Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/33 |
|
e-JEMMi edisi No. 33 Vol. 12/2009 (18-8-2009)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI: Langkah-Langkah Menuju Kemerdekaan di dalam Kristus SUMBER MISI: The Christian Arsenal DOA BAGI MISI DUNIA: Arab Saudi, Pakistan DOA BAGI INDONESIA: Terorisme sebagai Drama ______________________________________________________________________ APPLY YOURSELF WHOLLY TO THE SCRIPTURES AND THE SCRIPTURES WHOLLY TO YOURSELF ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Belenggu okultisme sering kali bukan hanya membuat hati manusia buta dan tidak memiliki damai sukacita, tetapi juga membuat manusia diikat dengan berbagai macam dosa yang melumpuhkan manusia untuk hidup dalam kebenaran. Iblis tidak bodoh dan akan terus mencobai manusia untuk tidak lepas dari genggamannya. Tapi puji Tuhan, manusia tidak harus selamanya menyerah pada kehidupan yang diikat oleh kuasa-kuasa setan. Allah telah menyediakan jalan keluar bagi kita untuk merdeka di dalam Kristus. Nah, marilah kita bergantung pada Allah dalam mencari jalan keluar ini. Edisi e-JEMMi yang terbit kali ini akan menyajikan artikel yang berisi langkah-langkah bagaimana kita dapat terlepas dari belenggu-belenggu dosa -- tidak hanya dosa okultisme -- sehingga kita memperoleh kelepasan dan kemerdekaan di dalam Dia. Biarlah perayaan HUT RI yang ke-64 ini kita rayakan dengan sekaligus mengingat bahwa Tuhan bukan saja telah menganugerahkan kemerdekaan bagi bangsa kita dari belenggu penjajah, tetapi Dia juga telah memerdekakan kita dari belenggu dosa yang mengikat. Dirgahayu Republik Indonesia! Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti http://www.sabda.org/publikasi/misi/ http://misi.sabda.org/ ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI LANGKAH-LANGKAH MENUJU KEMERDEKAAN DI DALAM KRISTUS "Langkah-Langkah Menuju Kemerdekaan di dalam Kristus" adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan supaya kita dapat dilepaskan dari ikatan-ikatan iblis dalam kehidupan kita dengan menjalani langkah-langkah yang diketengahkan di dalamnya. Sarana ini bukanlah satu- satunya cara untuk melepaskan orang dari ikatan-ikatan setan. Ada beberapa metode yang dapat dipakai dengan efektif jika kita sungguh- sungguh memahami dan memegang kuasa di dalam Kristus. Selain itu, sarana ini pun tidak mengandung kekuatan gaib atau ilmu khusus. Sarana ini hanya membimbing kita supaya kita menyatakan dan menerapkan kebenaran firman Allah dalam kehidupan kita, sehingga kita bisa berjalan dalam kemerdekaan di dalam Kristus. Pada saat kita menjalani proses tersebut, seharusnya kita sungguh-sungguh membuka hati kita di hadapan Tuhan dan meminta supaya Ia menyatakan kepada kita dosa-dosa yang belum kita tinggalkan dan ikatan-ikatan yang belum diputuskan. Tanpa adanya keterbukaan, kita tidak akan tertolong. Jika kita menyembunyikan dosa-dosa dan ikatan-ikatan kita dari orang yang melayani kita atau dari Tuhan sendiri, maka kita tidak akan dilepaskan dari dosa-dosa dan ikatan-ikatan tersebut. Kita harus jujur jika kita ingin berjalan dalam kemerdekaan dan kemenangan di dalam Kristus. Kemudian kita akan dibimbing dalam proses pemulihan. Pertama, kita berdoa dan minta bimbingan dan perlindungan dari Tuhan. Kita mengetahui bahwa iblis sering melawan proses pemulihan, sehingga doa sangatlah penting. Kemudian kita dibimbing untuk membuat pernyataan tertentu. Dengan demikian, kita memerintahkan iblis untuk melepaskan kita supaya kita dapat mengenal dan memilih kehendak Allah. Pada saat itu, kita memegang kuasa di dalam Kristus sehingga iblis tidak berhak menghalangi pelayanan pemulihan. Sesudah itu, kita masuk ke dalam tujuh langkah menuju kemerdekaan. Langkah 1: Pilih Kenyataan, Bukan Kepalsuan Langkah 2: Pilih Kebenaran, Bukan Tipu Muslihat Langkah 3: Pilih Pengampunan, Bukan Kepahitan Langkah 4: Pilih Ketaatan, Bukan Pemberontakan Langkah 5: Pilih Kerendahan Hati, Bukan Kesombongan Langkah 6: Pilih Kemerdekaan, Bukan Keterikatan Langkah 7: Pilih Penolakan, Bukan Penyerahan Pada setiap langkah, kita membaca penjelasan tentang prinsip-prinsip alkitabiah yang harus diterapkan dalam kehidupan kita. Kemudian kita berdoa dulu dan meminta agar Tuhan menjaga dan melindungi hati dan pikiran kita, dan supaya Ia menyatakan kepada kita semua dosa yang harus kita akui dan tinggalkan. Kemudian kita mendengarkan suara Roh Kudus dan mencatat semua dosa yang Ia tunjukkan kepada kita. Akhirnya kita berdoa untuk mengakui dan meninggalkan dosa kita satu per satu, sehingga kita dilepaskan dari pengaruh/ikatan iblis dalam bagian tertentu dari kehidupan kita. Proses tersebut dilanjutkan sampai kita menyelesaikan tujuh langkah menuju ke kemerdekaan di dalam Kristus. Setelah itu, biasanya semua bagian kehidupan kita lepas dari pengaruh/ikatan setan. Langkah 1: Pilihlah Kenyataan, Bukan Kepalsuan Langkah pertama ini berkenaan dengan keterlibatan kita dengan kuasa gelap. Di langkah ini, kita melepaskan keterlibatan kita dengan setiap praktik okultisme (kuasa gaib), baik yang kita alami sekarang atau pun yang dulu. Kita memulai dengan doa dan meminta supaya Tuhan menyatakan kepada kita semua keterlibatan kita dengan kuasa gelap. Jika kita sedang atau pernah terlibat dengan hal-hal yang berhubungan dengan "kekuatan gaib", atau jika kita pernah memeluk agama lain, pemujaan, atau terlibat dalam upacara-upacara setan atau kegiatan okultisme, maka kita harus mengakui dan meninggalkan satu demi satu semua keterlibatan kita sesuai dengan pola doa. Selain itu, kita juga membutuhkan seorang konselor yang mengerti peperangan rohani untuk menolong kita. Jika kita tidak pernah terlibat dalam hal-hal tersebut, maka kita boleh masuk ke langkah kedua. Langkah 2: Pilihlah Kebenaran, Bukan Tipu Muslihat Pada langkah kedua, kita berpusat pada penerapan kebenaran Allah dalam kehidupan kita. Kita mulai dengan mengakui bahwa kita sering tertipu karena pengaruh bapa dusta, yaitu iblis, dan karena kita menipu diri kita sendiri. Kemudian kita minta supaya Allah menyelidiki dan menyatakan kepada kita apakah jalan kita serong, yaitu apakah kita masih hidup dalam kebohongan atau membela diri kita sendiri. Sesudah itu, kita mengakui hal-hal tersebut kepada Allah dan menyatakan kepada-Nya keputusan kita untuk mengetahui dan mengikuti kebenaran-Nya. Jika langkah ini sulit bagi Anda karena sudah bertahun-tahun lamanya Anda biasa berbohong, sebaiknya Anda mencari pertolongan dari pembina rohani untuk memberantas mekanisme pembelaan yang ada pada diri Anda. Langkah 3: Pilihlah Pengampunan, Bukan Kepahitan Langkah ini sangat penting bagi banyak orang, termasuk banyak pengikut Kristus. Menurut pengalaman saya, pada umumnya orang-orang yang memerlukan pelayanan pemulihan sangat membutuhkan pertolongan juga untuk dilepaskan dari kepahitan atau kebencian, apa pun keluhan mereka. Karena pola tersebut sering kali sangat dalam, pergumulan yang mereka hadapi pada saat mereka melepaskan kepahitan atau kebencian mereka bisa cukup kuat. Kita mulai dengan meminta kepada Tuhan supaya Ia mengingatkan kita akan orang-orang yang belum kita ampuni. Kemudian, kita mendaftarkan nama orang-orang tersebut pada selembar kertas. Dalam kasus-kasus tertentu, penulisan nama-nama ini memerlukan banyak waktu, karena orang-orang yang belum diampuni bisa banyak sekali. Kadang-kadang selembar kertas (bolak-balik) tidak cukup untuk mendaftarkannya! Mengapa? Karena banyak pengikut Kristus mengikuti cara-cara dunia dalam menghadapi orang-orang yang bersalah terhadap mereka. Mereka melihat bagaimana orang tua, tetangga- tetangga, dan teman-teman mereka tidak pernah mengampuni kesalahan orang lain; malah ingin membalas dendam. Mereka juga sering menonton acara-acara televisi dan film-film yang berkisah tentang balas dendam. Jadi, mereka tidak mengerti pentingnya mengampuni kesalahan orang lain. Selain itu, mereka pun belum berpengalaman dalam hal mengampuni kesalahan orang lain, dan tidak ada contoh yang dapat mereka teladani. Pada akhir daftar, sebaiknya kita menulis "diri saya sendiri" karena sering kali kita belum mengampuni diri sendiri, padahal kita telah diampuni oleh Allah pada saat kita percaya kepada Yesus Kristus. Selain itu, sebaiknya kita menuliskan "pikiran-pikiran yang melawan Allah" karena biasanya banyak orang menyalahkan Allah atau memendam kemarahan dan kepahitan terhadap Allah karena Ia tidak memenuhi pengharapan mereka. Misalnya, mereka berdoa supaya saudara mereka disembuhkan, tetapi Allah tidak mengabulkan doa mereka sesuai dengan keinginan mereka, sehingga mereka memendam kepahitan terhadap-Nya. Pada waktu kita selesai membuat daftar, kita perlu berdoa dan mengampuni satu demi satu semua orang yang telah kita daftarkan, sesuai dengan ajaran firman Allah. Pada saat kita melakukannya, kita akan merasa sangat berbahagia. Dan sering kali, setelah proses tersebut selesai, kita merasa seperti baru dilepaskan dari suatu beban yang berat sekali. Langkah 4: Pilihlah Ketaatan, Bukan Pemberontakan Banyak orang, termasuk juga orang-orang Kristen, memberontak terhadap para penguasa yang telah ditentukan oleh Allah dalam dunia ini. Orang semacam ini sering memberontak terhadap pemerintah, orang tua, suami, majikan, pemimpin-pemimpin rohaninya, dan bahkan terhadap Allah sendiri. Tujuan kita dalam langkah keempat ialah supaya kita mengakui dosa pemberontakan kita dan sungguh-sungguh merendahkan diri di hadapan Allah. Kita mulai dengan mengakui pemberontakan kita secara umum dan berdoa supaya Tuhan menyatakan kepada kita sejauh manakah pemberontakan kita. Langkah 5: Pilihlah Kerendahan Hati, Bukan Kesombongan Langkah ini berkaitan dengan langkah keempat, tetapi tekanannya agak berbeda. Dalam langkah kelima, kita mengakui dan meninggalkan secara umum segala macam kesombongan yang memberi pintu masuk bagi musuh kita. Kesombongan yang dimaksud di sini ialah sikap kita yang lebih mengutamakan kehendak kita daripada kehendak Allah dan sikap kita yang lebih memusatkan hidup kita pada keakuan kita daripada Allah. Kemudian kita meminta Allah untuk menunjukkan kepada kita bidang/hal-hal khusus dalam kehidupan kita yang dikuasai oleh kesombongan kita. Langkah 6: Pilihlah Kemerdekaan, Bukan Keterikatan Langkah keenam sangat penting bagi banyak orang, termasuk para pengikut Yesus Kristus. Banyak orang merasa diikat oleh dosa-dosa tertentu. Misalnya, beberapa orang merasa terikat karena kecenderungan mereka yang kuat sekali untuk bunuh diri, sedang beberapa yang lain bergumul dengan penyimpangan dalam kebiasaan makan. Dorongan seksual adalah dorongan yang begitu kuat dan mudah dibelokkan; oleh karena itu, beberapa orang merasa terikat dalam dosa-dosa seksual. Pergumulan dengan dosa-dosa seksual telah menyeret orang-orang pada kebiasaan seperti senang dengan pornografi, memelihara pikiran-pikiran yang kotor, berzinah, dan homoseksualitas. Akhirnya, dosa-dosa tersebut menjadi suatu kebiasaan, sehingga dengan demikian iblis telah berhasil membentuk suatu pola dosa di dalam kehidupan mereka. Mereka sering kali berusaha untuk memutuskan pola dosa tersebut, tetapi mereka gagal sehingga mereka semakin tertipu oleh musuh kita. Mereka menganggap bahwa mereka tidak bisa dilepaskan dari pola dosa yang begitu kuat itu. Itulah tipu muslihat setan! Sebenarnya mereka pasti dapat dilepaskan dari dosa yang mengikat mereka itu, tetapi biasanya prosesnya tidak mudah. Proses pemulihan dari kebiasaan berdosa mulai di langkah keenam dengan mengakui secara umum bahwa kita sudah memberi diri pada hawa nafsu daging, sehingga kita telah memberi kesempatan kepada iblis untuk mengikat kita. Kemudian kita minta supaya Roh Kudus memberitahukan kepada kita tindak-tanduk kita yang sudah melanggar ketetapan-ketetapan Allah. Sesudah itu, kita berdoa untuk melepaskan dan meninggalkan secara spesifik semua penyalahgunaan tubuh kita dan menyerahkan tubuh kita kepada Tuhan. Jika kita pernah melakukan hal-hal tertentu atau sedang terikat di dalamnya, misalnya homoseksual, aborsi, keinginan bunuh diri, penyimpangan-penyimpangan dalam kebiasaan makan, melukai diri, atau kecanduan hal-hal tertentu, maka kita perlu mengakui dan meninggalkan semua hal yang dinyatakan oleh Allah kepada kita. Langkah 7: Pilihlah Penolakan, Bukan Penyerahan Langkah yang terakhir dalam proses ini adalah melepaskan semua dosa dari nenek moyang kita dan semua pengaruh dari apa yang dilakukan oleh orang lain, misalnya santet atau guna-guna. Ada dua bagian dalam langkah ini. Pertama, kita menyatakan dan mengumumkan kepada semua roh jahat bahwa kita menolak dan memutuskan ikatan-ikatan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut. Kemudian kita berdoa kepada Allah, menyerahkan tubuh kita kepada-Nya, dan mohon supaya kita dipenuhi dengan Roh Kudus. Demikian proses menjalani "Langkah-langkah Menuju Kemerdekaan di dalam Kristus". Dengan menjalani langkah-langkah tersebut, maka kita bisa berjalan dalam kemerdekaan dan kemenangan di dalam Kristus. Mengapa kita perlu tujuh langkah? Karena jika kita membuka jalan bagi iblis, ia akan memengaruhi kehidupan kita sejauh mungkin. Oleh karena itu, sering kali kita perlu mengakui dan meninggalkan bukan hanya satu dosa, tetapi berbagai macam pelanggaran. Misalnya, jika Anda melayani seseorang yang pernah membuka jalan bagi iblis dengan melibatkan kuasa gelap, jangan heran kalau ia juga menderita karena keterikatan seksual. Dengan menjalani tujuh langkah, kita bisa sungguh-sungguh mengevaluasi seluruh kehidupan kita di bawah bimbingan Roh Kudus, supaya kita dapat menikmati kemerdekaan yang sesungguhnya di dalam Yesus Kristus. Perbedaan antara kehidupan seseorang sebelum dan sesudah mereka menjalani "Langkah-Langkah Menuju Kemerdekaan di dalam Kristus" sering kali sangat mencolok. Eti ialah seorang wanita yang berusia 24 tahun. Di tengah keluarganya, ia orang yang kurang diperhatikan dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Ia sudah percaya kepada Yesus, tetapi pertumbuhan rohaninya terhalang. Ia mengatakan bahwa ia sangat rindu untuk mengasihi Tuhan dan bersaksi bagi Injil Tuhan, baik di tengah lingkungan pekerjaan, indekos, dan di tengah keluarga. Namun Eti selalu gagal, gampang emosi, dan jatuh bangun. Kemudian ia menjelaskan bahwa ia sulit mengerti firman Tuhan, malas dan kalau saat teduh sering mengantuk. Ketika ia mendengarkan khotbah, sering kali pikirannya menerawang (melayang-layang). Pada umumnya kehidupannya kurang berbahagia. Setelah Eti diajar tentang identitasnya yang baru di dalam Kristus dan menjalani "Langkah-Langkah Menuju Kemerdekaan di dalam Kristus", terjadi pembaruan yang luar biasa dalam kehidupannya. Ia sangat berbahagia dan merasa ringan, sepertinya beban yang berat sekali baru dihilangkan. Saat teduh dan doa dapat dinikmati, ia berani bersaksi, bahkan membawa adiknya -- seorang dukun yang melayani orang sakit -- kepada hamba Tuhan yang melayaninya supaya adiknya juga bisa menikmati kemerdekaan yang Tuhan kehendaki baginya. Puji Tuhan atas karya-Nya yang begitu indah! Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Hancurkan Kuasa Iblis dalam Diri Anda Judul asli artikel: Pemakaian "Langkah-Langkah Menuju Kemerdekaan di dalam Kristus" Penulis: Thomas J. Sappington, Th.D. Penerbit: Yayasan ANDI dan OC International, Yogyakarta 1998 Halaman: 269 -- 279 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI THE CHRISTIAN ARSENAL ==> http://www.christianarsenal.com/ Situs ini dibangun untuk membantu Anda mempelajari firman Tuhan dan mempertahankan iman Kristen. Christian Arsenal menyediakan sumber bahan dengan beragam subjek yang dapat digunakan oleh semua orang -- pendeta, seminari, pelajar, pelayan pemuda, guru sekolah minggu, orang tua, remaja, dan anak-anak. Nah, salah satu subjek bahan yang situs ini sediakan adalah okultisme dan agama-agama dunia. Saat Anda masuk dalam menu Cults & World Religion Topics, Anda akan dibawa pada sebuah halaman di mana Anda dapat memilih puluhan jenis okultisme dan agama dunia yang sudah tersedia. Saat Anda memilih salah satunya, Anda dapat langsung mengakses segala informasi tentangnya -- siapa pendirinya; pandangannya tentang Allah, Yesus, Roh Kudus, dan keselamatan; tautan-tautan ke artikel terkait, dsb.. Diharapkan, Anda dapat lebih diperlengkapi, baik secara spiritual maupun intelektual, dalam perjalanan Anda bersama Kristus di dunia ini. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA A R A B S A U D I Kami mendorong Anda untuk segera berdoa bagi H yang ditangkap oleh pihak berwajib Saudi dan sekarang sedang ditahan di penjara Eleisha, penjara bagi para tahanan politik di Riyadh. Pihak yang berwajib Saudi lalu memblokir "weblog"-nya selama beberapa hari, Google juga memblokir "weblog" ini sampai akhirnya dibuka kembali setelah adanya keluhan tentang pensensoran dari para pengguna Google. H menulis di "weblog"-nya bahwa perjalanannya menemukan Kristus dimulai setelah menyaksikan tiga warga kebangsaan Pakistan yang dihukum pancung atas dakwaan penggunaan obat-obat terlarang. Terguncang, ia mulai mempelajari sungguh-sungguh sejarah dan hukum agama lain, demikian juga hukum Saudi. Ia menjadi kecewa dengan hukum dan pengajaran kitabnya dan cemas bahwa pihak yang berwenang Saudi hanya menuntut orang-orang Saudi yang miskin dan orang asing. Setelah membaca bacaan lain tentang bagaimana Yesus mengampuni daripada merajam seorang wanita yang dihakimi karena perzinahan, dan membandingkannya dengan bagaimana nabi membalas dengan membunuh lawannya dalam situasi yang sama, H akhirnya menetapkan imannya pada Kristus. Mari doakan H dan orang Saudi lainnya yang datang pada Kristus. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Juli -- Agustus 2009 Judul artikel: Berdoalah Bagi Blogger Kristen yang Dipenjarakan Halaman: 10 Pokok doa: * Doakan H yang sedang ditahan oleh pihak yang berwajib, agar Tuhan memberikan kekuatan dan hikmat Allah sehingga ia dapat memberikan pertanggungan jawab atas imannya pada Kristus. * Doakan untuk setiap keluarga Kristen di Saudi yang juga memiliki anggota keluarga yang ditahan karena iman mereka, agar Tuhan memberikan ketabahan untuk menjalani kehidupan yang berkenan kepada Tuhan. P A K I S T A N Hanya lebih dari 2 bulan sejak Lembah Swat Pakistan berubah menjadi benteng Taliban di mana hukum Syariat diberlakukan, nasib orang-orang Kristen yang masih tinggal di wilayah tersebut tidak pasti. Dalam usaha untuk mengakhiri 2 tahun perang berdarah, pemerintah Islamabad dan Taliban mencapai kata sepakat dengan menyerahkan semua otoritas pemerintah daerah di Lembah Swat kelompok Taliban. Sumber-sumber melaporkan kepada Compass bahwa dalam suatu kekerasan, telah terbunuh dan terusir ratusan orang; diperkirakan 500 orang Kristen masih berada di wilayah tersebut. Pada tahun sebelumnya, lebih dari dua ratus sekolah khusus perempuan di Lembah Swat dilaporkan telah dibakar atau dibom oleh agama lain. Sekolah-sekolah khusus perempuan yang masih tersisa ditutup pada bulan Januari, tetapi telah dibuka kembali sejak penandatanganan perjanjian damai pada pertengahan Pebruari. Seorang rekan pendeta dari satu-satunya gereja Pakistan di Lembah Swat mengatakan kepada YB dari Komisi Nasional bagi Keadilan dan Perdamaian bahwa dengan adanya pengeboman sekolah-sekolah khusus perempuan pada akhir tahun lalu, semua keluarga Kristen di wilayah itu telah mengungsi ke wilayah-wilayah terdekat. Setelah perjanjian damai, dan dengan harapan besar, keluarga Kristen ini telah kembali ke wilayah mereka, tetapi mereka masih ragu-ragu untuk datang ke gereja. Rekan pendeta ini, yang tidak mau disebutkan namanya, berkata, "Orang-orang tidak datang lagi ke gereja, seperti yang tidak biasa mereka lakukan sebelumnya." Ia berkata bahwa orang-orang Kristen masih percaya bahwa kelompok Taliban akan tetap mematuhi perjanjian damai. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Juli -- Agustus 2009 Judul artikel: Orang-orang Kristen Bertahan dari Tekanan Hukum Sharia di Lembah Swat Pakistan Halaman: 10 Pokok doa: * Doakan untuk keberadaan orang-orang percaya di Pakistan, yang sering hidup dalam tekanan dan ancaman, agar Tuhan memberi kekuatan kepada mereka untuk tetap percaya dan berpengharapan hanya kepada Tuhan. * Doakan juga untuk orang percaya yang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk tetap bertahan di Pakistan, agar mereka tetap bertekun mendoakan negara mereka yang dalam kondisi memprihatinkan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA TERORISME SEBAGAI DRAMA Hasil identitas melalui tes DNA memperlihatkan bahwa mayat yang tewas disergap Detasemen Khusus 88 bukanlah gembong teroris Noordin M. Top, tetapi Ibrohim. Penjelasan kepolisian tentang hasil pemeriksaan DNA itu telah mengakhiri segala silang pendapat, kontroversi, dan spekulasi tentang teroris yang tewas dalam serangan Densus 88 di Beji, Temanggung, Jawa Tengah. Perlu dikemukakan pula, sebagian masyarakat tetap gundah karena sempat terkecoh oleh pemberitaan media media massa, terutama siaran televisi yang menyebutkan Noordin M. Top sebagai teroris yang ditembak mati di Temanggung. Kredibilitas media memang dipertaruhkan karena terlalu dini menyimpulkan Noordin M. Top sudah berhasil disergap aparat. Berbagai kalangan kemudian mempertanyakan cara kerja media massa yang dinilai lebih mengutamakan sensasi ketimbang substansi dalam meliput teroris, yang pada akhirnya peristiwa itu lebih menjadi tontonan bagi masyarakat ketimbang tekad melakukan perlawanan terhadap bahaya terorisme. Sumber: Kompas, Jumat, 14 Agustus 2009, Halaman 6 POKOK DOA: 1. Mengucap syukur untuk kerja aparat berwajib dalam menangkap gembong teroris beberapa waktu lalu. Doakan agar melalui peristiwa ini, para pihak berwajib semakin gigih bekerja memberantas para teroris yang masih berkeliaran di Indonesia. 2. Doakan pihak berwajib yang saat ini masih terus berupaya menangkap para teroris, agar Tuhan memampukan dan memberi kecerdasan kepada mereka untuk menjalankan tugasnya dengan baik. 3. Doakan masyarakat Indonesia agar turut membantu aparat berwajib dalam memberantas teroris di Indonesia. Doakan juga agar Tuhan memberi keberanian sekaligus perlindungan kepada masyarakat umum, mengingat bahwa para teroris hidup di tengah-tengah mereka. 4. Doakan agar melalui peristiwa kesalahan pemberitaan tentang tewasnya Noordin M. Top, masyarakat Indonesia dapat bersikap lebih kritis dan tidak mudah dipengaruhi oleh pemberitaan media massa yang kurang bertanggung jawab. 5. Doakan kerja sama antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat dalam memberikan pendidikan moralitas kepada masyarakat sehingga tidak mudah tertipu dengan ajaran-ajaran menyesatkan yang didalangi oleh para teroris. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |