Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/32 |
|
e-JEMMi edisi No. 32 Vol. 14/2011 (9-8-2011)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI ARTIKEL MISI: BAGAIMANA AKU BERSAKSI DOA BAGI MISI DUNIA: ALJAZAIR, SUDAN DOA BAGI INDONESIA: HARGA PANGAN STOP PRESS: MENOLEH KE BAGIAN BARAT SUMATERA Shalom, Sebagai orang Kristen, sudah menjadi tugas kita untuk bersaksi tentang kasih Tuhan kepada orang lain. Terkadang, ada banyak hambatan untuk bersaksi, salah satunya adalah latar belakang agama dan adat istiadat. Bagaimana cara bersaksi kepada Saudara Sepupu? Temukan jawabannya dalam edisi kali ini. Redaksi berharap materi ini dapat menambah wawasan Anda. Tuhan Yesus memberkati. Redaksi Tamu e-JEMMi, Rento Ari Nugroho < http://misi.sabda.org/ > ARTIKEL MISI: BAGAIMANA AKU BERSAKSI Saudara Sepupu dapat mengungkapkan banyak perspektif dan menampakkan berbagai macam perasaan membutuhkan. Usaha yang dilakukan berikut ini adalah dengan mengambil saran-saran praktis yang efektif dari sejumlah praktisi tentang bersaksi kepada wanita dan pria, dari beberapa kebudayaan. Semua pokok yang mereka bagikan adalah murni berasal dari persahabatan, mendengar, dan semuanya berhubungan dengan kesaksian mereka mengenai masalah-masalah praktis dalam hidup sehari-hari. Sebagai seorang pelayan (Tuhan), sering kali kita merasa hubungan kita dengan Saudara Sepupu hanya pada tingkat kerohanian. Contohnya, penyelidikan terhadap Kitab Suci. Penulis (pertama), yang berasal dari satu kebudayaan dengan Saudara Sepupu, melihat kedai kopi sebagai tempat yang paling strategis untuk memengaruhi orang-orang. Tempat itu seperti satu lingkaran pusat dari sebuah jaring laba-laba, yang menuju ke seluruh segmen masyarakat dan menyediakan sebuah jejaring alamiah untuk berkomunikasi. Wanita di dunia Saudara Sepupu memiliki satu masalah khusus karena pengisolasian dari banyak bagian hidup masyarakat luas. Penulis (kedua) menceritakan bagaimana dia berhubungan dengan wanita dalam konteks nasional mereka, termasuk kepercayaan rakyat para wanita itu dan praktik-praktiknya, dan dia menunjukkan relevansi mengenai interaksi Isa dengan wanita. Pada saat wanita ini memasuki sebuah konteks Barat, wanita-wanita itu memperoleh perasaan baru yang berkaitan dengan perasaan membutuhkan, khususnya kebutuhan persahabatan. Penulis (ketiga), yang mula-mula melayani di dunia Saudara Sepupu dan kini bekerja di Barat, menunjukkan bagaimana dia menemukan adanya kebutuhan untuk persahabatan, dan bagaimana dia menggunakan cara-cara alamiah yang ada untuk berbagi, yaitu melalui arti dari festival-festival dan cerita-cerita setempat. Penulis (keempat), seorang pelayan yang bekerja dengan Saudara Sepupu, menunjukkan bagaimana dia melukiskan cerita itu dengan flannelgraph (papan flanel). Kemudian dia menggambarkan fenomena yang sangat umum dalam pertobatan Saudara Sepupu, yaitu melalui mimpi atau visi. Akhirnya, seorang warga negara dari dunia Saudara Sepupu yang terlibat dalam pelayanan penjangkauan melalui radio dan kursus tertulis Kitab Suci, menunjukkan bagaimana dia berusaha memisahkan Isa dari bagasi kultural Barat, agar Saudara Sepupu dapat bertemu Isa dan mengalami Kabar Baik dalam bentuk-bentuk kultural yang relevan. [Pada kesempatan ini, kami hanya akan menyajikan salah satu contoh bagaimana bersaksi kepada Saudara Sepupu dari salah satu penulis tersebut, yaitu contoh dari penulis pertama. Untuk mengetahui kisah keseluruhan, Anda bisa membaca buku "Muslim and Christian on the Emmaus Road", Red.] Di Kedai Kopi Saya menghabiskan 2 jam setiap hari, mulai pukul 9 hingga pukul 11 pagi di "kantor" saya -- sebuah magha (kedai kopi). Ini adalah pusat pelayanan kami, landasan peluncuran bagi penginjilan. Ini adalah jam-jam yang paling penting dalam satu hari; bukan satu cara bermalas-malasan untuk melewatkan pagi hari, ataupun menyia-nyiakan waktu. Di sinilah saya menebarkan jala bagi ikan. Setiap tingkat dari skala sosiologis terwakili di magha ini. Dalam satu minggu, saya bertemu dekan universitas, para buruh, pengajar-pengajar, mahasiswa, anggota partai komunis, dan pemimpin-pemimpin persaudaraan Saudara Sepupu. Dalam usaha memenangkan Saudara Sepupu, saya perlu informasi luas mengenai berbagai macam subyek yang berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Jika agama menjadi satu-satunya pokok pembicaraan yang saya bicarakan secara mendalam, kebanyakan mereka akan cepat bosan. Jadi, saya berbicara tentang topik-topik sekuler dan peristiwa- peristiwa terbaru, kemudian menyuntikkan sudut pandang dan falsafah Kristen, biasanya berupa ide-ide baru. Roh Kebenaran akan terus menerangi apa yang menjadi milik-Nya. "Anak panah" ini membukakan jalan bagi penyelidikan lebih lanjut kepada apa saja yang saya percayai. Saya melihat satu masalah yang umum dalam negara-negara Saudara Sepupu, dan banyak warga yang mengatakan kepada saya bahwa mereka juga telah mengamati hal yang sama. Para pelayan berhubungan dengan kehidupan mereka hanya dalam bidang rohani, penyelidikan Kitab Suci, pertemuan, dan sebagainya. Karena memunyai sedikit fungsi sosial yang lain, warga merasa bahwa para pelayan tidak ada hubungannya dengan kehidupan mereka sehari-hari, dan tidak dapat mengerti pergumulan mereka. Magha merupakan pusat kehidupan sehari-hari; tempat itu memainkan satu bagian yang berpengaruh dalam membentuk sejarah orang Arab. Kudeta dan revolusi dimulai di situ, dan dalam satu peristiwa, naskah siaran radio pertama mengenai sebuah pemerintahan yang baru ditulis di magha. Pemimpin-pemimpin masyarakat melatih para kader; transaksi bisnis, dan para mahasiswa belajar di sana. Itu adalah lingkaran pusat dari jaring laba-laba, tempat di mana Anda dapat membangun hubungan dalam satu jaringan kerja ke dalam seluruh segmen masyarakat. Itu adalah satu tempat paling strategis untuk memengaruhi orang-orang. Di kota tempat di mana saya tinggal, setiap magha memiliki langganan-langganan tersendiri. Ada magha khusus untuk guru-guru, penyelundup, polisi, mahasiswa, dan sebagainya. Pelanggan magha "saya" adalah para profesor universitas, guru-guru sekolah menengah atas, dan tentu saja, beberapa polisi rahasia. Kami bertemu setiap hari dan menjadi seperti satu keluarga. Hubungan itu tumbuh cukup kuat, sehingga masalah-masalah dibagikan dalam tingkatan pribadi yang lebih mendalam. Melalui magha ini, saya telah memengaruhi enam orang untuk menulis tesis dengan topik yang berkaitan dengan agama Kristen. Beberapa orang telah ditobatkan dan banyak orang membaca Kitab Suci. Hampir tidak ada satu minggu yang berlalu tanpa permintaan untuk Kitab Suci. Menyusul diskusi sebelumnya, kami mengundang orang-orang itu ke rumah kami untuk pembicaraan yang lebih dalam. Namun, sangat penting membicarakan inti dari apa yang telah kami bicarakan di magha. Kami harus memiliki gaya bahasa yang sama, baik secara pribadi maupun di antara publik. Jika Anda berbicara samar-samar di antara orang banyak, dan berbicara secara terbuka mengenai masalah keagamaan dalam pembicaraan pribadi, Anda akan menjadi objek kecurigaan. "Mengapa dia tidak mengatakan hal itu dulu di magha?" "Apa motif sebenarnya?" Para polisi sudah lama tidak mencurigai kegiatan-kegiatan kami atau motif-motif kami. Mereka tahu bahwa kami adalah orang Kristen, dan mereka akan mendengar cerita yang sama di jalan-jalan seperti juga di dalam rumah. Mungkin mereka tidak menyukai hal itu, tetapi mereka tidak mencurigai bahwa kami memiliki maksud-maksud yang bersifat politis ataupun maksud keagamaan yang bersifat profesional. Saya memiliki identitas yang jelas sebagai seorang pengusaha, dan kesaksian saya hanya merupakan ungkapan alamiah dari keyakinan pribadi saya. Profesi bisnis memisahkan saya dari pekerja-pekerja profesional di bidang keagamaan, oleh karena itu saya tidak perlu peduli tentang kelihatan terlalu "religius". Saudara Sepupu mengharapkan agar orang-orang percaya berbagi kepercayaan mereka, sebagaimana yang mereka lakukan pada kami. Pada suatu pagi di magha, saya sedang mendiskusikan tentang perang sipil orang-orang Lebanon dengan seorang guru. Ketika saya menyebutkan bahwa saya pengikut Isa (saya tidak memakai istilah "Kristen"), diskusi itu tiba-tiba berhenti. "Apa! Saya telah lama ingin belajar tentang kekristenan. Saya mengajar di sejumlah sekolah dan para siswa menanyai saya tentang kepercayaan orang Kristen. Kami hanya tahu apa yang telah dikatakan kepada kami mengenai orang-orang Kristen. Saya ingin mendengar dari seorang Kristen tentang apa yang Anda percayai." Dia datang ke rumah dengan seorang teman, dan mereka membuat catatan selama percakapan itu hingga pukul 2 dini hari. Setelah mendapatkan orang-orang yang tertarik, kami mengunjungi rumah mereka dan melibatkan keluarga dalam persahabatan itu. Kami memusatkan pada unit keluarga, dan berusaha tidak membiarkan penanya-penanya memisahkan diri mereka dari keluarganya. Segera setelah persahabatan dibangun, kami memasukkan keluarga dalam penyelidikan Kitab Suci dan mengundang mereka untuk menonton film Yesus (versi Campus Crusade atau Lembaga Pelayanan Mahasiswa). Ketika keluarga itu menjadi teman kami, mereka tidak curiga tentang hubungan "Ahmed" dengan kami, dan tidak dapat melarang dia untuk bersekutu dengan kami. Petobat kami yang pertama di sini, seorang wanita muda yang menghadapi perlawanan keras dari suami dan keluarganya. Namun, begitu mereka menjadi teman kami, mereka tidak melarang kami bertemu dengan wanita itu. Kami masih memunyai akses untuk masuk ke rumah itu, dan terus bersaksi dan menguatkan hatinya. Keluarganya menolak agama kami, tetapi mereka menghargai persahabatan dan pengaruh baik kami dalam kehidupan anak perempuan mereka, yang secara radikal berubah setelah pertobatan. Saudara laki-lakinya lulusan universitas, menulis tesisnya mengenai al-Hallaj, seorang ulama Sufi yang terkenal. Dia menyangkal agama lamanya dan memohon agar hukuman matinya dilakukan seperti cara Yesus mati. Mereka menyalibkan dia di atas sebuah tiang. Saudara laki-laki ini membela hak saudara perempuannya untuk percaya kepada Yesus. Dia adalah pintu masuk ke dalam keluarga itu. Saya bertemu pemuda itu di magha. Sekarang dia telah menjadi orang percaya dan mengajar di sebuah universitas. Jika kita dapat memperoleh dukungan dari keluarga bagi orang-orang yang baru percaya, mereka akan memiliki keamanan yang mereka butuhkan untuk tetap kukuh. Selama tidak ada tempat ibadah untuk menguatkan orang-orang percaya yang masih muda, kita harus mengetahui pentingnya penginjilan terhadap keluarga. Di Timur Tengah, gereja yang sudah ada menolak menjadi "keluarga" bagi para petobat dari Saudara Sepupu. Sebagai akibatnya, banyak petobat tunggal yang kembali ke agama semula. Untuk menyimpulkan betapa pentingnya kehadiran secara teratur di magha, saya percaya bahwa magha adalah tempat yang paling strategis untuk berintegrasi ke semua tingkat masyarakat, untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam dari sesama pelanggan, mendapatkan pendidikan mengenai kebudayaan, serta tempat terjalinnya ikatan alamiah -- belum lagi sebagai tempat untuk mengetahui berita-berita terbaru di kota itu. Tidak menjadi bagian dalam suatu magha merupakan kegagalan untuk berintegrasi ke dalam masyarakat Arab. Karena sejak dahulu magha adalah tempat yang paling strategis bagi penginjilan. Sumber asli: Judul buku: Muslim and Christian on the Emmaus Road Judul asli bab: Here Is How I Share Judul asli artikel: In Coffee Houses Penulis: Hassan al-Ghazali Editor: J. Dudley Woodberry Penerbit: MARC Publications Menrovia, California 1990 Halaman: 197 -- 200 Diambil dan diedit seperlunya dari: Bahan Bacaan Misiologi STT Intheos, Halaman 55 -- 57 DOA BAGI MISI DUNIA: ALJAZAIR, SUDAN ALJAZAIR -- Dua penganut agama Kristen dari Aljazair menghadapi ancaman penjara atas tuduhan memurtadkan orang lain, seperti yang dilaporkan oleh kelompok kebebasan beragama pada hari Senin [25 April]. Kedua orang Kristen itu ditahan di Oran, sebuah kota di bagian barat laut Mediterania, pada 14 April setelah menyaksikan iman mereka kepada tetangganya. S ditahan selama satu hari sedangkan K, yang mengadakan persekutuan doa mingguan di rumahnya, ditahan selama tiga hari. Orang-orang Kristen di Aljazair khawatir pengadilan akan menerapkan hukum yang dibuat pada tahun 2006, yang mengharuskan kelompok-kelompok agama untuk mendapatkan izin dari pemerintah untuk mengadakan ibadah. Apabila hukum tersebut diterapkan dalam kasus ini, maka dua orang tersebut terancam lima tahun penjara dan mendapat denda yang besar. "Gereja Protestan Aljazair menyewa seorang pengacara untuk membela K dan S, dan kami berharap mereka akan dibebaskan," [ujar seorang pendeta lokal kepada ICC.] "Walaupun konstitusi kami berisi perintah untuk menghormati kepercayaan lain selain kelompok Mayoritas, tetapi pemerintah kami berdasarkan agama Mayoritas dan pasal kedua mengatakan bahwa, `agama Mayoritas adalah agama negara.`" Orang-orang Kristen Aljazair mengeluh sebab tidak terdapat prosedur yang jelas bagi gereja untuk mendaftar dan menerima izin dengan cepat dari pemerintah. (t/Yudo) Diterjemahkan dari: Judul Buletin: Body Life Vol. 29, No. 5 May 2011 Nama Kolom: World Christian Report Judul asli artikel: Algeria: Christian May Face Prison Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena Halaman: 4 Pokok Doa: * Doakan agar tekanan yang di alami oleh orang-orang percaya di Aljazair tidak membuat iman mereka menjadi lemah, melainkan melalui tekanan ini, mereka bisa menjadi berkat bagi orang-orang di sana. * Berdoa untuk urusan perizinan mendirikan gereja dan melaksanakan pertemuan keagamaan di Aljazair, agar Tuhan melembutkan hati pihak- pihak yang terkait, sehingga tidak membuat atau mempersulit proses birokrasi. SUDAN * Berdoalah untuk salah satu kota di Sudan Selatan, Abyei, sebuah wilayah sengketa di Sudan yang sudah dikuasai oleh pasukan Utara pada tanggal 21 Mei. Sejauh ini pihak Selatan belum menanggapi dengan kekerasan. * Berdoalah agar ada pemimpin-pemimpin berkepala dingin, sehingga mampu menciptakan kedamaian bagi kedua belah pihak di wilayah pertikaian tersebut. * Berdoalah agar embargo ekonomi segera dihapus. Perang harga dan kemiskinan benar-benar memengaruhi kehidupan masyarakat di banyak tempat, baik di wilayah Utara maupun Selatan. * Berdoalah untuk pemisahan hukum wilayah Utara dan Selatan (pada 8 Juli 2011 yang lalu). Doakan agar muncul pemimpin-pemimpin di tiga wilayah pertikaian: Khordufan Selatan, Abyei, dan Blue Nile. Terima kasih karena Anda berdiri bersama-sama orang-orang Sudan dan Gereja-gereja di Sudan melalui doa-doa Anda! (t/Yudo) Diterjemahkan dari: Judul Buletin: Body Life Vol. 29, No. 6 June 2011 Nama Kolom: World Christian Report Judul asli artikel: Sudan: Abyei Taken by North Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena Halaman: 4 DOA BAGI INDONESIA: HARGA PANGAN Pemerintah memastikan tidak akan ada kenaikan harga sayur dan buah secara berlebihan selama Ramadan ataupun saat Idul Fitri. Stabilitas harga sayur dan buah terjaga karena produksi tahun ini bagus dan pasokan lancar. Sumber: Kompas, Kamis, 4 Agustus 2011 Pokok Doa: 1. Pemeliharaan Tuhan untuk Indonesia sungguh patut disyukuri oleh rakyat Indonesia. Doakan agar kondisi harga bahan makanan selama Ramadan tetap terjaga sehingga masyarakat bisa mengonsumsi makanan dengan cukup. 2. Doakan agar Tuhan menjaga hati para pedagang dan pemerintah, sehingga mereka tidak melakukan spekulasi harga yang merugikan konsumen. Doakan juga agar Tuhan memberkati perekonomian Indonesia. STOP PRESS: MENOLEH KE BAGIAN BARAT SUMATERA Mentawai, sebuah pulau yang terletak bagian paling barat Pulau Sumatera dan dikelilingi oleh Samudera Hindia, memiliki persentase penduduk Kristen yang cukup tinggi. Meskipun demikian, status sosial, pendidikan, dan kesehatan mereka tergolong di bawah rata-rata. Pendidikan rendah, kurang sanitasi, kurang dokter praktik, menjadi tantangan tersendiri bagi Mentawai. Latar belakang tersebut menggerakkan Open Doors untuk menoleh ke sana, dan kami mengajak Saudara untuk ikut juga menoleh sejenak ke sana. Bagaimana caranya? Open Doors hadir di Bandung pada tanggal 10 Agustus 2011, untuk pemutaran film yang berjudul "Behind The Sun". "Behind The Sun" adalah sebuah film produksi Open Doors yang diangkat dari kisah nyata. Kisah tentang iman Kristen seorang pemuda dan pilihan hidupnya, mengubah masa depan dan cita-citanya setelah mengenal Kristus. Pemutaran film ini akan diadakan pada: Hari/Tanggal: Rabu, 10 Agustus 2011 Tempat: Gereja Gerakan Pentakosta Shalom (Ruang Ibadah Utama), Jl. Semar No. 36 Bandung Waktu: 19.00 WIB Catatan: Saudara dapat memperoleh tiket seharga Rp.30.000, di Gereja Gerakan Pentakosta Shalom pada hari pelaksanaan -- sebelum pukul 19.00 WIB. Semua dana yang terkumpul dari acara ini, akan disalurkan bagi pemberdayaan di Mentawai. Kehadiran saudara sangat membantu saudara- saudari kita -- Tubuh Kristus di Mentawai. Tuhan memberkati. "TIME IN CHRIST`S SERVICE REQUIRES TIME OUT FOR RENEWAL" Kontak: < jemmi(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/misi > Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |