Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/26 |
|
e-JEMMi edisi No. 26 Vol. 12/2009 (30-6-2009)
|
|
Juni 2009, Vol.12 No.26 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL PROFIL BANGSA: Kamboja, Asia Tenggara SUMBER MISI: Christian Medical Ministry to Cambodia KESAKSIAN MISI: Saat Itu Kami Berada Bersama dengan Kristus DOA BAGI MISI DUNIA: Eritrea, Zambia DOA BAGI INDONESIA: Kesehatan Masyarakat ______________________________________________________________________ GOD MADE YOU WITH THE POTENTIAL TO BE NOTHING BUT YOURSELF ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Untuk menambah wawasan dan pengetahuan Anda tentang negara-negara yang ada di dunia, e-JEMMi edisi ke-26 atau edisi terakhir di bulan Juni ini menyajikan negara Kamboja sebagai profil bangsa. Kiranya sajian ini dapat membantu Anda melihat negara ini lebih dekat dan terlebih lagi tergerak untuk melakukan sesuatu, khususnya menopang dalam doa, orang-orang percaya dan gereja Tuhan yang ada di sana. Simak juga kesaksian misi dari Pendeta Richard Wurmbrand, agar kita semakin rindu memberikan hidup kita untuk menjangkau manusia yang berdosa bagi kemuliaan nama Tuhan saja. Selamat menyimak dan selamat belajar. Tuhan Yesus memberkati. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti http://misi.sabda.org/ http://www.sabda.org/publikasi/misi/ ______________________________________________________________________ PROFIL BANGSA KAMBOJA, ASIA TENGGARA Populasi: 13.995.904 Kepala Pemerintahan: Perdana Menteri Hun Sen Agama: Buddha 82,6%, Tradisional Tiongkok 4,7%, Kristen 1,2%, lain-lain 11,5% Peringkat Penganiayaan: - Jumlah Kelompok Teroris: 2 Tindakan Terorisme: 59; Korban: 77 Persentase Korupsi: 79% Persentase Rakyat Miskin: 40% LOKASI Kerajaan Kamboja, dulunya dikenal dengan nama Kampuchea, adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang jumlah penduduknya hampir mencapai angka 14 juta. Negara ini berbatasan dengan Thailand di sebelah barat, Laos di sebelah utara, dan Vietnam di sebelah timur. Di sebelah selatan, Kamboja berbatasan dengan Teluk Thailand. Kondisi geografis Thailand didominasi oleh Sungai Mekong dan Tonlé Sap, sumber penghasil ikan yang sangat penting. Hampir seluruh Kamboja berada dekat dengan permukaan laut, akibatnya aliran air Sungai Tonlé Sap berbalik pada musim penghujan, membawa air dari Mekong ke Danau Tonlé Sap dan daerah banjir sekitarnya. TERORISME Kemampuan Kamboja untuk melakukan penyelidikan terhadap aktivitas teroris dibatasi oleh kurangnya pelatihan dan sumber daya. Tidak adanya peraturan yang komprehensif di dalam negeri untuk memerangi terorisme juga menghambat kemampuan pemerintah dalam menangkap dan menghukum teroris. Namun demikian, para pejabat tinggi Kamboja menunjukkan komitmen yang kuat untuk melawan para teroris. Perbatasan yang tidak dijaga ketat dan korupsi yang merajalela dapat membuat Kamboja rawan diserang teroris. Pemerintah Kamboja percaya bahwa kelompok Pejuang Kemerdekaan Kamboja (PKK), yang melakukan serangan pada bulan November 2000 yang menimbulkan korban delapan jiwa, masih dapat mengulangi aksinya lagi di Kamboja. Pemimpin kelompok ini telah ditangkap di California, Amerika Serikat, pada tahun 2005. Pemerintah Kamboja bekerja sama dengan Badan Intelijen AS (FBI) mengadili pemimpin PKK di Amerika Serikat. Pemerintah Kamboja juga menyanggupi permintaan pemerintah Amerika Serikat untuk mengawasi jaringan-jaringan teroris dan kelompok-kelompok yang ditengarai mendukung serta membiayai aksi-aksi terorisme. AGAMA Seorang warga negara Kamboja biasanya disebut dengan orang Khmer, meski kemudian istilah tersebut merujuk pada etnis Khmer. Mayoritas orang Kamboja adalah penganut agama Buddha Theravada versi Khmer, namun di Kamboja juga terdapat etnis Cham yang umumnya beragama Islam, etnis Tionghoa, Vietnam, dan suku-suku pedalaman yang masih memeluk animisme. Dari seluruh populasi Kamboja, diperkirakan 82,6% beragama Buddha, hanya 1,2% di antara populasi Kamboja yang Kristen. TANTANGAN UNTUK ORANG KRISTEN Kelompok ekstremis Marxis Khmer Merah mengambil alih kekuasaan Kamboja pada tahun 1975. Pada tahun-tahun berikutnya, terjadilah apa yang dicatat sebagai salah satu pembantaian terkeji dan paling brutal yang terjadi pada abad ke-20. Di bawah pemerintahan Pol Pot, satu dari delapan penduduk Kamboja tewas karena perang, kelaparan, atau dihukum mati. Tentara Vietnam melengserkan Khmer Merah pada tahun 1978, namun perang saudara terus berkecamuk hingga tahun 1991 dan pasukan Khmer Merah terus melakukan perang gerilya. Pasukan Khmer Merah menyerahkan diri pada tahun 1998, namun stabilitas negara Kamboja belum dapat dipulihkan. Kelompok Khmer Merah ingin menyapu bersih semua agama -- mereka membunuh 90% biarawan Buddha dan orang-orang Kristen. Pada tahun terakhir ini, kebijakan dan tindakan pemerintah cenderung membebaskan orang beribadah. Meskipun pada tahun 2007 kembali dikeluarkan peraturan yang melarang penginjilan dari rumah ke rumah, namun kelompok-kelompok misionaris asing secara umum dapat bekerja dengan bebas di Kamboja dan tidak mendapat kesulitan yang berarti dalam menjalankan pekerjaan mereka. POKOK DOA: 1. Doakan pemerintah Kamboja agar memiliki hukum yang jelas dan tegas dalam menindak kejahatan terorisme. Untuk itu, doakan juga agar pemerintah mampu menyediakan sumber daya manusia dan pelatihan yang memadai sehingga dapat menangani masalah ini dengan baik. 2. Pembantaian yang terjadi pada tahun 1975 -- 1979 telah meninggalkan bekas luka yang dalam di Kamboja. Doakan supaya rakyat Kamboja memperoleh kesembuhan batin dan kedamaian di dalam penderitaan mereka. Doakan juga bagi mereka yang mengasuh jutaan anak yatim piatu dan janda yang kehilangan keluarga mereka. 3. Industri seks di Kamboja meningkat dengan tajam -- sepertiga dari seluruh pelacur adalah anak-anak. Berdoalah kepada Tuhan supaya industri ini dipatahkan dan anak-anak yang dipaksa melacur dapat dibebaskan. 4. Bersyukur kepada Tuhan karena sejak 1990, pintu telah terbuka bagi orang Kristen untuk mengabarkan Kabar Baik di Kamboja. Kini semakin banyak jemaat Tuhan di Kamboja. Doakan supaya mereka juga mendapat kesempatan untuk dimuridkan. 5. Berdoalah bagi gereja di Kamboja, yang telah melewati masa penganiayaan yang terburuk. Doakan untuk dukungan dan kerja sama di antara pemimpin-pemimpin gereja dan denominasi yang berlainan. (tBenny) Diterjemahkan dari: Nama situs: Window International Network Judul asli artikel: Cambodia, Southeast Asia Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.win1040.com/countries/cambodia.htm ______________________________________________________________________ SUMBER MISI CHRISTIAN MEDICAL MINISTRY TO CAMBODIA ==> http://www.cmmcjh.com/ Christian Medical Ministry to Cambodia atau Jeremiah’s Hope adalah organisasi misi Kristen internasional interdenominasi yang didedikasikan untuk memberikan perawatan kesehatan dan pendidikan kesehatan dengan kualitas yang baik kepada kaum miskin di Kamboja. Organisasi ini berdiri pada 14 Juli 2004 setelah beberapa tenaga medis melakukan serangkaian riset dan pelayanan kesehatan di Kamboja sejak tahun 2000. Melalui situs ini, Anda dapat melihat lebih lengkap pernyataan iman, daftar kegiatan (baik dalam bentuk gambar atau pun laporan), pengurus, serta sejarah lengkap organisasi ini. Karena itu, segera kunjungi situs ini, dan cari tahu bagaimana Anda dapat berdoa bagi kelangsungan organisasi nonprofit ini. ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MISI SAAT ITU KAMI BERADA BERSAMA DENGAN KRISTUS Satu per satu, imam-imam dan pendeta-pendeta Rumania berdiri menawarkan kata-kata pujian bagi Komunisme dan menyatakan loyalitas mereka bagi rezim yang baru. Pernyataan mereka mengenai persatuan, propaganda bagi para Komunis, disiarkan ke seluruh dunia melalui radio, langsung dari gedung parlemen. Hal itu terjadi satu tahun setelah Komunis mengambil alih kekuasan di Rumania. Pemerintah telah mengundang segenap pemimpin agama untuk menghadiri kongres di gedung parlemen -- lebih dari 4.000 orang yang menghadirinya. Pertama, mereka memilih Joseph Stalin sebagai presiden kehormatan dari kongres. Kemudian pidato-pidato dimulai. Pidato-pidatonya tidak masuk akal dan mengerikan. Komunisme didedikasikan bagi kehancuran agama, sebagaimana yang telah ditunjukkan di Rusia. Tetapi tetap saja, para uskup dan pendeta bangkit dan menyatakan bahwa Komunisme dan kekristenan secara fundamental sama dan kebohongan. Seolah-olah mereka meludah ke wajah Yesus Kristus. Sabina Wurmbrand tidak dapat menahannya lebih lama lagi. Ia berbisik kepada suaminya, "Richard, berdirilah dan hapuslah penghinaan ini dari wajah Kristus." Richard tahu apa yang akan terjadi: "Jika aku berbicara, kau akan kehilangan suamimu." Sabina menjawab, "Aku tidak memiliki keinginan untuk memiliki seorang pengecut sebagai suami." Pendeta Wurmbrand maju ke panggung. Dalam kekagetan semua orang, ia mulai berkhotbah. Langsung, kesunyian yang hebat terjadi di gedung. "Para pendelegasi, merupakan kewajiban kita bukan untuk memuji kekuatan-kekuatan dunia yang datang dan pergi, tetapi untuk memuliakan Tuhan sang Pencipta dan Kristus sebagai Juru Selamat, yang mati bagi kita di kayu salib." Seorang petugas Komunis melompat berdiri. Ini tidak mungkin diteruskan! Seluruh negeri sedang mendengarkan pesan mengenai Kristus diproklamasikan dari panggung parlemen Komunis. "Hak Anda untuk berbicara ditarik!" teriaknya. Wurmbrand tidak memedulikan peringatan itu dan meneruskan. Atmosfernya mulai berubah. Para pendengar mulai bertepuk tangan. Ia sedang mengatakan apa yang mereka semua ingin katakan, tetapi terlalu takut untuk mengatakannya. Petugas itu berteriak, "Potong mikrofonnya!" Kerumunan berteriak riuh menutup suaranya. "Pendeta! Pendeta! Pendeta!" Mereka melantunkan teriakan dan tepukan terus berlangsung lama setelah kabel-kabel mikrofon disingkirkan dan Wurmbrand telah melangkah turun. Kongres diakhiri untuk hari itu. Setelah itu, Richard Wurmbrand menjadi sasaran. Pada hari Minggu, 29 Februari 1948, Pendeta Wurmbrand sedang berada dalam perjalanan menuju gereja saat ia diculik oleh sekelompok polisi rahasia. Ia menceritakan apa yang terjadi kemudian: "Aku dibawa ke penjara sejauh tiga puluh kaki di bawah permukaan tanah di mana aku ditempatkan dalam kurungan terasing. Selama bertahun-tahun, aku ditempatkan seorang diri dalam sebuah sel. Tidak pernah aku melihat matahari, bulan, bintang-bintang, bunga-bunga. Tidak pernah aku melihat seorang pun kecuali para penginterogasi yang memukuli dan menyiksaku. Tidak pernah aku memiliki buku, tidak secarik kertas pun. Setelah bertahun-tahun aku harus menulis kembali, aku bahkan tidak ingat bagaimana cara menulis huruf besar D." "Untuk membuat perasaan terisolasi semakin buruk, penjara dijaga agar sunyi sepenuhnya. Bahkan para penjaga memakai sepatu kain supaya langkah mereka tidak terdengar." "Ketika pertama kali kami ditempatkan dalam kurungan terasing, rasanya seperti mati. Masing-masing dari kami hidup kembali dalam dosa-dosa masa lalunya dan tanggung jawab-tanggung jawabnya yang terabaikan. Kami semua memiliki rasa sakit yang tidak terperikan dalam hati. Kami memikirkan bahwa kami belum melakukan yang terbaik bagi yang Mahatinggi, bagi Dia yang telah memberikan diri-Nya bagi kami di atas kayu salib." "Aku berada dalam kedalaman penyesalan dan kesakitan, ketika tiba-tiba dinding dari penjara berkilau bagai intan. Aku telah melihat berbagai hal yang indah, tetapi tidak pernah kulihat keindahan-keindahan yang kulihat dalam sel gelap di bawah tanah itu. Tidak pernah kudengar sebelumnya musik seindah yang kudengar pada hari itu." "Raja atas segala raja, Yesus berada bersama kami. Kami melihat matanya yang penuh perhatian dan kasih. Ia menyeka air mata kami. Ia mengirimkan kepada kami kata-kata kasih dan kata-kata pengampunan. Kami tahu segala hal yang jahat dalam kehidupan kami telah berlalu, telah dilupakan oleh Allah. Kini, tiba hari-hari indah; pengantin wanita telah berada dalam pelukan pengantin pria -- kami berada bersama-sama dengan Kristus. "Kami tidak tahu bahwa kami sedang berada di dalam penjara. Kadang-kadang kami dipukuli dan disiksa. Kami seperti Stefanus, yang sementara dilempari batu, tidak melihat para pembunuhnya, tidak melihat batu-batunya, tetapi melihat surga terbuka dan Yesus berdiri di sebelah kanan Bapa. Dengan cara yang sama, kami tidak melihat para penyiksa Komunis. Kami tidak melihat bahwa kami sedang berada di penjara. Kami dikelilingi oleh para malaikat; kami sedang bersama dengan Allah." "Kami tidak lagi percaya mengenai Allah dan Kristus dan para malaikat karena ayat-ayat Alkitab mengatakan demikian. Kami tidak lagi mengingat ayat-ayat Alkitab. Kami ingat akan Allah karena kami mengalaminya. Dengan kerendahan hati yang besar, kami dapat mengatakan bersama para rasul, apa yang telah kami dengar, apa yang telah kami lihat dengan mata kami, apa yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami -- itulah yang kami tuliskan." "Setelah pengurungan dalam keterasingan selama bertahun-tahun, kami ditempatkan bersama-sama dalam sel-sel besar, kadang-kadang dengan 200 hingga 300 tahanan di dalam tiap sel. Aku tidak akan menceritakan seluruh kebenaran yang terjadi, karena Anda tidak akan tahan mendengarnya. Tetapi ini akan aku ceritakan. Tahanan-tahanan Kristen dipukuli dan kemudian diikat pada salib selama empat hari dan empat malam tiada henti. Para Komunis kemudian berdiri mengitari mereka, menghina, dan mengejek, "Lihatlah pada Kristus kalian, betapa cantiknya Ia, wangi-wangian apa yang Ia bawa dari surga." Kemudian mereka menendangi para tahanan lainnya, memaksa mereka untuk berlutut dan memerintahkan mereka untuk memuja dan menyembah salib-salib hidup yang dicemarkan ini." "Kemudian saat-saat yang lebih buruk tiba, saat-saat pencucian otak. Siapapun yang belum pernah melewati pencucian otak tidak dapat memahami apa arti penyiksaan. Dari pukul lima pagi hingga pukul sepuluh malam, 17 jam sehari, kami harus duduk dengan tegak sempurna. Kami tak diizinkan bersandar atau mengistirahatkan kepala kami. Untuk menutup mata adalah kejahatan. Selam 17 jam sehari kami harus mendengar, `Komunisme adalah baik, Komunisme adalah baik, Komunisme adalah baik. Kekristenan adalah bodoh, kekristenan adalah bodoh, kekristenan adalah bodoh. Tidak ada lagi yang percaya kepada Kristus, tidak ada lagi yang percaya kepada Kristus, tidak ada lagi yang percaya kepada Kristus. Menyerahlah, menyerahlah, menyerahlah!` Selama berhari-hari, berminggu-minggu, dan bertahun-tahun, kami harus mendengar hal ini." "Akhirnya yang terburuk tiba. Para Komunis menyiksa mereka yang percaya kepada Allah. Dengan penyulut besi yang merah membara, dengan pemukul karet, dengan tongkat, dengan segala macam cara, orang-orang Kristen disiksa oleh para Komunis." "Kemudian keajaiban itu terjadi. Pada saat-saat terburuk, saat kami disiksa lebih hebat dari sebelumnya, kami mulai mengasihi mereka yang menyiksa kami. Sama seperti sekuntum bunga, saat Anda menyakitinya di bawah kaki Anda, ia menghadiahi Anda dengan wanginya, semakin kami dihina dan disiksa, semakin kami mengasihani dan mengasihi para penyiksa kami." Banyak yang telah bertanya kepada Wurmbrand, "Bagaimana Anda dapat mengasihi seseorang yang sedang menyiksa Anda?" Ia menjawab: "Dengan melihat pada para pria ... tidak sebagaimana mereka adanya, tetapi sebagaimana mereka akan menjadi ... aku juga dapat melihat dalam para penganiaya kami seorang Saulus dari Tarsus -- seorang rasul Paulus di masa yang akan datang. Banyak petugas polisi rahasia kepada siapa kami bersaksi, menjadi orang-orang Kristen dan bersukacita untuk nantinya menderita dalam penjara karena telah menemukan Kristus kami. Walaupun kami disesah, sebagaimana Paulus, di dalam diri para pemenjara kami, kami melihat potensi dari pemenjara di Filipi yang bertobat. Kami bermimpi bahwa tak lama lagi mereka akan bertanya, "Apa yang harus kulakukan untuk diselamatkan?" "Pintu gerbang dari surga tidak tertutup bagi para orang Komunis. Demikian juga cahaya tidak disuramkan bagi mereka. Mereka dapat bertobat seperti semua orang lainnya. Dan kita harus memanggil mereka ke dalam pertobatan. Hanya kasih yang dapat mengubah para Komunis dan para teroris. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Jesus Freaks Penyusun: The Voice of the Martyrs Penerbit: Cipta Olah Pustaka, 1995 Halaman: 67 -- 72 ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA E R I T R E A Menurut cabang Open Doors di Belanda, tiga wanita Kristen telah dibebaskan dari kamp militer Eritrea pada 8 Mei 2009. Sebelumnya, ketiganya ditahan karena menjadi anggota pergerakan Kristen "terlarang" setelah secara terbuka menyatakan iman mereka di sebuah desa yang didominasi oleh kaum agama sepupu. Salah seorang teman pria dari wanita tersebut melaporkannya kepada yang berwenang setelah wanita itu bercerita kepadanya bahwa ia sudah menjadi Kristen. Dia lalu dibawa ke kamp militer di mana tangan dan pergelangan kakinya diikat, dan keyakinannya diolok-olok di depan para pemimpin kamp militer. Ketika diancam dengan senapan, dia menyebutkan nama wanita yang telah menceritakan kepadanya tentang Yesus. Wanita yang dimaksud itu sebelumnya juga berasal dari agama sepupu, dan kemudian ia juga dibawa ke kamp. Enam bulan kemudian, para wanita itu dibawa menghadap pemimpin kamp dan diberitahu bahwa mereka akan dibebaskan jika mereka setuju berhenti memberitakan Injil dan berjanji tidak akan mengungkapkan detail-detail penahanan mereka. Para wanita itu mengatakan bahwa mereka "bukanlah musuh orang-orang Eritrea atau pemerintah" dan berhenti memberitakan firman Tuhan berarti melawan mandat yang Tuhan berikan kepada mereka. Pemimpin kamp akhirnya memutuskan untuk membebaskan mereka tanpa syarat. Puji Tuhan untuk kebebasan orang-orang percaya itu. Mohon agar Tuhan terus memberi mereka kekuatan dan keberanian untuk menceritakan kepada yang lain tentang Yesus. Berdoa agar orang-orang Kristen lain yang ditahan di Eritrea dibebaskan. Lebih dari 2.800 orang Kristen yang tidak bersalah masih ditahan. (tNovi) Diterjemahkan dari: http://www.persecution.net/pnp.htm#1 Pokok doa: * Mengucap syukur untuk keberadaan orang percaya yang dengan setia mempertahankan iman mereka bagi Kristus, karena melalui kesaksian hidup mereka, kita diingatkan kembali bahwa keselamatan yang telah kita peroleh di dalam Krisus merupakan anugerah terbesar yang Ia berikan. * Doakan untuk orang percaya di Eritrea, agar Tuhan menguatkan iman mereka. Doakan juga bagi mereka yang anggota keluarganya masih ditahan pihak berwajib karena keyakinan yang mereka anut, agar Tuhan memberi penghiburan dan mereka tetap berpengharapan pada Kristus. Z A M B I A Untuk menjaring lebih banyak pekerja lagi, Every Orphan`s Hope memulai suatu program yang dinamakan "AfricaTrek Missions Outfitters" (Persiapan Misi AfricaTrek). Tujuan mereka adalah untuk "memobilisasi, memperlengkapi, dan membantu gereja lokal dalam panggilan mereka untuk mengutus keluarga, kelompok pemuda, atau kelompok persekutuan ke garis depan misi penyelamatan anak yatim piatu Allah di Afrika". Mereka memberikan jawaban untuk tiga pertanyaan bagi orang-orang yang tertarik untuk membantu di Afrika. Yang pertama, "Mengapa?" Mereka menjawabnya dengan Matius 9:37 dan menantang orang sebanyak mungkin untuk membantu jutaan anak yatim piatu yang memerlukan kasih Yesus. Pertanyaan selanjutnya adalah "Siapa?" Mereka berkata bahwa jika seseorang setuju dengan pernyataan iman mereka dan "dapat memberikan segelas air kepada anak yang haus", maka ia dapat pergi. Pertanyaan yang terakhir adalah "Bagaimana?" Untuk pertanyaan ini, mereka memberikan sebuah daftar berisi lima langkah praktis: berdoa untuk meminta petunjuk Tuhan, memilih sebuah perjalanan AfricaTrek, mendaftar dengan mengirimkan aplikasi, menjawab panggilan pemimpin AfricaTrek yang menghubungi untuk mendapatkan informasi lebih jauh, dan bersiap-siaplah dengan latihan dan membaca petunjuk perjalanan. Jika Anda ingin terlibat di dalam AfricaTrek EOH, pertengahan tahun ini mereka akan mengadakan dua perjalanan Camp Hope ke Zambia. Perjalanan pertama mulai tanggal 9 Juli hingga 21 Juli, dan yang kedua mulai tanggal 30 Juli hingga 11 Agustus. Camp Hope, menurut EOH, adalah "pelayanan penjangkauan perkemahan Alkitab yang dirancang untuk membagikan Injil Yesus Kristus yang mengubahkan hidup kepada anak-anak yatim piatu di komunitas yang terjangkit HIV/AIDS". Anak-anak akan berada di perkemahan selama empat hari empat malam. Di sana, anak-anak akan belajar tentang kebenaran firman Tuhan, iman di dalam Yesus Kristus, pengharapan di dalam janji Allah, dan kasih kepada Allah dan sesama. (tBenny) Diterjemahkan dari: Mission News, Juni 2009 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12772 Pokok doa: * Doakan untuk persiapan Camp Hope, agar Tuhan memampukan setiap orang yang mempersiapkan dan terlibat di dalamnya dalam menyelesaikan segala sesuatu yang perlu dipersiapkan. Doakan juga untuk keamanan selama pelaksanaan Camp, agar Tuhan melindungi peserta selama acara berlangsung. * Berdoa untuk para peserta yang akan mengikuti, agar Tuhan memberi hikmat dan kesehatan yang baik selama mengikuti setiap pelajaran yang disampaikan. Biarlah Tuhan mendatangkan perubahan atas diri mereka. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA KESEHATAN MASYARAKAT Penanganan masalah kesehatan di Indonesia belum menjadi prioritas pembangunan. Padahal, kesehatan merupakan modal dasar pembangunan ekonomi. Angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi menunjukkan kesehatan di Indonesia belum sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, sebagian besar penduduk juga tidak mendapat perlindungan, baik ketika sehat agar tidak sakit maupun ketika sakit agar tidak bertambah parah. Penyakit menular, seperti tuberkulosis, malaria, demam berdarah, dan HIV/AIDS, serta penyakit tidak menular makin mengancam. Sumber: Kompas, 9 Juni 2009, Halaman 13 POKOK DOA: 1. Doakan agar masyarakat Indonesia membiasakan diri untuk hidup sehat, bersih, dan teratur, agar mereka tidak mudah sakit, sehingga mereka dapat melakukan setiap tugas dan tanggung jawab mereka sehari-hari dengan baik. 2. Berdoa agar pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap masalah kesehatan, baik melalui promosi hidup sehat, lingkungan sehat, maupun pencegahan penyakit-penyakit menular dan tidak menular, atau dengan cara yang lainnya yang mudah diterima dan diaplikasikan dalam masyarakat. 3. Doakan juga agar masyarakat Indonesia dapat menjaga dan merawat fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah untuk kesehatan (misalnya fasilitas MCK), sehingga fasilitas tersebut juga dapat digunakan oleh generasi selanjutnya. 4. Organisasi-organisasi kesehatan Kristen perlu ambil bagian untuk menyukseskan program pemerintah dalam bidang kesehatan. Doakan agar ini memberi kesaksian bagi kemuliaan nama Tuhan. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |