Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2007/33 |
|
e-JEMMi edisi No. 33 Vol. 10/2007 (14-8-2007)
|
|
April 2007, Vol.10 No.33 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL KESAKSIAN MISI (1) : Banjir Melanda Sentani KESAKSIAN MISI (2) : Teknisi Radio di Amazon SUMBER MISI : Mission Aviation Fellowship (MAF), US Center for World Mission (USCWM) DOA BAGI MISI DUNIA: Kepulauan Andaman, Yordania, Meksiko DOA BAGI INDONESIA : Bencana Kekeringan di Beberapa Wilayah Indonesia ______________________________________________________________________ THE COST OF OBEDIENCE IS NOTHING, COMPARED TO THE COST OF DISOBEDIENCE ______________________________________________________________________ EDITORIAL Salam sejahtera, Edisi e-JEMMi minggu ini masih akan membahas tentang pelayanan misi penerbangan. Agar Anda bisa melihat lebih dekat lagi, maka kami hadirkan dua kesaksian yang kami harap bisa menolong Anda mengetahui suka dan duka melayani di misi penerbangan. Mission Aviation Fellowship (MAF) adalah salah satu organisasi Kristen internasional yang telah cukup lama melayani melalui misi penerbangan ke hampir seluruh dunia, termasuk ke Indonesia. Pelayanan mereka patut mendapat acungan jempol, baik dalam hal dedikasi maupun profesionalitas pelayanan mereka. Silakan simak kolom sumber misi untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai MAF dan untuk dapat mendukung pelayanan mereka dalam doa. Tak lupa, kami juga sampaikan beberapa informasi pelayanan misi di beberapa belahan dunia. Silakan simak pokok-pokok doa yang dicantumkan bersama informasi tersebut, termasuk pokok doa bagi Indonesia. Dukungan doa Anda sungguh berharga bagi kemajuan pelayanan ini. Pimpinan redaksi e-JEMMi, Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MISI (1) BANJIR MELANDA SENTANI ====================== "Hujan turun dan ketinggian air banjir terus naik." Naik. Dan terus naik! Pada hari Rabu, 7 Maret 2007, staf MAF di Sentani, Papua, Indonesia, terbangun pada pukul 01:00 dini hari dan menemukan markas MAF sedang dilanda banjir. Hujan badai yang dahsyat telah mencurahkan air hujan setinggi empat belas inci hanya dalam beberapa jam, dan menyebabkan tanah longsor serta banyak kerusakan lain di kota. "Betapa terkejutnya saya, ketika keluar menuju serambi yang ditutup dengan kasa, saya berjalan di air!" kenang Barb, seorang misionaris MAF yang bertugas di Sentani. Banjir itu menghancurkan banyak rumah dan bangunan-bangunan lain. "Ketika air surut, serambi itu penuh dengan lumpur. Pada pukul 01:30 dini hari, saya memindahkan semua perabotan dari serambi," kata Barb. "Kami masuk ke mobil ingin melihat keadaan di kota, tapi ternyata jembatan yang menghubungkan bagian timur dan barat kota sudah tidak bisa dilalui." Ketika matahari bersinar pada hari Rabu pagi, staf MAF berjalan di air setinggi lutut di beberapa bagian markas MAF. Hanggar, bandara, gudang, ruang peralatan dan suku cadang pesawat, rumah, dan beberapa kantor kebanjiran. UPS (generator) untuk komputer rusak, begitu juga dengan persediaan beras, mi instan, semen, dan muatan lain. Namun begitu, tak lama kemudian pesawat-pesawat terbang MAF kembali mengudara, membawa harapan dan Injil. Kota Sentani mengalami kerusakan parah. Sungai yang meluap membanjiri daerah tempat tinggal masyarakat, menghancurkan bangunan-bangunan, jembatan, jalanan, dan meninggalkan lumpur dan tanah setebal beberapa kaki di rumah-rumah. Beberapa jembatan di Sentani hancur oleh banjir yang terjadi pada tanggal 7 Maret. Dasar sungai dan selokan dipenuhi dengan puing-puing dan membuat sungai mengalir ke kota. Beberapa penduduk kehilangan anggota keluarga yang terseret arus deras. Data yang jelas mungkin tak dapat dipastikan, tapi banjir itu kira-kira menewaskan 11 -- 20 jiwa, dengan beberapa orang yang masih hilang. Dua hari kemudian, badai menerpa lagi. Namun, kali ini staf MAF sudah siap, mereka telah menutup rapat pintu-pintu untuk mencegah air masuk ke markas mereka. Musim hujan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Meski begitu, badai yang merusak seperti ini jarang sekali terjadi. Sebelum bencana ini terjadi, sumur di area markas MAF telah menjadi tempat penyedia air bersih bagi ratusan orang seminggu sekali. Sekarang, dengan rusaknya sistem saluran air kota, sumur MAF adalah satu-satunya sumber air bersih yang dapat diminum. "Sementara penduduk lokal dapat menggunakan air hujan dan air sungai untuk mandi dan mencuci, peran kecil yang kami mainkan melalui penyediaan air bersih untuk minum dan memasak adalah suatu berkat bagi penduduk lokal," kata Mike, manajer markas MAF di Sentani. Bagi para pelajar di Hillcrest International School (HIS), bencana ini adalah suatu kesempatan untuk melayani. Untuk program pendidikan luar ruangan tahunan yang diadakan selama dua minggu, sekolah Sentani memilih untuk mengisinya dengan program usaha pertolongan bagi bencana banjir "di kampung halaman sendiri". Banyak anggota MAF dan anak-anak misionaris bergabung dengan HIS, yang beberapa guru dan administratornya adalah sejumlah anggota MAF. Delapan tim anggota program pendidikan luar ruangan itu ditugaskan ke daerah-daerah yang berbeda. Para pelajar membersihkan lumpur setebal empat kaki di rumah-rumah. Mereka mencuci pakaian yang penuh lumpur, mengisi karung pasir, dan membersihkan puing-puing dari jalanan. Setiap tim juga melakukan penginjilan melalui program "Kids’ Clubs" (Klub Anak-Anak) yang diadakan di berbagai daerah. Satu tim bertugas mengalihkan aliran air sungai yang mengalir ke jalanan dan rumah-rumah. Menggunakan karung pasir, bambu, dan daun pisang, para pelajar membentengi tepi sungai, yang membuat air sungai mengalir dengan semestinya. Di daerah Jalan Pasir, para pelajar membeli dan memberikan barang-barang rumah tangga kepada 51 keluarga yang kehilangan rumah. Sendok, gelas, dan sabun cuci termasuk dalam barang-barang rumah tangga yang mereka bawa, juga banyak sabun mandi untuk setiap orang yang terkena korban banjir. Menanggapi program pendidikan luar ruangan kali ini, pelajar bernama Jonathan Taylor berkata, "Seseorang mengatakan kepada kami bahwa setelah tiga hari kerja yang sangat melelahkan, sikap dan prduktivitas kerja akan mulai menurun. Tapi hari ini kami melakukan pekerjaan untuk Tuhan, bukan untuk diri kami sendiri, jadi ini sangat menyenangkan." Membutuhkan waktu berbulan-bulan sampai kondisi mulai normal. Hasil panen rusak, dan banyak sapi, kambing, dan babi hilang terseret arus banjir. Menurut anggota MAF, Dick Martin, "Banyak penduduk Papua yang bermata pencaharian sebagai petani, kehilangan sawah yang merupakan satu-satunya sumber penghasilan dan makanan mereka. Sebagian besar penduduk itu miskin dan akan menganggur selama beberapa waktu sampai mereka bisa menanam lagi dan menuai panen baru dari sawah yang baru. Mereka sangat kekurangan makanan mengingat banyaknya jumlah penduduk lokal yang ada di sana. Tim MAF di Sentani sangat menghargai doa penuh iman Anda untuk penduduk kota dan kelangsungan pekerjaan misi di Sentani. Untuk informasi lebih lanjut tentang kegiatan kami, silakan berkunjung ke situs kami. (t/Dian) Oleh Diana Gibney, Markas Besar MAF, Nampa, Idaho Diterjemahkan dari: Nama situs: Mission Aviation Fellowship Penulis : Diana Gibney Alamat URL: http://www.maf.org/field_stories/story-of-the-week/a-flood-in-sentani#J8rhiGlSeKlmWKB487vD_A ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MISI (2) TEKNISI RADIO DI AMAZON ======================= Perbatasan Ekuador adalah hutan bagian timur, dan kami menyebut hutan itu dengan bahasa Spanyol, "Oriente", yang berarti timur. Semenjak tiba di Ekuador sebagai teknisi radio untuk MAF, saya bercita-cita untuk mengerahkan tenaga saya bagi yang membutuhkan di suatu daerah di hutan Ekuador yang disebut "Oriente". Di seluruh "Oriente", hanya ada jalan setapak dan sungai yang menghubungkan desa-desa kecil di mana penduduknya berjuang untuk bertahan hidup di Amazon. Desa Mashumarentza (MAS) juga tidak memiliki jalan. Tapi desa itu memiliki landasan pesawat darurat yang dibersihkan dan diratakan dengan tangan. Baru-baru ini, kami mendarat di sana dengan pesawat kecil milik MAF untuk memasang alat modern canggih lainnya, yaitu sebuah radio dua arah. Budaya di mana saya dibesarkan mengajari saya, "Jangan menatap. Itu tidak sopan." Tapi di hutan, anak-anak dan orang dewasa menatap saya dengan tajam selama beberapa menit. Bertentangan dengan budaya di mana saya tumbuh, saya juga menatap mereka setelah melihat perbedaan budaya saya dan mereka. Saya tidak terbiasa melihat orang kelaparan, wanita-wanita berumur empat belas tahun yang menggendong satu atau dua anak mereka, suara aneh yang ditimbulkan oleh lidah saat penduduk desa berkomunikasi secara rahasia, atau keheranan ketika saya mengeluarkan alat sederhana untuk melakukan hal yang sederhana. Mereka sering bertanya: "Berapa harga alat itu?" Kami memulai pekerjaan dengan mendirikan tiang yang digunakan untuk menaikkan dan mengatur antena radio. Tidak ada listrik di hutan, jadi kami memasang tiang untuk papan penangkap cahaya matahari (solar panel) dan memasang alat yang mengubah cahaya matahari menjadi tenaga listrik yang kemudian tersimpan di baterai itu. Terakhir, kami menuju pondok tempat pengoperasian radio di mana saya menghubungkan kabel penting dan menunjukkan sistem yang lebih baru itu kepada kepala komunikasi. Terima kasih atas sumbangan orang-orang yang peduli dari Amerika Serikat, sebuah sistem radio yang membawa harapan bagi penduduk MAS yang terisolasi. Radio itu akan memanggil pesawat medis milik MAF untuk menolong orang yang digigit ular beracun, terkena penyakit berbahaya, atau kecelakaan -- semua itu merupakan peristiwa yang umum terjadi di tempat yang liar itu. Radio itu memampukan MAF untuk memberikan laporan cuaca kepada para pilot MAF yang terbang di atas hutan atau untuk mengirimkan proyek pengembangan masyarakat dan sumber-sumber kerohanian. Suatu tanda peringatan yang diperdengarkan dengan jelas di "pondok" radio mengumumkan bahwa ada orang-orang di luar sana yang tidak hanya mengetahui orang-orang MAS, tetapi juga sangat peduli untuk membantu hidup dan masa depan mereka. Dan lagi, tanda itu menyatakan bahwa radio itu dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan. Setelah menyelesaikan pekerjaan saya, seorang pilot MAF, Kapten Dale, membicarakan beberapa masalah penting dengan kepala desa. Saya mulai bermain dengan seorang bocah lelaki, kami saling menendang kacang kecil yang bulat. Sesaat setelah itu, seorang anak berteriak, "Eendooor!!" Permainan dimulai! Saya melawan semua anak kecil dalam sebuah pertandingan sepakbola "indoor" yang penuh semangat di hutan hujan Amazon yang sangat luas, yang juga merupakan perbatasan Peru. Ketika kami terbang kembali ke pangkalan kami di ujung Oriente, saya sangat bersyukur karena penduduk setempat mau bergabung dengan kami untuk menyediakan pertolongan bagi penduduk MAS yang terisolasi dan banyak pangkalan MAF lain yang melayani di hutan ini. Dan saya sangat bersyukur atas kesempatan untuk melayani dalam pekerjaan yang mengabulkan kerinduan saya untuk melayani Tuhan kita. (t/Dian) Diterjemahkan dari: Nama situs : Mission Aviation Fellowship Judul asli artikel: Amazon Radioman Penulis : Robert DiCrasto Alamat URL : http://www.maf.org/field_stories/story-of-the-week/amazon-radioman ______________________________________________________________________ SUMBER MISI MISSION AVIATION FELLOWSHIP (MAF) ==> http://www.maf.org/ Berawal dari pertemuan tiga pilot Perang Dunia II untuk berdoa, mempelajari Alkitab, dan berdiskusi mengenai penerbangan bagi misionaris, Mission Aviation Fellowship (MAF), yang dulu masih bernama Christian Airmen`s Missionary Fellowship (CAMF), berdiri pada tahun 1945.MAF didirikan dengan tujuan untuk membantu para misionaris mencapai tempat-tempat terpencil di seluruh dunia sehingga lebih banyak orang dapat menerima bantuan fisik dan rohani yang mereka butuhkan. Sepanjang sejarahnya, MAF telah membantu banyak misionaris menjangkau daerah-daerah terpencil dan mengadakan banyak program pelayanan dan kemanusiaan di seluruh dunia. Di antaranya, suku Indian Auca, Zaire, Papua Nugini, Kalimantan Tengah, Meulaboh di Sumatera bagian utara, Mosquitia di Honduras, dll.. Di Meulaboh misalnya, MAF adalah organisasi yang pertama terjun langsung di Meulaboh sejak daerah itu dilanda serangkaian gempa bumi dan dihantam tsunami. Selama tujuh minggu pertama, MAF membantu sekitar 60.000 korban bencana dengan melakukan 1.114 penerbangan estafet dan menyalurkan ratusan kilo makanan. Untuk menunjang dan memajukan pelayanannya, terutama dalam bidang komunikasi, MAF juga terus mengembangkan diri. Hal itu terlihat dari pemasangan Global Positioning Systems (GPS) pada setiap pesawat dan pemasangan penghubung satelit komunikasi pertama di Goma, Zaire (sekarang Kongo). Pada tahun 2003 lalu, MAF juga mengedarkan CD Bibliologia yang berisi 19 terjemahan Alkitab dan 125 literatur Kristen. Bibliogia diunduh lebih dari 50.000 kali dari internet pada tahun pertama peluncurannya. Sebelumnya, enam ribu kopi CD itu juga telah diedarkan. Jika Anda tertarik untuk lebih mengenal organisasi yang luar biasa ini beserta program-program yang telah, sedang, dan akan dilaksanakannya, silakan kunjungi situsnya. US CENTER FOR WORLD MISSION (USCWM) ==> http://www.uscwm.org/ US Center for World Mission (USCWM) didirikan pada tahun 1976 oleh pasangan suami istri Ralph and Roberta Winter, misionaris yang pernah melayani selama sepuluh tahun di suku Maya, Guatemala. Mereka menyadari bahwa meskipun setiap orang Kristen di dunia menyaksikan Injil di lingkungan budayanya masing-masing, hanya setengah dari populasi dunia yang akan mendengar Injil. Karena masalah budaya dan bahasa, banyak suku bangsa yang pasti terisolasi dari Injil jika tidak ada gereja yang aktif menginjili setiap komunitas suku bangsa itu. Demikianlah US Center for World Mission (USCWM) bermisi -- untuk mendirikan gereja di setiap suku bangsa yang belum pernah mendengar Injil. USCWM mengajak dan bekerja sama dengan organisasi pelayanan, misionaris, dan orang-orang yang rindu untuk mewujudkan pergerakan gereja yang aktif dalam setiap suku bangsa. Itulah sebabnya motto mereka adalah "Gereja bagi setiap orang pada tahun 2000". Untuk mewujudkan kerinduan tersebut, Theological Education by Extension (TEE) didirikan dengan tujuan melatih para pendeta di gereja-gereja kecil di seluruh dunia sehingga pelayanan mereka berdampak. Apakah motto itu telah terwujud saat ini? Untuk mendapatkan jawabannya, silakan Anda berkunjung ke situs USCWM dan kami percaya Anda akan mendapat berkat dan inspirasi bagi pelayanan Anda. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA K E P U L A U A N A N D A M A N Kepulauan Andaman jarang dikunjungi. Adatnya sendiri melarang penduduknya untuk berinteraksi dengan orang-orang luar. Kebanyakan peduduknya beragama non-Kristen. Tsunami yang melanda Thailand juga menghancurkan kepulauan Andaman. Pendeta Varughese, dengan bantuan The Bridge International, membantu para pengungsi, dan banyak dari mereka yang menerima Yesus. "Mereka telah melihat bantuan nyata yang diberikan oleh orang-orang kepada mereka ketika mereka membutuhkannya, jadi mereka ingin mengenal dan mengikut Tuhan. Dan kami telah mengajak sejumlah orang untuk menerima Tuhan setelah tsunami terjadi." Mereka masih membantu 130 anak-anak dan 30 keluarga karena pemerintah sama sekali tidak berusaha menolong mereka. Kesempatan untuk mengenalkan Kristus mungkin tidak akan berlangung lama. "Jika kita tidak menggunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin, kita tidak tahu seberapa lama kesempatan ini terbuka, kita tidak tahu apakah pintu itu akan segera tertutup atau tidak." Diterjemahkan dari: Mission News, Juli 2007 Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10037 Pokok Doa --------- * Berdoa agar pemulihan keadaan penduduk di Kepulauan Andaman dapat berjalan dengan lancar. Kiranya The Bridge International dan masyarakat Kristen setempat dapat bahu-membahu menolong mereka dengan hati yang tulus. * Kiranya Tuhan terus membuka kesempatan untuk memberitakan Injil di Kepulauan Andaman dan menindaklanjuti mereka-mereka yang telah bertobat dan menerima Kristus sebagai Juru Selamat. Y O R D A N I A Terdapat sekitar empat puluh juta pengungsi di seluruh dunia -- orang-orang yang mengungsi karena kekerasan dan penganiayaan. Itulah sebabnya PBB menetapkan 20 Juni sebagai hari Pengungsi Sedunia. World Vision menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan keadaan para pengungsi Irak. Ashley dari World Vision, yang sedang berada di Yordania, mengatakan bahwa situasinya semakin memburuk. "Para pengungsi yang tiba semakin miskin dan mereka yang sebelumnya sudah berada di sini juga semakin miskin. Situasi itu semakin buruk karena anak-anak di sana seharusnya sudah sekolah. Beberapa dari mereka malah sudah terlambat sekolah selama dua atau tiga tahun. Sekaranglah waktunya untuk mengubah keadaan tersebut. Tanpa bantuan internasional, perubahan itu tidak akan terwujud." Dua juta pengungsi Irak tersebar di Timur Tengah. World Vision mengeluarkan laporan yang menjelaskan situasi itu secara detail pada perayaan hari Pengungsi Sedunia. Keadaan tersebut memberi kesempatan bagi orang-orang Kristen untuk memberitakan Injil. "Mereka tertarik dengan keberadaan kami di sini. Jadi kami berbicara tentang iman dan moral yang kami rasakan ketika membantu mereka." Dana sangat dibutuhkan untuk dapat membantu mereka. Diterjemahkan dari: Mission News, Juli 2007 Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10043 Pokok Doa --------- * Berdoa untuk dua juta pengungsi Irak yang tersebar di seluruh negara-negara Timur Tengah. Doakan supaya ada usaha dari seluruh dunia untuk bersama-sama membantu keadaan mereka yang semakin buruk ini. * Berdoa untuk World Vision International yang bekerja sama dengan berbagai gereja untuk melakukan perbaikan keadaan di tempat-tempat pengungsian. Kiranya keadaan ini bisa dipergunakan untuk membagikan iman mereka dalam Yesus Kristus. M E K S I K O Kids Heart adalah suatu program kerja sama antara Buckner International dan the Cooperative Baptist Fellowship (CBF). Program ini mengembangkan pelayanannya sampai ke masyarakat miskin di Meksiko dengan tujuan tidak hanya untuk menjalin persahabatan, tapi juga untuk memberikan harapan hidup yang lebih baik. Koordinator Border Ministries, Jorge, berkata bahwa tujuan mereka adalah untuk mengubah dunia. "Sebuah tim misi, dalam satu minggu, membantu kehidupan sebuah keluarga di Colonia. Saat mereka datang dan bekerja dengan keluarga itu selama satu minggu, dalam minggu itu pula mereka menjalin persahabatan. Pada hari ketiga, keluarga itu mulai bertanya, `Mengapa kalian membantuku?` Situasi seperti itu merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memberitakan Injil." Tim itu adalah jembatan antara masyarakat dan gereja setempat. Mereka merencanakan pelawatan ke Rio Grand Valley bulan depan. Jorge berkata, "Pada akhir minggu, semua ayah, ibu, dan anak akan menerima Kristus karena sekali lagi, mereka menunjukkan kasih sayang yang begitu besar terhadap orang-orang itu dan mereka peduli terhadap orang-orang itu. Saya selalu mengatakan kepada mereka, `Kami adalah kaki tangan Yesus Kristus.`" Diterjemahkan dari: Mission News, Juli 2007 Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10041 Pokok Doa --------- * Doakan kerja sama pelayanan yang dilakukan guna membantu masyarakat miskin di Meksiko. Biarlah harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dapat terwujud melalui kerja sama ini. * Mohonkan pula suatu kesempatan dari Allah untuk memberitakan Injil kepada penduduk miskin Meksiko ini. Kiranya nama Yesus boleh didengar dan dipercaya oleh mereka, bukan hanya sebagai Penolong, tapi terutama sebagai Juruselamat jiwa mereka. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA BENCANA KEKERINGAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA ================================================ Musim kemarau tahun ini telah mulai menampakkan pengaruhnya, yaitu kekeringan di beberapa wilayah di Indonesia. Akibat kekeringan memang akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti pemenuhan kebutuhan air sehari-hari sampai ke beberapa lahan pertanian yang terpaksa tidak mengeluarkan hasil karena kurangnya pasokan air. Di beberapa tempat di wilayah Indonesia, tempat tandon air terlihat menurun cukup drastis. Beberapa media melangsir usulan agar pemerintah mulai mengantisipasi hal ini, di antaranya dengan mempersiapkan hujan buatan. Pokok Doa --------- 1. Beberapa tempat di Indonesia saat ini tengah mengalami kekeringan. Doakan agar masyarakat setempat bisa bersikap sabar dan bijak, khususnya dalam menggunakan dan memanfaatkan air yang ada saat ini. 2. Doakan agar pemerintah dapat mengambil langkah proaktif dalam menanggulangi masalah ini. Biarlah Tuhan memberi hikmat sehingga setiap langkah yang diambil dapat menjadi solusi yang terbaik bagi banyak orang. 3. Doakan setiap pihak yang terlibat, baik pemerintah maupun masyarakat setempat, dalam menanggulangi masalah kekeringan ini. Kiranya terjalin kerjasama yang serasi dan saling membantu. 4. Berdoa agar tersedia dana sesuai dengan yang dibutuhkan. Doakan pula agar dana yang ada dipergunakan secara benar dan tidak ada penyelewengan yang justru akan memperbesar masalah yang ada. 5. Berdoalah pula agar masyarakat dapat berpartisipasi dan saling membahu menanggung beban dan saling memberikan pertolongan untuk menanggulangi masalah ini. 6. Doakan pula pemerintah dalam menetapkan langkah-langkah ke depan, biarlah pemerintah bisa lebih tegas dalam memberikan pengarahan dan pendidikan kepada masyarakat, khususnya untuk mengikutsertaan masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan kekeringan, seperti himbauan melakukan penghijauan, pembuatan tempat tandon air, pelarangan penebangan pohon secara liar, pembuangan sampah yang sesuai dengan aturan, dan lain-lain. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Yulia Oeniyati dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2007 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Staf e-MISI dan Staf Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan : < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi : http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi : http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA : http://ylsa.sabda.org/ Situs SABDA Katalog : http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |