Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/27 |
|
e-JEMMi edisi No. 27 Vol. 12/2009 (7-7-2009)
|
|
Juli 2009, Vol.12 No.27 ______________________________e-JEMMi_________________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI: Berkat Memberi REFERENSI MISI: Memberi untuk Misi dalam Situs e-MISI SUMBER MISI: The Christian Evangelistic Mission KESAKSIAN MISI: Teladan dalam Hidupku DOA BAGI MISI DUNIA: Australia, Nepal DOA BAGI INDONESIA: Hasil PEMILU 8 Juli 2009 ______________________________________________________________________ THE ONLY PLACE TO HIDE YOUR SINS IS UNDER THE BLOOD OF CHRIST ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Pada dasarnya, manusia adalah mahluk sosial yang diciptakan Tuhan dengan kemampuan untuk saling menolong sesama. Akan tetapi, dosa telah membuat manusia menjadi egois dan tidak peduli dengan kebutuhan orang lain. Sebagai orang Kristen yang telah diciptakan baru dan menjadi anak-anak Tuhan, kita sekarang memiliki kemampuan baru untuk mengasihi orang lain sebagaimana yang Tuhan kehendaki. Nah, salah satu cara kita mengasihi orang lain adalah dengan memberi. Sayangnya, masih ada banyak orang Kristen yang memiliki pengertian yang salah tentang memberi. Untuk memberi, kita tidak harus menjadi kaya terlebih dahulu. Mengapa? Artikel sajian e-JEMMi minggu ini secara khusus membahas tentang konsep memberi. Silakan menyimak dan selamat memberi. Tuhan memberkati Anda. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti http://www.sabda.org/publikasi/misi/ http://misi.sabda.org/ ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI BERKAT MEMBERI "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35) Dalam banyak budaya, sering kali seseorang yang memberi itu dianggap (baca: harus) orang kaya. Orang miskin tentulah tidak bisa memberi. Sebenarnya, pola pikir semacam ini menutupi kekikiran yang halus. Alkitab mengajarkan bahwa kasih bersifat memberi. Terang sifatnya memberi. Garam sifatnya memberi. Kasih memberi dan berkorban. Allah Bapa sendiri menyatakan kasih-Nya yang teramat besar bagi dunia ini dengan memberikan Yesus Kristus Putra-Nya yang Tunggal untuk mati ganti kita, manusia berdosa, agar kita boleh diselamatkan. Orang yang sungguh telah mengalami betapa besarnya berkat pemberian Allah, yaitu Yesus Kristus, dalam hidupnya, tahu apa artinya memberi bagi pekerjaan Tuhan. Memberi adalah berkat. Alkitab mengatakan bahwa lebih berbahagia memberi daripada menerima (Kisah Para Rasul 20:35). Perspektif Alkitab untuk Memberi Alkitab menyaksikan bahwa ketika Yesus memberi makan lima ribu orang laki-laki dan banyak lagi wanita dan anak-anak, yang memberikan kepada-Nya lima ketul roti dan dua ekor ikan adalah seorang anak kecil. Pemberiannya mungkin remeh dan tidak berarti dalam pandangan banyak orang, namun di dalam tangan Tuhan, pemberiannya menjadi berkat bagi ribuan orang. Pemberian yang kecil, namun diberikan dengan tulus dan jujur. Lima ketul roti dan dua ekor ikan. Bukan masalah besar dan kecilnya pemberian kita, tetapi bagaimana sikap hati kita memberikannya kepada Tuhan. Jika kita memunyai "lima ketul roti dan dua ekor ikan", janganlah kita memberikan hanya "tiga ketul roti dan seekor ikan". Demikian juga, ketika kita memunyai "sepuluh ketul roti dan lima ekor ikan", berikanlah semuanya untuk Tuhan agar di tangan-Nya semuanya itu bisa menjadi berkat bagi orang lain. Janda miskin yang diceritakan dalam Lukas 21:41-44 dipuji Tuhan Yesus bukan karena jumlah persembahannya yang besar, tetapi karena ia memberi dari kekurangannya. Dalam pandangan Tuhan Yesus, janda itu memberikan jauh lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. "Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya" (Lukas 21:4). Ada orang Kristen yang takut miskin dan kekurangan jikalau ia memberi. Orang itu sangat mungkin belum menghayati kasih Allah yang bersifat memberi, karenanya sampai kapan pun, orang tersebut tidak akan mengalami berkat memberi dan hidup yang berkelimpahan. "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan" (Amsal 11:24). Memberi untuk pekerjaan Tuhan tidak harus menunggu sampai kaya atau berkecukupan. Memberi, jika dimulai dari hati yang mengasihi Tuhan, pastilah tidak "main hitung-hitungan" dengan Tuhan, tidak kikir. "Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan" (Amsal 28:22). Orang yang kikir adalah orang yang mencintai uang. Orang-orang yang tidak kaya pun bisa mencintai uang dan menjadi kikir. Orang yang hati dan pikirannya telah diubah oleh Injil akan menjadi seorang pemurah untuk pekerjaan Kerajaan Allah. Paulus bersaksi kepada jemaat di Korintus tentang bagaimana indahnya jemaat-jemaat di Makedonia yang memberi untuk pekerjaan Tuhan. "Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka" (2 Korintus 8:3-4). "Adapun kumpulan orang percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun berkata, bahwa kepunyaannya adalah miliknya sendiri" (Kisah Para Rasul 4:42). Sebetulnya kita tidak memiliki apa-apa di dunia sekalipun kita memunyai sesuatu. Kita hanya menjadi penatalayan dari kasih karunia Allah. Nyawa, talenta, dan harta dititipkan oleh Allah kepada kita untuk diolah dan dipakai bagi kemuliaan-Nya. Kita hanyalah bendahara-bendahara Kerajaan Surga yang dipercayakan menata pemakaian harta milik Tuhan untuk kemuliaan-Nya. "Demikian hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai" (1 Korintus 4:1-2). Jika kita tidak memberi, Allah tidak akan menjadi miskin karenanya. Sebaliknya, Allah pun juga tidak akan bertambah kaya jika kita memberi. Allah Pencipta segala sesuatu di alam semesta ini dan Dialah Pemilik seluruh ciptaan tangan-Nya. Allah Pemilik hidup kita dan segala sesuatu yang kita "miliki". Dapat dipercayai berarti kita dapat mempertanggungjawabkan apa yang dipercayakan-Nya kepada kita, memakainya untuk hormat dan kemuliaan Allah Bapa di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dalam Perjanjian Lama, ada kisah Hana yang mempersembahkan Samuel. Ia bukan memberikan Samuel kepada Tuhan, tetapi mengembalikan apa yang Tuhan telah berikan kepadanya. Tuhan memberikan Samuel sebagai jawaban doa Hana. Hana sangat mensyukurinya dan mengembalikannya untuk pelayanan Tuhan. Jadi, Hana bukan memberikan yang dipunyainya, tapi mengembalikan apa yang memang berasal dari Tuhan. "Untuk mendapatkan anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta daripada-Nya. Maka akupun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada Tuhan." (1 Samuel 1:27-28) Dalam Alkitab, banyak tokoh yang kaya, seperti Abraham, Daud, Salomo, dan Ayub. Tidak salah jika orang percaya menjadi kaya. Itu juga salah satu berkat materi yang Tuhan janjikan dan berikan. Tetapi, patut diingat apa yang dikatakan firman Tuhan dalam 1 Yohanes 3:17, "Barangsiapa memunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" Perhatikan juga nasihat dari pengamsal, "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9) Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Hati Misi Penulis: Bagus Surjantoro Penerbit: Penerbit ANDI, Yogyakarta 2005 Halaman: 58 -- 62 ______________________________________________________________________ REFERENSI MISI MEMBERI UNTUK MISI DALAM SITUS E-MISI http://misi.sabda.org/ Berikut adalah bahan-bahan yang bertemakan "Memberi dan Misi" yang bisa Anda dapatkan dari situs e-MISI: 1. Memberi dengan Murah Hati ==> http://misi.sabda.org/memberi_dengan_murah_hati 2. Pelayanan Memberi ==> http://misi.sabda.org/pelayanan_memberi 3. Siapa Memberi Makan Yesus dan Para Murid-Nya? ==> http://misi.sabda.org/siapa_memberi_makan_yesus_dan_para_murid-nya 4. Mencari Dukungan Dana ==> http://misi.sabda.org/mencari_dukungan_dana 5. Mengelola Kekayaan ==> http://misi.sabda.org/mengelola_kekayaan 6. Pelayanan Memberi ==> http://misi.sabda.org/pelayanan_memberi ______________________________________________________________________ SUMBER MISI THE CHRISTIAN EVANGELISTIC MISSION ==> http://thechristianevangelisticmission.org/ Berbicara soal memberi, situs ini memberikan sesuatu yang penting kita terima sebelum kita siap memberikan kabar keselamatan kepada orang lain yang belum pernah mendengarnya. The Christian Evangelistic Mission mengajak semua orang percaya yang memiliki kerinduan mengabarkan Injil untuk: memberikan informasi mengenai metode-metode pengabaran Injil, ayat-ayat di Alkitab yang harus diingat dalam mengabarkan Injil, dan ayat-ayat yang akan menjawab rasa penasaran yang tersirat dalam pertanyaan tentang Alkitab, Allah, Tuhan, dan Juru Selamat kita yang terlontar dari mereka yang belum mengenal-Nya. Melalui situs ini, The Christian Evangelistic Mission telah memberikan banyak informasi penting tentang bagaimana mengabarkan Injil dengan mudah dan tidak menyinggung orang lain, baik dalam bentuk cetak, audio, maupun pelatihan secara online. Kunjungi situsnya untuk mencari tahu bagaimana mendapatkan bahan-bahan tersebut dan membantu pelayanan mereka dalam hal dana. ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MISI TELADAN DALAM HIDUPKU Paul adalah cucu seorang raja dan anak seorang pria berpengaruh di kotanya. Ia dilahirkan dengan nama SU. Tetapi ketika ia memilih mengikuti Kristus, ia mengganti namanya menjadi Paul, suatu tanda ke arah yang baru dalam hidupnya. Pilihannya dibayar dengan sebuah harga. "Kakekku dulunya adalah seorang raja di kota ini," kata Paul kepada kontak KDP yang mengunjungi kotanya di tengah Nigeria. "Ayahku adalah seorang pemimpin "agama lain". Ia telah membawa sebagian besar para pemuja berhala di kota ini menjadi pemeluk "agama lain". Saya dilahirkan dan dibesarkan sebagai pengikut "agama lain". Dulunya, terkadang aku memimpin mereka dalam beribadah. Nabi yang Bernama Yesus SU adalah seorang "agama lain" yang taat. Ia berusaha mempelajari semua yang ia dapat mengenai agamanya. Dan terkadang, ia menonton video-video keagamaan juga. Suatu hari, ia pergi untuk mendapatkan sebuah kaset video mengenai nabi besar "agama lain". Ketika ia sampai ke toko video, video yang ia cari sedang habis. Tetapi toko itu menjual Film Yesus. SU tahu mengenai Yesus karena kitab agamanya menyebut Yesus (Isa) sebagai nabi. Jadi, ia memilih film itu. Ia juga akhirnya menemukan video yang ia cari mengenai nabi besar di toko yang lain dan ia pulang dengan membeli dua buah kaset video. SU mengundang sahabat-sahabatnya untuk menonton bersama video itu, pertama Film Yesus, lalu dilanjutkan dengan film yang satunya mengenai nabi besar. Sahabat-sahabatnya yang memeluk "agama lain" mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak seharusnya menonton video Film Yesus karena Yesus adalah orang Kristen. "Bahkan kalaupun ia adalah Kristen," kata SU kepada sahabatnya, "Yesus ini adalah seorang nabi dalam agama kita. Dan kita harus melihat apa yang sudah Ia lakukan. Jika ada kesalahan (di dalam video tersebut), maka kita dapat mengoreksi." Ia memutar video itu dan mereka mulai menonton kisah Yesus. Memilih Yesus Kelompok tersebut tertarik oleh kisah, pengajaran agung, mukjizat-mukjizat, dan oleh cinta kasih mulia yang Yesus tunjukkan. "Ketika mereka menyalibkan Yesus, kami semua meneteskan air mata," ingat SU. "Ketika Yesus dibangkitkan (dari kematian) ..., kami semua berteriak: `YEAH!`" Lalu tibalah waktu untuk menonton video mengenai nabi besar. Kisahnya mengenai Perang Badar, suatu kemenangan yang mengukuhkan denominasi agama mereka di dunia Arab. Film itu menggambarkan seorang pria di atas kudanya, mengayunkan sebuah pedang. "Sebelum kami mengerti apa yang sedang terjadi, kami mulai menonton pembunuhan terhadap orang-orang," kata SU. "Jadi aku bertanya kepada mereka, `Inikah teladan bagi kita? Mengapa berbeda? Tidak menyembuhkan siapapun tapi membunuh orang-orang.`" "Isa ini lebih baik," kata SU. "Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat" Hari itu, SU dan sahabat-sahabatnya sepakat untuk mengikut Yesus. Mereka bertemu keesokan paginya, hari Minggu, untuk pergi ke suatu gereja dan menyatakan iman baru mereka. Di perjalanan, seorang pria bertanya ke mana mereka akan pergi. Dua dari mereka menyangkal bahwa mereka akan pergi ke gereja dan berhenti melanjutkan perjalanan. Di pintu pagar gereja, dua lagi dari mereka memutuskan untuk tidak mau membayar harga meninggalkan agama mereka, jadi mereka pergi. SU dan beberapa sahabatnya yang tersisa memasuki gereja. Orang-orang Kristen tidak yakin apa yang diharapkan darinya, putra seorang pemimpin "agama lain" dan mantan guru agama. Apakah ia datang untuk mencari masalah? Apakah ia datang untuk menyerang orang Kristen? Ketika ia diminta untuk menjelaskan kedatangannya, SU menjawab dengan suara keras, "Halleluyah! Sekarang aku mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat!" Hari itu penganiayaan dimulai. Orang-orang "agama lain" berkumpul di luar gedung gereja dan mulai melemparkan batu ke gereja. SU, yang sekarang bernama Paul, harus bersembunyi di rumah sang pendeta, sama seperti Paulus dalam Perjanjian Baru yang harus bersembunyi dari mereka yang mengincar nyawanya. Sebelum Paul kembali ke rumah hari itu, istrinya yang "beragama lain" telah mengambil semua barang yang ada di rumahnya, termasuk putra mereka dan pergi meninggalkannya. "Aku Akan Mati Hari Ini" Paul ditahan dan dibawa ke hadapan Emir, pemimpin tinggi dalam tingkatan "agama lain". Paul ingat yang terjadi saat itu, bahkan ada terlintas dalam pikirannya, "Aku akan mati hari ini." Tetapi ia juga berpikir; ia bersama Kristus. Ketika sang Emir bertanya apakah benar bahwa ia telah menjadi Kristen, Paul berkata, "Yang mulia, mari kita berdoa." Lalu ia menundukkan kepalanya dan mulai berdoa. Salah seorang penjaga ingin memukulnya saat itu, tetapi sang Emir mengibaskan tangannya. Terkesan dengan keberanian dan pendirian Paul, ia mengizinkan Paul untuk pergi, nyawanya diampuni. Tetapi keluarganya tidak kembali. Sekarang sudah hampir 9 tahun sejak hari itu, dan Paul tidak pernah lagi melihat istri dan putranya. Ia mendengar bahwa istrinya dinikahi putra sang Emir dan sekarang putranya dididik oleh seorang garis keras. Paul bersekolah di sekolah Alkitab dan hari ini ia adalah seorang pendeta dan penginjil, membawa orang-orang kepada keselamatan kekal di dalam Kristus. Masih ada ancaman-ancaman dan sewaktu-waktu ia bisa dibunuh, tetapi ia tidak gentar, ia tahu bahwa ia tidak boleh melawan, tapi mengasihi. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Maret -- April 2009 Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya 2009 Halaman: 8 -- 9 ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA A U S T R A L I A Pelayanan di Seminari Teologi Baptis Asia (ABTS), yang dimiliki oleh Universitas Cornerstone, melaporkan bahwa seorang murid baru yang merupakan seorang penduduk asli (Aborigin) telah mendirikan dua gereja bagi bangsanya di Australia. Michael, nama orang itu, bersiap-siap untuk mengajarkan kepada saudara sebangsanya firman Tuhan. Ia memunyai sebuah mimpi untuk dapat mengajarkan pelajaran yang didapat di tempat kuliah ke wilayah-wilayah lain di Australia. Sayangnya, pemerintah telah mengubah hukum yang bersangkutan dengan ABTS, dan untuk mengizinkan lulusannya dapat mengajar, mereka sekarang harus memulai proses pendaftaran dan akreditasi yang memakan waktu, tenaga, dan biaya. Doakan supaya mereka dapat memperoleh persetujuan pada waktunya untuk kelas yang akan dimulai pada bulan November. (tBenny) Diterjemahkan dari: Mission News, Juni 2009 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12751 Pokok doa: * Mengucap syukur untuk penduduk asli seperti Michael yang memiliki semangat untuk memberitakan dan mengajarkan firman Tuhan kepada orang-orang sebangsanya. Doakan agar semangat yang ia miliki terus "menyala-nyala", meskipun ia harus menghadapi banyak masalah. * Doakan untuk proses perizinan mengajar yang sedang diperjuangkan, agar Tuhan membuka jalan, sehingga kesempatan untuk mengajar penduduk asli terbuka lebar. N E P A L Minggu lalu di Nepal, orang-orang Nepal merayakan Hari Republik untuk pertama kalinya sejak penghapusan 240 tahun kekuasaan monarki tahun lalu. Perdana Menteri yang baru dilantik melaju terus dengan proses perdamaian, dan Presiden Ram Baran Yadav menyerukan rakyatnya untuk memperkuat demokrasi. Walaupun ini merupakan berita yang menguatkan, namun 400 orang Kristen masih menunggu kebebasan beragama yang dijanjikan oleh demokrasi. Menurut sebuah laporan dari Voice of the Martyrs (VOM) Kanada, 400 orang Kristen tersebut sedang berada di sebuah gereja Katolik di Kathmandu ketika sebuah bom meledak di dalam gereja pada minggu sebelumnya. Seorang anak perempuan berusia 15 tahun langsung meninggal dalam ledakan tersebut. Seorang wanita lainnya yang berusia 30 tahun terluka parah dan meninggal di rumah sakit. Sebuah pamflet dari Tentara Garda Nasional ditemukan di dalam gereja tidak lama sesudahnya. Mereka adalah sekelompok teroris yang menginginkan agar agama negara Nepal dipulihkan menjadi Hindu. Hingga tahun 2006, Nepal merupakan satu-satunya negara di dunia yang agama resminya adalah Hindu. Terlepas dari tragedi ini, pemerintahan Maois yang terpilih pada April 2008 tetap menawarkan harapan untuk kebebasan beragama bagi orang-orang Kristen Nepal. Doakan untuk keluarga kedua orang yang meninggal dalam ledakan dan juga mereka yang terluka. Berdoalah agar mereka senantiasa bersabar dan memiliki pengharapan di dalam penderitaan yang menimpa mereka. (tBenny) Diterjemahkan dari: Mission News, Juni 2009 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12736 Pokok doa: * Doakan kebebasan beragama dan perlindungan bagi penganutnya di Nepal, agar setiap warga Nepal dapat menjalankan kegiatan keagamaannya dengan aman. * Berdoa juga untuk kesatuan umat Tuhan dan gereja Tuhan di Nepal, agar mereka tetap tekun berdoa bagi pengabaran Injil di sana. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA HASIL PEMILU 8 JULI 2009 Puji Tuhan! Pelaksanaan pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden negara Republik Indonesia pada 8 Juli 2009 telah berjalan dengan baik. Tidak ada gejolak berarti yang berpotensi mengganggu perjalanan demokrasi Indonesia. Kita patut berterima kasih kepada rakyat yang telah memberikan suaranya untuk memilih pemimpin bangsa Indonesia periode 2009-2014. Kita juga patut berterima kasih kepada elite politik -- pasangan calon presiden dan wakilnya -- yang telah membangun budaya demokrasi Indonesia yang masih muda ini. Kita berharap pemungutan suara 8 Juli 2009 bisa menjadi tahap awal bagi bangsa Indonesia untuk masuk dalam jajaran negara-negara dengan demokrasi yang matang. Sumber: Kompas, Kamis 9 Juli 2009, Halaman 6 POKOK DOA: 1. Mengucap syukur untuk keamanan dan kedamaian yang tercipta menjelang dan saat pelaksananan Pemilu 8 Juli. Doakan agar rakyat dan petugas yang berwenang bisa terus menjaga keadaan paska-Pemilu sehingga semua kegiatan sehari-hari bisa berjalan dengan baik. 2. Berdoa agar presiden terpilih dapat melaksanakan visi misi yang mereka janjikan demi kepentingan bangsa dan membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia. 3. Doakan juga bagi capres dan cawapres yang tidak terpilih, agar dapat berbesar hati menerima presiden dan wakil presiden terpilih untuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia, serta mendukung program kerja mereka dengan semangat untuk memajukan bangsa Indonesia. 4. Kepastian hasil Pemilu akan diumumkan pada 25 Juli mendatang. Berdoa untuk para pendukung dari masing-masing capres dan cawapres, agar dapat menahan diri dengan tidak mengumbar pernyataan yang hanya berpotensi membangkitkan emosi dan sentimen kelompok. 5. Berdoa bagi mereka yang bertugas untuk menghitung jumlah perolehan suara, agar Tuhan menganugerahi sikap teliti dan jujur dalam melaksanakan tugasnya, sehingga tidak ada kecurangan dan kesalahan dalam perhitungan suara. 6. Berdoa untuk bangsa Indonesia, agar momen Pemilu ini dapat menjadi tonggak komitmen untuk terus berjuang bagi kemajuan dan kedaulatan bangsa Indonesia. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniari, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |