Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/34

e-JEMMi edisi No. 34 Vol. 14/2011 (23-8-2011)

Kesaksian SB

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
KESAKSIAN MISI: KESAKSIAN SB
SUMBER MISI: BRAZIL CHRISTIAN MISSION (BCM)
STOP PRESS: DAPATKAN BUNDEL BULETIN PARAKALEO!

Shalom,

Ada pepatah yang berbunyi, "patah tumbuh, hilang berganti" atau "mati
satu, tumbuh seribu". Tampaknya pepatah tersebut juga berlaku bagi
seorang pejuang iman di Tajikistan. Kematiannya memang menghentikan
hidupnya, tetapi semangat penginjilannya terus berkobar di hati
keluarga dan pengikutnya. Silakan menyimak kisah selengkapnya dalam
kesaksian misi kali ini. Tengok juga pelayanan misi di Brazil dalam
kolom sumber misi. Selamat berdoa Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://misi.sabda.org/ >

                     KESAKSIAN MISI: KESAKSIAN SB

Selama dua jam setiap pagi, dan dua jam lagi setiap sore, Pendeta SB
menghabiskan waktunya bersama Yesus. Dia membaca Alkitab, berdoa, dan
menaikkan lagu-lagu pujian, sambil memetik gitarnya. Seperti nabi
Daniel, persekutuannya dengan Allah adalah suatu bagian yang
dilakukannya setiap hari.

Pada 12 Januari, saat itu listrik mati semalaman, dan dia sedang
menikmati persekutuan malamnya dengan Bapa Surgawi. Dia duduk di
ruangan depan rumahnya. Ruangan tersebut dipakai sebagai tempat suci
bagi gereja kecilnya, yang telah dirintis oleh SB dan istrinya di
barat laut Tajikistan. Persekutuan mereka merupakan satu-satunya
gereja Kristen di kotanya, satu-satunya pos terdepan di kota yang
memiliki 126 tempat ibadah agama lain.

Saat SB bernyanyi dan memainkan gitar, suara letusan senjata
memecahkan keheningan malam. Peluru-peluru menembus kaca jendela
depan. Tembakan pertama mengenai tangan SB, darahnya menciprat ke atas
gitar yang dimainkannya. Tembakan kedua mengenai kakinya, sebelum
tembakan terakhir ke arah dadanya yang mengakhiri hidupnya di dunia
ini.

Mendengar suaminya berteriak, T berlari menuju ruangan di mana SB
berada. Yang dapat dia lakukan bagi suaminya hanya melihatnya mati.
Bagaimanapun, aksi penembak gelap tersebut belum berakhir. Dia
berjalan di sekitar rumah, menembak membabi buta ketiga sisi dinding
rumah. Dia juga menembaki mobil SB. Lalu penembak tersebut melarikan
diri melalui gang sempit yang berdebu di belakang rumah, menghilang di
kegelapan dingin malam.

Satu minggu sebelum penembakan, salah satu koran kota mencetak artikel
mengenai gereja. Isi artikel tersebut memprovokasi. Ada satu kalimat
di akhir artikel: "Jadi lebih baik SB diapakan?" Rupanya, penembak
tersebut menganggap dirinya adalah jawaban atas pertanyaan tersebut.
Di Tajikistan, para penganiaya utamanya bukan pemerintah tetapi
kelompok-kelompok agama radikal yang beroperasi di negara itu.

SB membaca Alkitabnya. Dia melihat kepada firman Tuhan di Yohanes
12:24, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak
jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia
mati, ia akan menghasilkan banyak buah." Ketika dia bangun pada 12
Januari, dia tidak menyadari bahwa dia akan menjadi benih itu, bahwa
dia akan mati hari itu.

Penderitaan bukan hal yang baru bagi SB, tetapi jika kembali mengingat
lima tahun yang lalu, mungkin sulit dibayangkan laki-laki ini
menyerahkan hidupnya bagi Kristus. Dulunya SB adalah seorang pemimpin
organisasi kejahatan di Tajikistan, seorang yang telah lima kali masuk
penjara selama total 18 tahun. Di dalam penjara dia bertemu dengan SG,
seorang Kristen, sesama narapidana yang mengenal Kristus melalui
pelayanan kunjungan ke penjara oleh sebuah gereja. SG mulai berdoa
agar Yesus menjadi nyata dalam hidup SB.

"Berdoalah bagi orang lain," kata SG. "Jangan buang-buang waktu berdoa
bagi saya." SG pantang mundur. Dia adalah orang yang bertanggung jawab
atas kapel penjara, dan selama tiga tahun dia terus berdoa setiap hari
agar sahabatnya mau datang kepada Kristus. Pada bulan Agustus 2000,
doa-doanya dijawab ketika SB berlutut dan menerima Kristus sebagai
Juru Selamat dan Tuhan. Enam bulan kemudian, SB yang berapi-api ini
memimpin pelajaran Alkitab di dalam penjara. Dia dibebaskan dari
penjara pada November 2001, dan dibaptis tidak lama setelah itu.
Tetapi dia akan kembali lagi ke penjara itu berkali-kali, karena di
sana masih ada yang lain di balik terali besi -- yang memerlukan
keselamatan Kristus.

SB melakukan perjalanan mengunjungi pelosok-pelosok negerinya. Dia
adalah seorang pengkhotbah yang bergairah dengan kasihnya yang luar
biasa bagi orang-orang. Allah memanggilnya untuk menanam sebuah gereja
di kotanya -- sebuah kota yang tidak ada satu pun orang Kristen yang
tinggal di sana, kecuali orang-orang agama radikal. SB dan T mulai
melakukan perjalanan pada hari Minggu untuk mengadakan ibadah-ibadah;
dan di awal 2003, mereka pindah ke kota lain. Sejak saat itu,
gerejanya mulai bertumbuh dan jiwa-jiwa baru menerima Kristus. Tidak
seorang pun yang tahu pelayanan SB di kota tidak akan bertahan lama,
hanya setahun.

"Hidupnya bagi Kristus adalah bercahaya seperti bintang," kata SB,
"seperti sebuah ledakan."

Sumber kerohaniannya yang berkobar-kobar berasal dari empat jam sehari
menghabiskan waktu bersama Yesus di dalam doa, pembelajaran Alkitab,
dan penyembahan.

"Saya sudah menjadi Kristen selama 12 tahun," kata T, istri SB, dan
saya tidak pernah bertemu dengan seorang pendoa seperti SB. Seminggu
sebelum kematiannya, SB memohon kepada Tuhan untuk memberikannya
tambahan dua jam lagi -- di siang hari baginya untuk bersekutu dengan
Allah.

Allah menjawab doanya dengan jalan yang tidak seorang pun harapkan,
Tuhan memberikan kepada SB tidak hanya tambahan dua jam, tetapi
kekekalan bersama Kristus. Tetapi bagi istrinya yang sekarang
ditinggalkan, sepertinya terlalu berat.

"Selama 20 hari (setelah pembunuhan) saya tidak mau memegang Alkitab
di tanganku," kata T pada saat KDP berdiri di samping kuburan
suaminya, yang dikuburkan di suatu tanah bebatuan yang terbentang di
luar kota kelahirannya. "Lalu Allah mulai menunjukkan kepadaku
kebaikan-Nya. Awalnya, saya bertanya, `Kenapa, Allah, kenapa?`"
Terhenti sejenak dia mengusap air mata yang menetes turun ke wajahnya.
"Setelah itu, saya mulai mengerti bahwa peristiwa ini merupakan
rencana Allah. Saya mulai belajar bagaimana bersyukur kepada Allah
melalui peristiwa ini."

Tetapi kesaksian SB tidak terhenti di sini. Nyatanya, benih
kehidupannya mulai menghasilkan buah-buah kehidupan dan bahkan lebih
banyak lagi. Suatu pencurahan kasih datang pertama kali dari
pelosok-pelosok negaranya, lalu dari seluruh dunia. T telah menerima
surat-surat dari berbagai penjara yang berbeda di Tajikistan,
surat-surat dari para narapidana yang dipengaruhi oleh kehidupan dan
pelayanan suaminya.

"Banyak orang telah dibangkitkan dari kerohanian mereka yang
tertidur," kata SG. "Tidak hanya di Tajikistan, tetapi juga Kirgiztan
dan Kazakstan. Banyak narapidana yang merupakan sahabat karibnya
ketika mendengar kisah pembunuhannya, menjadi lebih dekat lagi dengan
Kristus dan berkomitmen memberikan hidup mereka kepada Yesus."

Bahkan di kuburan SB, benih kehidupan menghasilkan buah. Anak angkat
SB yang berumur 18 tahun, SJ, sebelumnya telah melarikan diri dari
Tuhan. Saat SJ memandangi kuburan ayahnya, pesan kehidupan dari SB
tumbuh subur di hatinya. Saat itu juga dia kembali menerima Kristus.

"Saya tidak tahu seperti apa ayah kandungku dan SB menjadi seorang
ayah baru bagiku," kata SJ. "Ketika saya punya masalah, saya pergi
mengunjunginya dan kami berbicara tentang masalah yang saya hadapi,
dan dia menguatkan saya dan dia sangat mengerti saya. SB menjadi
seperti ayah kandungku sendiri. Dia tidak pernah menghakimi siapa pun.
Bagi saya, kata SB: `Tugas saya adalah memberitahukan kepadamu
mengenai Yesus dan mengatakan kepadamu bahwa kamu harus bertobat.
Waktunya akan datang ketika kamu mengerti.` Dan dia benar bahwa
waktunya sudah datang."

Pelayanan SB berlanjut. T masih tinggal di rumah di mana suaminya
mati. Visi SB memperluas gerejanya sedang bergerak maju. Seminggu
setelah kematiannya, banyak anggota jemaatnya tinggal dalam ketakutan.
Sekarang hampir semua dari mereka telah kembali bersekutu.

"Kami telah berdoa dalam waktu yang lama, agar Allah menunjukkan
perhatian-Nya ke kota di mana SB melayani dan sekarang sudah
terwujud," kata T. "Allah telah menunjukkan rancangan-Nya, dan
sekarang Dia telah membelokkan perhatian banyak orang di seluruh dunia
ke kota itu. Allah sedang mempersiapkan berkat khusus, karena kita
sedang berlutut berdoa selama berjam-jam dan juga berdoa bagi setiap
uang yang kita sumbangkan untuk pembangunan gedung gereja baru. Kami
hanya memiliki satu rencana di masa depan: untuk menyelesaikan
pembangunan gedung baru kami, dan untuk melanjutkan pelayanan
(memenangkan jiwa-jiwa) di daerah kami. Kami meminta kepada Allah
hanya satu.... untuk melanjutkan pelayanan kami di tempat di mana SB
dibunuh."

Ada seseorang yang mereka harapkan dapat dijangkau dengan benih Injil,
yaitu orang yang telah membunuh SB, anak pemimpin tempat ibadah agama
radikal. Saat ini dia sedang ditahan karena suatu kejahatan. "Satu
hari kami akan bertemu dengan orang yang membunuh SB, karena kami
memiliki pelayanan penjara di seluruh Tajikistan," kata SG, "dan kami
siap untuk memberitakan Yesus kepadanya."

Pokok Doa:

1. Doakan T, SJ, dan SG, agar Tuhan menyertai mereka dalam setiap
pelayanan mereka menjangkau jiwa-jiwa di Tajikistan.

2. Doakan pembunuh SB, agar bertobat dan mengalami jamahan kasih
Kristus.

3. Doakan orang-orang percaya di Tajikistan, agar bertekun dalam doa
dan berani menyatakan iman mereka di tengah masyarakat yang belum
mengenal kasih Kristus.

Diambil dari:
Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi November - Desember 2004
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan
Halaman: 3 -- 5

             SUMBER MISI: BRAZIL CHRISTIAN MISSION (BCM)

Berawal dari sebuah mimpi seorang anak berusia 12 tahun, ketika
memperoleh pelajaran tentang Brazil. Pada zamannya, apa yang dia
impikan itu terlihat mustahil. Akan tetapi, dengan harapan dan
kepercayaan yang besar kepada Tuhan, Lloyd David Sanders dapat
mewujudkan mimpinya untuk mendirikan gereja di ibu kota Brazil.

Brazil Christian Mission, didirikan oleh Sanders pada tahun 1953 di
Goiania (yang sekarang adalah Brasilia). Selain bergerak dalam bidang
penginjilan dan pembangunan gereja melalui institusi yang mereka
dirikan, BCM juga membangun dan melatih para pekerja untuk Pelayanan
firman Allah. Pelayanan nyata yang mereka kerjakan melalui kegiatan
sosial, di antaranya: memberikan bantuan untuk anak, bantuan biaya
untuk relawan, dan bantuan bagi keluarga yang memerlukan. Dengan
penyertaan Tuhan, pelayanan mereka bisa sampai ke luar Brazil. Semakin
besar proyek dan tanggung jawab yang BCM terima, dukungan doa semakin
dibutuhkan. Anda dapat bergabung langsung dengan organisasi pelayanan
misi mereka, dan Anda juga dapat memberikan bantuan berupa makanan,
kendaraan, peralatan, perlengkapan, serta konsumsi untuk sekolah.
(DIY)

==> www.bcmission.org

            STOP PRESS: DAPATKAN BUNDEL BULETIN PARAKALEO!

Buletin Parakaleo berisi tulisan-tulisan dari penulis dan konselor
Kristen yang telah berpengalaman dalam bidangnya, seperti Yakub
Susabda, Esther Susabda, Paul Gunadi, dan Paul Soetopo. Buletin
Parakaleo ini diterbitkan oleh Departemen Konseling Sekolah Tinggi
Teologi Reformed Injili Indonesia sejak tahun 1984 hingga tahun 2007
[buletin ini sekarang sudah tidak terbit lagi]. Saat ini tersedia
bundel Buletin Parakaleo yang berisi 56 edisi (lengkap).

Jika Anda berminat untuk mendapatkan bundel buletin Parakaleo ini,
silakan mengisi form pemesanan di bawah ini. Pesanan Bundel Parakaleo
akan dikirim lewat pos ke alamat pemesan (mohon tulis alamat yang
lengkap).

Sebagai ganti biaya cetak dan ongkos kirim, pemesan bisa memberikan
sumbangan sukarela lewat transfer Bank:

Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati

----------------> potong di sini <-------------------
         FORM PEMESANAN BUNDEL PARAKALEO

Nama Pemesan:
Alamat lengkap:
Kota:
Kode Pos:
No. HP:
Email:

Jumlah yang dipesan: .... bundel (masing-masing berisi 56 edisi -- lengkap)

----------------> potong di sini <-------------------

Kirimkan kembali form ini dan bukti transfer ke:
==> konsel(at)sabda.org

Atau kirimkan data Anda lewat SMS ke: 088-1297-9100

"THE BIBLE IS OUR ONLY CERTAINTY FOR THIS LIFE; FOLLOWING WITH
SPIRITISM IS GREAT FOOLISHNESS"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org