Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/28 |
|
e-JEMMi edisi No. 28 Vol. 12/2009 (14-7-2009)
|
|
_______________________________e-JEMMi________________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI: Kekurangan Keuangan SUMBER MISI: Zuni Christian Mission KESAKSIAN MISI: Besarlah Upahnya DOA BAGI MISI DUNIA: Yunani, Amerika Serikat DOA BAGI INDONESIA: Pelaksanaan Masa Orientasi Sekolah ______________________________________________________________________ GOD`S GRACE ENABLES US TO FACE THE MUSIC EVEN WHEN WE DON`T LIKE THE TUNE! ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Sering kali, kita mendengar orang, tak terkecuali pihak gereja, mengatakan, "Kalau aku/kami sudah punya banyak uang, aku/kami akan menopang pelayanan misi." Nah, apa kata Alkitab tentang hal ini? Artikel e-JEMMi minggu ini akan menolong kita mengerti bahwa Paulus mengajarkan hal yang berbeda tentang memberi. Melalui artikel yang kami sajikan, Anda akan belajar bahwa untuk mendukung pelayanan Tuhan, berapa pun uang yang kita berikan bukanlah hal yang terpenting. Jika kita memberikannya dengan motivasi yang benar, percayalah bahwa Tuhan disukakan karena pemberian kita. Nah, selamat menyimak! Semoga wawasan Anda tentang konsep memberi akan dibukakan. Selamat memberi! Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti http://www.sabda.org/publikasi/misi/ http://misi.sabda.org/ ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI KEKURANGAN KEUANGAN Apakah Hal Ini Merupakan Alasan yang Sebenarnya? Kekurangan keuangan sering kali dijadikan alasan agar gereja tidak perlu melibatkan diri dalam misi, terutama dalam negara-negara miskin di Asia. Apakah hanya orang-orang kaya saja yang sanggup memberi? Dengan kata lain, apakah gereja-gereja memerlukan "modal dasar" sebelum mereka bisa menginjil keluar secara antarbudaya dengan efektif? Jika sebuah gereja telah mengader pekerja-pekerja untuk kebun anggur Tuhan, menurut Matius 20:1-16, dari mana gereja bisa membayar ongkos hidup mereka? Dalam Matius 20:8, Tuhan kebun anggur berkata kepada penatalayannya, "Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka ...." Bukankah hal ini menjadi sebuah tantangan bagi penatalayanan, bagi orang-orang yang mengader pekerja-pekerja? Apakah gereja-gereja mengurung dirinya dari usaha mengader pekerja-pekerja karena takut tidak akan sanggup memikul tanggung jawab untuk menanggung mereka? Apa alasan-alasan sebenarnya di balik ini? Apa yang dilakukan gereja-gereja di Asia untuk mengatasi halangan-halangan ini? Tentu saja selalu ada pandangan ke Barat ... ke gereja-gereja Barat, organisasi-organisasi Barat untuk dana-dana tambahan, untuk memungkinkan perkara-perkara yang takkan bisa jadi tanpa itu, seperti pengutusan misi-misi Asia! Apakah ini rencana Tuhan ... atau apa kata Alkitab? Pola Alkitabiah Dalam 2 Korintus 8 dan 9, Paulus berusaha mengajar gereja-gereja di Akhaya mengenai "anugerah memberi". Dalam 2 Korintus 8:1-8, dia mengingatkan kita akan teladan gereja-gereja di Makedonia (terutama Tesalonika, Filipi, dan Berea) yang "sangat menderita" dan "sangat miskin", tetapi penuh sukacita dan kaya akan kemurahan (ayat 1-2). Bisa saja mereka memberikan banyak alasan untuk tidak memberikan persembahan. Tetapi, bukan demikian yang mereka lakukan, dengan pengabdian kepada Tuhan (5:5a), mereka malah "menyerahkan diri mereka ... kepada kami", yang dinyatakan dengan persekutuan mereka dengan Paulus dan dengan orang-orang suci yang memerlukan uang di Yerusalem. Sama dengan persekutuan yang ditunjukkan dalam Kisah Para Rasul 4:32, yang menyatakan bahwa "segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama", dan memberikan dengan kerelaan (ayat 3b), bahkan melampaui kemampuan mereka (ayat 3a) disertai dengan semangat dan kemauan besar (ayat 4)! Dalam 2 Korintus 8:6-8, Paulus menantang gereja-gereja Akhaya, yang di antaranya terdapat juga orang-orang Korintus yang telah ragu-ragu mengenai persoalan persembahan, supaya mereka menjadi sempurna. Benar mereka sudah berkelimpahan dalam iman, dalam perkataan dan dalam pengetahuan, dalam kesanggupan untuk membantu dan kasih terhadap Paulus, tapi mereka kurang dalam pelayanan kasih (ayat 7). Setelah menyuguhkan pola gereja-gereja Makedonia, Paulus lalu menunjukkan kepada mereka teladan Kristus sendiri (2 Korintus 8:9), "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya." Setelah menerima begitu banyak dari Dia, masih sanggupkah mereka menolak memberi sumbangan kepada orang-orang yang sedang kekurangan pada saat itu? Paulus mendorong mereka untuk melaksanakan apa yang mereka mulai atau rencanakan 1 tahun yang lalu, sehingga menurut kemampuan, mereka mau menyumbang guna memenuhi kebutuhan saudara-saudara lain (2 Korintus 8:10-14) dengan sasaran mengadakan persamaan. Dengan demikian, mereka tidak menjilat lidah. Sekali lagi, dalam 2 Korintus 9:1-5, Paulus menghimbau kesediaan mereka untuk menyelesaikan apa yang mereka mulai. Dalam 2 Korintus 5:6 dan seterusnya, prinsip-prinsip menabur banyak untuk menuai banyak, dan memberi dengan sukacita berdasarkan kenyataan bahwa Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita dan memungkinkan kita untuk "memberi dengan berkelimpahan". Pemberian semacam itu mengakibatkan tiga hal (2 Korintus 9:10-15). 1. Memenuhi kebutuhan atau kekurangan orang-orang suci. 2. Menimbulkan banyak ucapan syukur dan memuliakan Tuhan. 3. Menghasilkan buah untuk pemberinya (Filipi 4:17). Jadi, Paulus menunjukkan bagaimana gereja-gereja di Asia dewasa ini bisa beralih dari keadaan "kekurangan uang" kepada "kelimpahan dalam anugerah memberi", dengan kesukaan dan kemurahan yang dialami oleh orang Kristen di Makedonia: dengan sasaran bahwa pekerja-pekerja misi yang dikirim dari persekutuan kepada usaha misi antarbudaya boleh mengalami "persamaan" untuk kehidupan mereka sehingga mereka bisa melaksanakan Amanat Agung. Dengan begitu, gereja yang mengirim mereka beserta gereja yang menerima mereka boleh bersukacita atas buah-buah usaha bersamanya! Beberapa Teladan dari Asia Kor Cheng, bekas pendeta Grace Gospel Church di Manila, Filipina, yang menyokong 47 misionaris bangsa Asia yang bekerja di delapan negara Asia pada tahun 1975, menggambarkan langkah-langkah yang diambil oleh gereja untuk mulai melibatkan diri dalam misi. Setelah beberapa berita misi disampaikan dari mimbar dan banyak doa dipanjatkan untuk misi, baik secara bersama maupun secara pribadi, bersama dengan usaha misi dalam berbagai kelas pemahaman Alkitab, dibentuklah sebuah panitia misi. Di samping mengadakan konferensi misi tahunan yang memberikan kesempatan kepada para anggotanya untuk mengikrarkan uang mereka di hadapan hadirat Tuhan, dan hidup mereka juga demi pelayanan misi, panitia misi juga menunjukkan betapa penting dan vitalnya kelanjutan tanggung jawab terhadap keprihatinan misi yang harus berlanggung terus! Inilah tanggung jawab panitia misi: "Dalam tiap gereja perlu dibentuk panitia misi ... dan panitia ini harus bertanggung jawab atas misi asing. Mereka akan mempelajari tentang misi-misi, menelaahnya, berdoa untuknya, dan merangsang persembahan untuknya." Dan Grace Gospel Church tetap menunjukkan bahwa kurangnya keuangan tidak perlu menjadi halangan bagi gereja dan bagi pengutusan pengabar-pengabar Injil antarbudaya. Dari sudut pandangan Asia, Grace Gospel Church dianggap beruntung, karena gereja ini memunyai banyak orang Tionghoa yang kaya sebagai anggota-anggotanya. Tetapi persembahan semacam itu adalah sesuai dengan kemampuan masing-masing (2 Korintus 8:11-12), dan Tuhan melihat hati para pemberi! Kami tidak mudah melupakan pos kecil Gereja Tengger di Jawa Timur, di mana pada hari Minggu terakhir bersama mereka sebelum kami berangkat ke Filipina, para anggotanya mengumpulkan persembahan yang diberikan kepada kami untuk orang-orang suci yang akan kami datangi! Hasil penukaran uangnya adalah beberapa peso (mata uang Pilipina), yang disampaikan sebagaimana mestinya. Jumlah kecil ini disumbangkan untuk kelangsungan/kelanjutan First Asian Student Missionary Convention! Tuhan menerima kurban yang sekecil apapun demi kerajaan-Nya dan hanya surga sajalah yang akan menunjukkan berapa banyak "uang janda" yang telah disumbangkan untuk membawa Injil lewat rintangan-rintangan kepada orang-orang yang belum diinjili. Halangan-halangan dari dalam yang menghambat gereja-gereja Asia memenuhi tugas mereka dalam penginjilan antarbudaya adalah sesuatu yang nyata. Namun bukan berarti halangan-halangan tersebut tidak dapat diatasi. Jika gereja-gereja di Asia menjunjung tinggi Alkitab dalam semua perkara iman, perilaku, kehidupan gereja, dan kalau mereka mulai memohon dengan sungguh-sungguh agar Tuhan membangunkan kerohaniannya, berdoa untuk pekerja-pekerja, belajar menaati Tuhan, dan bekerja sama dengan-Nya dalam pemberian yang penuh pengorbanan untuk mengutus keluar pengabar-pengabar Injil antarbudaya, maka Tuhan akan menjawab doa-doanya, gereja-gereja akan dibangunkan, halangan-halangan akan diatasi, pekerja-pekerja akan bisa dilipatgandakan, dan keuangan akan melimpah demi tugas yang belum selesai ini! Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Merencanakan Misi Lewat Gereja-Gereja Asia Penulis: David Royal Brougham Penerbit: Yayasan Gandum Mas, Malang 2001 Halaman: 136 -- 138 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI ZUNI CHRISTIAN MISSION ==> http://zunichristianmission.org/ Zuni Christian Mission, yang kini melakukan pelayanannya melalui gereja (Zuni Christian Reformed Church ) dan sekolah (Zuni Christian Mission School), adalah hasil dari pelayanan misi yang dirintis oleh Andrew dan Effa Vander Wagen pada 1897 dan kemudian dilanjutkan oleh misionaris-misionaris lain. Pelayanan ini lahir atas dasar kerinduan para misionaris terdahulu untuk menjangkau bangsa Zuni dengan Injil. Hingga kini, organisasi ini masih aktif melakukan pelayanan di tengah bangsa Zuni. Hal ini bisa terlihat dari padatnya jadwal acara pelayanan yang ada dalam menu Events di situsnya. Selain mengemukakan pelayanan mereka, termasuk di antaranya melalui sebuah publikasi yang dimilikinya, "The Torch", organisasi ini juga mengetuk hati Anda untuk membantu pelayanan mereka. Anda dapat membantu organisasi ini melalui beberapa cara. Silakan mengunjungi situsnya untuk mengetahuinya secara lebih jelas. ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MISI BESARLAH UPAHNYA Pendeta Robert memimpin sebuah gereja yang beranggotakan delapan puluh jemaat di Pakistan. Ia telah menjadi pendeta selama 18 tahun dan memunyai jemaat yang berlatar belakang "agama lain". Suatu hari, pada awal tahun, sang pendeta memeriksa kotak suratnya. Dia menemukan surat bertuliskan tangan yang ditujukan kepadanya. Surat itu sepertinya sebuah surat pribadi, tetapi lebih kepada pertanda buruk. "Bapak Robert," tulis surat itu. "Ingatlah kami sedang mengawasimu dan kegiatanmu. Kami mendapat informasi bahwa kamu membujuk saudara `seiman` kami untuk menjadi Kristen. Hati-hati. Jika kamu tidak menghentikannya, kami akan membunuhmu dan semua keluargamu. Kami akan membunuh seluruh anggota keluargamu, yang terkecil sampai yang tertua, sehingga orang-orang dapat menarik pelajaran ...." Inilah yang akan terjadi ketika seorang pendeta Kristen menjangkau orang-orang dengan firman Kristus di daerah yang menjadi benteng agama lain. Itu bukanlah surat pertama yang sang pendeta terima dari kelompok radikal "agama lain" yang menjadikannya target kematian. Nyatanya, ia menerima surat yang lainnya tahun lalu. Apa yang ia lakukan? "Aku mengabaikannya," kata pendeta Robert, yang memunyai lima orang anak. Pendeta ini adalah pengkhotbah yang berapi-api, yang memunyai hati melayani komunitas lokal. Pendeta ini tinggal di sebuah rumah batu bata yang berkamar satu di sebuah daerah yang dikelilingi oleh orang-orang "agama lain". Gerejanya, yang beranggotakan lusinan keluarga, semuanya berdikari. Gereja membuka beberapa pelayanan bagi komunitas setempat, termasuk sebuah ibadah untuk kaum ibu, sekolah minggu, dan pelayanan penjara. "Ketika saya mengunjungi penjara-penjara, Tuhan membukakan kesempatan kepadaku untuk membagikan Injil bagi para narapidana setempat serta narapidana asing," kata Pendeta Robert. "Saya bersyukur pada Tuhan bahwa banyak dari narapidana yang dijatuhi hukuman mati bertobat dari dosa-dosa mereka dan menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat pribadi mereka." Ditarik oleh terang Kristus dari dalam dunia kegelapan, ada orang-orang "agama lain" yang mencari-cari Pendeta Robert karena mereka ingin menjadi orang percaya. Ia telah membagikan kesaksian tentang Kristus pada sekelompok orang di daerah itu dan ini membuatnya menjadi sasaran orang-orang garis keras. Mereka bahkan mencoba untuk memfitnahnya. Jebakan dibuat selama perhelatan perayaan hari besar "agama lain". Pendeta Robert saat itu sedang menghadiri sebuah persekutuan doa bersama istrinya selama perhelatan berlangsung. Dalam perjalanan pulang, ia melewati beberapa orang "agama lain" yang sedang merayakan hari besar mereka dekat rumahnya. Di situlah ketika ia melihat sebuah kantung-kantung plastik. "Ketika istriku dan aku melihat isi kantung itu kami sangat terkejut," katanya. "Kami sangat terkejut karena kantung tersebut penuh dengan robekan-robekan kecil kitab "agama lain". Pemusnahan kitab "agama lain" secara hukum dapat dijatuhi hukuman mati. Seseorang ingin orang-orang "agama lain" di daerah itu menemukan kantung itu di depan rumah Pendeta Robert dan agar pemimpin gereja disalahkan. "Jika saja ada orang `agama lain` melihat kantung itu, kami akan dibunuh hari itu juga," katanya. Walaupun Pendeta Robert telah beberapa kali diancam oleh orang-orang garis keras, ia tetap menolong orang-orang menemukan Kristus. Kami mendukung pendeta dan lainnya dengan menyediakan buku-buku Kristen dan peralatan yang mereka butuhkan untuk menjangkau mereka yang mencari-cari Tuhan yang sebenarnya. Kami akan membantu Pendeta Robert dengan memindahkannya ke suatu daerah yang lebih aman di mana ia bisa terus melanjutkan pelayanannya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Maret -- April 2009 Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya 2009 Halaman: 4 -- 5 ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA Y U N A N I Di Yunani, saat ini terdapat suatu kebutuhan yang terus meningkat akan toko buku-toko buku Kristen. Di seluruh negara tersebut, hanya ada sekitar 25.000 penginjil. AMG International telah bekerja di negara itu selama 60 tahun dan memiliki penerbitan Kristen yang pertama di sana. Saat ini, ada lima toko buku yang berlokasi di Athena, Tesalonika, Patra, Larissa, dan Volos. Gereja-gereja lokal di Patra, Larissa, dan Volos telah bekerja sama dengan toko buku di kota masing-masing. Semakin banyak gereja yang muncul dan menyatakan keinginannya untuk bekerja sama jika kebutuhan finansial tersedia. Di samping ke-25.000 penginjil tersebut, kebanyakan penduduk menganggap diri mereka Kristen, namun sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang Yesus. Banyak di antara pelanggan yang mendatangi toko buku di Patra adalah murid-murid universitas yang datang ke toko buku untuk menggunakan mesin foto kopi. Mereka bertanya-tanya tentang literatur yang mereka lihat dan sering kali mereka berjumpa dengan Kristus untuk pertama kalinya berkat staf Kristen yang mereka temui. Pernah seorang pria yang sedang dirundung masalah datang ke toko buku itu untuk mencari jawaban. Saat ini, ia menjadi Kristen. Lalu, ada juga seorang ateis yang datang dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Saat menyadari dirinya adalah orang yang berdosa, ia menaruh imannya kepada Kristus. AMG berkata "Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak orang yang telah dipimpin kepada Kristus melalui pelayanan toko buku Kristen tersebut." Di Larissa, pelayanan tersebut memiliki dua peran. Toko buku itu tidak hanya buka selama 10 -- 12 jam setiap harinya, namun juga berperan sebagai pusat distribusi literatur Kristen untuk bahasa Albania -- sebuah pelayanan yang mereka kerjakan bersama Operation Mobilization. Doakan agar dana yang masuk dapat digunakan untuk mendukung gereja-gereja untuk mendanai toko buku-toko buku yang baru sehingga kesaksian mereka dapat berkembang ke kota-kota lainnya. (tBenny) Diterjemahkan dari: Mission News, Juni 2009 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12747 Pokok doa: * Mengucap syukur atas keberadaan toko buku Kristen di Yunani, karena melalui toko buku ini banyak orang bisa mengenal dan merasakan kasih Kristus, serta mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus. * Mengucap syukur juga atas bantuan dana yang diberikan untuk menopang gereja Tuhan dan toko buku Kristen di Yunani. Doakan agar Tuhan memberkati pihak-pihak yang telah membantu selama ini dan memampukan mereka yang ditugaskan untuk mengelola dana yang telah diberikan. A M E R I K A S E R I K A T Sejak 18 Juni hingga 24 Juni, di Pusat Distribusi Pennsylvania (Pennsylvania Distribution Center), Global Aid Network dan Feed My Starving Children bekerja sama untuk menyelenggarakan acara "Mix a Meal: Food Packaging Event" (Mencampur Makanan: Acara Membungkus Makanan). Jika Anda berusia 7 tahun atau lebih, Anda dapat membantu dengan menjadi relawan selama 2 jam pada hari apapun dalam acara itu. Pada saat Anda tiba, akan diadakan orientasi selama 15 menit dan kemudian selama 2 jam menjadi relawan. Seorang relawan tidak boleh memakai sandal selama membungkus. Setiap paket makanan akan dimasukkan ke dalam sebuah kantong kecil. Masing-masing kantong akan diisi dengan enam macam makanan bergizi. Di dalam satu paket makanan akan terdapat nasi, tahu (yang mengandung banyak protein dengan harga murah), sayuran kering, vitamin, mineral, dan perasa ayam vegetarian. Hanya dibutuhkan 25 sen (atau sekitar Rp2500) untuk menyediakan makanan bagi keluarga yang terancam kelaparan dan memberikan mereka harapan lewat pelayanan penginjilan. Jika Anda tinggal di dekat Pusat Distribusi Pennsylvania dan mau menjadi relawan selama dua jam, kunjungilah situs web mereka untuk melihat waktu dan tanggalnya. Jika Anda ingin menyumbang untuk GAiN USA dan membantu mereka mempersiapkan makanan dan harapan bagi lebih banyak lagi keluarga yang kelaparan, Anda juga dapat pergi ke situs mereka dan mengeklik "donate" saat ini juga. (t/Benny) Diterjemahkan dari: Mission News, Juni 2009 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12771 Pokok doa: * Bersyukur atas program "Mix a Meal: Food Packaging Event" yang telah diadakan pada tanggal 18 -- 24 Juni. Biarlah acara tersebut memberikan dampak jasmani dan rohani yang baik kepada setiap keluarga yang menerima bantuan makanan. Kiranya mereka mengenal Kristus melalui setiap program tersebut. * Berdoa juga untuk GAiN USA yang melayani mereka yang kelaparan, agar Tuhan memberkati pelayanan yang dilakukan, sehingga melalui pelayaan mereka, banyak orang dapat melihat dan merasakan kasih Kristus. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA PELAKSANAAN MASA ORIENTASI SEKOLAH Pelaksanaan masa orientasi siswa baru yang dimulai pada hari Senin, 13 Juli 2009, harus jauh dari tindakan kekerasan atau perpeloncoan serta kegiatan-kegiatan yang tidak bernuansakan pendidikan. Sekolah-sekolah seharusnya mengisi masa orientasi siswa baru dengan beragam kegiatan yang berfokus pada pengenalan lingkungan dan budaya sekolah guna menyiapkan siswa baru agar mampu beradaptasi dengan sekolah baru mereka. Sumber: Kompas, Senin, 13 Juli 2009, Halaman 25 POKOK DOA: 1. Mengucap syukur karena mulai senin kemarin, mereka yang masih berada di bangku sekolah sudah dapat memulai aktivitas belajar mereka. Doakan agar setelah melewati masa liburan yang cukup panjang, para siswa dapat kembali mengikuti kegiatan belajar dengan antusias. 2. Doakan juga untuk para siswa baru, agar mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan mereka yang baru dan dapat melakukan setiap kegiatan belajar dengan baik dan bertanggung jawab. 3. Masa orientasi siswa baru akan berlangsung selama beberapa hari. Doakan agar para perserta (siswa baru) dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk dapat mengenal lingkungan sekolah dan teman-teman baru mereka. 4. Doakan para pendidik atau senior yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan orientasi ini, agar dapat menjalankan tugas mereka untuk mendampingi dan mengenalkan kegiatan-kegiatan di sekolah secara edukatif dan bertanggung jawab. 5. Berdoa agar pelaksanaan masa orientasi sekolah tahun ini benar-benar tidak diisi dengan kegiatan yang berbau kekerasan atau perpeloncoan, melainkan dapat diisi dengan kegiatan yang mendidik dan menambah wawasan peserta. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |