Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/25 |
|
e-JEMMi edisi No. 25 Vol. 13/2010 (24-6-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI 1: Membimbing Seseorang untuk Menerima Yesus ARTIKEL MISI 2: Sepuluh Prinsip dalam Pelayanan (Yohanes 12:6) SUMBER MISI: Personal Evangelism Learning Centre Metropolitan DOA BAGI MISI DUNIA: Iran, Maroko DOA BAGI INDONESIA: Gempa Tektonik di Papua ______________________________________________________________________ ONLY A LIVING SAVIOUR COULD RESCUE A DYING WORLD ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, e-JEMMi minggu ini menyajikan dua artikel yang akan sangat membantu Anda dalam melaksanakan tugas penginjilan dan pelayanan. Artikel pertama akan membahas tentang tugas penginjilan -- bagaimana membawa seseorang yang belum menerima Yesus untuk menerima Yesus. Ada beberapa langkah penting yang harus kita lakukan dalam membimbing orang kepada keselamatan agar orang yang kita bimbing tersebut betul-betul berakar di dalam Kristus. Artikel kedua akan membahas tentang tugas pelayanan -- bagaimana pelayanan kita dapat berkenan kepada Tuhan. Ada perbedaan antara melayani Tuhan -- seperti yang dilakukan oleh Maria, atau melayani pekerjaan Tuhan -- seperti yang dilakukan oleh Marta. Walaupun kedua-duanya ini penting tetapi melayani Tuhan adalah yang utama, kemudian melayani keluarga kita, baru setelah itu melayani pekerjaan Tuhan. Nah, mengapa melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan perlu dibedakan? Silakan menyimak sajian kami. Kami berdoa supaya Roh Kudus terus memberkan pembaharuan dalam hidup dan pelayanan kita masing masing supaya nama Tuhan dimuliakan. Redaksi Tamu e-JEMMi, Santi Titik Lestari http://misi.sabda.org http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI 1 MEMBIMBING SESEORANG UNTUK MENERIMA YESUS BEBERAPA PETUNJUK UMUM Pelajaran ini dikhususkan untuk mereka yang melayani orang yang belum menerima pengampunan dosa. Maksudnya Harus Jelas Langkah-langkah dalam menerima Yesus sebagai Juru Selamat adalah sangat penting. Kita harus lebih dahulu memastikan bahwa orang yang sedang dilayani itu memunyai maksud yang sungguh-sungguh. Kadang-kadang, seseorang hanya "tunduk saja" dalam mengikuti doa untuk menerima Kristus. Padahal, sebenarnya ia belum mengerti siapakah Yesus. Bahkan, ia sendiri belum yakin bahwa ia adalah orang yang najis di hadapan Allah. Perhatikanlah kedua contoh berikut ini. 1. Seseorang yang bersikap ramah serta terbuka dan sudah dilayani selama 1,5 jam, lalu merelakan diri untuk menerima Yesus. Maksud sesungguhnya ternyata bukanlah untuk memperoleh keselamatan, tapi untuk segera meninggalkan penginjil itu dan ia ingin melakukannya dengan sopan. Maka, setelah berpura-pura berdoa untuk menerima Kristus, ia bebas untuk segera pergi. 2. Seseorang minta dibimbing untuk menerima Yesus karena ia merasa bosan oleh desakan teman yang berusaha keras menginjilinya. Jika sudah dilayani sekali, maka ia tidak akan diganggu lagi. Setiap kali orang lain ingin memperkenalkannya pada Yesus, ia mencari jalan keluar dengan mengatakan: "Saya telah menerima Kristus pada tanggal sekian, maka jangan ganggu saya lagi." Untuk menghindari pelayanan yang salah, kita harus waspada. Tujuan kita bukan untuk melayani jiwa-jiwa secara kuantitatif. Tujuan kita adalah untuk mengenalkan Yesus yang hidup kepada jiwa-jiwa yang sesat. Doa tidak memunyai kuasa penyelamatan. Hanya Yesus yang berkuasa mengampuni dosa. Penerimaan yang pura-pura hanya mengebalkan hati seseorang sehingga ia tidak akan terbuka lagi terhadap Injil. Nalar (Intelek), Emosi, dan Kehendak Manusia memunyai nalar (intelek), emosi, dan kehendak. Kalau kita mau membimbing seseorang untuk menerima Yesus, di samping melihat kesungguhannya, kita perlu memperoleh kepastian bahwa ia menerima secara total. Ia perlu mengikutsertakan akal budi, perasaan, dan kehendaknya untuk menerima Yesus Kristus. 1. Akal -- Nalar Ia harus mengetahui bahwa Yesuslah jalan satu-satunya untuk memperoleh pengampunan dosa. Ia harus mengetahui bahwa keselamatan itu disediakan hanya melalui salib dan darah Yesus. 2. Perasaan -- Emosi Ia harus tahu bahwa dirinya adalah seorang yang berdosa. Pengetahuan secara teori saja tidak akan menggerakkan dia untuk meninggalkan hidupnya yang lama untuk melekat pada Yesus. Roh Kudus bekerja dalam hati kecil orang-orang yang belum selamat (Yohanes 16:8). Roh Kebenaran itu akan menempelak hati kecilnya dengan keinsyafan akan dosa. Roh itu akan bekerja juga dalam hati kecilnya untuk memeteraikan kebenaran firman Tuhan mengenai jalan keselamatan yang telah kita sampaikan kepadanya. 3. Keinginan -- Kehendak Meskipun ia telah mengetahui bahwa Yesus adalah Juru Selamat dunia dan meskipun ia telah merasa dirinya seorang berdosa yang dimurkai Allah, jikalau ia belum memutuskan untuk menerima Yesus, maka ia belum selamat. Kehendaknya harus membuahkan tindakan. Kalau ia belum memihak kepada Yesus, ia tetap berada pada pihak iblis. CARA PELAKSANAAN PELAYANAN PEMBIMBINGAN Langkah Penjelasan 1. Pakailah ayat-ayat dalam Alkitab sebagai landasan pelayanan. Penjelasan yang tepat dan jelas menjadi dasar nalar pertimbangan orang yang kita injili. Kita harus dapat memastikan bahwa jalan keselamatan itu sungguh-sungguh dapat dimengerti oleh mereka. Jangan menjelaskan seperti memberikan kuliah. Tunjukkanlah ayat-ayat dalam Alkitab sebagai landasan pelayanan Anda. Ia sendiri harus membacanya dengan bersuara. Tapi jangan menganggap bahwa dengan membaca saja ia telah mengerti. Tanyakanlah setiap bagian dari nas-nas tersebut sampai nyata bahwa maksud/arti firman Tuhan itu telah dimengerti. Jika kita memberikan terlalu banyak ayat, hal tersebut akan membingungkan. Seorang penginjil terkenal telah menegaskan bahwa satu atau dua ayat sudah cukup. Lebih baik Injil diberikan dengan sesederhana mungkin. Penginjil tersebut sering memakai Yesaya 53:6 yang bertalian dengan Yohanes 1:12. Tetapi, sebagai patokan bagi kita pakailah 4 ayat saja, 1 ayat untuk setiap faktor rohani dan dapat ditambah dengan 1 ayat lagi bila perlu untuk menjelaskan jika ada sesuatu yang keliru untuk dimengerti. Walaupun orang yang dilayani itu buta huruf, kita pun perlu menunjukkan ayat-ayat kepadanya. Anda sendiri harus membacakannya, tetapi ikutilah dengan jari Anda supaya ia melihat bahwa ini sungguh-sungguh dari Alkitab. Ia harus dapat membedakan perkataan Allah dengan perkataan Anda. 2. Nantikanlah respons keinginan dari orang itu. Kalau terbukti bahwa ia mengerti dan insyaf, maka kita perlu menanyakan lagi apakah ia "ingin" menerima Yesus. Kita tidak boleh meneruskan pembimbingan jika ia belum bersedia. Banyak orang yang dengan semangat mengikuti penjelasan mengenai Injil hanya karena "ingin tahu" saja, tanpa bermaksud untuk bertindak atas pengetahuan itu. Langkah Penerimaan Bagaimana cara membimbing seseorang untuk menerima Yesus? Pertama-tama, harus diingat keadaan sebenarnya. Yesus sedang menunggu untuk diundang masuk dan mendiami hati orang itu. Biasanya undangan itu diberikan dalam doa, dan sering kali orang tersebut akan ragu-ragu tentang bagaimana cara berdoa. Sebaiknya penjelasan berikut diberikan sebelum ia menundukkan kepala untuk berdoa. 1. Berdoa kepada Yesus. Gambaran Tuhan Allah masih terlalu umum, tapi "gambaran" Yesus mungkin lebih jelas baginya. Ajaklah ia berbicara kepada Tuhan Yesus Kristus. 2. Apa yang diminta? Tiga hal yang perlu diucapkan kepada Yesus, yaitu: a. Masuklah ke dalam hatiku! b. Bersihkanlah hatiku yang berdosa ini! c. Tinggallah tetap dalam hatiku untuk terus memelihara aku! Ada beberapa cara doa lain yang bisa dipakai berdasarkan perjanjian-perjanjian dalam Alkitab, tetapi untuk memulai, doa di atas sangat tepat. Cara ini akan memudahkan pelayanan rohani selanjutnya. Kalau seseorang telah mengetahui bahwa hatinya didiami Yesus, maka itu bisa menjadi dasar yang baik untuk meminta segala berkat yang telah disediakan Yesus bagi orang-orang percaya. Kadang-kadang, orang yang kita layani itu telah menerima Yesus sementara ia mendengar penjelasan Injil, yaitu sebelum sampai pada doa untuk menerima Yesus sebagai Juru Selamat. Kalau demikian, bentuk doanya akan berubah menjadi ucapan terima kasih karena Yesus telah mengampuni dosanya. Siapakah yang berdoa? Janganlah kita menjadi "dukun doa". Kita bukan pengantar bagi orang lain. Tugas dan hak istimewa itu dimiliki oleh Yesus (1 Timotius 2:5). Orang yang dilayani itu sendirilah yang harus berurusan dengan Yesus. Kita tidak boleh mewakilinya dalam doa penerimaan. Kalau ia tidak mau berdoa karena malu, pimpinlah ia dalam satu doa pendek. Umumnya, penjelasan mengenai maksud dari doa harus cukup. Kalau Roh Kudus telah menempelak hatinya sehingga ia insyaf bahwa ia telah mati di hadapan Tuhan, maka ia dapat segera berdoa. Doa adalah percakapan bersama antara orang percaya dengan Allah Bapa. Kalau perlu, kita boleh menghentikan dia ketika sedang berdoa, terutama kalau isi doanya menyatakan bahwa Injil belum jelas. Hentikan saja doanya dan jelaskan kembali semua hal yang masih kurang jelas baginya. Kalau ia berdoa dengan menyebut bermacam-macam kesulitan pribadi dan kesulitan rumah tangga, maka hentikan saja. Sebelum Yesus diundang mendiami hatinya, ia belum memunyai hak untuk meminta hal-hal yang lain itu dari Allah. Dalam pelayanan ini, ia harus membereskan diri terlebih dahulu di hadapan Yesus. Setelah itu, ia boleh mempersoalkan hal-hal yang lain. Ia akan tahu bagaimana membereskan banyak persoalan setelah menerima keselamatan. Mintalah ia berdoa terlebih dahulu. Setelah ia selesai, barulah kita boleh menyatakan persetujuan kita dalam doa. Jagalah diri Anda! Hanya sedikit saja yang boleh kita ucapkan. Kalau kita berdoa dengan panjang lebar, doa akan menghalangi perkembangan imannya. Ia akan malu berdoa di hadapan orang lain karena merasa belum mampu mengucapkan ucapan-ucapan yang baik, melihat dari contoh yang Anda teladankan baginya. Pakailah doa yang sederhana tanpa berputar-putar, yang terdiri dari beberapa kalimat saja. Jangan menyebutkan hal-hal yang tidak memunyai hubungan langsung dengan orang yang dibimbing itu. Langkah Peneguhan Langkah pertama dalam tugas peneguhan ini hanya memunyai satu maksud saja, yaitu memberikan keyakinan bahwa ia telah selamat. Setelah ia berdoa untuk menerima Yesus, jelaskanlah jalan keselamatan itu sekali lagi, dan ajaklah ia berdoa untuk kedua kalinya. Mengapa langkah-langkah peneguhan kembali itu perlu? Karena dengan langkah penerimaan Yesus itu, ia telah menjadi orang baru dengan kedudukan (status) baru. Sebelum penerimaan, ia masih digolongkan sebagai orang berdosa yang terpisah dari Allah. Sekarang ia digolongkan sebagai anak-anak Allah dan telah diberikan kedudukan baru. Ia telah selesai mempertimbangkan Injil itu bahwa ia telah memutuskan untuk mau menerima keselamatan dalam Yesus Kristus. Sekarang, ia memandang Injil dari kacamata orang yang telah memiliki keselamatan. Dengan mata rohaninya yang baru, ia dapat memeriksa kembali jalan keselamatan sebagai dasar kepastian bahwa ia telah diselamatkan oleh Kristus. Demikian pula doa kedua merupakan jenis doa yang baru. Sebelum ia bertindak menerima Yesus, ia memunyai "harapan". Setelah langkah penerimaan ia memiliki dasar kepastian itu, dan ia dapat berdoa dengan "iman". Sekarang, sebagai suatu langkah iman, ia akan berdoa mengucapkan terima kasih kepada Yesus karena ia telah diselamatkan oleh-Nya. Setelah ia selesai dengan pengucapan syukur kepada Tuhan -- maka tetapkanlah waktu dan tempat untuk bertemu kembali, guna belajar firman Allah dan berdoa bersama-sama. Sudahkah Anda mulai menginjili pribadi-pribadi bagi Kristus? Sudahkah Anda memunyai hasil yang nyata dari pelayanan Anda? Kalau Anda dapat menjawab "Ya!" kami hanya dapat mengucap syukur bersama dengan Anda serta mengajak Anda untuk terus berjalan dan terus belajar. Diambil dan disunting dari: Judul buku: Penginjilan dan Pelayanan Pribadi Penulis: W. Stanley Heath, Ph.D., M.Div Penerbit: YAKIN, Surabaya Halaman: 53 -- 59 ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI 2 SEPULUH PRINSIP DALAM PELAYANAN (YOHANES 12:6) Ada perbedaan yang cukup jelas antara melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan. Melayani Tuhan adalah seperti Maria (Lukas 10:38- 42). Yang disebut melayani Tuhan adalah berdoa, membangun hubungan yang intim/akrab, serta menanti-nantikan Tuhan. Sedangkan, melayani pekerjaan Tuhan adalah seperti Marta (Lukas 10:38-42). Yang disebut melayani pekerjaan Tuhan adalah menjadi pemimpin pujian, penyanyi di gereja, pemusik, penari tamborin, guru sekolah minggu, dll.. Banyak orang yang suka melayani pekerjaan Tuhan tetapi tidak suka melayani Tuhan. Orang yang melayani Tuhan pasti akan melayani pekerjaan Tuhan, tetapi belum tentu orang yang melayani pekerjaan Tuhan akan melayani Tuhan. Dalam hidup ini yang terutama adalah melayani Tuhan, setelah itu melayani keluarga kita, baru melayani pekerjaan Tuhan. Sepuluh Prinsip dalam Pelayanan 1. Dasar Pelayanan adalah Karakter Dasar pelayanan kita tidak boleh dibangun atas dasar karunia tapi karakter. Bukan berarti karunia tidak penting. Karakter dan karunia harus berjalan bersama-sama dalam pelayanan. Karakter dan karunia itu seperti kedua kaki kita. Tanpa salah satu dari kaki itu, maka pelayanan kita akan pincang. Ada perbedaan antara karakter dan karunia. Karakter: a. nilainya kekal, b. menyatakan kasih Tuhan, c. melalui proses (waktu), d. membuat kita dikenal Tuhan (1 Korintus 8:3), dan e. harus dikejar (1 Korintus 14:1). Karunia: a. nilainya tidak kekal, b. menyatakan kuasa Tuhan, c. instan (langsung dapat), d. membuat kita terkenal, dan e. harus dikobarkan (2 Timotius 1:6; 1 Tesalonika 5:19). 2. Bentuk Pelayanan adalah Melayani Banyak orang lebih suka dilayani daripada melayani. Ingatlah bahwa Tuhan datang ke bumi ini untuk melayani bukan untuk dilayani. Tuhan Yesus mau mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan taat sampai mati (1 Yohanes 3:16; Filipi 2:5-8). 3. Motivasi Pelayanan adalah Kasih Motivasi pelayanan kita bukanlah untuk mendapat uang, HP, rumah, mobil, dsb.. Kita harus senantiasa termotivasi oleh kasih Tuhan yang ada di dalam kita karena kasih Tuhan sudah dicurahkan di dalam kita (Roma 5:5). Kasih Tuhan membuat kita sabar, murah hati, tidak iri hati dengan teman sepelayanan, tidak sombong, tidak egois, tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran, sabar menanggung sesuatu, percaya segala sesuatu, dan mengharapkan segala sesuatu (1 Korintus 13:4-8). Kasih itu memberi bukan menerima. Salurkan atau alirkan kasih Tuhan yang ada di dalam hati kita, jangan biarkan apa pun menyumbat kasih Tuhan mengalir dari hati kita. Itulah sebabnya jaga hati kita dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23). Jangan biarkan hati kita tercemar atau dicemari dengan apa pun! 4. Ukuran Kesuksesan Pelayanan adalah Pengurbanan Kesuksesan pelayanan tidak diukur oleh sudah berapa banyak rumah dan mobil yang dimiliki, melainkan oleh betapa besar pengurbanan yang sudah kita berikan untuk mereka yang terhilang, yang lemah, yang hina, yang tidak diperhatikan, yang miskin. Rasul Paulus berkata, "Aku suka mengorbankan milikku bahkan jiwaku untuk jiwa-jiwa" (2 Korintus 12:15). Inilah ukuran pelayanan yang benar. 5. Otoritas Pelayanan adalah Penundukan Diri Yakobus 4:7, "Tunduklah kepada Allah, lawanlah iblis dan iblis akan lari dari padamu." Belajarlah tunduk kepada Allah! Belajarlah tunduk kepada orang tua kita di dalam Tuhan! Belajarlah tunduk kepada gembala atau pemimpin kita! 6. Tujuan Pelayanan adalah Memuliakan Tuhan Tujuan pelayan bukanlah untuk mencari nama, bukan untuk terkenal, melainkan untuk memuliakan Tuhan. Kita harus belajar membelokkan pujian yang orang berikan kepada kita untuk kita kembalikan kepada Tuhan. Jangan mau mencuri kemuliaan Tuhan. Biarlah kita yang semakin kecil, Tuhan yang semakin besar (Yohanes 3:30). Ingatlah segala sesuatu yang kita kerjakan, Tuhanlah yang mengerjakannya untuk kita (Yesaya 26:12). 7. Alat-alat Pelayanan adalah Firman, Doa, Pujian (Yohanes 15:3; Yohanes 17:7; Efesus 3:20; 1 Yohanes 5:14; Mazmur 40:2-4; Yesaya 29:29- 30) a. Firman adalah pedang roh kita dalam peperangan rohani (Efesus 6:18). Firman membersihkan dan menguduskan kita (Yohanes 15:3; Yohanes 17:7). Di dalam firman ada nama Yesus dan semua harus tunduk kepada nama Yesus yaitu nama di atas segala nama. b. Doa membuat kita menang di dalam peperangan! Doa menghasilkan kuasa dan damai sejahtera! Doa membuka pintu surga! Doa mengubah dunia ini! Doa membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin! Doa mengubah kutuk menjadi berkat! c. Pujian merobohkan tembok Yeriko! Pujian membuat musuh-musuh kita terpukul kalah! Pujian menarik banyak jiwa datang kepada Tuhan! Di dalam firman ada kuasa, ucapan, perkataan firman! Di dalam doa ada kuasa, tetaplah berdoa! Jangan jemu-jemu berdoa! Di dalam pujian ada kuasa! Tetaplah memuji Tuhan! 8. Kehormatan Pelayanan adalah Bertumbuh dalam Kekudusan Bertumbuh terus di dalam kasih, iman, dan pengharapan! Bertumbuhlah terus di dalam kekudusan! Kejarlah kekudusan! Sebab tanpa kekudusan tidak ada seorang pun yang dapat melihat Tuhan. 9. Kuasa Pelayanan adalah Roh Kudus dan Ketaatan Roh Tuhan ada pada gereja Tuhan. Tuhan mengurapi gereja-Nya untuk menyembuhkan yang sakit, mengabarkan Kabar Baik, membebaskan para tawanan, mengusir setan, melenyapkan sakit penyakit dan segala kelemahan tubuh, menginjak ular dan kalajengking, menahan kekuatan musuh sehingga tidak ada yang membahayakan gereja-Nya (Lukas 4:18-19; Matius 10:1, 7-8; Lukas 10:19) Hiduplah dalam ketaatan! Kita punya kuasa Tuhan! Bangkitlah dan jadilah terang maka dunia ini tidak akan menjadi sama lagi! 10. Teladan Pelayanan adalah Tuhan Yesus Teladan utama pelayanan kita adalah Tuhan dan bukan manusia. Jika teladan kita meneladani manusia, bahkan hamba Tuhan, maka Tuhan akan izinkan kita untuk kecewa terhadap hamba Tuhan itu. Fokuskan mata, hati, pikiran kita kepada Tuhan maka kita tidak akan kecewa (Mazmur 16:8; Ibrani 3:1; Ibrani 12:2). Tidak ada lagi tawar hati! Tidak ada lagi kekecewaan! Tidak ada lagi kepahitan! Bumi ini akan penuh dengan kemuliaan Tuhan. Ingatlah dan yakinlah jerih payah kita di dalam Tuhan tidak akan sia-sia (1 Korintus 15:58). Janganlah kerajinan kita kendor, biarlah roh kita menyala-nyala dan layanilah Tuhan (Roma 12:11). Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul majalah: Nafiri Kasih, Edisi 021/Desember 2002 Judul artikel: 10 Prinsip dalam Pelayanan Penulis: Ishak Lukas Sunarto Wong Penerbit: Yayasan Nafiri Kasih, 2002 Halaman: 11 -- 12 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI PERSONAL EVANGELISM LEARNING CENTRE METROPOLITAN ==> http://penginjilan.com Situs ini merupakan situs resmi organisasi PEMetro yang bersifat nirlaba, interdenominasi, dan independen. Pelayanan PEMetro dimulai dengan pelatihan penginjilan pribadi Evangelism Explosion International Metropolitan (EEMetro) pada tahun 1997 di Jakarta. Meskipun pelayanan utama adalah untuk menjangkau masyarakat metropolitan (kota besar), namun PEMetro juga melatih jemaat di berbagai kota kecil dan pedalaman; mereka dilatih agar lancar bersaksi. Situs ini menampilkan bidang-bidang pelayanan yang ditangani oleh PEMetro, yaitu EEMetro (penginjilan pribadi), VEMetro (penginjilan melalui objek visual), dan JOYExplo! (pelatihan penginjilan melalui dinamika "outbond"). Beberapa kesaksian mengenai pelayanan PEMetro dapat Anda lihat dalam menu Testimoni. Kami mengundang Anda untuk segera berkunjung. (DWD) ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA I R A N Pergolakan terus meningkat di Iran, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dari dalam negeri karena cekcok antara pemerintah dan masyarakat terus meningkat; dari luar karena Amerika Serikat dan negara-negara lain tidak menyetujui keputusan Iran tentang senjata nuklir. Penginjil ST mengatakan, "Ada gerakan yang terus berlangsung bukan untuk menghentikan kekacauan, tetapi melanjutkan agenda keagamaan mereka. Namun, di tengah keadaan yang sulit ini, gereja terus bertumbuh." Walaupun harga yang dipertaruhkan lebih tinggi dari sebelumnya, ST percaya bahwa tidak ada tempat di seluruh Timur Tengah yang dapat menerima Injil seperti di Iran. Dukunglah pelayanan ST yang mulai menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa kedua nasional Iran, bahasa Azeri. (t/Uly) Sumber: Mission News, April 2010 [Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14085] Pokok doa: * Doakan agar Tuhan memberikan pemulihan bagi Iran, sehingga masyarakat Iran dapat hidup tenang dan damai. Doakan juga agar Tuhan memberi hikmat kepada pihak berwajib dalam mengatur dan melaksanakan pemerintahan di Iran. * Berdoa agar setiap orang yang terbeban menjangkau Iran mengerjakan tugas pelayanan tanpa takut dan gentar. Biarlah hikmat dan perlindungan Tuhan menyertai mereka senantiasa. * Doakan supaya Tuhan menyertai ST untuk menyelesaikan proyek penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Azeri agar firman Tuhan tersebar lebih luas di Iran. M A R O K O Sudah sebulan sejak pekerja-pekerja Kristen dari luar negeri dideportasi dari Moroko. Negara beragama mayoritas Islam yang dulunya toleran ini sekarang tidak lagi demikian. Avant Ministries telah bekerja di Moroko lebih dari 100 tahun dan sejak 10 tahun yang lalu, pelayanan mereka mengalami sedikit perubahan. Ketua dan CEO Avant, JE, mengatakan, "Akhir-akhir ini, ketika orang asing dipaksa pergi meninggalkan negara ini, kami mulai bekerja melalui orang-orang percaya pribumi dan juga memakai siaran-siaran media di luar Malaga, Spanyol. Dalam 10 tahun, kami melihat gereja-gereja lokal berlipat ganda jumlahnya, dari sekitar 20 gereja menjadi lebih dari 50 gereja." Strategi perintisan gereja Short-Cycle Avant membuahkan keberhasilan di daerah itu. Namun, JE mengatakan orang- orang Kristen harus berdoa bagi orang-orang percaya Maroko. "Tidak hanya orang asing saja yang ditendang keluar dari negara tersebut, tetapi orang-orang percaya lokal juga diberikan tekanan yang besar. Banyak teman dan relasi-relasi kita yang diinterogasi polisi dan berada dalam tekanan besar." Doakanlah agar Avant bijak dalam merencanakan pelayanan selanjutnya dan berdoalah agar lebih banyak orang percaya yang mendukung pelayanan mereka. Sumber: Mission News, April 2010 [Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14081] Pokok doa: * Berdoa bagi umat percaya di Maroko, agar mereka tetap kuat di dalam Tuhan, meskipun beberapa waktu belakangan pemerintah berupaya membatasi kegiatan kekristenan di Maroko. * Doakan juga agar Tuhan memampukan dan memberi keberanian kepada orang-orang percaya Maroko untuk membagikan Injil Kristus kepada kerabat, rekan, maupun orang-orang di sekitar tempat mereka tinggal. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA GEMPA TEKTONIK DI PAPUA Gempa berkekuatan 6,2 -- 7;1 skala Richter (sR) yang mengguncang wilayah Biak, Provinsi Papua, Rabu (16/6), memicu kebakaran 35 rumah warga, menewaskan 2 orang, dan menghancurkan ratusan rumah di Serui, ibu kota Kabupaten Kepulauan Yapen. Gempa ini diperkirakan juga telah menghancurkan rumah-rumah warga di pedalaman Kepulauan Yapen yang dekat dengan pusat gempa. Masyarakat masih trauma dengan peristiwa gempa yang mengagetkan itu. Pemerintah Kabupaten Yapen telah mengirim bantuan makanan dan tenda bagi warga di Serui. Sumber: Kompas, Kamis 17 Juni 2010. Halaman 1 POKOK DOA: 1. Doakan agar Tuhan memberikan kekuatan dan ketabahan kepada masyarakat korban gempa di Papua. 2. Mengucap syukur untuk pemerintah Papua yang langsung tanggap dan memberikan bantuan semampunya kepada para korban gempa. Doakan agar lebih banyak pihak yang terlibat membantu. 3. Doakan juga agar di tengah-tengah demam Piala Dunia 2010, masyarakat Indonesia, terkhusus umat percaya, tidak mengabaikan saudara kita di Papua yang sedang ditimpa musibah ini. 4. Berdoa juga agar melalui peristiwa ini, masyarakat di Papua semakin disadarkan untuk lebih mengenal Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. 5. Doakan kerukunan dan kesatuan gereja-gereja Tuhan di Papua agar ikut terlibat membantu korban gempa sehingga dapat menjadi berkat dan kesaksian bagi masyarakat sekitar. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati Kontributor: Davida Welni Dana Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi Twitter MISI: http://twitter.com/sabdamisi ______________________________________________________________________ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright (c) 2010 e-JEMMi/e-MISI / YLSA -- http://www.ylsa.org SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |