Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/32

e-JEMMi edisi No. 32 Vol. 13/2010 (10-8-2010)

Aspek-Aspek Komunikasi Lintas Budaya (1)

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Aspek-Aspek Komunikasi Lintas Budaya (1)
SUMBER MISI: OMF International
DOA BAGI MISI DUNIA: Afghanistan, Iran
DOA BAGI INDONESIA: Penutupan Gereja Rumah di Indonesia
______________________________________________________________________

BE CAREFUL THAT YOUR MARRIAGE DOESN`T BECOME A DUEL INSTEAD OF A DUET
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Setelah e-JEMMi edisi lalu membahas dasar alkitabiah pelayanan
  lintas budaya, maka e-JEMMi edisi minggu ini dan minggu depan akan
  membahas hal yang tidak kalah pentingnya yaitu aspek-aspek
  komunikasi lintas budaya. Aspek komunikasi yang Redaksi sajikan
  pada edisi kali ini ada dua hal yaitu hidup yang kudus dan doa
  serta kepercayaan yang teguh bahwa Allah masih melakukan mukjizat
  guna meneguhkan kebenaran Injil. Semua hal ini dapat dibaca tuntas
  pada kolom Artikel Misi edisi minggu ini. Selamat menikamti. Tuhan
  memberkati.

  Redaksi tamu e-JEMMi,
  Wilfrid Johansen
  http://misi.sabda.org
  http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

                  ASPEK-ASPEK KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

  A. UTAMAKAN YANG TERPENTING

  Ada dua hal penting yang perlu kita pelajari agar berhasil
  menginjili siapa pun, khususnya kelompok mayoritas. Tanpa kedua hal
  ini, usaha kita akan sia-sia. Pertama adalah hidup yang kudus, dan
  yang kedua adalah doa dan kepercayaan yang teguh bahwa Allah masih
  melakukan mukjizat guna meneguhkan kebenaran Injil.

  Hidup yang Kudus

  Penginjilan yang berhasil tidak pernah bergantung pada perdebatan
  yang hebat atau teknik-teknik yang diterapkan secara sempurna.
  Berpikir dan belajar bagaimana memberitakan Injil secara lebih baik
  tetap merupakan hal yang penting. Walaupun demikian, betapa pun
  menariknya kesaksian kita kepada kelompok mayoritas, kesaksian kita
  ini tidak akan berguna jika hidup kita tidak mencerminkan
  kepribadian Kristus. Hal itu seperti menghidangkan makan malam yang
  lezat di piring yang kotor. Saksi Kristus yang tidak hidup kudus
  mungkin akan lebih banyak merugikan daripada menguntungkan perluasan
  pemberitaan Injil.

  Saya kenal seorang laki-laki yang senang berbicara tentang Yesus dan
  Injil dengan siapa saja yang mau mendengar. Dia memandang dirinya
  sendiri sebagai pengkhotbah dan penginjil, namun dia sudah menikah
  beberapa kali. Baru-baru ini saya melihat dia bersama wanita lain
  yang bukan istrinya. Orang itu tidak memiliki kesaksian yang baik di
  lingkungannya; dia dianggap orang munafik. Demikian pula dengan
  orang yang tidak mau meminjamkan uang kepada orang yang sedang
  membutuhkan pinjaman. Demikian pula dengan orang yang gampang marah,
  orang yang tidak membayar hutangnya, atau yang suka berbohong. Hidup
  orang seperti itu tidak membangkitkan rasa hormat dari orang-orang
  yang tidak percaya. Bagaimana mereka dapat memercayai Injil dari
  mulutnya?

  Apakah kita harus sempurna dahulu baru kita berhak menginjil? Tentu
  saja tidak. Yang kita perlukan ialah menjadi semakin serupa dengan
  Yesus. Kita tidak dapat membenarkan gaya hidup yang terang-terangan
  melanggar perintah Allah. Sebaliknya, orang yang belum percaya harus
  melihat adanya kualitas-kualitas yang baik pada pengikut-pengikut
  Kristus. Orang-orang percaya mungkin tidak menyadari bahwa
  kualitas-kualitas ini diperhatikan oleh orang lain. Walaupun
  demikian, Allah sendiri bekerja di dalam diri kita untuk mengubah
  kita menjadi orang-orang yang lebih baik. Kalau kita mengabaikan
  dosa yang ditunjukkan Allah dalam hidup kita, kita tidak akan dapat
  menjadi saksi-Nya yang berguna. Allah telah menciptakan kita sebagai
  bejana yang kudus (2 Korintus 4:7). Kita telah dikuduskan untuk
  membawa Injil kepada orang-orang yang belum mendengarnya. Hal ini
  tidak mungkin dapat dilakukan kalau kita tidak meneladani Yesus.
  Kita masing-masing harus berusaha mengenal Allah dan hidup dalam
  kekudusan-Nya. Hal itu harus menjadi tujuan yang paling penting
  dalam kehidupan kita. Dengan demikian, Dia akan memakai kita.

  Berdoa untuk Mukjizat

  Penginjilan merupakan bagian dari peperangan rohani yang besar.
  Sebelum masuk dalam peperangan, tentara-tentara harus memiliki
  senjata yang tepat dan ampuh. Paulus mendaftarkan senjata yang kita
  butuhkan dalam Efesus 6. Ketika semua senjata itu sudah siap untuk
  dipakai dan semua tentara itu sudah siap untuk berperang, Paulus
  berkata itulah waktunya untuk berdoa. Maksudnya, doa adalah tempat
  untuk menghadapi musuh. Medan peperangan ada di dalam doa. Kita
  diberitahu bahwa doa orang yang benar sangat berkuasa dan efektif
  (Yakobus 5:16). Kebenaran adalah perkara menaati Allah dan hidup
  dalam kekudusan, maka di dalam doa kita dapat mengatasi perlawanan
  musuh.

  Sebelum kita mulai bersaksi, kita harus berdoa untuk orang yang
  tersesat, supaya mata mereka tercelik dan hati mereka terbuka. Kita
  berdoa untuk seluruh keluarga dan tetangga supaya mereka beriman
  kepada Kristus. Kita berdoa supaya Allah menyadarkan mereka bahwa
  mereka membutuhkan keselamatan dan hal-hal yang kekal. Kita berdoa
  melawan kuasa-kuasa kegelapan yang mengikat seluruh kelompok orang
  itu. Ketika Roh Allah berjalan di depan kita, maka kita pergi
  memberitakan Injil. Ketika kita berdoa, kita tahu bahwa Roh sedang
  bekerja. Dia memakai doa kita untuk menghancurkan benteng-benteng
  kejahatan (2 Korintus 10:4). Usaha kita yang terpenting harus
  terpusat pada doa.

  Orang yang terbeban untuk memberitakan Injil kepada kelompok
  mayoritas sering bergumul dalam upaya menemukan kunci yang tepat
  untuk membuka hati orang-orang yang belum percaya. Tetapi dari
  pengalaman, kita melihat bahwa hal tersebut tidak sesederhana itu.
  Siapa pun yang pernah berusaha membuka gembok yang sudah karatan
  tahu bahwa gembok itu tidak mudah dibuka, sekalipun dengan kunci
  yang tepat. Jika gembok itu sudah lama tidak dibuka, mungkin
  diperlukan pelumas. Pelumas untuk membuka kunci hati dan pikiran
  orang-orang adalah minyak roh. Roh Allah bekerja membuka hati mereka
  ketika kita berdoa dan terus mencoba kunci Injil.

  Salah satu doa yang paling dinamis ditemukan dalam Kisah Para Rasul
  4:23-31. Saat itu murid-murid diancam karena mengabarkan Injil.
  Allah telah meneguhkan kebenaran pemberitaan mereka dengan
  menyembuhkan seorang yang lumpuh. Petrus dan Yohanes memimpin jemaat
  itu dalam doa supaya Allah menolong mereka, dan supaya mereka tetap
  berani walaupun ada ancaman dari para pemimpin Yahudi. Lebih jauh
  lagi, mereka meminta Allah untuk terus mengadakan mukjizat demi
  menyatakan kebenaran Injil Yesus Kristus. Allah berkali-kali
  mengabulkan doa itu melalui banyak tanda dan berbagai keajaiban. Dan
  mereka terus menginjili.

  Allah masih melakukan mukjizat sampai saat ini. Tetapi,
  keajaiban-keajaiban itu bukan hal utama untuk menguatkan kita yang
  sudah percaya. Memang kita akan menjadi semakin bersemangat ketika
  melihat Allah bekerja dengan cara yang luar biasa, namun kita
  memiliki firman Allah dan janji-janji-Nya untuk menguatkan kita.
  Allah memakai tanda-tanda dan keajaiban, khususnya untuk meneguhkan
  Injil kepada orang-orang yang akan percaya. Saat ini Allah memberi
  mimpi dan penglihatan kepada mereka yang mencari Dia. Orang-orang
  disembuhkan dan dijamah Allah dengan cara-cara yang luar biasa. Kita
  harus berdoa supaya Allah mengadakan tanda-tanda dan
  keajaiban-keajaiban untuk meneguhkan kesaksian kita kepada
  teman-teman dan keluarga kita yang beragama lain. Allah mungkin
  memakai mukjizat untuk membawa mereka yang Anda kenal kepada
  Kristus. Karena itu, berdoalah supaya Allah mengadakan tanda-tanda
  dan keajaiban-keajaiban. Allah ingin menjawab doa yang seperti itu
  supaya dunia ini dipenuhi oleh pengetahuan akan kemuliaan-Nya
  (Habakuk 2:14).

  Pendekatan yang Alkitabiah

  Pendekatan yang alkitabiah untuk menyampaikan Kabar Baik ialah hidup
  berdampingan dengan orang-orang yang belum mendengarnya, kemudian
  ceritakan Injil kepadanya. Yesus memakai cara ini di jalan ke Emaus
  (Lukas 24:13-35). Dia berjalan berdampingan dengan 2 orang yang
  sedang berbicara tentang arti penyaliban Yesus dan tentang
  kebangkitan-Nya. Dia ikut berbicara dengan mereka. Dia mengarahkan
  percakapan mereka pada pesan nabi-nabi di dalam firman Allah.
  Beberapa waktu kemudian, mereka mengerti apa yang Yesus jelaskan
  kepada mereka. Begitulah cara Yesus berkomunikasi dari waktu ke
  waktu. Filipus, melakukan hal yang serupa (Kisah Para Rasul 8:26-40).
  Allah memanggil dia untuk pergi ke padang gurun dekat Gaza. Ketika
  sedang berjalan, Filipus mendekati seseorang yang berada di dalam
  kereta. Maka, Filipus berlari mendekatinya. Orang itu sedang membaca
  dari kitab Nabi Yesaya dan memunyai beberapa pertanyaan. Dia
  mengundang Filipus untuk naik ke keretanya. Filipus mengambil
  kesempatan itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan orang tersebut.
  Lalu dia mengarahkan percakapan itu kepada Kabar Baik. Seperti
  Yesus, Filipus secara harfiah telah berjalan berdampingan dengan
  orang yang diinjili olehnya.

  Kita tidak harus berjalan bersama seseorang setiap kali kita
  memberitakan Injil. Namun secara kiasan, aturan yang sama tetap
  berlaku. Kita harus berusaha berjalan ke arah yang sama dengan arah
  orang itu. Kita melakukan hal itu sambil berusaha mengetahui
  bagaimana dia berpikir. Kita harus memasuki dialog (percakapan dua
  arah) dengan dia, bukan monolog (percakapan satu arah) atau memberi
  ceramah. Cobalah untuk mendengarkan mereka terlebih dahulu.
  Berusahalah untuk mengerti keadaan mereka. Anggaplah diri Anda
  sendiri sebagai seseorang yang sedang belajar memahami posisi orang
  lain. Setelah Anda mendengarkan dan mengerti, maka Injil kebenaran
  Allah akan dapat Anda ungkapkan secara lebih tepat. Di samping itu
  berjalanlah dengan wajar, jangan tergesa-gesa. Kadang-kadang itu
  merupakan perjalanan yang panjang. Jarak dari Yerusalem ke Emaus
  lebih dari 11 kilometer. Bahkan, Yesus pun perlu menempuh setiap
  langkah dalam perjalanan yang panjang itu untuk meyakinkan kedua
  orang itu yang sebelumnya sudah pernah mendengar Dia berbicara
  berhadapan muka dengan mereka. Tujuannya adalah untuk menyampaikan
  kebenaran Injil kepada teman-teman kita dengan lembut dan perlahan.

  Mungkin ilustrasi berikut ini akan memperjelas apa yang dimaksudkan
  dengan berjalan berdampingan. Bayangkan sebuah kereta kuda yang
  berlari kencang tanpa kusir ke arah Anda. Apakah Anda akan berusaha
  menghentikannya langsung dari depan? Jika Anda melakukan hal itu,
  Anda mungkin akan mendapati diri Anda terbaring di rumah sakit atau
  lebih buruk lagi daripada itu. Anda akan berhasil jika Anda berlari
  berdampingan dengan kuda itu dan berusaha menangkap tali kendalinya
  untuk memperlambat derap kuda itu. Lalu Anda dapat menghentikannya
  atau membelokkannya ke arah yang benar.

  B. DIPERLUKAN WAKTU

  Proses menceritakan Kabar Baik kepada mereka yang belum pernah
  mendengarnya memerlukan waktu yang tidak sedikit. Jarang sekali ada
  orang yang langsung beriman setelah mendengar Injil untuk pertama
  kali atau untuk kedua kalinya. Lebih jarang lagi ada orang yang
  langsung beriman setelah mendengar Injil dari orang yang tidak
  dikenal olehnya. Yesus sendiri menunjukkan bahwa diperlukan waktu
  untuk berbincang-bincang dengan satu sama lain. Dia meninggalkan
  surga selama 30 tahun lebih untuk melakukan hal itu. Kedatangan-Nya
  kepada kita dan kesediaan-Nya meluangkan waktu bersama kita
  merupakan hal yang penting bagi kita. Dengan demikian, kita dapat
  lebih mengerti tentang Kerajaan Allah. Hal itu penting bagi
  keselamatan kita. Orang-orang Kristen perlu mengikuti teladan Yesus;
  mereka perlu pergi kepada orang-orang yang belum mendengar Injil.
  Kalau tidak demikian, dengan cara bagaimana orang-orang itu akan
  mendengar Injil (Roma 10,14-17)? Jarang sekali mereka datang kepada
  kita. Kitalah yang harus pergi kepada mereka. Memang hal itu
  merupakan proses yang panjang dan melelahkan. Waspadalah terhadap
  cara-cara penginjilan yang cepat dan mudah.

  Gaya Hidup yang Terbuka

  Jadi, berapa banyak waktu yang diperlukan? Apakah cukup kalau kita
  berkunjung sekali seminggu selama 1 atau 2 jam? Jika waktu kita
  bersama orang-orang yang belum percaya itu dimanfaatkan dengan
  sebaik-baiknya, dan jika kita menggunakan cara-cara yang kreatif,
  bukankah itu cukup?

  Tentu hal itu sangat baik. Program kunjungan yang dilakukan gereja
  hampir selalu menghasilkan sesuatu yang baik bagi gereja. Jika
  pelayanan kita kepada Allah di bidang lainnya dapat ditingkatkan
  dengan adanya perencanaan dan daya cipta, demikian pula di bidang
  penginjilan. Walaupun demikian, untuk menjangkau orang-orang yang
  tersesat, kita harus menyediakan cukup banyak waktu, dan itu akan
  menuntut seluruh waktu kita. Hal itu dimulai dengan kesediaan untuk
  melakukan apa saja yang diperlukan untuk membawa orang yang tersesat
  kepada Kristus. Inilah yang dimaksudkan Paulus ketika dia berkata,
  "Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku
  sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka"
  (1 Korintus 9:22). Penyerahan diri secara menyeluruh seperti itu
  sulit dilaksanakan kalau kita dibatasi oleh jadwal atau rencana.
  Jadwal dan rencana memang sangat penting dan berguna, tetapi waktu
  yang diperlukan untuk menjangkau orang yang tersesat adalah waktu
  untuk saling berbagi kehidupan.

  Sama seperti yang dilakukan Yesus, kita harus berjalan bersama
  teman-teman kita, makan bersama mereka, bertemu mereka di tempat
  kerja, bahkan bergadang sambil mengobrol bersama mereka. Kita harus
  rela berbagi semua aspek kehidupan. Semua waktu kita harus
  diserahkan ke bawah pengendalian Roh Kudus. Dengan demikian Allah
  dapat memakai kita untuk menjangkau orang-orang yang tersesat. Itu
  merupakan gaya hidup pelayanan yang mencakup segalanya.

  Teman-teman saya menilai orang berdasarkan apakah dia mudah
  bergaul/terbuka atau tidak. Mereka menilai orang yang terbuka
  sebagai teman dan orang yang berharga. Orang-orang yang tidak
  terbuka dianggap sombong dan tidak ramah. Bila kita memahami hal
  itu, maka kita memunyai kesempatan untuk memberitakan Injil.
  Teman-teman kita ingin agar kita bersikap terbuka dan ramah setiap
  saat. Keramahan seperti ini merupakan alat yang dapat kita gunakan
  untuk memberitahu mereka tentang kebenaran Allah. Banyak orang
  Kristen hanya mengenal sedikit sekali orang yang non-Kristen. Jika
  ada waktu luang, itu sering dipakai untuk kegiatan gereja. Gaya
  hidup Kristen kita yang padat dengan kesibukan hanya menyisihkan
  sedikit waktu bagi orang-orang yang tidak mengenal Kristus. Hubungan
  kita dengan orang-orang yang tersesat begitu jauh dan tidak ramah.
  Atau mungkin kita sama sekali tidak memunyai hubungan dengan mereka.
  Apa yang akan dikatakan Yesus kepada kita tentang hal itu? Yesus
  adalah orang yang terbuka, yang suka meluangkan waktu dengan
  orang-orang yang perlu mendengar Kabar Baik. Jika Dia hidup pada
  zaman sekarang, dan menghadapi apa yang kita hadapi, apakah sikap
  dan perbuatan-Nya akan berbeda dari kita?

  Diambil dan disunting dari:
  Judul buku: Sedapat Mungkin
  Judul artikel: Aspek-Aspek Komunikasi Lintas Budaya
  Penulis: P. Agusman
  Penerbit: Tidak dicantumkan
  Halaman: 8 -- 20
______________________________________________________________________
SUMBER MISI

OMF INTERNATIONAL
==> http://www.omf.org

  OMF International (dulunya bernama China Inland Mission -- CIM dan
  Overseas Missionary Fellowship -- OMF), adalah salah satu Lembaga
  Misi Dunia yang didirikan oleh James Hudson Taylor pada taggal 25
  Juni 1865. OMF melayani gereja dan membawa Injil kepada banyak
  negara terutama di Asia Timur. OMF membantu orang Kristen di
  Tiongkok dengan keterampilan profesional, dan membagikan kasih
  Kristus di seluruh Asia Timur. Beberapa negara yang sudah dijangkau
  oleh OMF selain Tiongkok adalah yaitu Brunei, Indonesia, Korea
  Utara, Laos, Makau, Mongolia, Myanmar, Vietnam.

  Dengan misi untuk memuliakan Allah dengan penginjilan kepada jutaan
  orang di Asia Timur, secara garis besar ada dua hal yang dikerjkan
  oleh OMF:

  * 5 Tantangan: mengejar kekudusan, menjangkau mereka yang belum
    terjangkau di kawasan Asia Timur, mendoakan 900 pekerja baru,
    merawat dan melengkapi para pekerja yang Tuhan kirimkan, dan
    terlibat dengan gereja lokal dalam cara yang baru.

  * 5 Prioritas untuk "Menjangkau yang Tidak Terjangkau": inisiatif
    yang segar dalam pelayanan untuk mereka yang belum percaya,
    memperluas pelayanan kepada masyarakat umum, mengambil lebih
    banyak kesempatan di Tiongkok, menjangkau penduduk Asia Timur yang
    tersebar di Asia Timur, dan ranting gerakan misionaris pribumi.
    (DIY)
______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

A F G H A N I S T A N

  Ada berita yang memilukan bahwa pemerintah Afghanistan mengusulkan
  hukuman mati bagi orang beragama lain yang menjadi Kristen.
  Tindakan ini adalah reaksi dari penyiaran video oleh jaringan
  televisi Afghanistan, Noorin TV, yang menayangkan para pria Kristen
  dibaptis dan berdoa. Wakil sekretaris dewan Afghanistan mengatakan,
  "Mereka yang muncul dalam rekaman video itu harus dihukum mati."
  Cuplikan video serta pernyataan yang berapi-api menentang iman
  Kristen tersebut telah berulang kali disiarkan di berbagai stasiun
  TV yang berbeda.

  Menurut hukum Afghanistan, kristenisasi merupakan tindakan ilegal.
  Seseorang yang menjadi Kristen bisa dijatuhi hukuman mati. Banyak
  yang merasa takut dengan peristiwa ini. Mereka telah bersembunyi,
  sedangkan yang lain pergi. Orang Kristen Afghanistan ingin dunia
  tahu tentang situasi mereka bahwa di negara itu mereka hanya
  memunyai sedikit hak; mereka tidak memunyai suara. Mereka ingin
  suara mereka didengarkan. Mereka meminta kita mendoakan mereka.
  (tUly)

  Diterjemahkan dari:
  Nama buletin: Body Life, Edisi Juli 2010, Volume 28, No. 7
  Halaman: 3

  Pokok doa:
  * Berdoa agar Tuhan memampukan umat percaya di Afghanistan untuk
    tetap bertahan di tengah situasi yang memojokkan mereka.
  * Doakan agar Tuhan melindungi dan memberi kekuatan kepada umat
    percaya baru untuk tetap setia mengikut Tuhan.

I R A N

  LY, seorang penginjil Iran dari 222 Ministries mengatakan bahwa
  kebangunan rohani dalam jumlah yang besar sedang terjadi di
  negaranya. Gereja-gereja tumbuh begitu cepat, tetapi tetap ada
  penganiayaan sehingga mereka mengalami kesulitan melindungi orang
  yang baru bertobat. 222 Ministries menjangkau jutaan orang melalui
  siaran televisi dan internet. Walaupun pemerintah Iran telah
  menindak keras satelit televisi dan menghancurkan piringan-piringan
  satelit di Tehran dan kota-kota lainnya, saat ini lebih dari 3.000
  orang Iran datang kepada Kristus setiap bulannya melalui pelayanan
  222 Ministries. Hampir 200.000 orang pengunjung mengunjungi situs
  ",222 Farsi" setiap bulannya. Banyak dari mereka yang mencari
  pemuridan karena mereka baru saja menyerahkan hati mereka kepada
  Kristus.

  "Kebutuhan di sini sangat besar," ujar istri LY, M, yang melayani
  penyiaran Injil khusus untuk wanita-wanita Iran. Dia berkata bahwa
  kaum wanita lebih cepat menanggapi Kristus daripada pria karena
  mereka biasanya tinggal di rumah. LY dan istrinya pergi dari Iran
  pada tahun 1988 untuk melandaskan operasi mereka di Inggris.
  Program-program bahasa Farsi mereka tidak hanya membawa orang Iran
  beriman kepada Kristus, tetapi juga menguatkan gerakan rumah gereja
  yang tersembunyi. "Satu pemimpin gereja mengatakan pada saya bahwa
  mereka telah berhenti menyebarkan iman mereka karena setiap orang
  Iran yang mendengar kesaksian mereka datang kepada Kristus," ujar
  LY. "Pemimpin gereja itu berkata kepada saya: `Perjanjian Baru yang
  kami miliki tidak cukup dalam menghadapi pertumbuhan ini.` Ada
  kebutuhan dahsyat untuk pemuridan!"

  Tantangan di Iran sangatlah besar. Negara tersebut memunyai tingkat
  pecandu obat yang tinggi. Selain itu, paling tidak seperempat orang
  putus asa. Iran memiliki penduduk sebanyak 71 juta manusia; Sekitar
  60 persen dari penduduknya berumur di bawah 26 tahun. Banyak dari
  yang berstatus sebagai murid-murid universitas sangat resah di bawah
  pemerintahan diktaktor Ahmadinejad. Brutalitas polisi sering kali
  diperlihatkan kepada kelompok Kristen yang berjumlah kurang dari 20
  orang yang berkumpul untuk menyembah Tuhan. "Orang-orang percaya di
  Iran tidak berdoa untuk penganiayaan," Ujar LY, "tetapi mereka tahu
  bahwa doa membantu pertumbuhan gereja mereka." (tUly)

  Diterjemahkan dari:
  Nama buletin: Body Life, Edisi Juli 2010, Volume 28, No. 7
  Halaman: 3 -- 4

  Pokok doa:
  * Bersyukur untuk pelayanan LY dan M yang telah membawa banyak orang
    Iran percaya kepada Kristus. Doakan agar Tuhan memampukan mereka
    lebih lagi untuk melayani masyarakat Iran.
  * Doakan agar para wanita di Iran yang telah menerima Kristus
    sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi dapat menjadi berkat bagi
    keluarga mereka, sehingga anggota keluarga mereka juga mau
    menerima Kabar Baik.
______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                       PENUTUPAN RUMAH IBADAH

  Pada hari Senin (19 Juli 2010) terjadi bentrokan akibat adanya
  upaya pembongkaran salah satu rumah ibadah di daerah Bogor yang
  mengakibatkan beberapa petugas keamanan dan masyarakat terluka.
  Seorang pejabat operasional di Bogor mengatakan bahwa pemerintah
  dipaksa menutup bangunan karena tidak adanya izin sebagai tempat
  beribadah.

  Akibat dari penutupan itu, saat ini sekitar 200 jemaat tidak
  memiliki tempat untuk beribadah. Tempat terdekat untuk beribadah
  cukup jauh bagi para jemaat yang banyak bekerja di tempat
  pembuangan sampah Bantar Gebang. (tUly)

  Sumber: http://www.compassdirect.org/english/country/indonesia/23065/

  POKOK DOA:

  1. Doakan agar Tuhan memberi kesabaran kepada jemaat yang rumah
     ibadanya ditutup. Biarlah mereka tetap tenang dan tidak membuat
     masalah baru.

  2. Doakan agar Tuhan memampukan pemerintah setempat untuk dapat
     segera menyelesaikan masalah ini dengan adil dan bijaksana.

  3. Berdoa agar Tuhan menjaga hati warga sekitar sehingga tidak
     terprovokasi oleh pihak-pihak tertentu, untuk semakin mengeruhkan
     persoalan ini.

  4. Berdoa agar jemaat tidak menyimpan sakit hati dan dendam kepada
     mereka yang membongkar secara paksa tempat ibadah mereka,
     melainkan mengambil tindakan kasih untuk mengampuni.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontributor: Dewi Irma Yanti, Wilfrid Johansen
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org