Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2012/26 |
|
e-JEMMi edisi No. 26 Vol. 15/2012 (26-6-2012)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ e-JEMMi -- Dampelasa di Indonesia No.26, Vol.15, Juni 2012 SEKILAS ISI RENUNGAN MISI: PENGHARAPAN PROFIL BANGSA: DAMPELASA DI INDONESIA STOP PRESS: 40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA Shalom, Setiap manusia memiliki harapan dalam kehidupan mereka masing-masing, tak terkecuali orang-orang percaya. Tetapi, bagaimana kita mengetahui bahwa harapan kita sebagai orang percaya adalah benar di hadapan Allah? Dalam edisi e-JEMMi kali ini, kami menyajikan tulisan mengenai pengharapan yang benar dan apa yang menjadi dasar dari pengharapan itu di kolom Renungan Misi. Selain itu, kami juga mengajak Anda mengenal lebih jauh salah satu suku di Nusantara, yaitu suku Dampelasa dan berdoa bagi kebutuhan mereka. Kiranya setiap tulisan yang kami sajikan semakin menggugah hati Anda untuk mengharapkan apa yang diharapkan oleh Allah, dan berdoa bagi saudara-saudara kita yang belum mengenal nama-Nya. Selamat menyimak dan berdoa. Tuhan Yesus memberkati! Staf Redaksi e-JEMMi, Yosua Setyo Yudo < http://misi.sabda.org/ > RENUNGAN MISI: PENGHARAPAN Harapan adalah keinginan yang belum terlaksana. Tak pelak lagi, perubahan juga sangat berkaitan erat dengan harapan. Itulah sebabnya setiap pergantian hari, kita menyambutnya dengan antusias disertai optimisme karena di sana terdapat harapan. Bukankah secara psikologis hidup kita senantiasa digairahkan oleh harapan? Harapanlah yang mendorong kita untuk bergairah, dinamis, memunyai cita-cita, serta selalu rindu untuk menyongsong hari esok. Harapan tidak bergantung pada kecerdasan, intelektual, atau perjuangan seseorang untuk mewujudkannya. Tidak juga pada apa yang dimiliki seseorang atau apa yang diperbuat orang lain bagi dia. Harapan adalah keyakinan bahwa Allah yang hidup akan bertindak dan berbuat untuk menepati janji-Nya. Kasus Abraham dan Sara adalah contoh konkret dalam hal ini. Tidak ada dasar atau keyakinan yang bisa membenarkan pengharapan Abraham akan lahirnya seorang anak dari rahim Sara yang sudah uzur, namun "Abraham berharap juga dan percaya" (Roma 4:18). Harapan jugalah yang mendorong Abraham untuk berani tawar-menawar dengan Tuhan Allah mengenai nasib kota Sodom dan Gomora. Pengharapan Abraham jelas, ia tidak rela kedua kota itu dibumihanguskan Allah. Oleh karena itu, ia memberanikan diri untuk melakukan tawar-menawar. Sayang sekali, meskipun Allah sudah memperlunak persyaratan-Nya, namun syarat itu tetap tidak terpenuhi oleh penduduk Sodom dan Gomora, meski dalam peristiwa itu Allah sebenarnya sangat peduli terhadap pengharapan Abraham. Pengharapan Alkitabiah Harapan alkitabiah adalah pengharapan yang berlandaskan iman kepada Tuhan. Di dalam iman, kita menyaksikan kebajikan dan kebaikan Tuhan yang senantiasa memelihara ciptaan-Nya. Artinya, percaya pada apa yang Tuhan telah kerjakan atas hidup kita pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Sebagai sumber pengharapan, Dia adalah satu-satunya sumber pengharapan kita yang tidak pernah kering dan selalu memenuhi harapan kita tepat pada waktunya. Harapan bukanlah seperti kabut embun pagi yang menghilang karena panas matahari atau seperti perahu layar yang bergantung pada arah angin. Alkitab berkata, "Pengharapan adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir." (Ibrani 6:19) Selanjutnya, penulis kitab Ibrani menjelaskan bahwa: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1) Maknanya, karena imanlah orang Kristen yakin bahwa apa yang dia harapkan akan menjadi kenyataan (Ibrani 11:1), dan harapannya tidak akan mengecewakan dia sebagaimana dikatakan oleh rasul Paulus: "Pengharapan tidak akan mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:5) Yesus mengajar kita untuk tidak perlu khawatir menghadapi hari esok karena hari esok ada dalam kuasa-Nya. Kebangkitan-Nya dari antara orang mati adalah karya terbesar Allah Bapa untuk membangkitkan pengharapan kita akan hidup kekal. Sebagai pusat pengharapan, Yesus memampukan kita untuk membuat hal-hal besar, untuk mengatasi dosa, dan mengalahkan kekhawatiran hidup. Ia dibangkitkan dari antara orang mati supaya iman dan pengharapan kita tertuju hanya kepada Allah saja (1 Petrus 1:21) dan oleh bilur-bilur-Nya pengharapan kita akan keselamatan terpenuhi (1 Petrus 2:24). Tanpa kehadiran Yesus, manusia tidak akan pernah punya pengharapan kekal. Sebab harapan manusia terkurung dalam pikiran sempit dan tercemar. Lagi pula, harapan kita sering kali dibelokkan oleh Iblis ke jalan yang sesat, seperti ungkapan Raja Salomo: "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 13:12) Tidak kalah pentingnya adalah perumpamaan hidup yang dikemukakan oleh nabi Yesaya, sebagaimana dikutip oleh rasul Petrus: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." (1 Petrus l:24) Rasul Paulus menegaskan bahwa Allah adalah sumber pengharapan yang memenuhi kita dengan sukacita dan damai sejahtera dalam iman, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kita berlimpah-limpah dalam pengharapan (Roma 15:13). Pengharapan membuat kita dinamis untuk menyongsong hidup "masa depan" (Ibrani 13:14), sekaligus menjadi pendorong menuju kesucian hidup, sebab: "Setiap orang yang menaruh pengharapan kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci." (1 Yohanes 1:3) Diambil dari: Judul majalah: Kalam Hidup, Januari 2007 Penulis: Drs. Elisa B. Surbakti, M.A. Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2007 Halaman: 13 PROFIL BANGSA: DAMPELASA DI INDONESIA Pendahuluan/Sejarah Orang-orang Dampelasa tinggal di daerah Damsol (Dampelasa Sojo, Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah.) Wilayah mereka di sebelah barat laut semenanjung Sulawesi; berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, daerah Tomini di sebelah timur, dan wilayah Dampal Selatan di sebelah Selatan. Seperti Apa Kehidupan Mereka? Kata Dampelasa berasal dari kata "dampe" dan "las". Kata dampe berarti "benih" atau "keturunan". Kata las digunakan sebagai kependekan dari kata Ihlas, yang merupakan nama dari raja pertama yang memerintah di wilayah ini. Oleh karena itu, "Dampelasa" memiliki arti orang yang berada dalam garis keturunan Raja Ihlas. Sebelum Belanda masuk, wilayah ini adalah sebuah kerajaan kecil di bawah pemerintahan Raja Banawa. Orang-orang Dampelasa percaya bahwa nenek moyang mereka adalah Tomanoru. Makhluk-makhluk yang berasal dari surga ini dapat menjelma menjadi tumbuh-tumbuhan tertentu, dan salah satu dari tumbuhan hasil jelmaan itu menjadi seorang manusia. Orang-orang Dampelasa pada dasarnya bermatapencaharian sebagai pemburu, petani, dan pengrajin. Sebagai akibat dari cara bertani mereka, mereka terpaksa berpindah secara berkala karena tidak menggunakan cara-cara yang dapat menjaga tanah tetap subur. Ketika tanah mulai menghasilkan panen yang sedikit, mereka pindah untuk mencari wilayah yang lebih subur. Sebagian besar dari wilayah mereka bergunung-gunung dan digunakan untuk tujuan pertanian. Akan tetapi di wilayah-wilayah pedalaman, hutan masih perawan. Hutan itu terkenal dengan hasil panen rotan, kayu, dan damar. Komoditi utama dari wilayah tersebut yang diekspor ke wilayah-wilayah lain adalah kopra, cengkih, rotan, dan damar. Kerajinan tangan tradisional termasuk sutra tenun dan kerajinan yang terbuat dari cengkih khusus diekspor ke Toli-Toli. Apa Kepercayaan Mereka? Mayoritas orang-orang Dampelasa telah menjadi Muslim dari generasi ke generasi. Banyak dari mereka bangga dengan identitas Islam dan dengan tulus hati mengikuti lima dasar praktik Islam. Akan tetapi, banyak dari orang-orang Dampelasa masih menganut kepercayaan animistis tradisional, seperti kepercayaan kepada roh-roh yang berkuasa dan tempat-tempat keramat. Tempat-tempat keramat ini diyakini memberikan perlindungan kepada manusia. Tempat-tempat itu juga berfungsi sebagai tempat yang memungkinkan untuk memohon berkat-berkat khusus, dengan mengikuti adat-adat tertentu. Orang-orang Dampelasa menggunakan berbagai senjata atau jimat dengan kekuatan supernatural untuk menangkal serangan-serangan musuh. Orang-orang yang menggunakan senjata-senjata ini disebut sebagai "berkulit alot" karena kebal terhadap pisau maupun senjata yang lain. Banyak orang mencari bantuan dukun (cenayang/tabib/okultis) untuk menangkal penyakit atau untuk mengusir roh-roh jahat. Salah satu dari adat orang Dampelasa adalah upacara Mogupa. Upacara ini merupakan suatu perpaduan budaya (adat) dan elemen-elemen Islami. Upacara ini dilaksanakan sebagai sebuah sarana untuk menghormati mereka yang telah meninggal. Moguto Buwiyan adalah suatu upacara mengusir epidemi atau penyakit serius. Upacara- upacara lingkaran kehidupan yang lain adalah Monilam (sunat) dan Malead (mengikir gigi remaja sebagai tanda kedewasaan). Apa Kebutuhan Mereka? Saat ini, mereka membutuhkan bantuan medis karena standar perawatan kesehatan di daerah mereka masih buruk. Mereka juga membutuhkan pendampingan teknis dan pelatihan untuk meningkatkan hasil panen mereka. Bantuan ini akan meningkatkan standar kehidupan mereka yang relatif masih rendah. Pokok Doa 1. Berdoalah kepada Allah agar Ia berkenan membuka belenggu kuasa kegelapan yang mengikat suku Dampelasa. Doakan agar roh-roh teritorial yang mengungkung suku ini melalui ritual-ritual okultisme dan kegiatan tradisional yang berbau mistis dapat dipatahkan, sehingga gerakan penginjilan kepada suku ini dapat terlaksana. 2. Berdoalah agar ada orang-orang yang terpanggil untuk mengabarkan Kabar Baik kepada suku ini. Doakan juga diri Anda, sehingga Anda mengetahui apa yang dapat Anda lakukan berkaitan dengan hal ini. 3. Berdoalah agar ada badan misi maupun individu-individu yang kompeten dalam bidang medis, yang digerakkan oleh Allah untuk tinggal di tengah-tengah suku ini dan melayani kebutuhan mereka. Doakan juga tenaga-tenaga yang kompeten di bidang pertanian, agar Tuhan berkenan mengirim mereka ke tengah-tengah suku ini untuk menolong mereka meningkatkan pertanian mereka. 4. Berdoalah bagi setiap cara penginjilan yang diterapkan kepada suku ini, baik melalui siaran radio, literatur, maupun orang per orang, agar Tuhan memberkati setiap usaha itu dan boleh ada orang-orang Dampelasa yang menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat mereka. 5. Doakanlah setiap orang yang terbeban dengan suku Dampelasa, setiap badan misi yang sekarang mungkin tengah menyiapkan pekerja-pekerjanya untuk menggarap ladang misi ini, dan setiap individu yang sedang dipersiapkan Tuhan untuk ditempatkan di tengah-tengah suku ini, agar mereka semakin diteguhkan oleh Tuhan. (tAnna) Diterjemahkan dari: Nama situs: Joshua Project Alamat URL: http://joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=ID&peo3=11484 Judul asli artikel: Dampelasa of Indonesia Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 24 Januari 2011 STOP PRESS: 40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA Apakah Anda terbeban untuk menanam lutut Anda bagi bangsa-bangsa yang belum mengenal Kristus? Kami mengajak Anda meluangkan waktu sejenak untuk berdoa bagi saudara-saudara kita, khususnya mereka yang akan melaksanakan ibadah puasa. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2012 ini kita akan kembali bersatu hati berdoa selama bulan puasa. Jika Anda rindu untuk turut ambil bagian berdoa bagi bangsa, kami akan mengirimkan pokok-pokok doa dalam versi e-mail untuk menjadi pokok doa kita bersama. Untuk berlangganan, silakan kirimkan e-mail ke: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Bagi Anda yang ingin agar teman-teman Anda pun bisa ikut berdoa dengan memakai bahan pokok doa ini, silakan kirimkan alamat e-mail mereka ke alamat e-mail redaksi di: < doa(at)sabda.org > Marilah kita bersama berpuasa dan berdoa untuk Indonesia, agar tangan Tuhan yang penuh kuasa menolong dan menggugah hati nurani para pemimpin bangsa ini, untuk bertekad dan bersatu mengeluarkan bangsa ini dari kemelut berbagai masalah yang berkepanjangan. Selamat menjadi "penggerak doa" di mana pun Anda berada dan biarlah karya Tuhan terjadi di antara umat-Nya, khususnya bangsa Indonesia. Selamat berdoa. "IF WE GROWL ALL DAY WE`RE LIKELY TO FEEL DOG TIRED AT NIGHT" Kontak: < jemmi(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/misi > Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |