Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2004/34 |
|
![]() |
|
e-JEMMi edisi No. 34 Vol. 7/2004 (25-8-2004)
|
|
====================================================================== ><> ><> Buletin e-JEMMi <>< <>< Edisi Agustus 2004, Vol.7 No.34 ====================================================================== SEKILAS ISI: o [Editorial] o [Artikel Misi] : Mengenal Pelayanan New Tribes Mission o [Profil/Sumber Misi] : New Tribes Mission, Disciple´s Call, Face to Face International o [Doa Bagi Misi Dunia]: Timur Tengah, Tanzania, dan Afrika o [Doa Bagi Indonesia] : TVRI dan Stasiun-stasiun Televisi Swasta o [Surat Anda] : Ingin Tahu tentang Ladang Misi o [URLs Edisi Ini] ********************************************************************** Anda diizinkan mengutip/meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari Buletin e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan mencantumkan SUMBER ASLI dari setiap bahan dan Buletin e-JEMMi sebagai penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia. Thanks. ********************************************************************** ~~ EDITORIAL ~~ Salam sejahtera. Pada edisi e-JEMMi minggu ini, Anda akan kami ajak untuk bersama- sama melihat secara sepintas perjalanan organisasi misi New Tribes Mission (NTM). Organisasi ini memfokuskan diri pada pelayanan lintas budaya untuk menjangkau dan memerdekakan suku-suku terabaikan dari belenggu budaya yang menghalangi mereka untuk mengenal kasih Allah. Sejumlah nyawa harus diberikan untuk membayar harga bagi pelayanan Tuhan di Suku Ayore di Bolivia. Namun, tidak ada harga yang terlalu mahal untuk membayar mujizat pertobatan yang terjadi di antara Suku Ayore. Di dunia ini masih ada banyak suku yang hidup dalam kegelapan. Siapakah yang bersedia diutus untuk menjangkau mereka? Mari bersatu hati mendukung pelayanan NTM dan juga pelayanan misi yang ada di berbagai tempat, termasuk di Timur Tengah, Tanzania, dan Afrika dalam setiap doa yang kita naikkan. Berdoa agar para misionaris semakin dikuatkan dan di sisi lain, semakin banyak jiwa yang dapat dimenangkan bagi Kristus. Redaksi Buletin e-JEMMi *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= "Persekutuan dengan Kristus merupakan rahasia agar dapat berbuah banyak." *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ ARTIKEL MISI ~~ MENGENAL PELAYANAN NEW TRIBES MISSION ===================================== New Tribes Mission didirikan pada tahun 1942 oleh Paul Fleming, seorang misionaris yang baru saja kembali dari pelayanan di Malaysia. Paul dibantu oleh Cecil Dye, seorang pendeta muda dari Michigan. Mereka berdua memiliki kerinduan untuk menjangkau suku- suku terpencil yang sama sekali belum pernah mendengar Injil. Setelah berdiskusi selama beberapa waktu, mereka memformulasikan panduan-panduan bagi masyarakat misi interdenominasi, khususnya untuk tujuan menjangkau suku-suku tersebut. Pada musim gugur 1942, Cecil Dye bersiap memimpin kelompok misi yang beranggotakan 16 orang (termasuk istri dan ketiga anaknya) untuk pergi ke hutan di Bolivia yang belum pernah dijamah. Tim misi ini sampai di Bolivia pada saat Natal 1942. Mereka sendiri juga belum pasti ke mana Allah akan memimpin mereka. Setelah mendiskusikan tentang tujuan tim misi ini kepada seorang dokter berkebangsaan Bolivia yang telah mengenal seluk-beluk hutan Bolivia, tim ini merasa dipastikan bahwa suku yang dikenal dengan sebutan Barbaro adalah sasaran pelayanan mereka. Kebiasaan Suku Barbaro (nama aslinya adalah Suku Ayore) adalah menggunakan anak panah pendek yang mempunyai efek yang mematikan, bahkan suku-suku lain di sekitarnya takut menghadapi mereka. Setiap orang yang mendengar sasaran pelayanan tersebut memperingatkan tim ini tentang bahaya- bahaya yang akan mereka hadapi. Meskipun demikian, tim ini tidak pantang menyerah, walau mereka juga banyak mendengar kisah-kisah tentang suku itu, yang membuat bulu kuduk berdiri. "Allah telah memanggil kami untuk menjangkau terlebih dulu suku yang terkenal paling sulit dilayani ini. Tentu saja, banyak risiko yang akan kami hadapi, tetapi kami yakin Allah yang akan memelihara kami." Perjuangan untuk menemukan Suku Ayore ini memakan banyak waktu. Suku ini bersifat nomaden, sehingga para misionaris ini tidak tahu di mana tepatnya tempat tinggal Suku Ayore. Pada tanggal 10 November 1943, tim yang terdiri atas Dave Bacon, Cecil Dye, George Hosback, Bob Dye, dan Eldon Hunter mulai menyusuri hutan dan berharap akan dapat segera bertatap muka dengan Suku Ayore. Cecil memberikan pesan kepada istrinya, Jean Dye. Jika dalam jangka waktu sebulan Jean tidak mendengar kabar dari tim ini, maka dia boleh memulai usaha pencarian. Setelah sebulan berlalu, tidak ada kabar berita dari tim ini, sehingga istri Cecil Dye, Jean Dye memutuskan untuk memulai pencarian. Meskipun tim pencarian menemukan barang-barang yang tersisa dari Cecil Dye dan teman-temannya, namun mereka tidak berhasil menemukan kelima misionaris itu. Tahun-tahun berlalu, namun tidak ada hasil yang menunjukkan adanya tanda-tanda keberadaan para misionaris itu. Sampai akhir tahun 1946, Jean Dye memutuskan untuk tetap tinggal di Bolivia. Jean mengatakan bahwa fokus mereka tidak berubah. Mereka tetap ingin menjangkau Suku Ayore, meskipun dia sendiri tidak tahu bagaimana kondisi suami dan keempat temannya di hutan Bolivia. Namun, Jean Dye sendiri juga belum tahu bagaimana, di mana, dan kapan dia dan timnya akan menemukan suku itu. Jawaban-jawaban itu mulai muncul perlahan ketika Jean Dye dan anggota tim yang masih tersisa mulai mengenal wilayah tempat di mana mereka tinggal. Jean mendengar, ada anggota Suku Ayore yang bekerja menjadi pembantu di San Jose. Jean memutuskan untuk tinggal di San Jose untuk belajar bahasa dan budaya Suku Ayore dari para pembantu tersebut. Posisinya di Bolivia digantikan oleh Joe Moreno. Joe tidak menganggap dirinya sebagai misionaris. Dia hanya menganggap dirinya sebagai orang yang menggantikan pekerjaan Cecil Dye. Namun, berkat usaha dan kesabarannya, akhirnya pelayanan itu membuahkan hasil -- pertemuan-pertemuan damai dengan Suku Ayore. Joe segera menyadari bahwa para misionaris pionir yang akan melayani suku-suku primitif tersebut menggunakan proses yang agak lamban. Joe sendiri mencoba cara lain. Dia mulai mengikuti Suku Ayore dari kejauhan dan mempelajari pola pergerakan mereka dan arah yang mereka tuju. Dari Jean, dia belajar mengucapkan salam dalam bahasa Ayore dan kata-kata lain. Joe juga mempelajari budaya dan cara hidup Suku Ayore. Dia mempelajari bahwa pisau, kawat, dan benda-benda dari logam merupakan barang yang sangat berharga bagi Suku Ayore. Waktu terus berlalu dan Joe jadi terbiasa keluar masuk hutan. Dia seringkali hampir mendekati tempat tinggal Suku Ayore, meskipun belum pernah bertemu secara langsung. Joe mulai meninggalkan hadiah- hadiah bagi Suku Ayore di pemukiman yang telah mereka tinggalkan. Akhirnya, setelah tiga tahun lebih Suku Ayore ini menghilang tanpa jejak, ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kesabaran dan usaha Joe membuahkan hasil. Dia sangat bersuka cita ketika melihat ada dua benda khas Suku Ayore yang ditinggalkan, tepat di tempat dia meninggalkan hadiah yang ditujukan bagi Suku Ayore. Pada bulan Agustus 1947, barulah terjadi terobosan nyata untuk bertemu secara langsung dengan Suku Ayore. Kerja keras Joe meyakinkan orang-orang Ayore bahwa ´cojnone´ (orang-orang beradab) tidak ingin membunuh mereka telah berhasil. Pengalaman mereka dalam pertukaran hadiah mengajarkan kepada Suku Ayore untuk mempercayai orang asing. Pada tanggal 12 Agustus, sejumlah anggota Ayore muncul di dekat perkemahan dan menunjukkan minat ´ingin berteman´. Ini adalah saat pertama kalinya pertemuan tatap muka secara langsung antara Suku Ayore dengan manusia beradab (the cojnone). Untuk pertama kalinya, Joe tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Dari lubuk hatinya, Joe mengucap syukur kepada Allah yang membuat pertemuan itu terjadi. Mujizat terbesar menurut Jean adalah ketika melihat orang-orang Barbaro sendiri yang punya inisiatif untuk mengambil langkah pertama dalam menjalin kontak pertemanan dengan cojnone. Suku Ayore dipersilakan untuk menentukan waktu dan tempat pertemuan pertama mereka. Hal ini merupakan kunci utama dari kesuksesan strategi Joe. Setelah pertemuan pertama itu, maka dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan berikutnya. Kurang dari setahun, Suku Ayore mulai membangun kepercayaan kepada cojnone. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan mereka untuk tinggal bersama di rumah para misionaris. Karena rumah menjadi terlalu padat, tim misionaris pindah ke rumah perternakan yang lebih luas dan tinggal bersama seluruh anggota Suku Ayore. Lalu bergantian, tim misionaris mengikuti Suku Ayore dan tinggal di hutan. Tentu saja, ada masalah logistik dan kesehatan. Meskipun demikian, ada suka cita ketika Injil diberitakan dan para anggota suku memberikan respon dengan baik. Setelah persahabatan dengan Suku Ayore terbentuk, tim misionaris baru berani menanyakan tentang lima orang misionaris yang menghilang di hutan beberapa tahun yang lalu. Namun, tidak ada yang memberikan jawaban pasti. Tahun 1949, sekitar enam tahun setelah tragedi menghilangnya kelima misionaris, ada seorang anggota Suku Ayore yang tinggal di wilayah di mana kelima orang itu ditemukan. Ia memberikan informasi bahwa dialah saksi mata ketika pembantaian kelima orang misionaris itu terjadi. Berakhir sudah harapan Jean Dye untuk bertemu lagi dengan suami dan keempat temannya dalam kondisi hidup. "Apakah ini harga yang harus dibayar?" Pertanyaan tersebut terlintas dalam pikirannya. Namun, tidak ada harga yang terlalu mahal untuk membayar mujizat pertobatan yang terjadi di antara Suku Ayore. Ada peristiwa lain dibalik menghilangnya kelima misionaris tersebut. Pada bulan Januari 1944, berita tentang menghilangnya kelima misionaris itu dibaca oleh Bruce Porterfield, seorang pekerja pabrik di Lansing, Michigan. Malam hari, setelah membaca berita itu, dia mendedikasikan hidupnya untuk menjadi seorang misionaris dan bergabung dengan tim misi yang mencari kelima misionaris itu. Dia secara aktif melayani sebagai misionaris di Bolivia. Dia menjadi perwakilan dari New Tribes Mission dan menjadi penulis buku "Commandos for Christ" dan buku-buku misi lainnya. Tidak hanya Bruce yang terinspirasi oleh keberanian kelima misionaris untuk menjadi martir di belantara Bolivia guna memberitakan Injil, banyak orang yang juga bersedia mendedikasikan hidupnya untuk terlibat dalam pelayanan misi. Badai yang melanda perjalanan New Tribes Mission masih bertiup. Beberapa tahun setelah kematian lima misionaris itu, ada banyak tragedi yang terjadi, antara lain jatuhnya pesawat misi di Venezuela yang menewaskan semua penumpangnya, hancurnya pesawat kedua yang dikirim setelah kejatuhan pesawat pertama. Semua penumpang dalam pesawat misi kedua ini pun meninggal termasuk Paul Fleming, pendiri New Tribes Mission. Namun, dibalik semua tragedi itu, New Tribes Mission terus bertumbuh. Pada tahun 1980, organisasi misi ini telah mengirim 1600 misionaris yang siap memberitakan Injil kepada lebih dari 140 suku yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Diterjemahkan dan diringkas dari salah satu artikel di: Judul Buku: From Jerusalem to Irian Jaya -- A Biographical History of Christian Missions Penulis : Ruth A. Tucker Penerbit : The Zondervan Corporation, Grand Rapids, Michigan, 1983 Halaman : 307 - 312 *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~ NEW TRIBES MISSION (NTM) ==> http://www.ntm.org/ Termotivasi oleh kasih Kristus dan karena kekuatan dari Roh Kudus, NTM hadir untuk membantu pelayanan gereja lokal. Caranya adalah dengan memobilisasi, memperlengkapi, dan mengatur koordinasi dengan para misionaris untuk memberitakan Injil kepada suku-suku terabaikan; menerjemahkan Alkitab dalam berbagai bahasa suku; dan merintis berdirinya gereja-gereja suku yang sungguh-sungguh memuliakan Tuhan. Tujuan dari pelatihan-pelatihan yang diadakan NTM adalah untuk memuridkan dan memperlengkapi orang-orang percaya dengan pengetahuan tentang perintisan gereja lintas budaya bagi suku-suku terabaikan. DISCIPLE´S CALL ==> http://disciplescall.gospelcom.net/ Disciple´s Call mempunyai motto "Equipping men and women to discover their unique calling and develop a lifestyle of disciplemaking" (Memperlengkapi pria dan wanita untuk menemukan panggilan pelayanan mereka dan mengembangkan pemuridan sebagai gaya hidup mereka). Dengan motto tersebut, Disciple´s Call berkeinginan untuk memacu, baik individu maupun gereja agar mengembangkan pelayanan pemuridan sebagai suatu gaya hidup. Pelayanan yang bersifat non-profit dan interdenominasi dilakukan dengan jangkauan nasional maupun internasional. Amanat Agung Yesus (Matius 28:19-20) memerintahkan agar umat percaya memuridkan banyak orang. Seorang murid adalah pengikut Yesus Kristus yang setia, yang telah dimenangkan oleh anugerah Allah, merasakan hidup yang berkemenangan di dalam Kristus, dan punya semangat untuk mengenalkan Yesus kepada orang lain. Disciple´s Call rindu untuk mendorong individu maupun gereja untuk mengembangkan diri baik sebagai murid maupun sebagai pembuat murid. FACE TO FACE INTERNATIONAL ==> http://short-term.gospelcom.net/about/ Face to Face International memfokuskan pelayanannya untuk membangun komitmen bagi dunia misi dengan menawarkan beragam "face to face" (tatap muka), salah satu diantaranya adalah mengadakan perjalanan misi singkat selama setahun. Face to Face membantu gereja-gereja lokal, misionaris, dan organisasi-organisasi misi dengan mendukung kebutuhan misi yang dilakukan jangka pendek. Face to Face mengajak sejumlah tim pelayanan jangka pendek ke negara-negara di seluruh dunia, bekerja sama dengan tuan rumah (terutama misionaris atau pemimpin nasional) untuk memastikan bahwa peserta tim mendapatkan pengalaman yang positif dan aman. Perjalanan misi ini biasanya berlangsung selama satu sampai dengan tiga minggu di mana para peserta bisa menggunakan waktunya untuk membantu proyek-proyek misi. Beberapa tim, ada yang melakukan perjalanan misi di mana mereka membantu untuk mengembangkan visi dunia misi dengan melihat apa yang sedang Allah kerjakan di negara-negara tertentu. Ada tim lain yang memberikan fokus untuk melakukan proyek pelayanan tertentu, misalnya di sekolah, di gereja, di klinik kesehatan, di rumah sakit, penginjilan, pelatihan Alkitab atau bidang apa pun yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan para misionaris dan pemimpin Kristen nasional di negara-negara tertentu. *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~ T I M U R T E N G A H Berita utama yang saat ini menggugah kita adalah tentang orang-orang yang tinggal di negara-negara non-Kristen yang mulai terbuka untuk mendengarkan Injil. Interserve International merupakan sebuah organisasi yang melayani mereka yang tinggal di tempat-tempat yang sulit dijangkau Injil seperti di Timur Tengah. Interserve mengirimkan pekerja-pekerja misi ke wilayah-wilayah ini untuk membantu kebutuhan kemanusiaan. Larry Dickson dari Interserve mengatakan bahwa bantuan itu meringankan beban masyarakat. "Pelayanan ini merupakan kasih dari Tuhan. Hal ini mengurangi keraguan atau kecemasan terhadap kedatangan pekerja misi, sekaligus membuka kesempatan untuk mensharingkan tentang Yesus dan kasih Tuhan." Dickson mengatakan bahwa karena hal itulah organisasi ini membutuhkan ahli-ahli medis, pendidik, pengajar bisnis, pelatih olah raga, dan masih banyak lagi. "Kami telah memiliki sekitar 1200 tempat pelayanan, dan tidak hanya di Timuar Tengah. Bidang-bidang tersebut merupakan ladang-ladang pelayanan yang terbuka lebar. Para ahli di bidang-bidang itu berkesempatan untuk melayani sesuai dengan profesinya, sekaligus memiliki kesempatan untuk menyatakan kasih Kristus." [Sumber: Mission Network News, August 2nd, 2004] Pokok Doa: ---------- * Bersyukur untuk terbukanya kesempatan bekerja di Timur Tengah, berdoa supaya kesempatan ini dapat dipergunakan untuk menyebarkan kasih Kristus. * Berdoa supaya Allah senantiasa memberikan perlindungan kepada para pekerja misi yang melakukan pelayanan di negara-negara yang sulit dijangkau Injil, sehingga kesaksian melalui profesi mereka dapat membuat orang-orang di negara-negara tersebut mengenal Kristus. T A N Z A N I A Grace Ministries International meminta dukungan doa bagi tujuh orang pemimpin sekolah Alkitab untuk kaum awam di Tanzania. Sekitar 160 siswa telah mendaftar pada tujuh sekolah tersebut yang akan segera dimulai pelajarannya. Ini merupakan waktu yang genting bagi para murid, karena ada banyak halangan yang dapat membuat mereka mengundurkan diri untuk mengikuti pelajaran, misalnya kebutuhan pribadi, keuangan, salah paham, dan juga situasi politik di daerah itu. [Sumber: Mission Network News, August 12th, 2004] Pokok Doa: ---------- * Doakan supaya Allah memberikan hikmat, sehingga para pemimpin sekolah Alkitab itu bisa memulai dengan lancar pendidikan bagi siswa yang telah mendaftar. * Berdoa agar para siswa yang telah mendaftarkan diri untuk mengikuti sekolah Alkitab bisa mengatasi setiap halangan yang menghambat mereka. A F R I K A Krisis air bersih mulai bermunculan di Afrika. Masalah ini menjadi perhatian bagi pelayanan di Afrika. Perwakilan dari Living Water International, Jerry Willes, mengatakan bahwa mereka memulai pekerjaannya di Republik Afrika Tengah dan Liberia, sambil melihat kemungkinan untuk mengembangkan proyek-proyek lain di bagian Afrika yang lain. "Saat ini, kami tidak bisa secara terbuka menjelaskan secara rinci tentang pelayanan yang kami lakukan. Namun, negara- negara yang menjadi sasaran pelayanan kami adalah negara-negara di mana kami tidak pernah melakukan pelayanan di sana sebelumnya. Tuhan telah menyediakan dana bagi kita untuk memulai beberapa inisiatif pelayanan di sana, yaitu dengan membuat sumur dan memperbaiki pompa air dan juga pelatihan kesehatan dan kebersihan." Willes mengatakan bahwa populasi yang tidak memiliki akses ke air bersih adalah sama dengan populasi yang paling jarang mengenal Injil. Willes menyebut ini sebagai suatu kesempatan pelayanan yang sangat indah. "Kami adalah salah satu organisasi yang menyediakan air minum yang bersih dan aman, dan kami juga sekaligus menyatakan tentang Air Hidup yang ada dalam Alkitab, yaitu Yesus Kristus. Saat ini, sekitar dua juta orang akan minum air yang bersih dan aman sebagai hasil dari salah satu pelayanan Living Water International di seluruh dunia. Namun, itu baru sebagian kecil dari total populasi yang tidak memiliki akses ke sumber air bersih." [Sumber: Mission Network News, August 10th, 2004] Pokok Doa: ---------- * Bersyukur untuk Living Water International yang telah melihat kesempatan pelayanan di Afrika. Doakan supaya pelayanan mereka untuk memenuhi kebutuhan jasmani dapat Tuhan pakai untuk melayani kebutuhan rohani penduduk Afrika. * Berdoa supaya penduduk Afrika mau membuka hati dan mengenal sumber Air Hidup yang sejati yang diberitakan oleh Living Water International. *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ DOA BAGI INDONESIA ~~ TVRI dan Stasiun-stasiun Televisi Swasta di Indonesia ----------------------------------------------------- Tanggal 24 Agustus kemarin, TVRI memperingati hari ulang tahunnya yang ke-42. Tujuan perayaan ulang tahun kali ini adalah mensosialisasikan keberadaan TVRI. Saat ini, TVRI memiliki 23 buah stasiun di 23 propinsi. Selain TVRI, hadirnya stasiun-stasiun televisi swasta telah menambah semaraknya dunia pertelevisian di Indonesia, antara lain RCTI, SCTV, TPI, Indosiar, TV7, Lativi, Trans TV, AN Teve, dan Metro TV. Tidak hanya itu saja, beberapa tahun terakhir ini juga telah bermunculan televisi-televisi lokal di beberapa daerah. Mari kita doakan agar melalui televisi, pelayanan pekerjaan Tuhan juga bisa ikut ambil bagian di sana. Pokok Doa: ---------- * Kita berdoa agar pengelola TVRI dan pemilik stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia tidak hanya memikirkan keuntungan komersial saja. Sebaliknya, marilah kita berdoa agar mereka lebih memikirkan pelayanan TV sebagai sarana yang lebih edukatif dan informatif bagi pemirsanya. * Berdoa supaya dipikirkan program-program yang dapat mencerdaskan bangsa dan memberikan pendidikan yang lebih berkualitas, khususnya bagi anak-anak dan kaum pemuda. * Doakan supaya pemerintah ikut ambil bagian dalam memberikan rujukan-rujuan peraturan yang tegas, misalnya tentang iklan-iklan yang hanya mendorong konsumerisme, jenis-jenis program yang tidak patut ditayangkan, baik secara etika maupun moralitas bangsa. * Berdoa untuk stasiun-stasiun televisi yang menyediakan kesempatan bagi tayangan-tayangan program Kristen, kiranya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Kristen. * Berdoa untuk organisasi-organisasi yang memproduksi program- program Kristen untuk televisi, antara lain Gospel Overseas (GO) Studio, Cahaya Bagi Negeri (CBN), dll. Doakan supaya melalui siaran-siaran rohani yang disampaikan, banyak pemirsa mendapatkan jalan untuk mengenal Yesus. * Doakan untuk orang-orang Kristen yang ikut ambil bagian dalam berbagai bidang pekerjaan hiburan (artis-artis, sutradara, produser Kristen), kiranya dapat menjadi teladan dalam pekerjaan mereka dan memuliakan Tuhan. *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ SURAT ANDA ~~ Dari: "Paulus S." <paul@> >Dear e-MISI, >Bagaimana caranya untuk bisa melihat dan mengetahui ladang misi, >dapat meneguhkan dan menambah beban misi kami, dan kami dapat >mendoakan ladang-ladang misi? >Paul Redaksi: Untuk membuka wawasan Anda dalam melihat ladang misi, silakan mengunjungi bagian "Doa bagi Suku" dan juga "Profil Suku" yang ada di Situs e-MISI. ==> http://www.sabda.org/misi/suku.php ==> http://www.sabda.org/misi/profil.php Melalui kedua situs tersebut, Anda bisa mendapatkan informasi tentang suku-suku di Indonesia dan kebutuhan mereka untuk mendengar Injil. Selain itu, Anda juga bisa menjelajahi informasi-informasi yang tersedia dalam Situs e-MISI, misalnya tentang organisasi dan pelayanan misi yang ada. Sedangkan untuk mendoakan ladang-ladang misi, kami menyarankan Anda untuk berlangganan Buletin e-JEMMi dengan mengirim email kosong ke alamat: ==> <subscribe-i-kan-misi@xc.org> Redaksi Buletin e-JEMMi, secara rutin setiap hari Selasa akan mengirimkan kesaksian-kesaksian misi dari berbagai negara sekaligus pokok doa yang bisa Anda doakan. Demikian informasi dari kami. Selamat menjelajahi dunia misi! *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ URLS Edisi Ini ~~ * Grace Ministries International http://www.gracem.org/ * InterServe International http://www.interserve.org/ * Living Water International http://www.living-water.org/ * Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ _____________________________ DISCLAIMER ____________________________ Bahan-bahan dlm Buletin e-JEMMi disadur dengan izin dari banyak pihak Copyright(c) 2004 oleh Buletin e-JEMMi --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Situs YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ______________________________________________________________________ Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat Anda kirimkan: Kepala Redaksi --- Natalia Endah S. <owner-i-kan-misi@xc.org>, atau Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi@xc.org> Staf Redaksi: Natalia Endah S., Ratri, Djoko, Tesalonika, dkk. ______________________________________________________________________ Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk berhenti, kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk Situs e-MISI http://www.sabda.org/misi/ Untuk Arsip Buletin e-JEMMi http://www.sabda.org/publikasi/misi/ ______________________________________________________________________
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |