Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2003/27 |
|
e-JEMMi edisi No. 27 Vol. 6/2003 (8-7-2003)
|
|
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=* Jurnal Elektronik Mingguan Misi (JEMMi) Juli 2003, Vol.6 No.27 *=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=* SEKILAS ISI: o [Editorial] o [Kesaksian Misi] : Gereja-gereja yang Miskin Belajar untuk Memberi o [Profil/Sumber Misi] : The Africa Mercy, The Souper Bowl of Caring o [Doa Bagi Misi Dunia]: Afghanistan, Argentina, Sri Lanka o [Doa Bagi Indonesia] : Tak Tega Melihat Orang Susah o [Surat Anda] : e-MISI dan Pemutaran Film Rohani o [URLs Edisi Ini] *********************************************************************** Anda diijinkan mengutip/mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia). Thanks. *********************************************************************** ~~ EDITORIAL ~~ Salam sejahtera, Ada banyak cara dan usaha yang dapat dilakukan untuk membuka jalan bagi masuknya pelayanan penginjilan. Gereja dan organisasi/lembaga Kristen harus terus membuka mata lebar-lebar untuk melihat celah- celah yang dapat dijadikan "entry point" bagi masuknya Injil. Beberapa kesaksian misi yang kami sajikan dalam edisi e-JEMMi minggu ini akan menolong kita untuk melihat bahwa banyak macam pelayanan (seperti misalnya: latihan ketrampilan, bantuan keuangan, pelayanan medis, pemberian bahan makanan, penyediaan bantuan bagi korban bencana alam, dsb.) dapat menjadi jalan masuk untuk pelayanan kerohanian. Salah satu kisahnya adalah tentang kelompok suku "Trajar", bagaimana gereja-gereja yang ada dalam kelompok ini belajar memberi sehingga mereka bisa mengusahakan dan menyediakan dana untuk mengutus para misionaris sehingga mereka bisa merintis berdirinya gereja-gereja baru. Sumber misi akan menampilkan dua organisasi yang fokus pelayanannya juga memberikan bantuan kemanusiaan untuk tujuan agar kasih Tuhan dapat dikenal oleh orang-orang yang mereka layani. Selamat menyimak sajian kami berikut ini dan Tuhan memberkati. Redaksi e-JEMMi ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ KESAKSIAN MISI ~~ GEREJA-GEREJA YANG MISKIN BELAJAR UNTUK MEMBERI =============================================== Dapatkah yang termiskin dari yang miskin memberi? Apakah mereka memiliki sesuatu untuk memberi? Banyak orang yang tinggal di negara- negara miskin merasa bahwa mereka tidak dapat memberi, setidaknya tidak untuk pelayanan misi. Tetapi suatu gereja yang dirintis oleh YWAM (Youth With A Mission) di antara masyarakat "kelas bawah", yaitu para pekerja jalanan, telah melihat bahwa kemiskinan bukanlah halangan bagi mereka untuk memberi. Maaf, untuk alasan keamanan, kami tidak dapat mengatakan di mana gereja tersebut, tetapi kisah seperti berikut ini dapat terjadi di seluruh bagian dunia. Kami menyebut kelompok suku yang kami ceritakan ini "Trajar". Di negara yang tidak kami sebutkan namanya ini, banyak imigran Trajar mencari pekerjaan di negara-negara tetangga agar dapat mendukung kehidupan keluarga mereka. Kebanyakan dari mereka hanya berpendidikan rendah dan menjadi pekerja jalanan, pengemudi taksi, penjaga toko, atau pekerja di kontruksi jalanan yang bergumul untuk kebutuhan hidup. Mereka pun dibayar murah. Para pekerja jalanan ini bekerja sehari kira-kira 10 jam dan mendapat gaji kira-kira sebesar Rp. 333.000,00 sebulan. Uang sebesar itu cukup membuat mereka bertahan. Perintisan gereja di wilayah yang didiami kelompok Trajar dimulai pada tahun 1993. Pada mulanya, gereja muda ini didorong untuk memiliki visi misionaris dan diajarkan prinsip-prinsip memberi serta menerima. Hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah, khususnya di negara yang banyak pengemisnya ini. Banyak yang tidak percaya bahwa mereka mendapat cukup uang untuk memberi, tetapi para perintis gereja tetap bertahan. Segera mereka mematahkan mentalitas kemiskinan dari jemaat yang masih muda ini. Jemaat mulai melihat sesuatu yang berarti bisa diselesaikan saat mereka mengupayakan sumber daya yang ada pada mereka. Mereka mulai memberi dengan pengorbanan. Beberapa jemaat mulai puasa makan siang untuk menyimpan uang, sementara yang lain menghemat. Yang lain menyisihkan segenggam beras setiap hari dan memberi sejumlah uang yang sama untuk kebutuhan khusus. Semua uang pada mulanya dipakai untuk mencukupi keperluan yang nampak, seperti perlengkapan gereja dan alat-alat musik. Gereja mengumumkan kemana uang itu pergi. Hal ini berlawanan dengan pengalaman ketika mereka masih mengikuti kepercayaan mereka yang terdahulu di mana tidak ada yang tahu tentang nasib uang yang dikumpulkan. Tahun 1997, gereja Trajar pertama didirikan dan mulai mendukung 10 penginjil. Hingga tahun 2000, tiga gereja lagi telah dirintis. Saat ini, ketiga gereja yang baru dan gereja yang pertama, telah mendukung 21 pekerja. Sekarang, kemurahan hati mereka berlanjut dan menghasilkan buah: telah dirintis delapan gereja baru! Untuk menjaga supaya gereja-gereja ini berlipat ganda dan membangkitkan pemimpin lokal, maka semua pemimpin gerejanya adalah sukarelawan: mereka tetap mempertahankan pekerjaan mereka di luar gereja. Pekerja misionaris penuh waktu (full timer) mendapat bantuan keuangan dari gereja. Namun demikian, misionaris ini tidak mendapat cukup uang untuk hidup (21 pekerja tersebut masing-masing mendapat santunan kira-kira Rp. 216.000,00 per bulan). Menurut Stephen, seorang pekerja YWAM yang membantu gereja ini, kunci keberhasilan pelayanan gereja ini adalah mempertimbangkan peran penting dari para pekerja yang didukung. "Para pekerja dapat memulai usaha toko kecil di area baru dan bekerja paruh waktu. Dengan demikian, mereka dapat memiliki posisi bagus yang menempatkan mereka agar bisa diterima oleh orang-orang yang akan mereka jangkau." Para pemimpin gereja hidup secara transparan dan menjadi contoh dalam hal memberi. Mereka memastikan bahwa gereja tidak boleh terlihat sebagai tempat untuk mendapatkan bantuan keuangan. Orang percaya baru didorong untuk murah hati antara satu dengan yang lain pada saat membutuhkan. Banyak kesaksian-kesaksian muncul yang menceritakan pengalaman bagaimana orang-orang percaya tersebut memberikan perpuluhan dari kasih dan karunia Tuhan. Sebuah kesaksian diceritakan oleh seorang anggota tim pemimpin gereja yang tidak memiliki cukup uang untuk hidup sebelum ia mulai mempraktekkan perpuluhan dan sekarang ia hidup berkecukupan. Apa yang terjadi? Sebelumnya ia menggunakan 40% gaji untuk membeli obat- obatan bagi istri dan anak-anaknya yang sering sakit. Namun sejak ia memberi perpuluhan, penyakit keluarga itu hilang! Kesaksian yang lain menceritakan mengenai pemeliharaan dan berkat saat seorang anggota gereja mendengar pengajaran tentang memberi dan ia mulai memberi. Dua bulan kemudian ia menjadi pekerjaan kontraktor dengan bayaran paling tinggi dan mengalami berkat Tuhan dalam segala usahanya. Gereja-gereja Trajar hadir dan berhasil berlipat ganda karena identitas dan bahasa yang sama di negara asing, namun selain itu juga ditambah dengan usaha mengumpulkan perpuluhan yang berjumlah cukup besar. Prinsip-prinsip pendukung dalam model perintisan gereja seperti ini dapat dilipatgandakan di tempat lain, tetapi sebagaimana diakui oleh Stephen, tidak semua kelompok orang memberikan respon yang sama seperti orang Trajar. "Jarang Anda menjumpai 8 gereja sekaligus dalam satu kelompok orang. Hal itu bisa terjadi tetapi akan memakan banyak waktu, mungkin 20 tahun sebelum Saudara dapat melihat sebuah gereja yang benar-benar dapat berdiri sendiri (red. 'self supporting')." Kebenaran yang dipelajari dari kisah ini adalah: Prinsip memberi dan menerima Kerajaan Allah dipraktekkan di sini dan Ia adalah setia untuk mendukung pekerjaan-Nya di dunia. Bahan diedit dari sumber: Judul Buletin: MASAH INTERNASIONAL, edisi 4/Th.II/2003 Judul Artikel: Gereja-gereja yang 'Miskin' Belajar untuk Memberi Penulis : Lynn Yee Penerbit : Pelayanan Komunikasi dan Informasi YWAM Indonesia, Jakarta, 2003 Halaman : 3 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~ THE AFRICA MERCY ==> http://www.mercyships.org/ Mantan Perdana Menteri Inggris, John Major, baru-baru ini menyatakan dukungannya atas usaha Mercy Ships untuk menyiapkan rumah sakit baru di atas kapal. Kapal ini akan melakukan pelayanan ke Afrika untuk program Africa Mercy. Sejak tahun 1978, Mercy Ships telah memberikan pelayanan medis dan klinik gigi kepada lebih dari 220.000 orang yang tinggal di pedesaan, melakukan 10.000 operasi medis dan 110.000 perawatan gigi serta melengkapi lebih dari 350 proyek konstruksi dan pertanian bagi orang-orang miskin yang tinggal di negara-negara berkembang. Armada baru ini diikuti oleh Anastasis dan the Carribean Mercy. Kapal baru ini akan menjadi "rumah sakit kapal" yang memiliki 6 ruang operasi, 78 kamar perawatan, 1 unit perawatan intensif, dan fasilitas bagi 480 kru kapal. John Major telah menjadi pendukung Mercy Ships sejak tahun 1999. THE SOUPER BOWL OF CARING ==> http://www.souperbowl.org/ Saat para penggemar SuperBowl (olahraga sepakbola ala Amerika) menyaksikan pertandingan pada tanggal 26 Januari 2003, the SuperBowl of Caring, sebuah pelayanan compassion yang dilakukan oleh para pemuda gereja di USA, Kanada, Belanda, Jerman, Puerto Rico, dan the Marshall Islands, juga melakukan pelayanannya. Pada saat SuperBowl Sunday berlangsung, para pemuda sudah ada di gereja-gereja mereka dan mengumpulkan donasi dalam sebuah mangkok sup yang besar. Bahkan ada beberapa gereja yang meminta jemaatnya untuk membawa makanan sop dalam kaleng. Uang dan makanan yang terkumpul akan diberikan kepada mereka yang membutuhkan di wilayah setempat. Tahun lalu, SouperBowl telah menjalin kerjasama dengan 10.000 gereja dan berhasil mengumpulkan 3;1 juta dollar untuk men-suplai dapur-dapur umum, pusat-pusat makanan, dan lembaga-lembaga sosial lainnya. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~ A F G H A N I S T A N Peperangan antar suku yang semakin meningkat di Afghanistan bagian Barat telah menambah kesulitan penduduknya yang saat ini sedang berjuang menghadapi kemiskinan dan tahun-tahun kekeringan. Graham Strong, perwakilan dari World Vision di Afghanistan mengatakan bahwa pelayanan ini sedang menjangkau orang-orang yang membutuhkan di propinsi Badghis. "Kami lebih memusatkan perhatian kepada masalah keamanan bahan pangan, hidup sehari-hari, sumber air bersih, sanitasi, program kesehatan, dan juga pendidikan. Kami telah berhasil membangun beberapa gedung sekolah dan menyalurkan distribusi makanan ke wilayah-wilayah yang menjadi target World Vision." Tim World Vision berkonsentrasi untuk mencukupi kebutuhan jasmani dari para penduduk dan menghindari bentuk penginjilan langsung. "Kami telah menciptakan gaya yang ada sekarang ini. Sebagai tim kami memutuskan akan menyatakan iman kami dengan perbuatan. Jika kami mensharingkan iman kami secara verbal, kami tidak hanya menempatkan diri kami dalam bahaya, tetapi kami juga membahayakan hidup para staf nasional." Sumber: What In The World, May 31, 2003 * Doakan pelayanan World Vision di Afghanistan dalam menjangkau orang-orang yang menjadi korban perang dan hidup dalam kekurangan. * Berdoa agar pelayanan mereka bisa diterima dan melalui upaya pencukupan kebutuhan jasmani ini banyak penduduk Afghanistan bisa mengenal kasih Kristus. * Berdoa untuk perlindungan Tuhan bagi para staf World Vision dan biarlah melalui teladan hidup mereka orang-orang Afganistan boleh melihat Kristus. A R G E N T I N A Lujan sekarang dikenal sebagai "national faith capital of Argentina" (ibukota iman nasional Argentina) dan dianggap sebagai pusat kafilah Katolik Roma yang paling penting di Amerika Latin. Namun, krisis ekonomi telah menghantam kota ini dan orang-orang Kristen Injili sedang bekerja keras untuk memberikan bantuan yang nyata -- secara jasmani dan rohani -- dan sangat dihargai oleh pemerintah setempat. Salah satu diantara proyek tersebut adalah mendirikan dapur umum yang menyediakan makanan bagi anak-anak yang membutuhkan. Banyak orang tua yang mengantar anak-anak mereka untuk mengambil makanan mengenal kasih Kristus di dapur umum tersebut. Pelayanan ini juga membuat mesin-mesin sederhana untuk membuat batu bata atau bakmi yang diberikan kepada keluarga-keluarga lokal. Dengan demikian, keluarga-keluarga ini menerima penghasilan dengan menjual produk- produk mereka. Sebuah gereja mendirikan sebuah Taman Kanak-kanak dan merencanakan untuk membuka Sekolah Dasar. Kontribusi gereja Injili bagi kesejahteraan komunitas lokal telah mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Karena kurangnya tempat, gereja menyelenggarakan ibadah-ibadahnya sampai ke jalan-jalan. Pemerintah setempat bahkan bersedia menutup jalan sehingga gereja bisa menyelenggarakan ibadah di hari Minggu tanpa gangguan. Sumber: What In The World, May 31, 2003 * Bersyukur bagi pemerintah setempat yang telah mulai memberikan perhatian bagi pelayanan-pelayanan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen. * Doakan agar benih-benih Firman Tuhan yang ditaburkan jatuh di tanah-tanah yang subur sehingga bisa bertumbuh dan menghasilkan banyak buah di Argentina. * Berdoa agar apa yang dilakukan gereja-gereja Tuhan di Argentina ini dapat menjadi awal dari suatu kebangunan rohani yang akan mentransformasi kota-kota di sekitarnya. S R I L A N K A Korban meninggal semakin banyak di Sri Lanka dimana 1 juta penduduknya telah kehilangan rumah akibat bencana banjir terburuk yang terjadi selama 50 tahun terakhir ini. Pemerintah mengalami kesulitan dalam mencari cara untuk menyediakan air minum, makanan, dan obat-obatan bagi orang-orang yang tinggal di wilayah terpencil. Beberapa rencana untuk melakukan pertolongan bagi para korban banjir, tanah longsor, atau bencana lain, sedang diusahakan. Namun respon dari penduduk setempat sendiri ternyata sangat rendah. Perwakilan dari World Vision mengatakan: "Kami sungguh terkejut saat melihat bencana tanah longsor. Para penduduk sangat lambat dalam membersihkan wilayah tersebut. Pemerintah sedang berusaha membersihkan wilayah-wilayah itu. World Vision dapat menolong untuk memberi bantuan makanan dan barang-barang kebutuhan lain, seperti selimut dan pakaian bagi sekitar 2.000 keluarga selama tiga sampai empat hari terakhir. Kami memastikan untuk pergi ke wilayah yang paling parah sepanjang ada ijin." Selain memberikan bantuan, World Vision juga memberitakan Injil ke wilayah yang terkena bencana. "Pada dasarnya, pelayanan ini memberi kami banyak kesempatan untuk menunjukkan kasih Kristus sekaligus menunjukkan fakta bahwa kami melakukan hal ini sebagai perwujudan dari kasih Yesus, Juruselamat kami." Sumber: Missions Insider, May 5, 2003 * Doakan untuk pelayanan World Vision di Sri Lanka dalam memberikan bantuan jasmani sekaligus memberitakan Injil ke wilayah-wilayah yang mengalami bencana. * Berdoa agar pelayanan ini menyentuh hati para penduduk Sri Lanka sehingga bangkit dari keputusasaan mereka dan mulai memberikan respons yang cepat untuk membersihkan wilayah mereka yang terkena bencana. * Doakan untuk pemerintah Sri Lanka agar membuka hati dan memberikan ijin bagi pelayanan World Vision untuk menolong penduduk di wilayah-wilayah yang menderita kerusakan paling parah. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ DOA BAGI INDONESIA ~~ Tak Tega Melihat Orang Susah ---------------------------- Dr. Caroline Rintyap adalah salah seorang tim medis yang terlibat dalam pelayanan kemanusiaan yang diselenggarakan oleh Yayasan Obor Berkat Indonesia ke wilayah-wilayah terpencil. Berikut ini adalah kesaksiannya: "Sebelum terlibat dalam aksi kemanusiaan Obor Berkat Indonesia (OBI), Dr. Caroline Rintyap sudah sering melayani orang-orang yang menderita sakit. "Pada dasarnya saya orang yang tidak tega melihat orang yang susah," ungkap gadis kelahiran 22 Desember tahun 60-an ini. Dr. Caroline percaya, Tuhanlah yang telah mengatur derap langkahnya, sehingga ia kerap ditempatkan di tempat yang ada hubungannya dengan pelayanan. "Perihal motivasi keterlibatannya dalam pelayanan kemanusiaan, Caroline berujar "Tuhan Yesus telah mengasihi saya lebih dulu, masakan saya tak mau membagi berkat?" Kini, keterlibatannya dengan OBI telah memasuki tahun ketiga. Pengalaman paling berkesan dirasakan Caroline ketika ia melayani di daerah Rangkas Bitung. "Jalan masuk menuju ke sana rusak berat, tapi beberapa anak muda di tempat itu dengan rela hati mendorong mobil kami yang terjebak. Di sana kami disambut tetua setempat. Masyarakat di situ benar-benar membutuhkan pertolongan medis," papar gadis yang hobi olah raga ini. Di waktu-waktu mendatang, Caroline berharap OBI bisa mengembangkan pelayanan kemanusiaannya ke daerah-daerah yang paling terpencil, seperti Kalimantan dan Irian Jaya." [Sumber: Obor Berkat Indonesia, edisi September 2002] * Bersyukur kepada Tuhan untuk pelayanan Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI). Doakan untuk tim dokter dan tenaga medis yang saat ini terlibat dalam pelayanan kesehatan mereka. Kiranya mereka boleh dipakai Allah untuk menyatakan belas kasihan-Nya kepada orang-orang yang membutuhkan, terutama mereka yang belum dijangkau oleh Injil keselamatan-Nya. * Berdoa agar semua kebutuhan dana yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan di tempat-tempat yang terpencil ini bisa tercukupi. Doakan untuk para donatur yang terlibat. * Doakan untuk pengembangan pelayanan kemanusiaan yayasan OBI ke daerah-daerah terpencil, termasuk Kalimantan, Irian Jaya dan pulau- pulau lain yang membutuhkan. * Berdoa supaya pelayanan kesehatan dan pelayanan kemanusiaan ini bisa menjadi sarana pembuka jalan bagi penduduk setempat untuk mengenal kasih Allah, Sang Mahakasih. * Berdoa untuk jalinan kerja sama yang sudah dibangun dan yang sedang dirintis dengan gereja lokal dan organisasi pelayanan kemanusiaan lainnya di berbagai daerah sehingga memperlancar pelayanan kesehatan dan juga follow-up bagi mereka yang telah dimenangkan. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ SURAT ANDA ~~ Dari: Andreas Christanday <christop@> >Shalom, >Saya bersyukur dengan adanya e-MISI, tapi tolong tanya: apakah itu >bisa diakses oleh siapapun lewat search engine? ==cut== > >Dengan adanya pemancar TV Borobudur (pemancar baru di Semarang ch. >,47 untuk Jateng), dapat Anda saksikan film-film rohani produksi >Christopherus pada setiap hari Minggu pukul 19.30 dalam acara >Sinema Rohani. Halelluya! > >Demikian, terima kasih. Maju terus, Tuhan beserta kalian! >Salam kami, Andreas Christanday Redaksi: Sehubungan dengan pertanyaan Pak Andreas tentang e-MISI, yang adalah situsnya e-JEMMi, maka berikut ini penjelasan kami: Situs e-MISI bisa diakses oleh Anda atau siapa saja yang membutuhkan informasi misi dan tertarik untuk mendukung pelayanan misi, baik melalui doa maupun terlibat langsung dalam pelayanan. Melalui search engine-search engine yang ada, Anda akan dapat menemukan Situs e-MISI dengan mudah. Selamat menjelajahi Situs e-MISI. Juga bagi pembaca e-JEMMi yang bisa mengakses pemancar TV Borobudur, silakan menyaksikan film-film rohani produksi yayasan Christopherus pada setiap hari Minggu. Kiranya Anda mendapat berkat melalui pemutaran film-film rohani tersebut. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ URLS Edisi Ini ~~ * What in the World http://www.cmd.org.nz/what/ * Youth With A Mission (YWAM) http://www.ywam.org/ _____________________________ DISCLAIMER ____________________________ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari macam-macam pihak. Copyright(c) 2003 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN ______________________________________________________________________ Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat Anda kirimkan: Kepala Redaksi --- Natalia Endah S. <owner-i-kan-misi-JEMMi@xc.org>, atau Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi@xc.org> Staf Redaksi: Natalia Endah S., Ratri, Yanto, dkk. ______________________________________________________________________ Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk berhenti, kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk Situs e-MISI dan e-JEMMi http://www.sabda.org/misi/ Untuk Arsip e-JEMMi http://www.sabda.org/publikasi/misi/ ______________________________________________________________________ "Allah memberkati agar kita menjadi saluran berkat bagi orang lain."
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |