Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/25 |
|
e-JEMMi edisi No. 25 Vol. 11/2008 (17-6-2008)
|
|
Juni 2008, Vol.11 No.25 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI: Ghulam Masih Naaman (Kasih Karunia-Ku Cukup Bagimu) SUMBER MISI: The Rightnow Campaign DOA BAGI MISI DUNIA: Laos, Irlandia DOA BAGI INDONESIA: Global Youth Outreach (GYO) ______________________________________________________________________ WHEN YOU LOOK OUT, IT WAS MAYBE NIGHT BUT WHEN YOU LOOK UP, IT`S ALWAYS LIGHTS ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Ghulam Masih Naaman adalah seorang hamba Tuhan yang melayani di India. Kesetiaan, pengabdian, dan semangat untuk tidak mudah menyerah pada keadaan merupakan sebuah contoh yang layak diteladani setiap orang percaya. Melalui kisah hidupnya, kita belajar bahwa Tuhanlah yang membentuk kita, bahkan sebelum kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Tidak ada hidup yang sia-sia jika kita ada dalam tangan Tuhan. Juga, melalui kisah hidupnya kita melihat bahwa kasih, penyertaan, dan anugerah Tuhan tidak pernah jauh dari mereka yang setia melayani-Nya. Teruslah melayani Tuhan dalam keadaan apa pun yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita. Jangan lupa untuk terus mendoakan utusan-utusan Tuhan yang ada di ladang misi karena melalui doa, kuasa Tuhan dapat terus dinyatakan. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI GHULAM MASIH NAAMAN (Kasih Karunia-Ku Cukup Bagimu) Diringkas oleh: Novita Yuniarti Ghulam Masih Naaman dilahirkan di Jammu, Kashmir. Ia adalah anak ke-5 dari enam bersaudara. Ayahnya adalah seorang tuan tanah yang sangat berhasil. Semasa kecilnya, Ghulam hidup berkecukupan. Setelah kelahiran kakak-kakaknya, ibunya rindu memiliki anak lagi. Namun, selalu gagal karena semua anak yang lahir meninggal ketika masih bayi. Oleh sebab kelahiran Ghulam dianggap sebagai mukjizat, setelah Ghulam lahir, ibunya membawanya ke sebuah kuil yang terletak di pegunungan Kashmir untuk dipersembahkan kepada dewi-dewi (ibunya adalah seorang Kedar yang taat, namun masih percaya kepada dewi-dewi -- agama warisan dari orang tuanya). Oleh sebab itulah Ghulam masih membawa tanda lahir di tubuhnya, yaitu kuping yang berlubang, tanda bahwa ia adalah milik dewi-dewi. Pada usia lima tahun, Ghulam masuk sekolah dasar. Pada usia ini juga, untuk pertama kalinya, ia pergi ke tempat ibadah agamanya yang terletak tidak jauh dari rumahnya untuk belajar mengaji dan mempelajari kitab sucinya. Ketika Ghulam berusia sembilan tahun, ia menempuh pendidikan sekolah menengah di Jammu, Kashmir -- Sekolah Menengah Maha Raja Ranbeer Singh, sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak raja atau penguasa. Sekolah tersebut menawarkan berbagai macam pralatihan militer, seperti menunggang kuda dan menembak -- sesuatu yang pantas bagi anak-anak raja. Namun bagi Ghulam, pendidikan semacam ini merupakan hal yang cukup membingungkan baginya karena tidak jelas ke mana pendidikan tersebut mengarahkannya. Karena sekolah ini dikhususkan bagi orang Hindu, maka setiap siswa harus mempelajari agama dan kitab suci Hindu. Perang dunia ke-2 terjadi ketika Ghulam berusia enam belas tahun -- India masuk ke dalam sebuah dilema. Seperti rakyat India yang menginginkan kemerdekaan dari kekuasaan Inggris, Ghulam pun menginginkan hal yang sama. Namun, Ghulam masih terlalu muda untuk mengerti apa yang terjadi dalam dunia politik dan ideologi di India. Melihat situasi tersebut, Ghulam memutuskan untuk malamar sebagai anggota angkatan udara. Ia diterima dan ditempatkan sebagai montir yang bertugas untuk memelihara dan memerbaiki pesawat terbang. Latihan pertama Ghulam dilaksanakan di Lahore. Setelah itu, ia dipindahkan ke Birma dan Ronggon. Beberapa waktu kemudian, ia dikirim ke akademi angkatan udara dan di tempat inilah ia memeroleh gelar master dalam bidang intelijen militer. Ketika melakukan tugasnya, Ghulam selalu membina hubungan baik dengan siapa saja. Baginya, nilai seseorang tidak tergantung dari warna kulit, ras, dan kepercayaannya. Pengabdian penuh pada pekerjaan, integritas, dan sifatnya yang dapat dipercaya menjadi kualitas yang memampukannya mencapai sukses dalam setiap kedudukannya. Ia tidak dapat menerima ketidakjujuran, baik dalam dirinya sendiri maupun orang lain. Ia juga tidak pernah menekan bawahannya, bahkan ia menjadi pendengar yang baik terhadap keluhan-keluhan bawahannya. Namun, tidak semua orang bersikap demikian. Ia tidak dapat memungkiri bahwa hubungan di antara para perwira dalam angkatan udara kurang baik. Para perwira Inggris sering memandang rendah para perwira India. Mereka menganggap para perwira India memiliki mutu yang rendah dan menyebut mereka dengan istilah "Bloody Indians". Kehidupan para perwira India tidak dihargai, meskipun mereka berpangkat sama. Tutur kata mereka terkadang kasar dan tidak sopan. Hal ini membuat Ghulam sangat terganggu. Diskriminasi tersebar dengan luas. Orang-orang Inggris tidak mau menyesuaikan diri dengan dengan orang-orang India. Namun, di antara sekian banyak perwira Inggis yang angkuh, Ghulam menemukan sosok perwira Inggris yang penuh belas kasih. Perwira tersebut bernama Kapten Bexter. Ia adalah orang yang agak tertutup, namun dari sikapnya, Ghulam mengetahui orang seperti apa dia. Kapten Bexter tidak merendahkan perwira India, ia memerhatikan jaminan sosial mereka. Hal yang paling berkesan tentang Kapten Bexter adalah tindakannya dalam peperangan. Jika ada serangan dari pihak lawan, ia akan memerintahkan bawahannya untuk berlindung di gereja (sebuah tenda yang dipakai untuk kebaktian). Di tempat itu, Bexter akan berdoa dan hal yang dilakukan bawahannya adalah mengucapkan kata "amin" ketika ia selesai berdoa. Ghulam belum pernah mendengar doa seperti yang dilakukan Bexter -- doa yang sangat sederhana, yang langsung menuju kepada Tuhan. Suatu ketika, Ghulam mendapat tugas untuk menguji sebuah pesawat terbang. Namun setelah berjarak kira-kira tiga puluh mil, ia terkena tembakan dari pihak lawan. Pusan, rekan kerja Ghulam, mengambil kendali atas pesawat tersebut. Pendaratan dapat dilakukan dengan selamat, tetapi Ghulam tidak sadarkan diri akibat peristiwa tersebut. Ia dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan selama dua puluh hari. Selama menjalani perawatan, Ghulam tidak kekurangan apa-apa. Ia dirawat oleh dua orang perawat, Amber dan Marry, yang merawatnya dengan penuh belas kasih. Ghulam ingin mengetahui apa alasan Amber dan Marry sehingga mereka sangat mengasihinya. Mereka berkata, "Kami merawat Anda bukan karena Anda tampan, bukan untuk mengharapkan hadiah dari Anda, namun kami adalah orang Kristen. Tuhan Yesus telah menderita demi keselamatan manusia, dan tugas kami adalah untuk melayani sesama manusia." Ghulam terharu mendengar kesaksian ini. Sekali lagi ia dikonfrontasikan dengan Tuhan Yesus melalui dua murid-Nya, ketika ia melihat anak-anak Tuhan mengasihi dan melayani sesama manusia di tengah-tengah pembantaian dan kurangnya perhatian terhadap sesama. Ghulam merasakan kehadiran Allah, tetapi tidak ada waktu baginya untuk merefleksikannya. Ghulam keluar dari rumah sakit dan bergegas kembali ke markas. Ia mendapat tugas baru, yaitu mencegah pegawai-pegawai angkatan udara memasuki daerah-daerah pelacuran. Di sini ia berkenalan dengan Philips, seorang anggota angkatan udara. Kehadiran Philips membuatnya gembira, ditambah lagi dengan lelucon-leluconnya. Pada suatu hari, Philips akan dipindahkan ke tempat lain. Philips sangat marah atas keputusan tersebut. Alasan mengapa ia tidak mau dipindahkan adalah karena ia mencintai Kumla, seorang pelacur. Ghulam mencoba memberikan nasihat kepada Philips bahwa dengan menikahi wanita semacam itu, berarti menentang norma sosial. Philips tetap teguh pada pendiriannya. Ia berkata, "Tuhan Yesus menyayangi seorang penjahat seperti saya dan mengorbankan hidup-Nya sebagai tebusan untuk menyelamatkan jiwa saya, maka saya juga harus bisa menerima orang yang berdosa dan dihinakan dunia." Pada tahun 1945, perang dunia II berakhir. Namun, bagi India ini merupakan periode yang sangat buruk. Agama dijadikan sebagai batu antukan di mana banyak orang tersandung karenanya. Hindu dan kaum Kedar tidak dapat hidup secara damai. Ketakutan dan kebencian semakin meningkat, pembunuhan dan kerusuhan terjadi di seluruh penjuru India. Sebenarnya, kaum Kedar bukanlah sesuatu yang baru di India. Agama kaum Kedar tersebut pertama kali masuk di India pada tahun 712 SM. Pada mulanya, kaum Kedar dan Hindu hidup secara berdampingan, namun kaum Kedar mengambil alih kekuatan politik di bagian utara India, sebagai keturunan Jengis Khan yang mengalahkan Delhi pada tahun 1526 dan mendirikan dinasti Mughal. Dinasti ini tidak berusaha memaksa penduduk memeluk agama kaum Kedar karena golongan Hindu Brahmana dari golongan kuat tidak akan memberi kesempatan, walaupun mereka telah mencobanya. Sedangkan beberapa orang kaum Kedar dari golongan tinggi Mughal adalah orang-orang yang bertobat dari kasta Hindu terendah. Hal ini membuat Ghulam seolah berada di persimpangan jalan, ia tidak tahu harus berbuat apa. Pada Agustus 1947, kekuasaan Inggris berakhir di India. Namun hal ini tidak membuat situasi di India membaik. Kerusuhan, pembunuhan, dan peperangan terjadi di India. Setiap orang Kedar sejati harus percaya dan mengakui prinsip-prinsip dasar iman -- jika seseorang tidak bisa mengucapkan kalimat sahadat, mereka adalah orang kafir dan berperang melawan mereka adalah benar. Pertemuan Ghulam dengan Yesus terjadi ketika ia mendatangi sebuah keluarga Kristen dan meminta mereka untuk menyangkal imannya. Seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun dari keluarga tersebut menolak untuk menyangkali Yesus meskipun telah diancam. Tidak ada rasa takut terpancar dari wajah gadis kecil ini. Ketika keluarga ini berdoa, tiba-tiba suatu cahaya menyembunyikan mereka dari pandangan Ghulam. Cahaya itu begitu cemerlang dan mengerikan. Sedikit demi sedikit, cahaya itu mendekati Ghulam dan ia mulai merasa takut. Ghulam tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba dalam benaknya muncul pemikiran untuk meminta maaf kepada makhluk tersebut. Lalu Ghulam mendengar suara yang berkata, "Kami mengampuni Anda dalam nama Yesus." Setelah kembali ke markas, nama Yesus terus terngiang di telinganya, dan Ghulam mulai mengingat pengalaman masa lalunya. Yesus yang dipercayai oleh Bexter, melindunginya dan teman-temannya dari serangan lawan. Yesus yang dipercayai Amber dan Marry, demi Dia, mereka telah menyelamatkan kehidupan seorang pria yang sudah tidak bisa ditolong. Yesus yang dipercayai Philips, memberi kekuatan kepadanya untuk berkorban bagi orang lain. Dan yang paling berkesan dari semua pengalaman itu ialah pertemuannya dengan Yesus yang diimani oleh seorang gadis kecil yang datang dan menyelamatkan para pengikut-Nya di waktu yang tepat. Matanya telah melihat tindakan penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus kepada gadis kecil bersama orang tuanya. Pemikiran ini selalu membayangi dirinya dan Ghulam tidak memiliki kekuatan untuk menghindar. Suatu pagi, Ghulam bangun untuk melakukan sembahyang seperti biasanya. Tiba-tiba ada yang datang dari belakang, meletakkan tangan di bahunya dengan penuh kasih dan berkata, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu .... " (2 Kor. 12:9). Kalimat ini diulangi tiga kali, lalu Ghulam merasa seperti ada aliran listrik yang masuk ke dalam tubuhnya -- seperti ada sesuatu yang menyegarkan dan menggembirakan dalam dirinya. Pengertian, pengampunan, dan pendamaian merupakan kenyataan yang benar. Petualangan kekristenan Ghulam terjadi ketika ia bertemu dengan seorang pegawai Kristen yang sedang membersihkan tempat di mana ia tidur dan mendengar Ghulam berulang-ulang mengucapkan kalimat, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu ...." Orang tersebut menyarankan kepada Ghulam untuk menemui Pendeta Inayat Rhumal`shan di wilayah Faisalabad. Pendeta Inayat menyarankan kepada Ghulam untuk menemui Pendeta RWF. Wooton di Gorja. Betapa suram awal pengenalan Ghulam akan Yesus, namun ia tidak putus asa. Setelah sampai di Gorja, Ghulam menemui Pendeta Wooton. Di tempat ini, ia harus menghadapi berbagai tantangan, khususnya yang berasal dari orang Kristen sendiri. Mereka menyangka keputusan Ghulam untuk menjadi Kristen karena ia ingin menikah dengan seorang gadis Kristen, yang lain berkata bahwa ia hanya mencari pekerjaan sebagai hamba Tuhan, dan yang lainnya lagi berkata ia hanya mau uang. Akhir September 1949, Ghulam mendapat kabar bahwa ia akan dibaptis pada tanggal 2 Oktober mendatang. Ghulam sangat senang mendengar kabar terebut. Ketika Ghulam sedang sendirian, ia didatangi oleh pamannya dan meminta Ghulam untuk pergi bersama dengan mereka tanpa sepengetahuan siapa pun, dan jika Ghulam menolak, maka pamannya mengancam akan memberitahukan pertobatan Ghulam kepada semua orang. Hal ini dapat menyebabkan penganiayan terhadap dirinya dan orang-orang Kriten di Gorja. Ghulam tidak dapat membiarkan hal ini terjadi. Dalam kondisi ini, Ghulam mendengar suara yang berkata kepadanya, "Akan ada lebih banyak lagi duri dan penghalang yang harus engkau hadapi, jika engkau memutuskan untuk mengikut Aku. Pergilah dengan mereka karena di rumahlah tempat pertama di mana engkau harus bersaksi. Engkau berdiri sebagai saksi-Ku, pertama di Yerusalem, kemudian di Yudea, Samaria, dan kemudian seluruh dunia." Ghulam menyetujui untuk pergi bersama dengan mereka, ia tidak takut karena ia tahu siapa yang akan menolongnya. Tuhan telah membimbing Ghulam ke jalan yang telah Ia tetapkan. Jalan ke Kalvari baginya adalah suatu jalan yang penuh dengan duri. Walaupun terkadang salib-Nya terasa berat, namun ini adalah satu-satunya jalan yang harus ia jalani, di mana ia bisa melayani Tuhan dan membawa salib-Nya ke kaki orang lain. Keluarganya sudah tidak menerima ia sebagai bagian dari anggota keluarga, teman-temannya telah memutuskan tali persahabatan dengannya ketika ia menolak untuk menyangkali imannya. Namun, semuanya itu tidak menyebabkan Ghulam berpikir bahwa keputusan yang diambilnya adalah salah. Ia tahu, kekristenan adalah satu-satunya jalan -- tidak ada satu pun yang dapat mengubah keyakinan ini. Ghulam tahu bahwa ia telah memilih jalan yang benar walaupun harus berakhir dengan kematian. Mati setiap hari bagi Kristus tidaklah mudah. Sekarang ia sudah siap kalau Tuhan memanggilnya. Kematian bagi orang Kristen bukanlah akhir kehidupan, tetapi permulaan dari kehidupan yang baru. Diringkas dari: Judul buku: Kasih Karunia-Ku Cukup Bagimu Penulis: Ghulam Masih Naaman Penerbit: Jalan Alrahmat Halaman: 1 -- 126 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI THE RIGHTNOW CAMPAIGN ==> http://www.rightnow.org Rightnow Campaign didirikan oleh Brian Mosley pada tahun 2000. Organisasi ini didirikan berdasarkan pengalaman Brian Mosley yang melihat banyak organisasi Kristen yang hanya bergantung pada brosur organisasinya untuk menindaklanjuti orang-orang yang memiliki kerinduan untuk terlibat dalam pelayanan. Organisasi ini ada untuk membantu generasi usia 20 -- 30-an ke atas agar mendapat kesempatan melayani Tuhan. Inti dari Rightnow Campaign adalah penindaklanjutan (follow-up) secara pribadi. Rightnow Campaign mengadakan pertemuan bagi para pemuda, baik secara tatap muka atau pun secara tersambung (online), lewat situsnya, dan menyediakan tim yang beranggotakan orang-orang terlatih untuk menghubungi orang-orang yang rindu melayani melalui telepon. Melalui kerja sama dengan 75 organisasi pelayanan dan misi, Rightnow Campaign membantu orang-orang tersebut mengenali kerinduan mereka dalam melayani Tuhan dan mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan iman mereka. Kunjungi situsnya untuk mengenal organisasi ini lebih dekat. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA L A O S Sumber-sumber VOM (Voice of the Martyrs) mengemukakan bahwa ada dua kelompok pendeta yang pergi ke Thailand untuk menghadiri konferensi kepemimpinan. Kelompok pertama berhasil melalui Meekong tanpa masalah. Kelompok kedua yang terdiri dari delapan orang ternyata diikuti oleh polisi Laos. Mereka digeledah, dan dua di antaranya didapati memiliki Alkitab. Semua barang yang dimiliki pendeta-pendeta tersebut disita, termasuk telepon genggam mereka. Menurut VOM -- Kanada, para pendeta tersebut dilaporkan telah dipulangkan kembali ke Laos meskipun sejak penangkapan tersebut, tidak ada kontak dengan mereka. Negara Laos ada di peringkat kedelapan di antara lima puluh negara dalam Open Doors World Watch List, yaitu daftar negara yang paling banyak menganiaya orang-orang Kristen di dunia. Pemerintah Laos telah memberikan batasan-batasan yang lebih luas terhadap semua kelompok agama. Akhir-akhir ini, pemerintah Laos memang telah berupaya untuk memerbaiki catatan penegakan hak asazi manusia di negeri itu. Penangkapan semakin sedikit dan banyak gereja yang sebelumnya ditutup, kini sudah dibuka kembali. Namun, gereja-gereja di sana belum bebas dari penganiayaan. Berdoalah bagi para pendeta di Laos dan keluarganya selama masa sulit ini. Mintalah agar Tuhan melindungi dan menguatkan mereka. Berdoalah juga untuk pembebasan mereka yang masih ada di penjara dan kiranya kesaksian-kesaksian mereka dapat menarik petugas penjara ke dalam persekutuan dengan Yesus Kristus. (t/Setyo) Diterjemahkan dari: Mission News Network, April 2008 Alamat URL: http://www.mnnonline.org/article/11060 Pokok Doa: * Doakan pemerintah negara Laos agar mereka membuka lebih banyak "pintu" bagi Injil sehingga Kabar Baik tersebut dapat masuk ke wilayah-wilayah yang belum mendengar Injil. * Gereja Tuhan dan orang percaya di Laos perlu didoakan karena banyak di antara mereka yang menerima ancaman dan aniaya dari orang-orang yang menentang kekristenan. Biarlah perlindungan Tuhan senantiasa menyertai mereka. I R L A N D I A Tahun ini, konvensi eksposisi Alkitab yang telah diadakan selama beberapa dekade terakhir, akan diselenggarakan di Gereja Hamilton Road Presbyterian. Konvensi ini diadakan selama sehari penuh dan dihadiri oleh orang-orang percaya dari Irlandia Utara, Republik Irlandia, Skotlandia, dan Inggris. Konvensi hari Senin dipenuhi dengan cepat oleh para jemaat sehingga pintu-pintu gereja harus ditutup lima belas menit sebelum kebaktian dimulai karena gereja sudah begitu penuh. Firman Tuhan yang disampaikan dua pembicara, saling melengkapi. pembicara pertama membahas tentang pemenuhan Roh Kudus dan pembicara kedua mengenai kebangunan rohani pribadi. Tippit membagikan pengalamannya tentang kebangunan rohani pribadi yang telah ia lihat selama sembilan bulan terakhir. Kebaktian "Youth Mix" yang diadakan pada malam hari setelah konvensi, menarik minat banyak muda-mudi. Tippit memceritakan tentang awal perjalanannya menjadi Kristen dan kebangunan rohani yang dialami sepanjang hidupnya menjadi Kristen. Banyak pemuda untuk kali pertama menyatakan komitmennya pada Kristus. Seorang gadis, yang adalah putri seorang misionaris, mengatakan bahwa dari semua konvensi yang pernah dia hadiri, konvensi ini sangat berbeda. Secara keseluruhan, respons dari khotbah yang disampaikan luar biasa, dan banyak orang menyatakan kebutuhan mereka untuk menyerahkan hidup mereka kepada Tuhan. (t/Setyo) Diterjemahkan dari: Mission News Network, April 2008 Alamat URL: http://www.mnnonline.org/article/11070 Pokok Doa: * Doakan Irlandia agar Tuhan melawat dan memulihkan bangsa ini. Doakan juga untuk penduduknya, agar mereka dapat menangkap isi hati Tuhan dan meresponinya dalam kehidupan mereka setiap hari. * Kegerakan anak muda sedang terjadi di Irlandia. Doakan agar Tuhan memampukan setiap anak-anak muda di sana untuk memberikan dampak yang positif bagi teman-teman mereka yang belum percaya. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA GLOBAL YOUTH OUTREACH (GYO) Global Youth Outreach (GYO) merupakan sarana persiapan anak muda untuk menjadi katalisator dalam kegerakan anak muda, di mana mereka dilatih, digerakkan, dan diterjunkan ke ladang pelayanan kota melalui tindakan nyata yang memancarkan kasih Kristus sampai ke jalan-jalan. GYO yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 2 s/d 5 Juli 2008 di Jakarta, dapat dihadiri oleh anak muda dari berbagai denominasi gereja, jaringan, kampus, pelajar, dan lembaga pelayanan lainnya. Informasi lebih lanjut bisa didapatkan dengan menghubungi: Sekretariat TCI <info(at)tc-indo.net> atau <dokumen(at)tc-indo.net>. Sumber: Buletin Transformation Connection Indonesia, Edisi II, Februari 2008 Pokok Doa: 1. Global Youth Outreach (GYO) bertujuan untuk membawa anak muda melayani dan memberkati kota melalui tindakan nyata. Kiranya Tuhan memakai kesempatan ini untuk membagikan visi bagaimana memenangkan anak muda bagi Kristus. 2. Berdoa juga untuk pembicara yang akan mengisi acara GYO, agar Tuhan memberi kesiapan hati sehingga dipakai Tuhan untuk menyampaikan firman-Nya. 4. Doakan agar setiap organisasi yang diundang dapat menghadiri acara ini sehingga banyak pemuda dari berbagai tempat/kota dapat berpartisipasi dan berbagi berkat. 5. Berdoa untuk aparat kemanan yang akan ditugaskan selama acara berlangsung, agar Tuhan memakai dan memperlengkapi mereka untuk menjaga keamanan saat itu. 6. Selama acara berlangsung, iblis pasti tidak akan tinggal diam. Karena itu, mari kita berdoa agar Tuhan menjaga setiap firman yang ditaburkan sehingga tidak ada yang kembali dengan sia-sia. 7. Doakan panitia yang mengurus persiapan maupun pelaksanaan acara ini. Biarlah Tuhan memberikan hikmat dan bijaksana atas setiap usaha yang dilakukan, seperti penggalangan dana untuk mencukupi anggaran yang telah disusun, pengurusan surat-surat izin, dan persiapan akomodasi untuk menampung semua peserta GYO. Berdoalah pula agar ada kesatuhatian di antara para panitia sehingga melalui acara ini, nama Tuhan saja yang dimuliakan. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersil dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |