Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/26

e-JEMMi edisi No. 26 Vol. 13/2010 (30-6-2010)

Aheu Luang di Laos

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
PROFIL BANGSA: Aheu Luang di Laos
SUMBER MISI: Windows of Hope
KESAKSIAN MISI: Tidak Rela Membayar Harga
TOKOH MISI: Eric Liddell -- Lebih dari Pemenang
DOA BAGI MISI DUNIA: Kenya, Eritrea
DOA BAGI INDONESIA: Pelayanan SY di Jawa Tengah
______________________________________________________________________

            WE SHOULD WORK HARDER TO BE WHAT WE SHOULD BE
                   RATHER THAN TO HIDE WHAT WE ARE
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Suku bangsa Aheu merupakan satu dari sekian banyak suku bangsa di
  dunia yang membutuhkan Injil Yesus Kristus. Mungkin karena suku
  bangsa ini tidak begitu dikenal oleh kebanyakan orang (atau mungkin
  juga karena alasan yang lain), sehingga Injil belum menjangkau
  mereka. Pola hidup yang sederhana dan ikatan kekeluargaan yang
  sangat kuat merupakan salah satu ciri yang cukup menonjol dari suku
  yang tergolong primitif ini. Mari berdoa agar Tuhan membuka jalan
  bagi masuknya Injil ke suku ini, sehingga masyarakat di suku Aheu
  dapat segera mendengar Injil Yesus Kristus. Selamat berdoa, Tuhan
  Yesus memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti
  < novita(at)in-christ.net >
  http://misi.sabda.org
  http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

                          AHEU LUANG DI LAOS

  Wurm dan Hattori dalam buku mereka, ",1981 Language Atlas of the
  Pacific Area", menyatakan bahwa ada tiga kelompok etnik berbeda yang
  menetap di Laos Tengah: Thavung (500 orang; berlokasi di pinggir
  sungai Theun, bagian timur dan selatan Lak Sao); Phonsung (500
  orang; berlokasi di sekitar bagian timur Ban Song Khone, Sungai
  Theun, bagian selatan Thavung); dan Kha Tong Luang (200 orang; di
  perbatasan Vietnam, Celah Mu Gia, bagian utara Ban Xang). Seluruh
  lokasi ini berada dalam Wilayah Nakay di provinsi Khammouan.

  Namun, akhir-akhir ini sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa
  ketiga kelompok tersebut ternyata memiliki persamaan etno-kultural;
  selain itu, ketiganya juga berbicara dengan bahasa yang sama. Oleh
  karena itu, ketiganya dimasukkan sebagai satu kelompok dengan nama
  Aheu.

  Dari ketiga kelompok kecil Aheu, hanya Thavung yang berlokasi di
  luar Laos. Tiga pemukiman Thavung berlokasi di Provinsi Sakonnakhon,
  Thailand.

  Yang terkecil dari kelompok Aheu adalah Kha Tong Luang, yang berarti
  "Budak dari Daun Kuning". Kelompok ini bernaung di rumah yang
  terbuat dari daun pisang. Jika daun itu layu dan berwarna
  kekuning-kuningan mereka meninggalkannya dan pindah ke lokasi baru
  di hutan. Walaupun mereka saling berbagi adat dengan penduduk Mlabri
  dari provinsi Xaignabouri, kedua kelompok memunyai bahasa yang beda.

  Kekristenan belum masuk dalam warga Aheu di Laos tengah. Tidak
  banyak yang berubah sejak laporan misi terakhir dari misionaris di
  Laos tahun 1900 diterbitkan: "Tidak ada misi Protestan di wilayah
  ini. Misi Katolik memunyai seorang pastor yang diutus ke Ma Kuk
  (pemukiman di bagian selatan Vientiene), dengan pengikutnya yang
  berjumlah sekitar 30 orang. Mereka juga memunyai seorang pastor di
  Gunung Sakon dengan jumlah pengikut yang lebih besar. Masyarakat di
  sana ramah, senang bergaul, kuat, sehat, namun opium menggerogoti
  mereka. Penyembahan roh sangat lazim dan kuasa roh sangat dipercayai
  di sana. Penduduknya menganut agama Buddha sebagai penangkal roh
  jahat, alih-alih sebagai pengakuan atas kebenarannya. Pada daerah
  tertentu, seperti Dan Sai, warga memelihara agama mereka; namun, di
  beberapa tempat lainnya kuil-kuil terlihat kosong dan tidak terawat.
  Pengabaran Injil dapat diterima dengan baik, bahkan diskusi di
  beberapa tempat sangat menarik"

  POKOK DOA:

  1. Berdoalah agar Injil pada akhirnya dapat disampaikan kepada
     masyarakat Aheu yang telah hidup berabad-abad tanpa adanya
     kesaksian.

  2. Mintalah agar Allah mengutus pekerja jangka panjang untuk
     menjangkau Aheu.

  3. Mintalah agar penduduk Laos tengah memunyai kesempatan untuk
     menemukan pengampunan dosa dalam Yesus Kristus. (t/Uly)

  Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
  Judul artikel asli: Aheu Luang of Laos
  Nama situs: Joshua Project
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=LA&peo3=13129

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

WINDOWS OF HOPE
==> http://windowofhope.org

  Windows of Hope bermula dari kerinduan yang Tuhan tanamkan pada Dr.
  James Lindgren. Dokter dengan keahlian pediatri, penyakit dalam,
  dan pengobatan darurat ini meyakini pelayanan medis dan kemanusiaan
  merupakan landasan yang baik bagi pengabaran Injil. Dr. Lindgren
  dicerahkan oleh Matius 25:35-36: "Ketika Aku lapar, kamu memberi
  aku makan; ... ketika Aku telanjang, kamu memberi aku pakaian;
  ketika Aku sakit kamu melawat Aku ...." Pelayanan ini didirikan
  untuk tiga tujuan utama: mengurangi penderitaan umat manusia lewat
  pelayanan kemanusiaan dan medis, memberi kesadaran betapa berharga
  dan mulianya setiap manusia, serta mendemonstrasikan secara praktis
  kasih Yesus. Windows of Hope juga terbilang baik dan profesional
  dalam melakukan pelayanan misinya. Orang-orang yang rindu untuk
  melayani dalam jangka waktu tertentu dapat mengirimkan aplikasi
  mereka melalui situs ini. (RS)

______________________________________________________________________
KESAKSIAN MISI

                      TIDAK RELA MEMBAYAR HARGA

  Para komunis mengangkat dua foto di hadapan mata Natasha. Satu foto
  menunjukkan Aida Skripnikova, dalam kecantikan masa mudanya yang
  bagaikan bintang film. Yang kedua, foto orang yang sama yang
  menunjukkan efek-efek mengerikan dari kehidupannya di penjara di
  Soviet. Kecantikan belia Aida Skripnikova telah lenyap. Ia tersenyum
  dengan bibir pecah-pecah dan wajah yang pucat. Ia tampak bagai
  seorang wanita tua. Kontras di antara kedua foto demikian
  menyedihkan hingga tak terasa Natasha memalingkan wajah.

  Natasha, pendiri majalah bawah tanah Kristen Rusia, telah dimasukkan
  berkali-kali ke dalam penjara. Ketika ia dilepaskan, ia mulai
  mencetak majalahnya kembali, dengan diam-diam, dan sekali lagi ia
  ditangkap. Kali ini ia mungkin diberikan hukuman yang berat.

  Pada penangkapannya yang terakhir, para komunis kemudian menunjukkan
  kepadanya gambar dari Sadunaite, seorang biarawati Katolik muda,
  diikuti dengan fotonya yang mengenaskan ketika ia dilepaskan. Mereka
  juga menunjukkan kepadanya gambar dari Viltchinskaya, yang pada usia
  21 telah kehilangan seluruh gigi dan rambutnya karena makanan yang
  kurang memadai dan kekurangan sinar matahari ketika dikurung dalam
  sel penjaranya dan bekerja di kamp-kamp kerja paksa.

  "Inilah yang menanti Anda," mereka mengatakan kepada Natasha,
  "kecuali Anda bekerja sama dengan kami dan melaporkan nama-nama
  rekan-rekan kerjamu."

  Untuk menyelamatkan kecantikan fisiknya sendiri, Natasha memberikan
  kepada para komunis nama dari 50 orang Kristen lainnya. Ia
  menempatkan rekan-rekan sekerja di gereja bawah tanahnya dalam
  risiko pemenjaraan dan penyiksaan. Ia sendiri masih dijatuhi
  hukuman 6 tahun dalam penjara.

  Natasha lupa akan Maria Magdalena yang luntur riasannya karena air
  mata yang berlinangan. Maria Magdalena pun mengurapi kaki Yesus
  dengan minyak wangi miliknya yang paling mahal, bahkan menggunakan
  rambutnya untuk menyeka kaki Yesus. Natasha pun lupa akan Maria, ibu
  Yesus, patah hati, tersedu-sedu penuh kegetiran di kaki salib, lebih
  peduli akan Anaknya yang menderita dari pada rambutnya atau rupa
  lahiriahnya.

  Ia juga lupa akan Yesus, yang paling menderita, dengan wajah-Nya dan
  tubuh-Nya yang bengkak akibat pukulan, kotoran, dan ludah. Tubuh-Nya
  gemetar oleh kelelahan dan darah di mana-mana, yang mengurbankan
  penampilan-Nya sendiri sehingga "tidak ada keindahan yang membuat
  kita ingin melihat Dia" (Yesaya 53:2 FAYH).

  Jika Anda sampai pada pilihan yang dihadapkan kepada Natasha, apakah
  yang akan Anda perbuat?

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Jesus Freaks
  Penulis: Toby McKeehan dan Mark Heimermann
  Penerbit: Cipta Olah Pustaka
  Halaman: 127 -- 128
______________________________________________________________________
TOKOH MISI

                 ERIC LIDDELL -- LEBIH DARI PEMENANG

  Eric Liddell sejak berusia 16 tahun sudah menunjukkan bakat alaminya
  yang luar biasa, dengan ditunjuk sebagai kapten regu kriket
  [permainan bola menggunakan tongkat pemukul, Red.] dan pemegang
  rekor lari 100 yard (91,44 meter). Pada tahun 1920, Eric menjadi
  mahasiswa di Universitas Edinburg. Dalam kurun waktu yang singkat,
  Eric menjadi bintang universitas di bidang atletik. Setelah beberapa
  saat, namanya segera menjadi pusat perhatian di seluruh tanah
  Skotlandia dan seluruh kerajaan Britania karena prestasinya yang
  luar biasa dalam berbagai kejuaraan atletik internasional. Pada
  tahun 1924, Eric mencapai puncak kejayaannya dalam bidang atletik
  setelah memenangkan medali perunggu dalam cabang lari 200 meter dan
  medali emas dalam cabang lari 400 meter kejuaraan Olimpiade di
  Paris.

  Skotlandia sangat menyanjung anak muda ini. Di lapangan olahraga
  Eric menunjukkan stamina, kegigihan, dan sportivitas yang tinggi.
  Kepolosan dan kerendahan hatinya juga mendapat tempat di hati
  masyarakat Skotlandia. Pada hari wisudanya, Eric dimahkotai dengan
  karangan bunga zaitun sebagai lambang kejayaannya di arena Olimpiade
  dan diarak sepanjang jalan Edinburgh. Setahun kemudian, ketika Eric
  memutuskan untuk melayani di China sebagai misionaris, kembali ia
  diarak ke stasiun kereta api. Di Jepang dan China, walaupun jauh
  dari publikasi kesuksesannya, Eric acapkali diminta untuk tampil di
  arena olahraga. Kepopuleran Eric yang mencapai belahan dunia bagian
  timur terlihat dari sanjungan penonton setiap kali Eric tampil.

  Dalam masa pelayanannya di Asia Timur, Eric mendapat kesempatan
  untuk kembali ke Inggris sebanyak dua kali. Masyarakat tetap
  memberikan perhatian-perhatian kepada Eric walaupun ia tidak
  berkecimpung lagi dalam bidang olahraga. Saat Eric meninggal pada
  tahun 1945, upacaranya diperingati di seluruh dunia. Beberapa tahun
  setelah itu, berbagai yayasan dan organisasi dibentuk untuk
  menghormati Eric Liddell.

  HARI SABAT

  Di arena Olimpiade Paris, Eric memutuskan sesuatu yang mengejutkan
  dunia. Eric menolak untuk bertanding di arena lari 100 yard, cabang
  spesialisasinya, karena pertandingan itu diadakan di hari Minggu.
  Eric memegang teguh keyakinannya untuk menguduskan hari Minggu
  sebagai harinya Tuhan.

  Keputusan Eric mendapat kritikan tajam dari khalayak ramai. Publik
  menuduhnya tidak patriotik (karena menyebabkan hilangnya kesempatan
  Skotlandia untuk meraih medali emas). Di bawah tekanan besar untuk
  mempertahankan keyakinannya, Eric layak, dan memang pada akhirnya
  menerima penghormatan atas keteguhannya. Ketaatan rohani yang sama
  terlihat dari tulisannya yang menantang semua umat Kristen:
  "Tanyalah pada dirimu sendiri, `Kalau saya mengetahui sesuatu adalah
  kebenaran, apakah saya siap untuk mengikutinya, walaupun hal
  tersebut bertentangan dengan keinginan saya, atau berlawanan dengan
  apa yang saya percaya sebelumnya. Apakah saya akan mengikutinya
  walaupun banyak orang akan menertawakan saya, atau akan menyebabkan
  saya rugi secara materi, atau menyebabkan saya menderita
  kesusahan.`"

  "DIA YANG MENINGGIKAN NAMAKU AKAN KUTINGGIKAN"

  Penolakannya untuk lari di cabang 100 yard [pada hari Minggu]
  menunjukkan kepatuhannya kepada Tuannya di Surga dengan risiko
  menerima kemarahan dari tuannya di dunia. Salah satu pelatih Eric
  menyelipkan kertas kecil sebelum pertandingan lari 400 yard (365,76
  meter) dimulai yang berisi kutipan dari 1 Samuel 2:30, "`Siapa yang
  menghormati Aku, akan Kuhormati`. Semoga berhasil dan selamat
  berjuang." Pelatih itu tidak salah. Eric memenangkan medali emas
  untuk cabang lari tersebut. Seandainya Eric tidak memenangkan medali
  emas pada saat itu pun kepatuhannya terhadap perintah Tuhan patut
  mendapatkan medali emas. Hidup Eric pada tahun-tahun selanjutnya
  ditandai dengan keputusan-keputusan yang konsisten dengan kepatuhan
  dan kesetiaan Eric kepada Kristus.

  Karier Eric tidak dapat dipisahkan dari kekristenan. Kalau Eric
  tidak bisa diterima khalayak ramai sebagai pelari Kristen, ia tidak
  akan mau menjadi pelari sama sekali. Eric tidak bisa menerima bahwa
  imannya kepada Kristus adalah hanya hal pribadi antara ia dan Tuhan.
  Baginya hidup sebagai orang Kristen adalah hidup yang bersaksi bagi
  kemuliaan Kristus, dalam setiap waktu dan dalam segala keadaan.
  Seandainya cerita kejayaan Eric Liddell berakhir di sini, biografi
  ini hanya akan menjadi cerita salah satu dari sekian banyak orang
  yang berhasil dalam hidupnya. Rekor dunia yang dipecahkan Eric pada
  tahun 1924 sudah ditumbangkan dan dilampaui oleh atlet-atlet dunia
  lainnya. Tetapi Eric Liddell meninggalkan pada dunia suatu contoh
  kehidupan yang mencerminkan kepatuhan yang "tidak menawar" kepada
  Kristus. Setiap kali Eric akan membuat suatu keputusan, ia selalu
  bertanya pada diri sendiri. "Apakah hal yang akan saya buat sesuai
  dengan kehendak Tuhan atas hidup saya?"

  CHINA

  Semasa masih di Universitas, Eric diminta untuk menjadi anggota
  "Glasgow Students Evangelistic Union" (GSEU), suatu perkumpulan
  mahasiswa Kristen yang aktif memberitakan Kristus pada masyarakat
  Skotlandia. Seorang anggota muda dari GSEU merasa bahwa nama besar
  Eric akan menjadi magnet bagi masyarakat Skotlandia untuk mau
  mengenal Tuhan. Ketika anggota GSEU tersebut minta kesediaan Eric
  untuk menjadi anggota dan pembicara dalam perkumpulan tersebut,
  pelari terkenal itu menunduk sesaat dan berdoa menyerahkan dirinya
  untuk menjalankan kehendak Tuhan. Kejadian itu menjadi titik
  permulaan bagi sesuatu yang baru dalam kehidupan Eric waktu itu:
  menjadi saksi Tuhan melalui suaranya, berkhotbah. Eric dipakai Tuhan
  secara luar biasa. Banyak orang yang semula hanya datang karena nama
  Eric, menerima Tuhan setelah mendengar khotbah-khotbah Eric.

  Tuhan rupanya memunyai rencana yang lebih indah lagi bagi Eric.
  Begitu Eric menyelesaikan kuliahnya, ia mendapat kesempatan untuk
  pergi ke daratan China untuk menjadi guru di sekolah yang bernama
  Tientsin Anglo Chinese College. Tianjin [ejaan modern untuk
  Tientsin, Red.] adalah tanah kelahirannya 23 tahun sebelumnya ketika
  orang tua Eric menjadi misionaris di China. Keputusannya untuk
  datang ke Tianjin juga adalah karena ketaatan dan kesensitifan Eric
  atas rencana Tuhan dalam hidupnya. Bukan Eric kalau dia tidak dengan
  giat bersaksi pada semua murid-muridnya mengenai keselamatan melalui
  Kristus. Selama 12 tahun berikutnya Eric menjadi guru di sekolah
  tersebut dan menjadi saksi bagi Tuhan Yesus.

  Tantangan selanjutnya sudah menunggu. Eric harus membuat keputusan
  untuk menerima tugas pengabaran Injil di daerah pedalaman Xiaozhang.
  Pengabaran Injil di Xiaozhang bukanlah hal yang mudah karena daerah
  itu berada dalam keadaan perang (waktu itu Jepang sudah menjalankan
  misi ekspansinya ke daratan China). Jika ia menerima tantangan ini
  berarti Eric harus berpisah dari istrinya yang baru dinikahinya 3
  tahun sebelumnya. Selama setahun Eric bergumul dalam doa dan
  akhirnya ia menerima tugas itu sebagai panggilan yang pasti dari
  Tuhan.

  Belas kasihan Eric kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan
  Yesus begitu memotivasi Eric untuk melakukan hal-hal yang sering
  membahayakan jiwanya sendiri. Eric sering harus masuk ke garis depan
  medan pertempuran untuk membawa prajurit yang terluka, tidak
  memedulikan kewarganegaraan prajurit tersebut, untuk menerima
  perawatan di rumah sakit misi. Di bawah bayang-bayang pesawat
  terbang tentara Jepang dan di tengah deru mesiu yang tidak berhenti,
  Eric menunjukkan bahwa Kristus mengasihi manusia, apa pun
  kebangsaannya, dengan kesediaannya untuk melayani siapa saja yang
  memerlukan tanpa ragu-ragu mempertaruhkan risiko keselamatan dirinya
  sendiri.

  Hidup para misionaris menjadi terancam ketika Jepang menyatakan
  perang kepada Inggris. Banyak misionaris dari Eropa meninggalkan
  daratan China untuk menunggu waktu yang lebih baik untuk kembali ke
  China. Banyak juga yang berkeras untuk tinggal di China, dan Eric
  adalah salah satunya. Jepang akhirnya mengumpulkan seluruh
  misionaris asing di suatu kamp interniran di daerah Weihsien
  [sekarang bernama Weifang, Red.]. Eric kembali menjadi suara Tuhan
  di kamp tersebut. Eric memimpin pertandingan olahraga di antara para
  tahanan, menguatkan iman para tahanan, menghibur orang-orang yang
  kehilangan harapan, dan mengajarkan pelajaran sekolah kepada
  anak-anak para tahanan. Eric bekerja begitu keras sehingga akhirnya
  kesehatannya menurun dengan cepat. Tanpa diketahuinya, di kepalanya
  tumbuh tumor otak yang ganas. Hanya dalam beberapa minggu setelah
  Eric sakit, pada tanggal 21 Februari 1945 Eric dipanggil untuk
  menerima upah ketaatannya dari Bapanya yang di surga.

  Ketaatan Eric Liddell, dari kejadian di Olimpiade Paris hingga di
  kamp Weihsien, menjadi suatu tantangan yang indah bagi semua orang
  Kristen. Dia menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk berbuat
  baik kepada semua orang, menjadi saksi bagi Tuhan Yesus, dan menjadi
  contoh ketaatan pada panggilan Tuhan. Itulah citra yang ditinggalkan
  Eric bagi kita semua.

  Disadur dari: "More Than Conquerors"

  Diambil dan disunting dari:
  Judul majalah: HARVESTER, Edisi September/Oktober, Tahun 1993
  Judul artikel: Eric Liddell -- Lebih dari Pemenang
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Indonesian Harvest Outreach
  Halaman: 12 -- 13
______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

K E N Y A

  Walaupun kondisi Kenya saat ini cukup stabil, mereka masih mencoba
  memulihkan diri setelah kekerasan yang menimpa negara mereka
  pascapemilu pada tahun 2007. Di saat Pengadilan Kriminal
  Internasional berencana mengadili kedua partai yang berkuasa, Gobal
  Aid Network (GAiN) merencanakan suatu kunjungan bantuan. Charles
  Debter dari GAiN mengatakan: "Kami menyediakan kesempatan bagi
  mereka yang rindu menjangkau daerah kumuh di wilayah Nairobi, lokasi
  yang didominasi oleh kemiskinan. Injil tetap bergerak maju lewat
  gereja, dan lewat sekolah." Perjalanan tersebut [telah] dilaksanakan
  pada tanggal 28 Mei sampai 10 Juni, dan anggota- anggota regu akan
  mendapatkan kesempatan mengunjungi daerah kumuh dan pedesaan. Di
  daerah itu, misionaris-misionaris senior telah merintis 50 gereja,
  namun mereka memerlukan bantuan untuk meneruskannya: "Ini adalah
  suatu kesempatan bekerja sama untuk menjangkau orang-orang termiskin
  dari yang paling miskin. Di tempat ini ada keputusasaan, tetapi
  dalam Kristus, ada pengharapan besar." (t/Uly)

  Sumber: Mission News, April 2010
  [Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14080]

  Pokok doa:
  * Doakan agar Tuhan memulihkan masyarakat Kenya dari trauma yang
    mengikat hidup mereka, karena peristiwa yang tidak menyenangkan
    yang menimpa negara ini beberapa tahun silam.
  * Berdoa juga agar Tuhan memampukan anak-anak-Nya yang melayani di
    Kenya, sehingga mereka dapat memperkenalkan kasih Kristus yang
    dapat menggantikan kekhawatiran dan mengobati luka hati mereka
    dengan kasih-Nya.

E R I T R E A
  Mehari meninggal di pusat penahanan militer Mitire karena penyiksaan
  dan komplikasi akibat penyakit diabetesnya. Mehari adalah seorang
  jemaat dari Church of Living God di Mendefera.

  Di penjara yang sama, Mogos, seorang jemaat Rhema Church yang
  berusia 37 tahun, dikatakan telah meninggal sebagai akibat
  penyiksaan yang ia alami karena menolak menyangkal imannya, tetapi
  tanggal tepat kematiannya masih belum diketahui. Mogos meninggalkan
  seorang istri, ibu, dan seorang anak.

  Pada bulan Oktober 2009, Teklesenbet, 36 tahun, meninggal ketika
  dipenjarakan karena imannya di pusat penahanan militer Wi`a. Ia
  dilaporkan meninggal setelah komandan penjara menolak memberikan
  bantuan pengobatan akibat malaria.

  Sumber: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Mei - Juni 2010

  Pokok doa:
  * Terus doakan agar Tuhan memberi kekuatan kepada umat percaya di
    Eritrea supaya mereka tetap percaya dan tetap berpegang teguh
    pada iman kepada Yesus Kristus.
  * Berdoa bagi umat percaya di Eritrea yang harus kehilangan salah
    satu anggota keluarga mereka, agar Tuhan memberikan penghiburan
    dan kekuatan kepada anggota keluarga yang ditinggalkan.
______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                     PELAYANAN SY DI JAWA TENGAH

  SY melayani di salah satu daerah di Jawa Tengah yang merupakan kota
  santri. Di daerah tersebut SY merintis sebuah tempat pembinaan
  iman. SY mengawali dengan membina 3 keluarga, akan tetapi mereka
  mendapat tantangan yang sangat berat dari lingkungan mereka. SY
  berhadapan dengan massa yang menentang mereka sampai tiga kali.
  Massa menentang adanya persekutuan doa di lingkungan mereka, bahkan
  maket gereja dari pihak pengembang mereka ambil dan mereka
  mendirikan tempat ibadah agama lain. Oleh karena intimidasi yang
  sangat kuat, tidak sedikit orang Kristen di daerah ini yang
  berpindah ke agama lain. Tantangan ini membuat SY semakin
  berkobar-kobar merebut jiwa mereka kembali bagi hormat dan kemuliaan
  nama Tuhan, sekarang sudah 20 jiwa yang SY menangkan. Dukung dan
  doakanlah pelayanan SY dan rekan-rekannya.

  Sumber: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Mei - Juni 2010

  1. Berdoa bagi pelayanan yang saat ini sedang dilakukan SY dan
     timnya. Doakan agar Tuhan melindungi dan memberi kekuatan kepada
     mereka untuk terus melayani yang terhilang serta mencukupkan dan
     memberkati setiap kebutuhan yang diperlukan SY dalam melayani.

  2. Doakan juga agar Tuhan memberi hikmat kepada SY dan timnya
     sehingga ketika kebenaran disampaikan, orang-orang yang mendengar
     dapat menerima dan membuka hati mereka untuk lebih lagi
     mengetahui kebenaran tersebut.

  3. Berdoa agar Tuhan menjamah hati umat percaya yang telah
     meninggalkan Kristus karena tidak tahan dengan tekanan yang
     dialami, sehingga mereka menyadari bahwa apa yang telah mereka
     lakukan adalah tindakan yang keliru dan percuma.

  4. Bersyukur untuk umat percaya yang terus bertahan dan memercayai
     Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka, meskipun mereka
     harus membayar harga yang tidak murah karena keputusan mereka.
     Doakanlah agar iman mereka tetap kuat dan terus terpelihara.

  5. Doakan juga agar Tuhan memberikan hati yang mengasihi jiwa-jiwa
     yang terhilang kepada setiap umat percaya di tempat SY melayani,
     sehingga setiap umat percaya dapat terlibat untuk ikut ambil
     bagian dalam menyampaikan berita sukacita.

  6. Doakan agar ke-20 petobat baru tersebut terus bertumbuh di dalam
     pengenalan mereka akan Tuhan dan tetap setia untuk mengikut
     Tuhan, sekalipun ini bukan hal yang mudah untuk mereka jalani.
     Kiranya melalui teladan hidup mereka banyak orang yang belum
     menerima Kristus dapat melihat kasih Kristus dan menerima Kristus
     sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka.

  7. Berdoa agar Tuhan membuka jalan untuk lahan yang akan digunakan
     untuk mendirikan gereja yang diambil alih oleh masyarakat
     setempat sehingga gereja Tuhan dapat dirintis di tempat itu.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontributor: Risdo Simangunsong
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org