Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2007/34 |
|
e-JEMMi edisi No. 34 Vol. 10/2007 (21-8-2007)
|
|
Agustus 2007, Vol.10 No.34 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI : Misi bagi Para Pelaut SUMBER MISI : International Christian Maritime Association, The Mission to the Seafarers DOA BAGI MISI DUNIA: Internasional, India DOA BAGI INDONESIA : Pelayanan Misi di Laut ______________________________________________________________________ LORD, MY SHIP IS SO SMALL AND YOUR SEA IS SO BIG "WE ARE AS NEAR TO HEAVEN BY SEA AS BY LAND." (Sir Humphrey Gilbert) ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Laut mungkin menjadi salah satu ladang misi yang agak belakangan digarap. Padahal, lalu lintas dunia maritim bukannya sepi. Mayoritas luas bumi diisi oleh perairan. Jadi, tidak mengherankan kalau ada begitu banyak pelaut, juga pelancong yang menempuh jalur kelautan ini. Dan mereka merupakan ladang penginjilan yang tak kalah potensial dibandingkan dengan di daratan. Namun, bagaimanakah penginjilan maritim ini dilakukan? Seperti apa bentuk pelayanan yang bisa diwujudkan di samudera luas tersebut? Untuk menjawabnya, redaksi telah menyiapkan sebuah artikel mengenai penginjilan di dunia maritim. Telusuri pula organisasi-organisasi misi yang memusatkan pelayanan mereka di bidang maritim dengan berkunjung ke dua situs yang disajikan di kolom Sumber Misi kali ini. Biarlah nama Yesus dikumandangkan juga di lautan luas. Redaksi tamu e-JEMMi, Raka Sukma Kurnia ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI MISI BAGI PARA PELAUT ===================== Pintu Gerbang Menuju Orang-Orang yang Belum Terjangkau ------------------------------------------------------ "Jelas sekali -- Yesus memberikan janji yang lebih baik," kata seorang pelaut Cina saat diberi kesempatan untuk membandingkan agama Budha dengan Kristen. Dia minta dibaptis di tempat perkumpulan para pelaut setempat, di mana pendeta juga memberinya sebuah kitab Perjanjian Baru dan beberapa buku penyelidikan Alkitab. Saat kapalnya kembali berlabuh di dermaga yang sama tiga bulan kemudian, delapan dari teman-temannya yang beragama Budha bergabung dengannya untuk mendalami Injil -- dua dari mereka siap untuk dibaptis. Para Pelaut Zaman Dulu dan Zaman Sekarang ----------------------------------------- Mereka yang melayani para pelaut di seluruh dunia menemukan fakta bahwa para pelaut adalah kelompok yang mau menerima sesuatu yang baru. Namun begitu, kebanyakan orang Kristen tidak menyadari ladang misi dan misi potensial yang ada di kalangan para pelaut itu (pria dan, sekarang sudah meluas, wanita). Misi-misi terdahulu untuk para pelaut membentuk stereotip kita bahwa makanan rohani hanya tersedia bagi para pelaut dari Eropa dan Amerika Utara. Namun sekarang, awak kapal dagang di seluruh dunia sudah berubah secara dramatis. Sebanyak delapan puluh persen dari semua pelaut berasal dari Asia. "Sebagian besar pelaut belum pernah mendengar Injil," kata Dr. Roald Kverndal, juru bicara terkemuka untuk kebutuhan dan kesempatan pelayanan di kalangan para pelaut. Kverndal melayani sebagai Sekretaris Eksekutif International Council of Seamen`s Agencies (ICOSA) dan konsultan pelayanan bahari untuk Lutheran World Federation dan Evangelical Lutheran Church di Amerika. Dia menjelaskan bahwa gereja sering kali tidak termotivasi atau tergerak untuk menjangkau para pelaut dengan Injil, padahal para pengembara laut itu -- sekumpulan orang yang tak berpendidikan, kesepian, dan lemah -- lapar akan Kabar Sukacita. Hal lainnya lagi, saat para pelaut menerima Kristus, mereka dapat menjadi terang, baik di kapal maupun di tempat-tempat labuhan di seluruh dunia. Dan bukti menunjukkan bahwa hal itu memang terjadi. "Para pelaut Korea unggul dalam menyebarkan Injil kepada sesama pelaut," kata Kverndal, "tapi kami juga berhubungan dengan para pelaut dari Filipina, Burma, dan India yang juga melayani di laut." Seorang Afrika yang secara penuh waktu melayani para pelaut adalah Pendeta Peter Ibrahim, keturunan Sudan yang tinggal di Hamburg, Jerman Barat. Tertarik dengan pelayanan bahari saat tinggal di Jerman, Ibrahim menyelesaikan seminari kelautan dengan para pelaut lainnya di Dar es Salaam, Tanzania dan kemudian kembali ke Eropa. Sekarang ia melayani di Hamburg, di Northelbian Center for World Mission dan German Seamen`s Mission. Ibrahim telah menemui banyak pelaut, termasuk orang-orang Muslim berbahasa Arab, para penganut Koptik dari Mesir, dan orang-orang Korea yang beragama Kristen. "Orang-orang Korea," katanya, "Luar biasa. Mereka tidak melakukan sesuatu dengan setengah-setengah. Dan ketika mereka berlabuh, ... mereka memberitakan Injil ke mana pun mereka pergi." Kverndal menjelaskan bahwa para pelaut adalah para misionaris pertama yang dipilih oleh Yesus. Lagi pula murid-murid-Nya -- yang adalah nelayan -- adalah orang-orang yang bermata pencaharian di air. "Karena pintu masuk ke beberapa negara tertutup, para pelaut bisa jadi adalah misionaris terakhir kita yang dapat diharapkan," katanya. Bagi Kverndal, para pelaut adalah misionaris terbaik. Dia menunjuk kepada keberanian, belas kasih, kejujuran, dan kesungguhan mereka. "Dan," tambahnya, "mereka selalu bepergian, membuat mereka menjadi penyebar Injil yang alamiah." Kverndal tahu benar dengan apa yang dikatakannya. Lahir di Britania dari orang tua keturunan Norwegia, saat masih kecil ia bersekolah minggu di Norwegian Seamen`s Church (Gereja Pelaut Norwegia) di London. Sejarah kelautan selama berabad-abad dari kedua orang tuanya membuat pekerjaannya sebagai pelaut menjadi sesuatu yang alami. "Melalui pelayanan di Scandinavian Seamen`s Church di Rouen, Perancislah, pekerjaan yang saya jalani dengan tidak sungguh-sungguh itu ditantang, dan saya dipulihkan oleh Injil," tulis Kverndal di bagian pengantar bukunya, "Seamen`s Missions: Their Origin and Early Growth". Buku itu merupakan hasil dari lima belas tahun penelitian yang dilakukan di seluruh dunia. Volume ini dianggap klasik di bidangnya. Kverndal pernah menjalani berbagai peran, dari awak kabin, pedagang perantara kapal, sampai pendeta. Ia juga mendapat gelar dalam bidang hukum kelautan. Sambil mengenang panggilannya dalam misi melayani para pelaut, Kverndal berkata, "Setelah iman saya diperbaharui ..., saya menerima, tanpa terduga, `perintah baru dari ruang kendali kapal`." Revolusi dalam Industri Kelautan -------------------------------- Sejak Perang Dunia II, wajah industri kelautan telah berubah secara signifikan, baik secara teknologi maupun budaya. Para pemilik kapal sekarang diperhadapkan dengan persaingan internasional yang mencekik leher dan besarnya uang yang dikeluarkan untuk penanaman modal. Satu-satunya biaya operasional yang dapat mereka potong adalah gaji dan tunjangan para awak kapal. Dengan memindahkan muatan kapal kepada apa yang disebut "flags of convenience", juga disebut "runaway" atau "pirate` flags" (kapal yang didaftarkan di negara asing untuk tujuan mengurangi biaya operasional dan menghindari peraturan pemerintah), sekarang para pemilik kapal menyewa awak dari negara-negara berkembang dengan biaya yang jauh lebih murah. Ketika Anda mulai menghitung, Anda mungkin akan terkejut dengan jumlah pelaut yang ada. Total seluruh pelaut di dunia, baik yang melaut dengan tujuan berdagang, industri, atau menangkap ikan untuk tujuan komersial, jumlahnya adalah sepuluh juta orang. Tapi mereka yang hidup dengan para pelaut menggandakan jumlah itu beberapa kali lipat. Dan apabila pada generasi yang lalu, awak kapal dagang didominasi oleh orang Eropa dan Amerika Utara, sekarang orang Asialah yang mendominasi. (Namun sampai sekarang, kebanyakan perwiranya masih orang Barat.) Etnis yang paling banyak menjadi pelaut adalah orang Filipina. Lalu diikuti oleh orang Korea, Cina (dari Taiwan, Hong Kong, dan Republik Rakyat Cina), kemudian Indonesia, India, Pakistan, dan Burma. Kebanyakan orang itu, seperti yang dapat diduga, berasal dari latar belakang Islam, Hindhu, Budha, Shinto, Marxis, atau animisme. Kebutuhan Para Pelaut --------------------- Ahli sosiologi menyebut kapal lebih kepada sebuah "institusi murni" yang mengapung, daripada sebuah penjara atau asrama. Samuel Johnson pernah mengatakan bahwa pelaut itu seperti narapidana, dengan risiko tenggelam. Ungkapan bahwa "para pelaut itu mengelilingi dunia tanpa benar-benar merasakannya" menyiratkan bahwa dalam sejarahnya, para pelaut banyak diekploitasi oleh orang-orang yang oportunis ketika berada di pelabuhan. Oportunis itu antara lain adalah penjaga rumah pelacuran dan "penasihat hukum kelautan yang licik" -- yang keberadaannya merupakan sesuatu yang lazim di kota-kota pelabuhan Inggris pada abad ke-19. Kverndal memerhatikan bahwa metode pengekploitasian itu dilakukan dengan mendekati para pelaut sedini mungkin, dan kemudian memanfaatkan setiap aktivitas dan karakter khas pelaut itu untuk memenuhi keuntungan pribadinya. Para pelaut masih merupakan mangsa bagi para oportunis dan kondisi kerja mereka tidak pernah berubah menjadi lebih baik. Bahkan, otomatisasi membuat jumlah awak kapal semakin sedikit, dengan pekerjaan yang semakin banyak, dan para pelaut menghadapi suatu isolasi yang jauh lebih buruk daripada yang terjadi di masa lampau. Menurut Kverndal, tidak ada industri yang tingkat bunuh dirinya lebih tinggi daripada industri ini. "Awak kapal dari negara-negara di dua pertiga dunia rawan terkena ekploitasi sistematis," kata Kverndal dan Dr. Paul Chapman dari Seamen`s Church Institute di New York. Terpisah dari keluarga, teman, dan tanah air, para pelaut itu "dicabut pertalian utamanya karena tuntutan pekerjaan," kata Kverndal. Namun begitu, efek samping dari kerawanan itu adalah mudahnya para pelaut itu untuk berubah dan menerima belas kasihan orang-orang Kristen yang menjangkau mereka. Badan Hukum Lainnya ------------------- Salah satu aspek dari Seamen`s Church Institute adalah Center for Seafarer`s Rights (Badan Urusan Hak-Hak Para Pelaut). Badan itu berperan sebagai badan hukum bagi para pelaut untuk masalah keseharian, seperti gaji yang sedikit, masalah kontrak, dan pemberhentian kerja karena sakit atau bangkrutnya usaha perkapalan. Chapman menjelaskan, "Tidak ada polisi yang ada di atas kapal ketika kapal itu melaut. Kekuasaan berada di tangan kapten, tapi sering kali kekuasaan itu digunakan dengan sewenang-wenang." Institut itu juga memberikan pelatihan untuk para pelaut dan membantu mereka lulus ujian menjadi perwira dan mendapatkan pekerjaan yang bergaji tinggi. Pendeta James Dillenburg dari Green Bay, Wisconsin, Presiden ICOSA, mengatakan sesuatu tentang orang-orang Kristen yang melayani para pelaut, "Kami hanya orang-orang yang ada di sana untuk para pelaut. Kami tidak di sana untuk menjual mereka atau mengurus usaha perkapalan. Tujuan utama kami adalah membagikan Kabar Sukacita kepada mereka." Dillenburg menjelaskan bahwa ICOSA bekerja sama dengan American Bible Society (ABS) untuk menyediakan Alkitab dan traktat untuk para pelaut. "Seorang perwakilan dari ABS selalu hadir dalam rapat yang kami adakan," katanya. Jaringan di Seluruh Dunia ------------------------- Pelayanan ICOSA merupakan usaha bersama dari para pendeta dan orang-orang awam dari beberapa denominasi -- Baptis dari bagian selatan, Lutheran, Katolik Roma, Episkopal, dan banyak lagi. Anggotanya berasal dari Amerika Serikat, Kanada, dan Karibia. Pelayanan dunia sejenis ICOSA yang lebih besar adalah International Christian Maritime Association (ICMA), bermarkas di London, yang menggabungkan beberapa badan, seperti Nordic Seamen`s Missions, German Seamen`s Mission, Missions to Seamen (Anglican), dan banyak lagi. Rapat tahunan ICMA empat tahun lalu diadakan di Baguio City di Filipina. Para anggotanya memakai kesempatan itu untuk berdiskusi dengan berbagai pihak berkaitan dengan masalah yang dihadapi para pelaut Filipina -- perwakilan serikat kerja, agen tenaga kerja, keluarga pelaut, dan pemerintah nasional Filipina. Pertemuan itu menghasilkan suatu perubahan nyata bagi para pelaut Filipina," Dillenburg menegaskan. Diakui bahwa semua usaha penjangkauan itu tidak lepas dari orang-orang Kaukasia yang berusaha melayani para pelaut Asia. Maka dapat dipahami jika dikatakan bahwa bangsa Baratlah yang memelopori pergerakan misi untuk para pelaut. Tapi sekarang, bangsa bukan Barat, khususnya bangsa Asia, mengambil inisiatif. Usaha misi pertama untuk para pelaut yang murni dari Asia adalah Korean Harbor Evangelism, didirikan pada tahun 1974. Badan misi lain juga berkembang di Filipina, Indonesia, dan Jepang. Bahan-bahan misi untuk para pelaut yang dipakai adalah kurikulum rutin dari Lutheran Theological Seminary di Sumatera bagian utara. Langkah-langkah kerja sama regional diberikan pada bulan Pebruari yang lalu saat anggota ICMA dari Asia bertemu di Sumatra selama empat hari konsultasi. Keragaman di antara Para Pelayan -------------------------------- Kverndal mengatakan bahwa di dalam ICOSA dan ICMA terdapat semangat kerja sama dan kesatuan dalam Kristus yang membentang di atas keragaman, baik dalam teologi maupun metodologi. "Kita berusaha untuk tidak merusak wajah Kristus yang ada di pelabuhan," tegasnya. "Itu artinya tidak ada satu orang atau kelompok yang memaksakan bahwa prinsipnya adalah yang paling benar." Kverndal melihat bahwa komponen sosial dalam pelayanan untuk para pelaut itu sangat penting, tapi harus dibarengi dengan keyakinann bahwa pokok-pokok alkitabiah berkaitan dengan penginjilan itu memunyai prioritas yang lebih tinggi. Dia menunjuk pada Tacoma Seamen`s Center yang dipimpin oleh Pendeta Ray Eckhoff, sebagai salah satu yang paling sukses dalam menerapkan model keseimbangan pelayanan itu. Model di Pasifik Barat Laut --------------------------- Eckhoff tidak puas dengan yang disebut penginjilan "hadir" (menghampiri orang-orang). Dengan berkomitmen untuk menindaklanjuti orang-orang yang kelaparan rohani dan memuridkan mereka yang percaya kepada Kristus, organisasinya berbagi catatan kapal dengan organisasi-organisasi pelaut di seluruh dunia dengan menggunakan komputer. Organisasi ini juga menggunakan pesan faks untuk menyampaikan nama-nama pelaut yang perlu ditindaklanjuti. Eckhoff dan rekan-rekannya juga menyediakan kursus korespondensi penginjilan Alkitab, musik audio atau rekaman pengajaran, dan video drama Kristen. Ministering Seafarers` Program (Program Pelayanan untuk Para Pelaut) ini pertama kali dikembangkan oleh kaum Lutheran, namun sekarang diadopsi oleh banyak denominasi dan organisasi di seluruh dunia. "Kami memberi buku sebagai tindak lanjut atas penginjilan yang kami lakukan kepada setidaknya satu orang di kapal. Dia menjadi seorang `pelaut yang melayani`," jelas Eckhoff, yang menambahkan bahwa seorang pelaut kemudian bisa memberikan buku itu kepada pelaut lainnya di kapal. Program ini adalah salah satu program yang menjanjikan tercapainya tujuan pada tahun 2000, "Sebuah gereja Perjanjian Baru dengan saksi yang aktif di atas setiap kapal yang mengarungi samudera" -- seperti yang dikatakan Dr. Donald McGavran -- mungkin lebih realistis daripada apa yang dipikirkan oleh para pengamat. Pelayanan yang Sederhana namun Berharga --------------------------------------- Organisasi pelaut memberikan layanan kepada awak kapal sesederhana penyediaan transportasi untuk mereka pergi belanja atau mengunjungi tempat-tempat wisata. Para sukarelawan juga membantu para pelaut untuk menelepon rumah atau menulis surat jika mereka dapat menulis. Myrna Kramer, salah satu sukarelawan di International Seafarers` Center di Long Beach, California, memerhatikan, "Banyak orang telah dibawa kepada Tuhan." Terdapat 57 bangsa yang berlabuh di pelabuhan-pelabuhan Long Beach dan San Pedro di California bagian Selatan. Mereka termasuk orang Burma, Jepang, Brazil, Yunani, Belanda, dan banyak lagi. "Mereka datang dari mana-mana," kata Myrna. Menjadi Teman ------------- Pelabuhan bukanlah satu-satunya tempat di mana Anda dapat melayani. Banyak kota Amerika Utara, di Great Lakes dan St. Lawrence River, yang menjadi tempat tujuan banyak pelaut setiap harinya. Pelabuhan Duluth-Superior di Lake Superior adalah pelabuhan tersibuk kelima belas di Amerika Serikat. Jika Anda tinggal di atau dekat Gary, Green Bay, Montreal, atau banyak kota lain di daerah itu, Anda mungkin dapat menemui pelaut yang belum pernah mendengar Injil. Cara terbaik untuk memulainya, kata para pendeta, adalah dengan pertemanan. "Undang para pelaut ke rumah Anda dan ibadah gereja. Ajak mereka berbelanja, piknik, dan melihat pertandingan olah raga. Beri mereka buku-buku yang baik," saran Kverndal. Dia menambahkan bahwa misi untuk para pelaut harus dilakukan dengan sabar, dengan bertingkah laku seperti duta besar Kristus, tanpa paksaan dan keangkuhan. Para ahli misi memerhatikan, "Pelabuhan adalah `pintu gerbang` yang melaluinya, sesama manusia dari seluruh dunia datang kepada kita dengan gaya sentripetal, setelah mereka `diputar` ke seluruh bagian dunia dengan gaya sentrifugal. Sungguh kesempatan yang unik yang Tuhan anugerahkan untuk menginjili mereka -- di tempat di mana dua gaya itu berpotongan!" Misi untuk para pelaut sungguh-sungguh merupakan pintu gerbang strategis menuju bangsa-bangsa, termasuk di dalamnya 12.000 kelompok suku bangsa di dunia yang belum terjangkau oleh Injil. Untuk keterangan lebih lanjut, tulis surat atau telepon: - Ray Eckhoff, International Coordinating Committee for Maritime Follow-up Ministry, 1225 E. Alexander Ave., Tacoma, WA 98421, (206) 272-0716. - Roald Kverndal, sekretaris eksekutif, International Council of Seamen`s Agencies, 2513 162nd Avenue N.E., Bellevue, WA 98008, (206) 885-9201. - Bernard Krug, sekretaris umum, International Christian Maritime Association, 81 Orwell Road, Felixstowe, IP11-7PY, Inggris. Kayanya Tradisi Pelayanan Sosial dan Spiritual ---------------------------------------------- Buku "Seamen`s Missions: Their Origin and Early Growth", oleh Roald Kverndal, terbitan William Carey Library, Pasadena, Calif., 610 hal. dengan 292 hal. catatan, appendix, index, dll. adalah kisah menarik tentang perkembangan pelayanan Kristen menjangkau para pelaut. Buku ini terutama berfokus kepada kegiatan-kegiatan masyarakat Inggris, sekaligus menyoroti perkembangan awal misi menjangkau para pelaut di Amerika Utara. Seamen`s Missions membawa pembaca dari gereja mula-mula sampai misi pertama untuk para pelaut yang dimulai pada pertengahan abad ke-19. Selain itu, kita juga disuguhi gambaran sumber sosial, spiritual, dan sejarah pergerakan signifikan di gereja Kristen (Lembaga Alkitab Internasional dan penyebaran traktat, misalnya) dan perubahan di masyarakat secara terperinci. [Red: ada bagian dari artikel ini yang sengaja dipotong karena hanya berupa komentar tentang buku Seamen`s Missions ini] Buku ini sangat disarankan untuk dibaca tidak hanya oleh para pelajar sejarah kelautan, tapi juga oleh mereka yang peduli akan perbaikan moral dan sosial di zaman sekarang. Memberi harapan bahwa bagi Tuhan, kebenaran dan keadilan mampu menang di atas ketidaksusilaan dan ketidakadilan. (t/Dian) Diterjemahkan dari: Nama situs: Mission Frontiers Penulis : Tidak dicantumkan Alamat URL: http://missionfrontiers.org/1989/0607/jj894.htm ______________________________________________________________________ SUMBER MISI INTERNATIONAL CHRISTIAN MARITIME ASSOCIATION ==> http://www.icma.as/ International Christian Maritime Association (ICMA), yang berdiri pada tahun 1969, adalah asosiasi dari 27 organisasi Kristen nirlaba (dari gereja dan komunitas Kristen yang berbeda-beda), yang bersatu dalam sebuah pelayanan kesejahteraan bagi para pelaut, baik yang melaut untuk tujuan berdagang, mencari ikan, atau bekerja di kapal komersial. Tujuan organisasi amal ini adalah meningkatkan kesejahteraan rohani dan sosial, penyediaan materi, pendidikan agama, serta membantu para pelaut dan keluarga yang membutuhkan dan mengalami kesukaran, apa pun latar belakang mereka. Sekarang melalui anggotanya, organisasi ini telah menjalankan 526 tempat perkumpulan bagi para pelaut dan menghadirkan 927 pendeta dari 126 negara. ICMA juga membantu anggotanya untuk dapat melayani para pelaut seefektif dan seefisien mungkin. Bantuan itu diwujudkan antara lain dalam hal penyediaan daftar dan informasi tempat-tempat pelayanan ICMA di seluruh dunia, pengadaan koferensi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bahari, pengadaan pelatihan untuk para pendeta agar dapat melayani dengan baik di segala situasi, dll.. Jika Anda tertarik untuk lebih mengenal ICMA atau bahkan terlibat dalam pelayanan mereka, silakan berkunjung ke alamat di atas. THE MISSION TO THE SEAFARERS ==> http://www.missiontoseafarers.org/ Mission to Seafarers, yang dulunya bernama Missions to Seamen, adalah sebuah organisasi yang beranggotakan para misionaris Gereja Anglikan (Anglican Church), yang peduli akan kesejahteraan rohani dan fisik para pelaut, apa pun suku bangsa dan kepercayaannya. Melalui jaringannya yang terdiri dari para pendeta, staf, dan sukarelawan, organisasi ini mengunjungi para pelaut di atas kapal dan menawarkan segala bantuan yang mungkin mereka butuhkan. Mereka mendirikan tempat perkumpulan di lebih dari seratus pelabuhan, di mana para pelaut dapat menjauh sejenak dari kapal, mendapat informasi lokal, mencari bantuan jika diperlukan, menyembah bersama-sama, dan menelepon atau mengirim e-mail kepada keluarganya. Selain itu, Mission to Seafarers juga menyediakan sebuah forum tersambung bernama "i-church" di mana melaluinya, para pelaut yang sering berada di tempat yang berbeda-beda, dapat tetap menjaga kerohanian mereka dan berhubungan dengan anggota komunitas beriman yang lebih luas. Forum yang diasuh oleh Pendeta Mervyn Moore ini juga dapat digunakan oleh mereka yang pekerjaan dan gaya hidupnya tidak memungkinkannya untuk bergereja secara rutin di suatu tempat. Luar biasa, bukan? Kunjungi situsnya sekarang untuk mengenal pelayanan yang Mission to Seafarers lakukan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA I N T E R N A S I O N A L GE Healthcare dan International Aid baru saja mengumumkan kerja sama yang sangat baik. Myles dari International Aids mengatakan bahwa GE menyumbangkan peralatan medis yang masih layak pakai dan International Aid yang menyalurkannya. "Mereka ingin memastikan bahwa peralatan itu sampai ke tangan orang-orang yang tahu cara menggunakannya dan kami akan memberikan suku cadang dan pelatihan mengenai cara memperbaiki peralatan itu jika mengalami kerusakan. Sebagai gantinya, GE memilih kami untuk menjadi penampung alat-alat medis itu, dan mengirimkannya ke daerah-daerah yang sulit dijangkau." Kami mengirim peralatan medis ke sebuah rumah sakit di Korea Utara bulan ini. Tidak ada orang yang pergi ke Korea Utara, tapi karena kami memunyai peralatan itu, kami diundang untuk berpartisipasi dengan mereka untuk mengatasi masalah TBC." Myles menjelaskan tujuan mereka yang lebih besar. "Tujuan kami adalah membantu organisasi-organisasi yang juga melayani demi kebesaran nama Tuhan. Kami akan menggunakan peralatan itu sebagai bentuk pelayanan untuk menjangkau masyarakat di sana. Semakin banyak peralatan yang dibawa ke sana, semakin banyak jiwa yang akan terjangkau." Diterjemahkan dari: Mission News, Juli 2007 Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10045 Pokok Doa --------- * Berdoa untuk GE Healthcare dan International Aid yang bekerja sama menyalurkan alat-alat medis ke negara-negara lain yang masih sulit dijangkau. Biarlah usaha ini dapat membuka peluang terjalinnya komunikasi antarnegara. * Doakan agar tujuan rohani kerja sama ini dapat tercapai pula, yaitu nama Tuhan boleh dikenal di masyarakat penerima bantuan. I N D I A Klub Alkitab Anak di India membawa lebih dari satu juta anak kepada Kristus tahun kemarin. "Anak-anak adalah pintu bagi hati orang-orang di India," kata Dave Stravers dari Grand Rapids yang bertugas di India. Sekarang ini, penginjil terbaik di India adalah anak-anak itu sendiri. Anak-anak pulang ke rumah dan menyanyikan lagu-lagu pujian yang mereka pelajari, menceritakan kisah-kisah Alkitab, dan mereka akan pulang ke rumah dan mengatakan kepada orang tuanya, `Beginilah cara kami berdoa kepada Tuhan`." Banyak klub Alkitab selama sepuluh hari menjalankan program ekstrakurikuler di mana anak-anak juga mendapatkan pelajaran praktik, seperti mencuci pakaian dan menggosok gigi mereka. Para orang tua menyadari kasih sayang orang-orang Kristen, dan banyak keluarga mereka datang kepada Kristus. "Tahun kemarin, kami sebenarnya melihat lebih dari lima ribu gereja baru memulai pelayanannya dengan kelompok ekstrakurikuler. Jadi, kami berharap kami bisa lebih berkonsentrasi pada kegiatan itu sehingga gereja-gereja baru dapat didirikan di desa-desa yang belum memiliki gereja." Diterjemahkan dari: Mission News, Juli 2007 Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10056 Pokok Doa --------- * Doakan Klub Alkitab Anak di India yang menolong anak-anak belajar mengenal Kristus melalui nyanyian dan cerita-cerita Alkitab yang menarik. * Biarlah melalui anak-anak ini, Tuhan juga menyatakan diri kepada orang tua setiap anak tersebut. Doakan untuk gereja-gereja baru yang didirikan untuk menampung orang tua yang telah menerima Kristus. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA PELAYANAN MISI DI LAUT ====================== Kasih setia Allah dan rencana penyelamatan-Nya bagi manusia masih terus dilaksanakan. Tidak ada tempat di sudut dunia yang seharusnya lolos dari kunjungan kasih Allah, termasuk pelayanan misi di laut. Dengan keberadaan mereka, jiwa-jiwa yang belum terjangkau yang ada di pinggir atau di tengah laut dapat dijangkau oleh Injil. Oleh karena itu, mari luaskan pandangan misi kita bukan hanya di darat saja, tapi juga kepada mereka yang ada di laut dan berserulah kepada Tuhan untuk keselamatan jiwa mereka. Pokok Doa --------- 1. Berdoa bagi para para pelaut dan komunitas yang hidup di daerah laut, kiranya anugerah Tuhan boleh diterima juga oleh mereka. Di tengah kerasnya kehidupan laut, biarlah Roh Kudus memberikan kelembutan hati sehingga mereka boleh menerima anugerah Tuhan. 2. Doakan setiap pelayan/misionaris yang mendedikasikan hidup bagi pelayanan misi di laut. Biarlah kasih setia Tuhan melingkupi mereka dengan memberikan kekuatan, keberanian, dan kesehatan yang mereka butuhkan. 3. Doakan juga para nakhoda, awak kapal, teknisi, dan juga keluarga yang mereka tinggalkan di darat. Kiranya Allah menumbuhkan iman dalam hati mereka untuk percaya bahwa hanya Allahlah yang menjaga dan memelihara hidup mereka di manapun mereka berada. 4. Satukan hati kita untuk berdoa bagi kelancaran pelayanan gereja/organisasi Kristen yang secara khusus melayani di laut. Kiranya mereka terus taat akan panggilan yang Tuhan berikan bagi mereka dan melakukan apa yang mendatangkan kemuliaan bagi nama Tuhan. 5. Kebutuhan para pelayan misi laut di Indonesia sampai saat ini belum mendapat banyak perhatian. Doakan agar kebutuhan mereka dapat tercukupi. Kiranya Allah terus memanggil orang-orang yang siap melayani di ladang misi ini dan juga orang-orang yang mau memberi dukungan secara finansial. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Yulia Oeniyati dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2006 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Staf e-MISI dan Staf Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan : < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi : http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi : http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA : http://ylsa.sabda.org/ Situs SABDA Katalog : http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |