Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2004/28 |
|
e-JEMMi edisi No. 28 Vol. 7/2004 (14-7-2004)
|
|
====================================================================== ><> ><> Buletin e-JEMMi <>< <>< Edisi Juli 2004, Vol.7 No.28 ====================================================================== SEKILAS ISI: o [Editorial] o [Artikel Misi] : Situasi Kultural-Religius di Asia dalam Terang Firman Allah o [Profil/Sumber Misi] : Global Opportunities, Immanuel Bible Church o [Doa Bagi Misi Dunia]: Yunani, Amerika Latin, Kazakhstan o [Doa Bagi Indonesia] : Pelayanan Kartidaya o [Surat Anda] : Kesulitan Fasilitas o [URLs Edisi Ini] ********************************************************************** Anda diizinkan mengutip/meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari Buletin e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan mencantumkan SUMBER ASLI dari setiap bahan dan Buletin e-JEMMi sebagai penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia. Thanks. ********************************************************************** ~~ EDITORIAL ~~ Salam Sejahtera, Tidak bisa dipungkiri bahwa kebudayaan dan agama sangat erat kaitannya, sebab keduanya bisa tumbuh bersama dan saling mempengaruhi. Karena itu, para misionaris Injil lintas budaya dituntut juga untuk bersedia mempelajari kebudayaan masyarakat yang akan dilayani. Dengan demikian, mereka bisa melihat unsur-unsur kebudayaan mana yang bisa dipertahankan, mana yang bersifat netral, atau mana yang perlu diubah karena bertentangan dengan Injil. Untuk mengerti pentingnya memahami pelayanan lintas budaya, silakan Anda membaca sajian Artikel Misi minggu ini. Kami juga ingin agar para pembaca mendukung pelayanan outreach yang sudah dilakukan oleh para misionaris dan kegigihan mereka untuk mempelajari kebudayaan wilayah yang mereka layani. Untuk itu silakan memakai beberapa pokok-pokok doa yang kami sajikan dalam edisi ini untuk mendukung pelayanan mereka. Mari, kita terus berdoa bagi mereka, khususnya mereka yang saat ini melayani di Yunani, Amerika Latin, dan Kazakhstan. Selamat bekerja dan berdoa! Redaksi Buletin e-JEMMi *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= "Allah mengasihi Anda dan saya, maka marilah kita saling mengasihi." *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ ARTIKEL MISI ~~ SITUASI KULTURAL-RELIGIUS DI ASIA DALAM TERANG FIRMAN ALLAH =========================================================== Kebudayaan dan agama erat sekali hubungannya. Bahkan, seringkali sangat sulit dipisahkan. Oleh sebab itu, agar dapat mengerti dan memberikan evaluasi terhadap kebudayaan-kebudayaan Asia, maka kita harus mengetahui lebih dahulu agama-agama dan kepercayaan- kepercayaan orang Asia. Kita tentu tahu bahwa semua agama besar di dunia berasal dari Asia, seperti: Hindu, Budha, Islam, Kung-Fu Tze, Shinto, dan Kristen. Agama-agama tersebut bertemu bersama dalam situasi kebudayaan Asia yang diselubungi oleh kepercayaan dinamisme dan animisme. Selain itu, dalam pertumbuhannya, agama-agama ini saling bersaing dan saling mempengaruhi satu sama lain. Bagi para utusan Injil lintas-budaya, harus bersedia mempelajari kebudayaan masyarakat yang akan dilayani. Ini penting, agar mereka dapat menentukan unsur-unsur mana dalam kebudayaan masyarakat tersebut yang bersifat netral, mana yang melawan atau bertentangan dengan Alkitab, dan mana yang sesuai dengan Alkitab. Sebab, memang tidak ada satu pun kebudayaan di dunia ini yang dapat dikemukakan sebagai contoh kebudayaan yang Alkitabiah. Setiap kebudayaan bangsa yang diperhadapkan kepada Injil, pasti mengalami koreksi, penyucian, dan perombakan. Setiap utusan Injil yang mengabaikan hal ini, bisa jatuh ke dalam sikap ekstrem, misalnya: 1. Ia mungkin langsung mengambil orang-orang yang baru bertobat itu dari lingkungan kebudayaannya. Akibatnya, mereka tidak punya kesempatan bersaksi di lingkungannya yang lama. 2. Mungkin langsung memakai kebudayaan setempat sebagai sarana pekabaran Injil tanpa melihat bahwa kebudayaan tersebut memiliki unsur-unsur yang bertentangan dengan Injil. Misalnya: Pemakaian sarana wayang untuk pekabaran Injil. Ini memang baik, tetapi kalau si utusan Injil tidak tahu bahwa dalam wayang sendiri ada unsur-unsur magis religiusnya, maka bisa jadi pekabaran Injil bertabrakan dengan pemanggilan roh-roh halus. Sebaiknya, orang-orang setempat yang sudah diubahkan hidupnya karena percaya kepada Tuhan Yesus, benar-benar dibimbing untuk mempelajari Alkitab dengan baik, sehingga dengan demikian mereka akan mampu untuk menentukan sendiri unsur-unsur kebudayaannya, mana yang masih bisa dipertahankan dan mana yang harus dibuang atau ditinggalkan. Utusan Injil dari daerah atau negara lain, tentu sulit untuk melakukan hal tersebut, karena mereka tidak bisa menyelami kebudayaan setempat secara tepat. Unsur-unsur Kebudayaan Asia yang Bersifat Umum ---------------------------------------------- Kedudukan Manusia Sebagai Satu Oknum yang Berpribadi ---------------------------------------------------- Pada umumnya, manusia sebagai pribadi di Asia, tenggelam atau hilang dalam masyarakatnya karena kuatnya tradisi dan kebudayaan yang mengelilinginya. Tanggung jawab dan hak pribadinya terhanyut dalam air bah masyarakat serta kebudayaannya. Melalui komunikasi Injil, setiap "manusia" dipanggil secara pribadi oleh Sang Pencipta. Panggilan ini merupakan panggilan keselamatan. Bila ia menjawab "ya" terhadap panggilan-Nya, maka "ia" menemukan kepribadiannya sendiri. Kepribadian tersebut adalah kepribadian yang dikuasai dosa dan yang membutuhkan kemerdekaan dari dosa tersebut. Bila jawaban "ya" tadi disertai dengan kerinduan dan kesediaannya menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, maka "ia" mengalami pembaharuan hidup atau dengan kata lain, mengalami kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus dan Firman Allah (2Korintus 5:17). Dalam proses perkembangan selanjutnya, "ia" akan tiba pada suatu masa di mana "ia" sendiri berdiri dan menilai kembali hubungan, serta ikatannya dengan kebudayaannya yang lama. Misalnya pergaulan duniawi; tidak mengindahkan Tuhan; pemujaan atau penyembahan berhala; dan adat-istiadat yang dikuasai iblis. Kemudian, ia mulai sadar bahwa kebudayaannya itu hanyalah ciptaan manusia. Suatu ciptaan yang terutama beroleh tempat dalam hati manusia sendiri atau dalam kata-kata J. Ban Baal, "Kita adalah kebudayaan kita." (J. Zoetmulder, Cultuur Oost an West, Penerbitan dan Balai Buku Indonesia, Jakarta, dll, hal. 15). Orang yang baru dilahirkan kembali oleh Roh Kudus membutuhkan waktu untuk menjadi matang dalam imannya dan matang dalam penilaiannya terhadap kebudayaan, mana yang dapat dipertahankan dan mana yang perlu ditinggalkan atau disucikan. Biasanya kematangan tersebut baru dicapai setelah ia sungguh-sungguh mendalami Firman Tuhan (Alkitab) dalam bahasa kebudayaannya. Inilah pentingnya penterjemahan Alkitab dalam berbagai bahasa di dunia. Sebagai hasil terbesar dari pengaruh Injil dalam kebudayaan dan peradaban manusia adalah pembentukan manusia sebagai satu pribadi, yang berdiri di hadapan Tuhan dan sesama manusia, serta kebudayaannya dengan penuh tanggung jawab. Mungkin hal inilah yang menjadi dasar kemajuan bangsa-bangsa Eropa yang sudah menerima Injil lebih dahulu. Namun sayang, dalam proses perkembangannya, pengindividuan di Barat sudah terlampau jauh dan bebas, sehingga individu menjadi tujuan. Dengan demikian kehilangan kepribadian Kristen yang Alkitabiah. Sebagian utusan Injil Barat seringkali dengan tidak sadar telah memamerkan keindividuannya. Mereka kurang menghargai kepribadian Kristen Asia yang bersifat gotong royong, toleran, serta memiliki ikatan kekeluargaan yang mesra. Yang penting seharusnya adalah berusaha menemukan keseimbangan antara individu, keluarga, masyarakat, serta kebudayaan. Misalnya: Orang yang menjadi Kristen tetap setia ikut dalam kerja bakti desa. Artinya, saling tolong- menolong dan tetap memberi sumbangan untuk desa. Bahkan, orang Kristen seharusnya lebih baik daripada orang yang belum menerima Kristus. Di sinilah tugas utusan Injil lintas-budaya. Ia perlu memelihara dan menolong orang Kristen baru di dalam hubungan dengan kebudayaannya dan tidak mengeluarkannya dari ikatan kebudayaan tersebut. Selain itu, seorang penginjil tidak menyodorkan syarat-syarat atau cara- cara kekristenan yang terikat kepada kebudayaannya. Dalam hal ini, hikmat Tuhan dalam Roh Kudus sebagai Maha Guru untuk menyaring, sangat dibutuhkan. Dalam hubungannya dengan kebudayaan, pertobatan secara marga atau keluarga, seperti pertobatan Kornelius dalam Kisah Para Rasul pasal 10, lebih menguntungkan daripada pertobatan individu. Ini disebabkan dalam pertobatan individu, kadang-kadang terjadi pengucilan. Si petobat baru dikucilkan dari keluarga atau marganya atau masyarakat sekitarnya. Dalam hal ini utusan Injil harus menggumulkan dua cara atau kemungkinan untuk: 1. Membentuk suatu masyarakat Kristen yang cukup kuat, agar dengan kasih dan kerendahan hati, mampu menyaingi kebudayaan-kebudayaan dan ikatan tradisi yang menolak Firman Allah. Hal ini "mungkin", bila terjadi pertobatan massal, seperti: marga, desa, people movement yang benar-benar meninggalkan segala adat-istiadat yang bersangkutan dengan penyembahan berhala atau penyembahan menurut agama/kepercayaan yang lama. Contoh: lahirnya Gereja Kristen Injili Sumatera Selatan (GEKISUS) pada tahun 1964. Hampir seluruh anggota gereja ini berlatar-belakang Islam. Sebelumnya, siang dan malam selama dua setengah bulan, Injil terus-menerus diberitakan secara terbuka kepada penduduk. Pemberitaan ini diakhiri dengan mengundang mereka untuk bertobat dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Undangan ini ternyata disambut oleh sebagian penduduk dengan diikuti pembakaran jimat-jimat, benda-benda berhala, dan penghalauan kuasa-kuasa setan. Pada tanggal 16 Agustus 1964, 299 orang dibaptiskan. Mereka berasal dari satu marga yang berdomisili dalam empat desa yang berpenduduk 1000 orang. Ini berarti, 30% penduduk menjadi Kristen. Karena jumlah yang cukup banyak ini, mereka dapat berdiri dan bertahan terhadap celaan, ancaman, dan aniaya dari masyarakat sekitarnya. Demikian juga, kesaksian-kesaksian hidup dari keluarga Kristen baru yang sudah mengalami pembaharuan hidup itu, turut meredakan suasana celaan dan ancaman. Pelayanan kasih yang menyusul kemudian, setelah didirikan gereja, sangat menolong posisi kehidupan orang-orang Kristen setempat. SD dan SMP Kristen serta balai kesehatan didirikan. Pelayanan pendidikan dan kesehatan ini didirikan untuk semua golongan dalam masyarakat sebagai pelengkap sarana komunikasi Injil. Bentuk-bentuk kebudayaan yang berupa pakaian daerah dan yang bersifat netral masih dipertahankan di sini. Misalnya: mendengarkan firman Tuhan dengan duduk bersila (di rumah-rumah keluarga); makan dengan tangan (tanpa sendok) sesudah dibasuh; dan memakai kain sarung dan kopiah. Demikian juga halnya, cara pria dan wanita berjalan masih tetap dipertahankan. Pria dan wanita tidak boleh berjalan berdampingan, meskipun mereka sudah menjadi suami-istri. Suami/pria harus berada di depan sejauh lebih kurang 5 meter, baru kemudian istri/wanita menyusul di belakangnya. Ini merupakan suatu cara untuk menghormati suami/pria. Baru kira-kira setahun kemudian, cara hidup ini dapat diubah, yaitu setelah mereka mengerti Firman Tuhan mengenai kedudukan wanita. Dengan cara-cara tersebut di atas, maka agama Kristen bisa bertahan dan berkembang di Sumatera Selatan, khususnya wilayah Bengkulu Selatan, yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Semula, semua usaha pelayanan Injil dan pelayanan kasih ini dikerjakan oleh orang-orang Indonesia pribumi. Namun kemudian, menyusullah tenaga-tenaga asing. Ini penting untuk menghindari anggapan bahwa agama Kristen adalah agama Barat. 2. Menyatakan kehadiran Kristus. Oleh Anugerah Tuhan Yesus dan hikmat Roh Kudus, Dr. Adriani dan Dr. Kruyt dalam sejarah gereja di Indonesia telah berhasil menempuh cara dan pendekatan ini di Sulawesi Tengah. Kehadiran mereka dalam nama Tuhan Yesus Kristus di tempat itu, telah menunjukkan kehadiran Kristus dalam pengertian, penderitaan, kasih, dan pelayanan. Tentu kehadiran Kristen tidak cukup untuk menerobos dan membongkar kebudayaan lama, adat-istiadat, dan penyembahan berhala yang ditolak oleh Firman Allah. Oleh sebab itu, pemberitaan Injil harus tetap disampaikan secara verbal untuk membawa orang sampai mendapat kesempatan mengambil keputusan, menerima atau menolak Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Dalam usahanya mencapai orang-orang Poso bagi Kristus, Dr. Kruyt telah menyediakan diri untuk tidak dihormati oleh orang-orang yang dilayaninya. Ia mengadakan kontak, baik dengan para pemimpin masyarakat atau pun dengan masyarakat biasa. Dengan susah payah, Kruyt menjalin hubungan baik dengan mereka. Ia pernah nyaris mati dikeroyok orang-orang yang tak menyukainya. Puji Tuhan, ia tidak mundur. Bahkan, ia terus berusaha mencari cara yang tepat agar bisa berkomunikasi baik dengan mereka. Dengan segala tantangan dan penolakan dari masyarakat setempat, ia mendirikan sekolah-sekolah. Kemudian, cara yang rupanya sangat disenangi oleh masyarakat di tempat itu ialah cara pengobatan untuk orang-orang sakit yang diberinya nama "obat-obatan Allah". Cara ini sangat penting untuk perkembangan usaha pekabaran Injil di Sulawesi Tengah, khususnya daerah Poso. Dalam kehadirannya, Kruyt harus menghadapi suatu kelompok masyarakat di mana setiap oknumnya tak mungkin mengambil suatu keputusan sendiri, terlepas dari kelompok masyarakatnya. Dalam salah satu suratnya kepada Direktur Gunning, tersirat pernyataan bahwa "... di kalangan orang-orang Poso tidak ada pertobatan pribadi, pertobatan perorangan, seperti yang kita artikan." (J. Kruyt, 1997:11). Dr. Adriani, dalam hubungan pelayanannya terhadap orang-orang Poso memperlihatkan kepada kita "bahwa belajar berbicara dan mengerti bahasa para pendengar kita adalah penting untuk pemberitaan Injil yang Sejati." (Ibid, hal. 113). Dalam kehadirannya di antara orang-orang Poso, Adriani telah tekun belajar dari murid-muridnya sendiri dalam membuat cerita yang hidup untuk mengkomunikasikan Injil kepada mereka. Dengan sabar, Ia mengajarkan cerita Alkitab kepada anak-anak, kemudian setelah itu ia meminta mereka menceritakan kembali apa yang sudah mereka dengar. Dari cerita murid-muridnya inilah, kemudian dijadikan bahan untuk membuat karangan-karangan untuk pelayanan Injil. Melalui waktu yang cukup panjang, yaitu 17 tahun, akhirnya Kruyt dan Adrian berhasil membaptiskan orang-orang Kristen pertama di Poso, Sulawesi Tengah. Pelayanan dalam bentuk kehadiran ini cenderung dipergunakan pada masa kini. Oleh sebab itu, saya sangat setuju dengan pandangan Dr. McGavran yang disampaikan pada konsultasi para misiolog di Selly Oak, Birmingham, tanggal 16 April 1968 yang lalu. Saya menyimpulkan pandangannya sebagai berikut: a) Kehadiran diterima sebagai alat dan "bukan" tujuan -- supaya tidak menuju relativisme. b) Kehadiran maupun proklamasi cenderung untuk menjadi soal rasio dan intelektual, seolah-olah iman timbul dari diskusi ilmiah. c) Kehadiran bukanlah konsep Alkitabiah untuk pekabaran Injil. Para nabi dan rasul serta Tuhan Yesus sendiri tidak pernah menjadi tamu terhormat untuk mendekati agama-agama lain. Kehadiran hanya dapat dipakai dalam situasi-situasi yang sulit, seperti di Tiongkok atau negara-negara lain yang tertutup bagi proklamasi Injil. d) Kehadiran adalah jalan yang harus ditempuh oleh orang-orang Kristen pribumi dalam berkomunikasi dengan masyarakat sekitarnya. Kehadiran setiap orang Kristen, termasuk utusan Injil, harus merupakan kehadiran Kristen. Setelah itu, Injil diproklamasikan. Sumber: Judul Buku : Identitas Kebudayaan Asia dalam Terang Firman Allah Judul Artikel: Situasi Kultural-Religius di Asia dalam Terang Firman Allah Penulis : Dr. P. Octavianus Penerbit : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia Departemen Literatur, 1985 Halaman : 33 - 39 *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~ GLOBAL OPPORTUNITIES ==> http://www.globalopps.org Global Opportunities adalah sebuah organisasi yang memobilisasi dan memperlengkapi orang-orang awam atau para tentmakers yang melakukan pelayanan lintas budaya. Adapun tentmakers adalah para profesional Kristen yang bekerja di bidang sekular dengan tujuan menjangkau orang-orang yang belum mengenal Yesus, dengan cara mengintegrasikan pekerjaan dan kesaksian. Situs Global Opportunities menyajikan informasi tentang sumber dan kursus yang menarik bagi tentmakers. Global Opportunities juga menerbitkan jurnal GO World yang secara khusus ditujukan bagi para tentmakers. Jurnal ini telah tersedia di Situs Global Opportunities dan bisa di-download secara gratis. Setiap edisi GO World yang bertujuan menstimulasi pemikiran misi setiap pembacanya, menyajikan kisah-kisah tentang tentmaker, artikel-artikel seputar tentmaking dan misi, dan profil negara. IMMANUEL BIBLE CHURCH ==> http://www.immanuelbible.net/worldmissions/us_outreach.htm Salah satu bentuk pelayanan jemaat Immanuel Bible Church adalah pelayanan outreach lintas budaya. Jemaat ini berkomitmen untuk mensharingkan tentang Yesus secara terbuka kepada masyarakat di sekitarnya. Pelayanan lintas budaya yang mereka lakukan mencakup: - mengutus misionaris untuk wilayah lokal maupun luar negeri - mengadakan sekolah-sekolah khusus - menyelenggarakan persekutuan International Bible Fellowship - membuka kelas-kelas bahasa Inggris - bekerja sama dengan International Outreach Ministries - membentuk persekutuan doa jemaat -- Jemaat Berdoa. Para misionaris dari Immanuel Bible Church secara aktif mensharingkan tentang Allah secara terbuka kepada masyarakat lokal. Mereka juga memberikan pengaruh kepada jaringan internasional yang ada di sini maupun di luar negeri. Para misionaris ini mendapat dukungan doa dan dorongan dari jemaat Immanuel Bible Church. Karena itu, mari kita menyediakan waktu untuk mendoakan para misionaris yang terlibat secara efektif dalam pelayanan lintas budaya. *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~ Y U N A N I Sebulan lagi, orang-orang Kristen siap untuk menghadapi Olimpiade Yunani. Saat ini berita utama tentang Olimpiade adalah obor Olimpiade yang dibawa melintasi Ukraina, Turki, dan Bulgaria. Orang- orang Kristen yang dilintasi oleh obor ini telah bersiap-siap untuk melakukan penginjilan. Paul Jenks dari AMG International mengatakan bahwa pengaturan adalah bagian terbesar dari apa yang disebut Flame 2004. "Gereja-gereja dan agen-agen Kristiani bergabung di sana untuk mengadakan outreach, tidak hanya untuk Yunani saja, tetapi juga untuk jutaan pengunjung yang akan berada di sana untuk menikmati olimpiade tsb." Jenks mengatakan bahwa setiap orang terpesona dengan sebuah konser yang spesial, yang mengandung unsur-unsur penting Alkitab. "Salah satu hal yang sangat kami nantikan adalah konser penghormatan kepada "dewa yang terkenal" yang akan diatur di tengah permainan. Ini akan menjadi suatu kesempatan untuk mengundang komunitas orang-orang yang belum percaya untuk datang dan mendengarkan apa yang dulu pernah Rasul Paulus katakan di bukit Mars kepada orang-orang zaman sekarang yang dalam banyak hal masih tidak mengenal-Nya secara pribadi." AMG"s Cosmo Vision Center akan melayani sebagai pusat doa outreach yang pada saatnya nanti akan dilengkapi. [Sumber: Mission Network News, July 8th 2004] Pokok Doa: ---------- * Doakan persiapan penginjilan yang akan dilaksanakan bertepatan dengan pelaksanaan Olimpiade pada bulan Agustus nanti. * Berdoa untuk kerjasama antargereja dan organisasi misi yang ada di Yunani dalam membantu pelaksanaan penginjilan tersebut. A M E R I K A L A T I N Seorang generasi Kristen baru di Amerika Latin yang juga seorang misionaris Dawn di Colombia, Berna Salcedo, mengatakan, "Beberapa waktu yang lalu, saat saya berada di Santiago, ibukota Chile, saya melihat sekelompok orang muda di jalanan. Pakaian dan rambut mereka warnanya mencolok, begitu juga dengan lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Yang membuat saya heran, mereka menyanyikan lagu-lagu Kristiani. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka mengikut Yesus tetapi tidak dengan cara penginjilan tradisional seperti yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Mereka ingin mengabarkan Injil kepada orang-orang yang tidak akan pernah menginjakkan kakinya di sebuah gereja tradisional. Sebagai tindak lanjut dari pernyataan yang mengejutkan itu, saya mencari informasi seputar fenomena tersebut di Amerika Latin. Amerika Latin adalah benua termuda, 60% penduduknya berusia dibawah 34 tahun; jutaan orang tidak memiliki agama, kecuali orang-orang pinggiran yang telah sedikit mengenal kebudayaan, seperti jenis musik. Berdasarkan penelitian saya, gereja-gereja yang sudah didirikan, hampir tidak pernah melakukan penginjilan kepada generasi ini. Itulah alasannya mengapa sekelompok orang muda tersebut meninggalkan gereja di Chile; mereka merasa tidak diterima! Pada saat para pemimpin Kristen muda dari Paraguay, Meksiko, Brazil, Chile, Peru, dan Venezuela berkumpul, sebuah gerakan baru yang bernama "Amanecer X" (dalam bahasa Spanyol disebut "Dawn X") dibentuk dengan koordinator Olgalvaro Bastos. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk mendirikan gereja-gereja yang akan memuridkan dan melatih generasi ini. Lebih dari 300 pendiri gereja muda telah siap untuk dilatih. Para pemimpin muda ini tidak membiarkan tradisi-tradisi formal kembali mengikat mereka sehingga gerakan ini sepertinya menyebar lebih cepat dari penyakit! Jika Anda ingin tahu lebih banyak, kunjungi situs mereka -- jika Anda berani! ==> http://www.tribalgeneration.com.br [Sumber: FridayFax, July 2, 2004] Pokok Doa: ---------- * Bersyukur untuk generasi Amanecer X yang berupaya untuk menjangkau generasi muda di Amerika Latin. Doakan supaya pelayanan ini bisa efektif dan tidak menjadi batu sandungan. * Berdoa agar tujuan mereka untuk mendirikan gereja dan melatih para generasi muda dapat segera terwujud. Dengan demikian bisa mendukung pertumbuhan iman generasi muda tersebut. K A Z A K H S T A N Lebih dari satu dekade setelah jatuhnya komunisme sebagai pendiri Uni Soviet, Tuhan memakai sekolah pelatihan kepemimpinan yang pertama di Almaty, Kazakhstan, untuk mengabarkan Injil ke daerah- daerah yang sulit dijangkau. Bridge International"s Agape Bible College telah meluluskan lebih dari 1000 mahasiswa di mana lebih dari 100 di antaranya dikirim sebagai misionaris ke daerah-daerah yang sulit dijangkau. Di daerah-daerah yang sulit dijangkau tersebut mereka mengatasi segala tantangan yang ada, dengan melakukan doa puasa kemudian menginjili dan mendirikan gereja-gereja baru. Kebanyakan dari lulusan yang lainnya bekerja di gereja mereka masing-masing, melayani sebagai penginjil, menjadi asisten pendeta, menjadi pemimpin ibadah dan kelompok sel, dan pemimpin pelayanan lainnya. Warren Hoytt, yang secara berkala mengunjungi Almaty untuk mengajar, mengatakan bahwa beberapa dari muridnya adalah bekas pencandu obat terlarang. "Mereka ini tidak hanya melepaskan kecanduannya, tetapi sekarang mereka juga menghabiskan waktunya untuk berdoa dan berpuasa -- mencari Kerajaan Allah dan memutuskan ikatan kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Kazakhstan." Beberapa dari mereka mengikut Kristus setelah mendengar kesaksian dari para pekerja muda ini. [Sumber: What In The World, June 30, 2004] Pokok Doa: ---------- * Doakan untuk sekolah pelatihan kepemimpinan yang ada di Kazakhstan. Doakan agar setiap lulusannya menyediakan diri untuk dikirim sebagai misionaris yang menjangkau setiap sudut negara ini. * Berdoa untuk proses follow-up bagi petobat baru, gereja-gereja baru yang telah dirintis, dan para pekerjanya supaya senantiasa diberkati Allah untuk menyelesaikan pelayanan mereka. *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ DOA BAGI INDONESIA ~~ Pelayanan Kartidaya ------------------- Kartidaya adalah salah satu organisasi di Indonesia yang bergerak dalam pelayanan lintas budaya. Pokok Doa: ---------- * Bersyukur untuk pelatihan lintas budaya dan linguistik terapan yang telah diadakan pada bulan Mei 2004 yang lalu. Doakan agar setiap peserta pelatihan mendapatkan bekal yang mantap untuk menjadi tenaga lapangan Kartidaya. * Berdoa bagi setiap kantor Kartidaya yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Doakan agar setiap kantor perwakilan ini dapat bekerja lebih luas guna menjangkau suku-suku di Indonesia. * Doakan para tenaga lapangan Kartidaya yang bekerja di tempat pelayanan masing-masing. Doakan agar mereka bersukacita dalam melakukan pelayanan mereka. * Berdoa untuk perwakilan Kartidaya di Dallas, USA, dalam pelayanannya untuk menggerakkan gereja-gereja Indonesia yang ada di negara-negara tersebut sehingga mereka ikut ambil bagian dalam pelayanan Kartidaya -- yaitu menjangkau suku-suku terabaikan di tanah air. * Doakan terjadinya kerja sama yang baik antara Kartidaya dengan instansi-instansi pemerintah di Indonesia. Doakan supaya sebagai organisasi, Kartidaya bisa memberi sumbangsih untuk bangsa Indonesia. [Sumber: Berita KARTIDAYA, Edisi I/2004] *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ SURAT ANDA ~~ Surat ini adalah salah satu dari email yang dikirim ke dalam buku tamu e-MISI. Dari: "R. Herbert" <herbert_u@> >Staff Misi, >Terima kasih atas User name dan Password yg anda berikan sehingga >saya bisa masuk dalam situs ini dan saya sampaikan saya adalah >Fulltimer didalam pelayanan suku-suku yg terabaikan dan yg belum >terjangkau Injil di Sulawesi. Saya adalah anak suku asli ... pada >tahun 1999 bln Mei saya mengambil keputusan untuk mengikut Yesus >kemudia masuk sekolah Alkitab dan setelah selesai saya berkomitmen >untuk menyampaikan Injil Alllah kepada suku saya sendiri. Puji >Tuhan selama saya melayani Tuhan khususnya dalam suku ini sudah ada >beberapa orang dari suku ini yg mengenal Yesus sebagai Tuhan dan >juru selamat termasuk orang dekat dari saya sampai saat ini saya >tetap melayani Tuhan dan Fokus pada pelayanan itu. Namun saat ini >saya mengalami kendala khususnya kendala dalam fasilitas sebab saya >melayani secara kontekstual dalam bahasa dan budaya sebab saya tahu >persis bahasa dan budaya suku tersebut. Tetapi saya percaya dengan >adanya situs ini,saya harapkan supaya ada yg bisa menolong saya >dalam kendala ini. Terima kasih. >Dari ladangNya >R. Herbert Redaksi: Dear Herbert, terima kasih untuk sharing Anda. Kami tentu dengan senang hati mendukung kerinduan Anda untuk kembali dan melayani suku dari mana Anda dilahirkan. Kami juga akan mendukung Anda dalam doa, khususnya dalam kebutuhan fasilitas untuk pelayanan Anda. Bagi para pembaca Buletin e-JEMMi yang bisa membantu Sdr. Herbert, silakan mengontak Redaksi. Selamat melayani! *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*= ~~ URLS Edisi Ini ~~ * Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ * FRIDAY FAX http://www.cmd.org.nz/fridayfax/ * What in the World http://www.cmd.org.nz/what/ _____________________________ DISCLAIMER ____________________________ Bahan-bahan dlm Buletin e-JEMMi disadur dengan izin dari banyak pihak Copyright(c) 2004 oleh Buletin e-JEMMi --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Situs YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ______________________________________________________________________ Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat Anda kirimkan: Kepala Redaksi --- Natalia Endah S. <owner-i-kan-misi@xc.org>, atau Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi@xc.org> Staf Redaksi: Natalia Endah S., Ratri, Tesalonika, dkk. ______________________________________________________________________ Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk berhenti, kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk Situs e-MISI http://www.sabda.org/misi/ Untuk Arsip Buletin e-JEMMi http://www.sabda.org/publikasi/misi/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |