Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/29 |
|
e-JEMMi edisi No. 29 Vol. 12/2009 (21-7-2009)
|
|
_______________________________e-JEMMi________________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI 1: Dana Misi ARTIKEL MISI 2: Masih Mungkinkah Mengutus Misionaris ke Luar Negeri? SUMBER MISI: Presbyterian Church (USA) DOA BAGI MISI DUNIA: Peru, Honduras DOA BAGI INDONESIA: Bom yang Mengguncang Jakarta ______________________________________________________________________ OBEYING GOD IS THE SHORTEST ROUTE TO SPIRITUAL SUCCESS ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Mengapa orang ingin memberi? Bagaimana Anda dan gereja Anda mengalami sukacita dalam memberi bagi misi? Artikel yang e-JEMMi sajikan berikut ini akan menolong kita semua belajar bagaimana memberikan pemberian yang baik dan benar melalui teladan dari jemaat di Makedonia dan bagaimana WEC Indonesia tetap menjalankan misi Amanat Agung, meskipun dengan keterbatasan dana dan daya. Selamat menyimak, semoga mendapat berkat dan menjadi berkat bagi orang lain. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti http://www.sabda.org/publikasi/misi/ http://misi.sabda.org/ ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI 1 DANA MISI Ketaatan Paulus kepada pimpinan Roh Kudus menghasilkan pelayanan yang berhasil. Di Makedonia, orang-orang percaya kepada Yesus dan menjadi orang Kristen yang benar-benar mengasihi Tuhan. Paulus menyaksikan ini kepada jemaat di Korintus, bahwa jemaat di Makedonia adalah jemaat yang luar biasa. Selagi dicobai dengan berat, sukacita mereka meluap, dan meskipun sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan. Tidak ada pujian yang lebih baik atau lebih layak daripada pujian yang pernah Paulus berikan bagi jemaat di Makedonia ini. Paulus merasakan ketaatannya mendatangkan hasil. Jemaat di Makedonia telah mempersembahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan. Kasih mereka begitu meluap-luap. Mungkin ini adalah kasih mula-mula yang mereka alami. Kehidupan yang dipersembahkan pada Kristus membuat mereka mempersembahkan waktu, tenaga, dan apa yang mereka miliki, padahal mereka sangat miskin. Sangat miskin berarti profesi mereka mungkin adalah pembantu-pembantu (budak-budak yang sudah bebas), dan umumnya upah pembantu ini sangat rendah. Tetapi ini tidak mengurangi kasih mereka dan persembahan mereka kepada Tuhan. Betapa menyedihkan kalau orang Kristen dan hamba-hamba Tuhan hidup berkelimpahan hanya untuk diri sendiri sehingga menimbun segala kekayaan mereka dalam deposito, padahal dana itu akan memiliki nilai kekekalan jika dipersembahkan untuk pelayanan misi ke seluruh dunia, juga ke Indonesia. Tujuan Allah memberkati kita adalah supaya kita menjadi berkat. Kalau jemaat Makedonia yang miskin mampu mempersembahkan lebih dari kemampuan mereka, apalagi kita yang mampu, tentu akan mempersembahkan sesuatu yang lebih baik. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Misi, Diskusi dan Doa Penulis: Dr. Makmur Halim Penerbit: Gandum Mas, Malang 2000 Halaman: 33 -- 34 ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI 2 MASIH MUNGKINKAH MENGUTUS MISIONARIS KE LUAR NEGERI? Makin lama krisis moneter memengaruhi ekonomi Indonesia, makin banyak gereja dan orang Kristen yakin bahwa Indonesia tidak dapat lagi mengutus misionaris ke luar negeri. "Mahal sekali," komentar beberapa orang Kristen. "Apalagi jika misionaris kita masih harus mempelajari bahasa Inggris di Barat." Sekarang banyak orang mulai tawar hati. Sayang sekali, jika gereja-gereja Indonesia yang baru mulai terlibat dalam misi sedunia, sudah harus berhenti lagi. Hanya sedikit orang Kristen yang masih percaya bahwa Indonesia tetap dapat memainkan peranan penting dalam penginjilan sedunia walaupun menghadapi krisis moneter. Sejarah sending WEC membuktikan, bahwa kita tidak harus putus asa dan menyerah, walaupun ada banyak kesulitan. WEC International paling cepat bertumbuh pada waktu Perang Dunia II. Pada waktu itu, badan misi kami mengalami kesulitan luar biasa, karena tenaga yang bersedia melayani Tuhan secara lintas budaya, terbatas sekali akibat keterlibatan generasi muda dalam perang. Selain itu, uang sedikit sekali karena para donatur lebih sering memikirkan tentara-tentara mereka daripada orang di negara-negara yang jauh dari mereka. Pada waktu itu, hampir mustahil mendapatkan izin untuk merintis pelayanan ke suku, daerah, dan negara baru. Tetapi para pemimpin WEC International tidak ingin frustrasi dan tawar hati. "Zaman yang sulit merupakan kesempatan untuk menyaksikan apa yang Tuhan masih dapat lakukan walaupun tidak berubah. Bagi Tuhan, tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak maupun dengan sedikit. Bandingkan pengalaman Yonatan yang berani dan mengalahkan banyak orang Filistin, karena dia mengharapkan bahwa Tuhan bertindak baginya (1 Samuel 14)." Dan akhirnya, mereka diikutsertakan dalam kemenangan Tuhan. Satu contoh lagi, bahwa apa yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Tuhan. Pada tahun 1931, pendiri misi kami, C.T. Studd, meninggal. Pemimpin-pemimpin kami berdoa supaya Tuhan memberi sepuluh orang dalam 1 tahun yang dapat menjadi tanda bagi mereka dan dunia, bahwa Tuhan tetap memberi tugas untuk penginjilan dunia kepada WEC International. Allah begitu setia. Dia mengutus sepuluh tenaga baru yang bersedia untuk bergabung dengan WEC International. Orang terakhir baru datang 10 hari sebelum tanggal yang ditentukan. Tuhan tidak hanya memberi calon-calon, Dia juga mencukupi semua yang mereka butuhkan. Tahun berikutnya, WEC dapat mengutus 15 orang, sesudah itu 25 dan 50 orang, tahun berikutnya lagi 75 orang. Mukjizat ini Tuhan buat supaya kita lebih percaya kepada-Nya. Walaupun situasi sulit, iman orang percaya masih dapat berhasil. Semua gereja dan gerakan rohani pertama-tama mengalami pergumulan yang berat. Sejarah gereja Indonesia dapat memberi contoh demi contoh, karena tanpa pengorbanan, keberanian, penderitaan, dan pergumulan, Kerajaan Allah tidak dapat dibangun di dunia ini. Hal yang sama juga kita alami sekarang dalam mengutus misionaris dari Indonesia. Jangan kita takut dan menyerah, Tuhan sanggup membuat perkara-perkara yang lebih besar. Mari kita belajar dari sejarah gereja dan generasi tua kita! Mari kita bersedia untuk berkorban dan berjuang bagi Kerajaan Allah, supaya pada masa depan kita dapat menyaksikan apa yang Tuhan buat lewat gereja-gereja di Indonesia. Tuhan tidak berubah, Dia tetap sama dan sanggup melakukan perkara-perkara besar. Iman, Suatu Tiang Rohani WEC Iman adalah prinsip kedua WEC yang merupakan dasar rohani badan misi kami. Kami mengetahui bahwa tanpa iman, kami tidak dapat melakukan apa-apa. Supaya kami berhasil dalam pelayanan kami, Ibrani 12:2 menjadi patokan bagi kehidupan kami: "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan." Dengan iman seperti ini, kami dapat menghadapi apa saja. Tuhan yang hidup di dalam kami akan menolong dan memampukan kami untuk berhasil bagi Kerajaan-Nya. Jika kami menghadapi kesulitan dan pergumulan, kami mengetahui bahwa Allah ada di pihak kami dan Dia yang memerhatikan kami sebagai anak-anak-Nya. Allah itu setia dan tidak akan mengabaikan kami. Itu sebabnya dalam hal materi, kami juga mengandalkan Tuhan, bukan manusia. Jika Tuhan memanggil kami untuk melayani lintas budaya, Dia juga mencukupkan kebutuhan kami. Tidak mungkin bahwa Dia memberi tugas dan tidak memperlengkapi kami. Jika seseorang ingin bergabung dengan WEC, kami menjelaskan kepadanya bahwa dia harus bergantung kepada Tuhan, bukan kepada sending WEC. Allah yang menanggung, bukan manusia atau misi WEC. Allah sebagai Abba tidak hanya mencukupi kebutuhan rohani manusia, melainkan juga kebutuhan material. Jika kami bersaksi bahwa kami beriman, kami juga harus menantikan segala sesuatu dari Tuhan, dan bukan dari manusia atau dari WEC International. Ini penting bagi kami, supaya kesaksian kami tetap baik. Berulang kali, para misionaris WEC di seluruh dunia dapat memberi kesaksian tentang kesetiaan Tuhan. Allah dimuliakan karena Dia begitu luar biasa dalam memerhatikan anak-anak-Nya. Sampai sekarang, Tuhan selalu memberikan apa yang kami butuhkan. Dalam sejarah WEC, kami dapat membuka ladang demi ladang, lebih dari 1.800 orang sudah bergabung dengan WEC, karena Tuhan memanggil dan memampukan serta menolong mereka secara material. Bagi kami sangat penting, bahwa tiap misionaris kami bergantung kepada Allah saja. Jika kami mengharapkan manusia, kami dapat menjadi kecewa karena situasi para donatur dapat berubah dan tiba-tiba dia tidak mampu lagi untuk mendukung tenaga kami. Itu sebabnya sangat penting, bahwa kami melayani Tuhan dengan sukacita. Jika kami hanya mendapatkan sedikit uang, kami tetap ingin melayani dengan hati yang bersyukur kepada Tuhan. Seandainya kami diberikan banyak, kami tidak ingin mementingkan diri sendiri, melainkan tetap mengutamakan pemberitaan Injil. Walaupun WEC mengharapkan anggota-anggotanya hidup sederhana, ini tidak berarti bahwa mereka harus selalu hidup jauh di bawah standar orang-orang yang mereka layani. Mereka harus menyesuaikan dengan keadaan orang yang dilayani, sehingga mereka dapat menjadi saksi-saksi yang baik. Pada permulaan, WEC International banyak melayani orang-orang yang tidak mampu, sehingga para misionaris kami juga tidak perlu banyak untuk tinggal di tengah-tengah mereka. C.T. Studd, misalnya, tidak memunyai apa-apa, karena harta kekayaannya sudah dia serahkan kepada Tuhan dan orang lain. Dia melayani dengan hati yang tulus dan hanya dapat membagi Injil. Sekarang situasi sudah lain sekali. Banyak dari tenaga kami melayani di antara orang yang berpendidikan di kota-kota besar, sehingga untuk tidak menjadi batu sandungan, mereka tidak dapat hidup seperti C.T. Studd. Dengan bergantung pada Tuhan, mereka harus menemukan gaya hidup yang paling cocok untuk menjadi utusan Injil di lingkungan seperti ini. Kami ingin bahwa kami selalu berjalan di dalam terang Tuhan. Jika kami tidak kaya, kami tidak ingin merasa minder, karena milik kami lebih sedikit daripada orang lain. Kami juga menjaga supaya kami dapat bergaul luas dan tidak kaku di kalangan orang kaya walaupun kami tidak sekaya mereka. Jika seseorang 100% bergantung kepada Tuhan dan tidak terikat pada pendapat manusia, dia dapat bergaul sopan dan wajar, walaupun dompetnya tipis. WEC International mengajarkan anggota-anggotanya, bahwa memberi lebih berbahagia daripada menerima. Di dalam keluarga WEC, biasanya anggota-anggota yang lebih mendukung dan memerhatikan yang lain yang hidupnya pas-pasan. Jika kami memberikan atau mendapatkan uang, kami tidak ingin diikat dengan para pemberi atau mengikat orang yang mendukung kami. Jika Tuhan si Pemberi utama, manusia selalu nomor dua. Kami ingin berterima kasih kepada para donatur dan juga menghargai pemberian-pemberian mereka, tetapi kami hanya ingin taat kepada Allah saja, supaya pelayanan di ladang misi tetap maju. Kami sadar, jika kami beriman, kami berfokus kepada Tuhan dan bersedia untuk mendengar perintah-perintah-Nya. Hanya dengan iman, dunia dapat dimenangkan bagi Kristus sesuai dengan Ibrani 11, di mana pahlawan-pahlawan iman disebutkan yang melakukan hal besar, karena dimampukan oleh Allah lewat iman. Doa kami agar misionaris kami juga menjadi saksi iman di mana mereka berada. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama buletin: Terang Lintas Budaya, Edisi 29, Tahun 1998 Penulis: Tim Terang Lintas Budaya Penerbit: Yayasan Terang Lintas Budaya, Sidoarjo 1998 Halaman: 2 -- 4 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI PRESBYTERIAN CHURCH (USA) ==> http://www.pcusa.org/ Presbyterian Church (USA) adalah gereja Reformed yang memiliki lebih dari 10.000 jemaat dan 14.000 pelayan aktif. Gereja yang memiliki kantor pusat di Louisville, Kentucky, ini memiliki banyak sekali program dan aktivitas pelayanan. Sebut saja di antaranya program untuk orang-orang yang kelaparan dan baru saja mengalami musibah bencana alam serta bantuan untuk para pelajar. Jika Anda memiliki kerinduan untuk membantu pelebaran kerajaan Allah di bumi ini, mengunjungi situs ini adalah langkah awal yang tepat. Melalui situsnya, Presbyterian Church (USA) membuka kesempatan untuk Anda dapat membantu pelayanan mereka. Karena jenis pelayanannya beragam, maka Anda pun juga memiliki banyak pilihan pelayanan yang bisa Anda bantu. Untuk lebih jelasnya, silakan Anda mengunjungi situs gereja yang juga menyediakan bahan-bahan yang menambah wawasan Anda ini. Selamat berkunjung, selamat memberi, dan semoga mendapat berkat! ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA P E R U Saat ini setidaknya masih ada satu rumah ambruk di setiap dua atau tiga rumah yang masih berdiri di Chinca, Peru. Gempa bumi yang mengguncang daerah tersebut pada Agustus 2008 menewaskan lebih dari enam ratus orang -- terutama anak-anak yang sedang bersekolah pada saat gempa tersebut terjadi. Setelah musibah tersebut berlalu, kota yang dihuni sekitar sembilan puluh keluarga tersebut dalam keadaan stagnan. Tidak ada pasar yang buka, dan sebagian orang tidak dapat memperoleh makanan. Mereka yang memiliki makanan mengumpulkan bahan-bahan makanan yang mereka miliki dan membuat apa yang mereka sebut sebagai dapur sup "kuali komunitas" untuk membantu mereka yang membutuhkan. Hal itu mereka lakukan selama 3 hari sebelum Food for the Hungry datang untuk meninjau keadaannya. Food for the Hungry bekerja sama dengan relawan di dapur sup tersebut dan memberikan pelatihan. Dapur sup tersebut masih ada hingga saat ini. Seorang wanita bernama Marisol membantu merencanakan dan menyiapkan makanan serta merencanakan produksi. Ia menjelaskan bahwa sebelum gempa bumi tersebut, orang-orang di komunitas tersebut rata-rata hanya peduli pada diri mereka sendiri. Sekarang ini mereka semua lebih berorientasi kepada komunitas. Marisol juga diberkati dengan sebuah rumah yang baru dibangun karena keterlibatan langsungnya dalam program penjangkauan. Ia juga ikut serta dalam proses pembangunan. Bantuan yang diberikan oleh Food for the Hungry tidak hanya sekadar barang atau jasa. Mereka juga memberikan dukungan sosial dan spiritual. Bagi mereka yang telah mendengar tentang Tuhan, mereka sekarang telah mengerti bagaimana hidup untuk Tuhan. Gempa bumi tersebut mungkin saja membuat orang mempertanyakan kepercayaan mereka, dan Food for the Hungry datang ke sana dengan jawaban. Seorang wanita, yang suaminya adalah pemimpin komunitas di sana, berkata bahwa ia percaya suaminya sekarang telah merasakan kasih Tuhan. (t/Benny) Diterjemahkan dari: Mission News, Juni 2009 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12742 Pokok doa: * Mengucap syukur atas keberadaan Food for the Hungry di Peru yang telah banyak membantu melayani orang-orang di Peru pascagempa bumi beberapa waktu lalu, doakan agar Tuhan memberi kekuatan kepada setiap staf maupun sukarelawan yang terlibat di dalamnya sehingga dapat melayani mereka yang mebutuhkan bantuan dan pertolongan. * Doakan agar setiap orang di Peru, khususnya orang percaya, dapat melihat kejadian yang mereka alami beberapa waktu yang lalu sebagai cara Allah mengingatkan mereka agar terus setia dan beriman kepada Allah. H O N D U R A S Beberapa waktu yang lalu, gempa berskala 7;1 SR mengguncang pantai Honduras, merusak Pulau Roatan, namun tidak merusak tempat di mana Buckner International bekerja. Randy Daniels dari Buckner berkata, "Sejauh yang kami tahu (dan dari laporan staf kami di Honduras), tidak ada kerusakan di tempat kami bekerja. Staf kami baik-baik saja. Meski terkejut karena gempa tersebut, namun gempa tersebut tidak menyebabkan kerusakan yang besar." Randy berkata bahwa semula ia menyangka kerusakannya akan lebih besar daripada yang dilaporkan, namun ia bersyukur karena ternyata kerusakannya tidak seberapa besar. Mayoritas kerusakan yang timbul akibat gempa bumi tersebut adalah di Pulau Roatan, bukan di daerah pusat, meski beberapa rumah ambruk dan kabel telepon serta listrik putus. "Kami tidak membatalkan perjalanan-perjalanan misi jangka pendek yang telah direncanakan ke Honduras," ujar Randy, "termasuk satu yang datang pada hari ini." Meski demikian, Randy juga berkata, "Honduras adalah salah satu negara termiskin di Amerika, dan gempa yang mengguncang mereka, tidak peduli berapa besar kerusakan yang diderita, membuat mereka semakin menderita." Doakan untuk orang-orang dari Pulau Roatan, yang mengalami kerusakan parah, dan seluruh rakyat Honduras. Doakan juga Buckner agar dapat memakai keadaan ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan pelayanan mereka di Honduras dan membagikan Injil kepada masyarakat di sana dalam masa-masa sulit ini. (t/Benny) Diterjemahkan dari: Mission News, Juni 2009 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12734 Pokok doa: * Mengucap syukur atas perlindungan yang Tuhan berikan kepada staf Buckner International yang sedang melayani di Honduras, sehingga mereka selamat dari gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu. * Berdoa juga untuk pemulihan trauma yang dialami oleh masyarakat Honduras, agar Tuhan memampukan staf Buckner International dalam melayani masyarakat Honduras dan membangkitkan semangat mereka. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA BOM YANG MENGGUNCANG JAKARTA Bom yang mengguncang Jakarta, Jumat, 17 Juli 2009, seolah membuka kembali luka lama yang pernah menimpa bangsa Indonesia beberapa tahun silam. Bagaikan petir di tengah teriknya siang, peristiwa pengeboman di dua jaringan hotel internasional -- JW. Marriott dan Ritz-Carlton -- yang menewaskan 8 jiwa dan melukai 53 orang itu amat menyentak rasa aman publik. Hampir 4 tahun tidak terdengar aksi pengeboman semacam ini. Masyarakat amat diyakinkan, aksi terorisme telah pupus. Itulah salah satu ironi zaman ini. Ketika dunia merasa aman, maju, dan beradab, gerakan dan aksi biadab terorisme tidak tinggal diam. Sumber: Kompas Selasa, 21 Juli 2009, Halaman 5 dan 6 POKOK DOA: 1. Doakan keluarga korban yang meninggal akibat pengeboman hotel JW. Marriott dan Ritz-Carlton, agar Tuhan memberi kekuatan dan ketabahan kepada mereka. 2. Doakan juga korban yang luka-luka, agar Tuhan memberi kesembuhan dan ketabahan dalam menghadapi pencobaan ini, khususnya yang masih dirawat di rumah sakit atau di rumah. 3. Berdoa agar Tuhan memberi hikmat dan ketelitian pada pihak berwajib yang sampai hari ini masih terus berusaha mencari dalang di balik peristiwa yang sangat terkutuk ini. Biarlah keadilan ditegakkan dan pemerintah memberi hukuman bagi para pelakunya. 4. Berdoa bagi aparat pemerintah yang mencoba meningkatkan pengamanan pascaledakan bom, agar Tuhan menolong mereka. 5. Efektivitas lembaga dan petugas antiteror memerlukan dukungan dan partisipasi kita, warga yang sadar dan bertanggung jawab. Doakan agar baik pemerintah maupun masyarakat dapat bekerja sama dan bersikap kritis dalam mengungkap kasus ini. 6. Doakan agar masyarakat semakin waspada tanpa harus menjadi ketakutan, sehingga kegiatan sehari-hari terus bisa berlangsung dengan baik. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti ,Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |