadi mati dalam hampir semua bidang kehidupan. Peran umat Kristen pun makin mengecil sehingga terjadilah "pemutarbalikan posisi", dari "sumber berkat" menjadi "objek perubahan paradigma". Kekristenan harus menampakkan diri dan menanggalkan prinsip-prinsip utama identitas mereka, atau mereka akan semakin terisolir dan terasing, bahkan di antara saudara-saudara seiman mereka sendiri. Jacques Ellul dalam The Technological Society telah mensinyalir hal ini. Di tengah budaya baru yang diciptakan oleh perkembangan teknologi, begitu banyak ruang untuk mengaplikasikan iman Kristen telah tertutup, termasuk persekutuan dengan saudara seiman. "Natural Grouping", seperti misalnya "persekutuan orang percaya" tak ada lagi. Yang ada adalah "Technological Society" sehingga antara hamba Tuhan pun muncul persaingan dan kecemburuan yang sangat besar. Hancurnya keterikatan relasi dengan sesama ini menutup kemungkinan bagi umat Kristen untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia ini. Sikap umat Kristen di tengah kegagalan mereka untuk menjadi berkat. ------------------------------------------------------------------- Kegagalan untuk menjadi berkat ini juga telah menyeret umat Kristiani ke dalam kesalahan-kesalahan lain yang makin menceraikan mereka dari dunia. Tanpa disadari, telah muncul budaya Kristen yang ekslusif yang memberi perasaan keterasingan, permusuhan, dan penolakan terhadap dunia luar. Meskipun Alkitab sendiri mengajarkan pemakaian "pelayanan" sebagai bahasa inklusif bagi hubungan kekristenan dengan dunia (Matius 25:34-40) seraya mengingatkan bahwa bahasa eksklusif dengan simbol-simbol iman Kristen tak berfaedah untuk dipakai pada saat hati manusia masih tertutup (Matius 7:6), umat Kristen belum berhasil mengintegrasikan kedua kebenaran tersebut dalam sikap mereka terhadap dunia. Mereka terjebak dalam berbagai ekstrim, seolah-olah pemberitaan Injil memang harus konfrontatif dengan risiko penolakan dan kebencian dunia terhadap mereka. Seolah-olah pengalaman nabi-nabi dan rasul-rasul dengan penganiayaan oleh karena Injil adalah "satu-satunya kemungkinan" yang memang menjadi ketetapan Tuhan. Mereka lupa bahwa sebagian besar penolakan dan kebencian dunia atas umat Kristen terjadi oleh karena kesalahan dan kelemahan mereka, dan bukan oleh karena kesetiaan mereka pada Injil Yesus Kristus. Tuhan Yesus memang sudah memprediksi kebencian dunia atas umat Kristen (Yohanes 17:14), tetapi Dia tidak pernah mengajarkan sikap dan tingkah laku yang akan menimbulkan kebencian. Berulang kali Alkitab menyaksikan kehadiran yang "sangat positif" dari umat Allah di tengah dunia (Ishak di Bersyeba -- Kejadian 26; Jusuf di Mesir -- Kejadian 39-50; keluarga Elimelekh di Moab dalam Kitab Rut; dan Daniel di Babel). Oleh sebab itu, untuk lebih memahami realita kegagalan untuk menjadi berkat beberapa fenomena di bawah ini perlu diwaspadai, yaitu: 1. Perasaan takut dan alergi terhadap umat beragama lain yang ada di sekitar kita. Ketakutan yang tidak pada tempatnya biasanya lahir dari pemahaman yang keliru tentang kebenaran Firman Allah. Panggilan untuk memberitakan Injil, misalnya, telah berubah menjadi hukum keharusan untuk memberitakan Injil bagi setiap orang Kristen dengan cara dan pendekatan yang sama. Akibatnya, pemberitaan Injil dilakukan di luar konteks "menjadi berkat" dan toleransi menghargai perbedaan yang merupakan modal utama untuk menjadi berkat tidak ada lagi. Seolah-olah toleransi menghargai perbedaan merupakan sikap yang keliru oleh karena merugikan dan membahayakan eksklusivitas iman sehingga perlu dihindari jauh- jauh. Hasilnya, pemberitaan Injil banyak yang dilakukan di luar konteks dialogis antarpribadi yang baik dimana orang memperlakukan objek pemberitaan Injil sebagai satu pribadi yang seutuhnya. Tidak heran jikalau banyak orang Kristen melakukan pemberitaan Injil dengan ketakutan dan kecemasan. Mereka takut oleh karena Injil yang begitu penting harus disampaikan di luar konteks "kepedulian yang sesungguhnya" terhadap sesama. Hal ini pada kenyataannya memang seringkali berisiko tinggi, karena mereka yang menjadi obyek pemberitaan Injil tersebut "merasa dirinya diperlakukan bukan sebagai manusia yang seutuhnya". 2. Sikap mengisolasi dan bermusuhan terhadap dunia. Memang, Alkitab menyaksikan perbedaan hakiki antara umat Allah dengan apa yang disebut sebagai "dunia". Tetapi, Alkitab juga menyaksikan betapa Allah sangat mengasihi "dunia" dan mengutus Anak-Nya yang Tunggal untuk menyelamatkan dunia. Bahkan, Alkitab juga menyaksikan bahwa kita yang sesungguhnya anak-anak dunia telah dipanggil keluar untuk diutus kembali ke dalam dunia. Gereja (ekklesia) adalah kumpulan anak-anak tebusan-Nya yang di tempatkan "di tengah dunia untuk menjadi berkat bagi dunia". Itulah sebabnya, Allah mengizinkan umat- Nya hidup bersama, bahkan bekerjasama dengan "anak-anak dunia" dalam hampir setiap bidang kehidupan. Sejarah juga membuktikan bahwa Allah memakai umat beragama lain untuk membawa filsafat Aristotel (*) kembali mengisi wacana kepedulian terhadap realita kehidupan dalam dunia yang selama berabad-abad telah diabaikan oleh umat Kristen. Teokrasi versi Perjanjian Lama sudah dihapuskan, bahkan negara Kristen seperti zaman Konstantin telah ditiadakan. Allah tidak pernah memanggil umat-Nya menjadi "Reconstructionist" yang akan membangun masyarakat dengan prinsip-prinsip hukum dan peraturan yang eksklusif Alkitabiah. Panggilan untuk umat Kristen adalah panggilan untuk menjadi terang dan garam, dan bukan panggilan untuk menjadi ragi (yeast) yang mengubah hakikat atau mengkhamirkan. Di tengah misteri kehidupan yang diizinkan Allah ini, banyak umat Kristen terus-menerus jatuh dalam berbagai kesalahan. Mereka tidak menyadari adanya berbagai peran yang harus mereka mainkan karena di satu pihak mereka "bukan milik dunia", tetapi di pihak lain "mereka adalah bagian dari realitas kehidupan di dunia". Peran mereka bukan hanya satu yaitu "sebagai yang lain dari dunia". Namun mereka memiliki peran "ganda" karena mereka harus hidup bersama, bekerjasama, berdialog, saling menolong, saling menghormati, bahkan saling mengasihi dengan "anak-anak dunia". Mereka harus membangun masyarakat dan kehidupan yang lebih baik untuk dijalani bersama dengan "anak-anak dunia". Sikap menutup diri dan permusuhan adalah dosa. Sikap menutup diri dan permusuhan seringkali muncul tanpa disadari. Sikap negatif ini bahkan menjadi pola hidup banyak umat Kristen, khususnya pada saat mereka tidak mampu menjadi fleksibel dalam menjalankan peran "ganda" yang diberikan Allah pada mereka. Mereka dipanggil untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia, dan panggilan itu tak mungkin terpenuhi jika mereka terus menutup diri dari dunia ini. [ (*) Setelah perang Salib (abad XI-XIII) perjumpaan dengan Islam telah membawa masuk filsafat Aristotel kembali ke dalam kekristenan. Filsafat Aristotel bukanlah filsafat Kristen, melainkan pengaruhnya telah membukakan wacana pemikiran Kristen yang selama ini terabaikan. Kekristenan yang selama berabad-abad didominir oleh orientasi Agustinian yang memisahkan Allah dari dunia yang sudah jatuh dalam dosa, sekarang melihat arti keselamatan Kristus dalam realita alam semesta yang sudah diperdamaikan. ] Bahan diedit dari sumber: Buletin : Newsletter STTRII, Volume IX/2001 Penulis : Yakub B. Susabda, Ph.D. *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* SUMBER MISI *~ THE JESUS FILM PROJECT ==> http://www.jesusfilm.org/ ==> http://www.jesusfilm.org/languages/indexjc.html "JESUS" Film Project, sebuah organisasi pelayanan penginjilan yang sangat luar biasa, telah menerjemahkan film "JESUS" ke dalam 910 bahasa (termasuk yang hanya berupa versi audio). Lebih dari 5 milyar orang telah melihat film itu sejak 1979, kebanyakan dalam bahasa asli daerah mereka. Melalui film itu, para penonton dapat melihat kembali masa-masa kehidupan Yesus. Hampir setiap kata-kata dalam film tersebut, yang diambil dari Injil Lukas, begitu memberi inspirasi dan telah secara luar biasa menampilkan kembali masa-masa terpenting dalam sejarah umat manusia. Saksikan film "JESUS" secara online dalam bahasa daerah Anda dan ajaklah juga anak-anak Anda menikmati "The Story of Jesus for Children". WIDE NET INTERNATIONAL MINISTRIES ==> http://www.thewidenet.org ==> http://mnn.gospelcom.net/article/7612 Wide Net adalah sebuah organisasi pelayanan dari Amerika yang diluncurkan awal tahun ini, mereka mengkhususkan diri dalam penggunaan teknologi dalam melayani konsultasi untuk menolong pelayanan Kristen di seluruh dunia dalam mengabarkan Injil. "Organisasi ini dibuka awal tahun 2005, untuk menyediakan teknologi kelas dunia, konsultasi, dan layanan lainnya bagi pelayanan Kristen untuk membantu mereka melaksanakan tugasnya secara lebih efisien," kata wakil Wide Net, Jason Williamson. "Biaya operasional kami di luar dugaan sangatlah rendah, dana yang kami terima ini sebenarnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi orang-orang percaya di negara-negara berkembang, sementara pada saat bersamaan juga dapat memberikan kita kesempatan untuk menciptakan solusi untuk model yang sangat murah." Satu hal yang menarik adalah bagaimana Wide Net membimbing mereka yang terhilang kepada Kristus melalui pelatihan-pelatihan. "Banyak dari peserta pelatihan ini sama sekali tak pernah pergi ke gereja; mereka belum terjangkau. Mereka tidak diperhitungkan oleh penginjilan tradisional. Pada akhir pelatihan, orang-orang itu seringkali datang pada kami dan berkata, "Dapatkah kami diberitahu satu tempat dimana kami bisa belajar lebih banyak tentang Alkitab?" dan banyak dari mereka lalu datang kepada Kristus. Wide Net sedang mencari para profesional Kristen untuk membantu usaha penginjilan ini. Informasi lebih lanjut, kunjungi situs di atas. *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* DOA BAGI MISI DUNIA *~ P E R U Peru Merayakan Kesuksesan dalam Pemberitaan Injil Peru (MNN) -- Lebih dari 60.000 salinan Book of Hope telah didistribusikan di Lima, Peru akhir-akhir ini. Hal itu diadakan sebagai bagian dari pelayanan Affect Destiny Team dari Michigan. Sebagai kelanjutannya, sekitar 8.000 anak dan pemuda telah menerima Kristus pada acara Hope Fest Celebration. Atas kesuksesan itu, sekarang lebih banyak gembala-gembala sidang Peru yang mau bekerja dengan memakai "Book of Hope". [Mission Network News, August 23th 2005] Pokok Doa: ---------- * Bersyukur untuk suksesnya distribusi Book of Hope di Lima serta mengucap syukur untuk 8.000 anak dan pemuda di Peru yang telah menerima Kristus pada acara Hope Fest Celebration. * Doakan supaya Book of Hope senantiasa dipakai Tuhan untuk melayani anak-anak di Peru. A F R I K A Umat Kristen sangat dibutuhkan untuk membantu penginjilan Gereja- gereja di Afrika (MNN). Sementara itu, pelatihan misi untuk Afrika Timur pada dasarnya sangatlah sederhana, yaitu meliputi: mengatur jalannya pelatihan penginjilan serta penyebaran bahan EvangeCubes. Wakil dari Global Missions Fellowship, Nathan Sheets mengatakan bahwa mereka membantu gereja di Afrika mempersiapkan diri untuk mampu secara pribadi memberitakan Injil kepada 4 juta orang yang belum percaya di Afrika Timur. Sheets mengatakan bahwa mereka akan sangat sibuk di musim panas ini. "Kita telah memobilisasi kira-kira 600 orang dari Amerika Utara untuk terlibat dalam membantu kerjasama dengan gereja-gereja yang ada dalam hal membantu penginjilan, pemuridan, dan membangun gereja-gereja baru." Sheets mengemukakan bahwa sejak bulan Maret, respon gereja-gereja di Afrika tersebut sangatlah hebat. Setelah mendapatkan peralatan dan pelatihan, mereka mengembangkannya sendiri. "Kita telah melihat 27 ribu lebih orang Afrika dilatih dan melatih bersama Evangecubes, sedangkan kami hanya punya bahan Evangecubes lengkap untuk melatih 7 ribu orang saja. Tapi dari 7 ribu orang itu, mereka keluar dan mengabarkan Injil dengan 30 ribu orang lainnya. Hasilnya 11 ribu orang datang pada Kristus dan 63 gereja baru dimulai." [Mission Network News, August 23th 2005] Pokok Doa: ---------- * Doakan pelatihan penginjilan yang akan dilakukan; persiapan dan orang-orang yang akan terlibat dalam pelatihan ini. * Doakan petobat-petobat baru serta gereja-gereja baru supaya ada follow up dari mereka dan selalu ada penyertaan Roh Kudus. C O L O M B I A Seorang wanita telah membuat perbedaan demi perdamaian di Colombia. Pernyataan pemerintah tentang program demobilisasi (pembubaran tentara) di Colombia telah mendapat tanggapan beragam. Menurut para tentara yang sah, hal itu berarti akan ada banyak kekuatan yang menentang pemerintah. Mewakili IN Network, Rody Rodeheaver menceritakan tentang salah satu rekannya, kita sebut saja namanya `Gloria`, yang menolong anak-anak jalanan di pusat negara itu. Yang dikerjakan Gloria adalah pekerjaan yang sangat berbahaya karena pelayanan misinya bersarang di tengah wilayah para gerilyawan. "Ia mengumpulkan anak-anak itu dan merawatnya, memberi mereka makan dan pakaian, serta memastikan mereka mendapatkan pendidikan, serta yang paling penting adalah membagikan kasih Kristus kepada anak-anak itu. Saat ini IN Network Colombia telah mendanai lebih dari 25 anak-anak jalanan ini." Adanya perang yang sedang berkecamuk di sekitar daerah itu, Rodeheaver mengatakan, bahwa mereka tidak bisa lagi memikirkan siapa yang bisa melindungi Gloria dan pelayanannya. "Bahkan para gerilyawan itu mengakui bahwa `di sini ada seorang wanita yang atasnya ada Tangan Allah sendiri yang melindunginya` dan selama bertahun-tahun mereka menghormatinya dan tidak pernah mengganggunya." [Sumber: Mission Network News, August, 24th, 2005] Pokok Doa: ---------- * Mengucap syukur karena pelayanan yang dilakukan oleh `Gloria` telah menjadi berkat bagi anak-anak jalanan. Doakan agar Allah melindungi `Gloria` dan terus memberikan hikmat dalam melakukan pelayanan di daerah berbahaya tersebut. * Berdoa untuk anak-anak jalanan yang dilayani supaya Roh Kudus membuka hati mereka untuk tidak hanya sekadar terbuka menerima kebutuhan jasmani, tapi juga hati mereka terbuka menerima Kristus, serta membagi kasih tersebut kepada orang lain. *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* DOA BAGI INDONESIA *~ PELAYANAN DI INDONESIA ====================== Kunci pelayanan misi adalah berjejaring dengan anggota tubuh Kristus, karena Tubuh Kristus sebagaimana tubuh kita -- bisa berfungsi secara maksimal jikalau setiap anggota tubuh dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan talenta yang diberikan Tuhan. * Doakan untuk kerjasama antarlembaga atau organisasi misi dan gereja-gereja di Indonesia. * Doakan organisasi misi yang sedang berusaha merekrut tenaga-tenaga muda dalam pelayanan misi sedunia, termasuk tenaga-tenaga pelayanan untuk suku-suku terabaikan. * Doakan kegerakan misi dan even misi yang dilakukan oleh organisasi, gereja, atau individu dalam rangka kebersamaan. * Doakan organisasi misi Indonesia dalam menebar kasih Kristus kepada bangsa-bangsa. * Doakan mereka yang terpanggil menjadi `goers` (yang diutus), yang memerlukan `senders` (pendukung) baik dalam doa, dana, dan moral. *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* SURAT ANDA *~ From: Matelda<Matelda_Ibo(at)> >Terima kasih untuk e-MISI, saya sangat terberkati. Terutama bahan >dari e-Misi saya print dan kirim untuk Papa dan Mama saya yang >keduanya adalah hamba Tuhan dalam pelayanan mereka. Mereka juga >menyampaikan Terima kasih, karena bahan2 renungan ini sangat >berguna dalam pelayanan mereka di kampung kecil di Danau Sentani. >Selamat melayani. Tuhan Yesus memberkati. >Salam, >Matelda Ibo Rumbiak Redaksi: Kami senang karena Anda telah menjadi saluran berkat bagi orangtua Anda yang melayani di Danau Sentani. Kami bersukacita karena bahan- bahan dari e-MISI bisa mendukung pelayanan di sana. Apabila ada kesaksian atau pokok doa yang bisa disharingkan kepada pembaca e-JEMMi, silakan mengirimkannya ke Redaksi. Terima kasih dan Tuhan Yesus memberkati pelayanan Anda dan keluarga Anda. *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* URLS Edisi Ini *~ * Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2005 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Natalia Endah S., Rudi Kurniadi, Lisbet, dan Tesalonika Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi(at)xc.org> ______________________________________________________________________ Berlangganan, kirim email kosong ke: <subscribe-i-kan-misi(at)xc.org> Berhenti, kirim email kosong ke: <unsubscribe-i-kan-misi(at)xc.org> Kirim pertanyaan/saran/bahan: <owner-i-kan-misi-JEMMi(at)xc.org> Situs e-MISI dan e-JEMMi http://www.sabda.org/misi/ Arsip e-JEMMi http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ SABDA Katalog http://www.sabda.org/katalog/ *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |