Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2007/25 |
|
e-JEMMi edisi No. 25 Vol. 10/2007 (19-6-2007)
|
|
Juni 2007, Vol.10 No.25 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI (1) : Generasi yang Hilang ARTIKEL MISI (2) : Sepuluh Mitos Mengenai HIV/AIDS SUMBER MISI : Bethel Orphanage DOA BAGI MISI DUNIA: Zambia, Global, Amerika Serikat DOA BAGI INDONESIA : Berdoa bagi Anak Korban HIV/AIDS ______________________________________________________________________ THE DIFFICULTIES OF LIFE ARE INTENDED TO MAKE US BETTER NOT BITTER ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Tak pelak lagi, HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang turut mengancam kelangsungan hidup umat manusia. Coba simak kutipan berikut. "Sulit untuk mengimbangi laju penyebaran virus HIV. Lebih dari dua puluh juta orang telah meninggal karena AIDS di beberapa dekade terakhir dan jumlah orang yang terinfeksi virus HIV pun masih terus bertambah. Sepuluh orang terinfeksi virus HIV setiap detiknya. Di seluruh dunia, terdapat 40 juta orang yang terkena HIV/AIDS, 28 juta di antaranya tinggal di Sub-Saharan, Afrika. Meski begitu, jumlah penderita HIV/AIDS di benua lain juga meningkat secara perlahan. Terdapat sekitar sepuluh juta orang berumur 15-24 tahun yang terinfeksi HIV, sebagian besar dari mereka adalah orang tua yang nantinya akan membuat anak-anak mereka menjadi yatim piatu. Wabah penyakit mematikan terdahulu, seperti Black Death yang memakan korban dua puluh juta jiwa di abad pertengahan dan wabah Spanish Flu yang juga memakan korban dua puluh juta jiwa pada tahun 1918 -- 1919 berlangsung hanya sebentar; sedangkan wabah HIV/AIDS tampaknya baru pada tahap permulaan. Tidak ada pola penyebaran yang pasti, termasuk alat yang menyebarkan virus HIV. Namun secara global, HIV menyebar melalui hubungan seksual (80%), penularan dari ibu kepada anaknya (10%), jarum suntik yang terinfeksi HIV yang digunakan para pemakai obat (5%), transfusi darah atau kantong darah yang terinfeksi HIV, dan masih banyak pola-pola penyebaran HIV yang lain. Dampak keseluruhan dari virus HIV akan mengubah ramalan -- dari peramal terhebat sekalipun -- tentang apa yang akan terjadi di masa depan." < http://www.viva.org/?page_id=129 > Berapa banyak dari kita yang cukup peduli dengan keadaan di atas? Berapa banyak dari kita yang mau menerima dengan tangan terbuka jika ada teman atau saudara kita positif terinfeksi virus HIV? Bagaimana orang Kristen menyikapi hal ini? Sebuah organisasi misi Kristen di Kenya telah memainkan peran yang luar biasa untuk memberikan harapan bagi anak-anak korban HIV/AIDS ini untuk melanjutkan hidup. Simak juga sajian-sajian lain dari e-JEMMi minggu ini yang membahas "Anak Yatim Korban AIDS". Sebagai anggota gereja-Nya, Anda pun bisa berbagian di dalam pelayanan ini, baik melalui doa, dana, atau daya. Anda terpanggil? Redaksi tamu e-JEMMi, Puji Arya Yanti ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI (1) Berikut ini suatu kisah nyata dari sebuah panti asuhan di Kenya yang menawarkan kehidupan baru bagi anak-Anak penderita AIDS. Kiranya menginspirasi Anda untuk terlibat dalam pelayanan menolong mereka yang tertular penyakit HIV/AIDS. GENERASI YANG HILANG ==================== Setiap hari, ratusan anak dan bayi meninggal karena AIDS -- atau penyakit yang berhubungan dengan AIDS dan yang lebih parah lagi adalah terinfeksi AIDS -- yang biasanya diturunkan dari ibu mereka. "Bayi-bayi malang ditemukan di berbagai tempat," kata Clive Beckenham, direktur New Life Homes. "Di parit-parit, tempat-tempat pembuangan, di ladang-ladang, juga di luar kebun-kebun kopi." Namun, bayi yang baru lahir bisa diberi obat antiretroviral atau ARV. ARV akan menyerang virus HIV penyebab AIDS, dengan demikian pasien bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun. Tidak ada yang lebih memahami hal ini selain Father Angelo d`Agostino, pendiri Nyumbani Orphanage (Panti Asuhan Nyumbani) di Kenya. "Pada awalnya, di tahun 1992, kami sebenarnya hanya mendirikan rumah singgah," katanya. "Banyak anak yang meninggal karena tidak ada obat-obatan. Pada saat itu, makam anak-anak yatim piatu cepat terisi penuh. Sekarang ini, hampir seratus anak tumbuh dan besar di sini. Kami menyelamatkan mereka dari kematian," kata Father d`Agostino. "Sangat menakjubkan melihat mereka bertambah gemuk, semakin aktif dan sehat." Aturan pemberian ARV memang patut disyukuri sehingga anak-anak Nyumbani bisa bermain, belajar, dan menikmati kegiatan mereka sehari-hari. UNICEF memperkirakan bahwa lebih dari 95% anak-anak di seluruh dunia yang positif terinfeksi HIV tidak menerima perawatan yang mereka perlukan. Mengobati anak-anak itu lebih rumit karena berat dan tinggi mereka berubah-ubah. Sementara obat menjadi lebih mahal -- mahalnya bisa mencapai delapan kali dosis orang dewasa. "Secara klinis dan ekonomis, merawat anak-anak itu lebih rumit," kata William Bellamy, duta besar AS di Kenya. Dana mengalir dengan lancar. Dalam lima tahun, 15 milyar dollar Amerika dana yang dijanjikan Presiden Bush untuk AIDS telah menjadikan Kenya sebagai program AIDS terbesar kedua AS dalam dunia yang berkembang ini. Apa yang membuat hal ini menjadi perhatian utama? Duta besar Bellamy mengatakan hal ini berkat usaha kelompok misi Kristen dan nirlaba. "Kami mendapati organisasi-organisasi lokal yang didirikan atas dasar iman ini menjadi rekan kerja yang kuat di mana kami dengan cepat dapat menjalin kerjasama," katanya. Namun selain masalah dana, anak-anak yang positif terinfeksi HIV sering kali tidak mendapat perawatan karena tidak ada yang tahu bahwa mereka sakit. Dr. Irene Inwani dari Kenyatta National Hospital mengatakan bahwa kesalahan dalam mendiagnosa mudah terjadi. "Anak-anak itu pada umumnya terlihat sehat, namun jumlah CD4 mereka rendah dan bahkan sangat rendah," katanya. Karena anak-anak ini terinfeksi HIV dari ibu mereka, bisa saja satu anak menginfeksi seluruh keluarga. Banyak keluarga yang takut terhadap diskriminasi ------------------------------------------------ "Karena ketakutan dan merasa HIV adalah suatu aib, tidak mudah untuk mendapatkan izin untuk merawat mereka. Oleh sebab itu, bisa saja anak-anak tersebut tidak mendapat pilihan yang terbaik untuk mendapatkan perawatan," kata Chris Ouma dari UNICEF. Evelyn contohnya, seorang pasien HIV berusia enam belas tahun di Kenyatta National Hospital. Setelah orang tuanya meninggal, sebagian besar keluarganya menolak dia. Namun, bibinya menolong dia mendapatkan awal yang baru di asrama sekolah. Di sana, Evelyn memutuskan untuk menyembunyikan statusnya sebagai penderita HIV. "Jika murid-murid lain tahu bahwa saya positif HIV, hal buruk akan menimpa saya," katanya. Bagi anak-anak yang kehilangan orang tuanya, mereka selalu dipenuhi dengan pertanyaan di mana mereka akan tinggal. Kenya sendiri memiliki dua juta anak yatim. Pemerintah menganjurkan keluarga-keluarga yang mampu untuk mengadopsi mereka. Perubahan perilaku di Kenya merupakan kabar baik bagi anak-anak yatim piatu penderita HIV. New Life Homes mengatakan kira-kira 80% dari anak-anak itu akan diadopsi. "Inilah yang kami lihat ketika orang-orang asing masuk ke negara ini," kata Ahmed Hussein dari Departemen Pelayanan Anak Kenya (Kenyan Dept. of Children’s Services), "sekarang hal ini terjadi pada anak-anak Kenya. Menurut saya, ini adalah tahap yang rumit, tahap pendidikan dan perubahan dalam masyarakat." New Life mengatakan banyak keluarga yang merasa dipanggil Allah untuk mengadopsi anak-anak itu. "Mereka berjalan-jalan, mereka melihat seorang anak, mereka menyukainya," kata Beckenham, "mereka ingin tahu sedikit sejarahnya. Istri saya menceritakan sedikit latar belakang anak itu. Lalu mereka mengatakan, tidak masalah. Allah juga mengasihi saya apa adanya." Orang-orang Afrika berkata, Anda diinfeksi atau menginfeksi. Untuk keduanya, AIDS merupakan tantangan sepanjang masa. Akhirnya, penderita AIDS berharap ada masyarakat yang akan menerima anak-anak ini -- suatu masyarakat yang memiliki hati yang terbuka. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Situs : CBN Judul asli artikel: Kenya Orphanage Offers New Life for Children with AIDS Penulis : Heather Sells, dari CWNews Alamat URL : http://www.cbn.com/cbnnews/cwn/082506kenya.aspx ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI (2) SEPULUH MITOS MENGENAI HIV/AIDS =============================== Mulailah belajar memahami bahaya HIV/AIDS dengan terlebih dahulu mengetahui mitos-mitos HIV/AIDS yang justru cenderung dipercaya banyak orang. 1. HIV/AIDS adalah penyakit yang kebanyakan diidap oleh kaum homo. Penyebaran utama penyakit ini adalah melalui seks dengan lawan jenis (heteroseks) dan sampai sekarang HIV/AIDS sudah menginfeksi banyak pria dan wanita di dunia. Meski penyakit ini pertama kali dikenal di Amerika di kalangan kaum homo, ternyata penyakit ini juga banyak menyebar di kalangan pengguna obat-obatan terlarang. Secara internasional, HIV/AIDS lebih sering menjadi penyakit orang-orang heteroseksual. 2. HIV/AIDS kebanyakan menyerang orang Afrika. Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, infeksi HIV paling cepat tersebar di negara-negara di luar Afrika, termasuk India dan Rusia. Banyak negara Afrika yang telah mengalami dampak mematikan dari HIV/AIDS dan kini termasuk juga negara-negara Asia, Eropa Timur, dan India. 3. HIV/AIDS menyebar terutama karena pilihan moral yang buruk. Sering kali wanita menjadi terinfeksi HIV karena tertular suaminya. Anak-anak paling sering terinfeksi HIV karena dilahirkan oleh ibu yang mengidap HIV. Menentukan siapa yang salah atau siapa yang menjadi korban, tidak ada gunanya. 4. Sudah banyak dana yang digunakan untuk memerangi HIV/AIDS. Meskipun sudah banyak dana yang dikeluarkan oleh pemerintah, organisasi-organisasi swasta, dan perorangan untuk memerangi HIV/AIDS, dana dengan jumlah besar masih sangat diperlukan. 5. HIV/AIDS sudah tidak lagi menjadi masalah di Amerika. Karena obat untuk HIV (Antiretrovirals atau ARVs) dapat dengan mudah ditemukan di Amerika, angka kematian di Amerika menurun. Faktanya, jumlah orang yang hidup dengan HIV/AIDS di Amerika tidak berkurang dan jumlah orang yang baru terinfeksi juga tidak menurun. 6. ARVs tersedia di mana saja. Meski antiretroviral semakin mudah untuk didapat, obat itu masih sulit ditemukan di banyak daerah dan di beberapa negara. Penambahan jumlah obat dan sistem pendistribusiannya sangat diperlukan di berbagai negara, khususnya di negara-negara dunia ketiga. 7. Ada obat untuk HIV/AIDS. Memang ada perawatan untuk memperpanjang umur penderita HIV/AIDS, tapi tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini. Banyak peneliti yang berusaha untuk menemukan obatnya, tetapi sedikit yang yakin mereka dapat menemukan satu cara yang efektif untuk menyembuhkan seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS. Hal ini disebabkan oleh terus berubahnya virus HIV/AIDS. 8. Tidak ada harapan bagi mereka yang mengidap HIV/AIDS. Ada kemajuan yang cukup menggembirakan dalam perawatan para pengidap AIDS dan angka bayi yang terinfeksi HIV di beberapa negara juga menurun. Penularan di beberapa negara terlihat menurun seiring dengan dijalankannnya program-program pencegahan HIV. Gereja juga menyediakan harapan dengan semakin melibatkan diri dalam program pencegahan HIV. 9. Jika saya tidak positif HIV, penyakit itu tidak berdampak untuk saya. Tingginya angka penularan HIV/AIDS menyebabkan ketidakstabilan di banyak negara dan membalikkan kemajuan-kemajuan yang dicapai. Penyakit ini telah menyebabkan wabah TBC yang mendunia. Sebuah wabah penyakit pasti akan memberi dampak pada semua orang jika tidak segera dikenali. Jadi, semua gereja juga terkena dampaknya. Sebuah wabah penyakit akan memberi dampak buruk bagi semua orang jika tidak segera dikenali. 10. Tidak ada yang dapat saya lakukan. Semua orang dapat melakukan sesuatu. Pertama, jadilah tenaga yang terdidik. Kemudian bantulah dengan memberi penjelasan tentang bahaya HIV/SIDS di gereja, sekolah, dan lingkungan Anda. Mulailah peduli dan berdoa agar Anda dan gereja Anda dapat terlibat. Mulailah melibatkan diri Anda dan menggunakan keterampilan yang Anda miliki untuk menghentikan penyebaran AIDS dengan merawat anak-anak yatim piatu dan orang-orang yang terinfeksi dan terkena dampak wabah penyakit mematikan ini. Tentang penulis artikel ini: Dale Hanson Bourke adalah presiden dari sebuah perusahaan konsultasi pemasaran dan strategi yang secara khusus bekerja sama dengan organisasi-organisasi nirlaba. Dia juga pendiri AIDS Orphan Bracelet Project dan penulis dari The Skeptics Guide to the Global AIDS Crisis (Authentic, 2004). (t/Dian) Diterjemahkan dari: Situs : The Christian Post Judul asli artikel: 10 Myths About HIV/AIDS Penulis : Dale Hanson Bourke Alamat URL : http://www.christianpost.com/article/20061130/23769.htm ______________________________________________________________________ SUMBER MISI BETHEL ORPHANAGE ==> http://www.zambian.com/bethel/html/orphanage-mission.html Bethel Orphanage adalah yayasan amal Kristen di Zambia yang bertujuan memelihara anak-anak yatim piatu. Yayasan ini berdiri pada 16 April 2001 sebagai reaksi atas meningkatnya jumlah anak-anak yatim piatu, terutama yang disebabkan oleh HIV/AIDS yang juga mewabah di Zambia. Tujuan Bethel Orphanage adalah menyediakan rumah, makanan, keamanan, dan layanan kesehatan bagi anak-anak yatim piatu. Selain itu, yayasan ini juga berusaha untuk mendidik anak-anak dengan menyediakan taman kanak-kanak, SMP, dan SMA, serta memberi mereka keterampilan khusus (dalam bidang pertanian, kerajinan tangan, dan lain-lain) sebagai bekal mereka nantinya. Yayasan ini mendidik dan memelihara anak-anak yatim piatu itu sesuai dengan iman Kristen sehingga mereka juga mengalami pertumbuhan rohani dalam Kristus. Sekarang ini, Bethel Orphanage menampung dan memelihara lebih dari seratus anak yatim piatu di daerah Kafue, Zambia. Yayasan ini mengajak kita semua untuk peduli kepada anak-anak yatim piatu itu melalui sumbangan doa, tenaga, keahlian, dan juga dana sehingga memungkinkan tersedianya fasilitas-fasilitas yang mendukung tercapainya tujuan yang telah mereka tetapkan dan agar usaha mereka bisa berbuah. Silakan mengunjungi situsnya jika Anda tertarik untuk lebih mengenal yayasan ini dan rindu untuk turut ambil bagian dalam pelayanan yang mereka lakukan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA Z A M B I A Di Zambia terdapat lebih dari 700.000 anak-anak yatim korban HIV. Joanne dari World Hope mengatakan mereka sudah mengidentifikasi dua ratus komunitas di Zambia yang berpeluang terkena HIV. Tujuan World Hope adalah untuk membantu anak-anak yatim ini agar memberi pengaruh budaya yang baik di komunitas mereka. Namun, mereka tidak bisa melakukannya sendiri. "Kami sudah meminta gereja-gereja dan masyarakat untuk bekerja sama dengan desa-desa dan membantu desa-desa itu supaya berkembang dalam hal ekonomi dan rohani, yang nantinya mampu membawa anak-anak yatim korban HIV ini untuk tinggal dalam komunitas itu, melatih perawat anak-anak yatim korban AIDS, termasuk yang sekarat, dan juga mengusahakan pencegahan HIV/AIDS." Joanne mengatakan bahwa gereja-gereja telah melaksanakan usaha-usaha tersebut. "Dengan senang hati saya melaporkan bahwa kami memiliki kesempatan di dua ratus desa dan sekarang kami sudah menggerjakan 53 di antaranya." Membantu proyek penjangkauan seperti ini ternyata memiliki dampak yang menyatukan," lanjut Joanne. "Para pendeta mengatakan kepada saya bahwa gereja mereka menjadi tiga kali lebih besar dari yang dulu dan salah satu pendeta itu mengatakan bahwa kuasa Tuhan sangat kuat dalam masyarakat mereka, dan saat ini mereka sudah menyuruh para dukun supaya menghentikan praktik perdukunan mereka." Sumber: Mission News, Mei 2007 Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9904 Pokok Doa --------- * Negara Zambia saat ini menjadi salah satu negara Afrika dengan populasi penderita HIV/AIDS terbesar. Doakan agar melalui usaha-usaha pertolongan yang dilakukan, budaya dan persepsi yang salah tentang penyakit HIV/AIDS dapat diubah. * Doakan ke-200 desa yang ingin dilayani. Biarlah kesatuan antar gereja di Zambia ini dapat menjadi kekuatan untuk menjangkau dan menolong para korban. G L O B A L Kapal rumah sakit swasta terbesar di dunia, Africa Mercy, telah berhasil menyelesaikan "pelayaran uji cobanya" sehingga dapat melaksanakan pelayaran resminya menuju Afrika. Kapal yang dulunya adalah "kapal api" Danish ini diubah menjadi kapal medis terbaik yang menghabiskan dana 30 juta poundsterling. Kapal ini direncanakan akan bertolak dari Inggris pada awal bulan Mei dengan membawa empat ratus kru relawan yang akan memberikan perawatan medis gratis, menyediakan tempat penampungan, bantuan kebutuhan hidup (uang, pakaian, pangan) dan program pengembangan komunitas untuk para korban perang di Liberia. Africa Mercy adalah kapal keempat yang dioperasikan oleh Mercy Ships, sebuah lembaga pelayanan internasional, yang telah menghabiskan lebih dari 350 juta poundsterling untuk pelayanannya sejak berdiri pada tahun 1978. Statistik menunjukkan lembaga ini telah memberikan perawatan medis untuk lebih dari 200.000 jiwa melalui klinik medis di pedesaan, menjalankan lebih dari 26.000 operasi bedah, 162.000 perawatan gigi, serta merampungkan lebih dari 800 proyek pembangunan, pertanian, dan proyek pengembangan air. Sumber: Mercy Ships, News Bytes, April 2007 Pokok Doa --------- * Bersyukur untuk kapal Africa Mercy dan empat ratus kru relawan yang membantu program perawatan medis gratis. Berdoalah agar Tuhan memberikan semangat dan dana yang cukup bagi Mercy Ships untuk terus menjalankan program ini. * Doakan agar program perawatan medis ini dapat dipakai Tuhan untuk menjangkau mereka yang membutuhkan, khususnya penduduk Afrika yang tinggal di daerah-daerah yang jauh dari fasilitas pengobatan. A M E R I K A S E R I K A T Meskipun musim semi belum sepenuhnya berakhir di Amerika, kegiatan misi jangka pendek musim semi yang diadakan oleh organisasi kemanusiaan International Aid (IA) sudah berakhir. Kurt dari IA mengatakan bahwa kegiatan itu berhasil; mereka mengirimkan tujuh kelompok ke pegunungan-pegunungan di Honduras. "Dengan adanya para relawan ini, kami memasang 63 buah penyaring air, membangun sebelas tungku Lorena, dan mendirikan sepuluh kakus di desa-desa tersebut." Meskipun penting untuk menyediakan keperluan fisik, namun Kurt mengatakan bahwa bukan hanya itu yang mereka pedulikan. "Tugas kami adalah mengimani apa yang dikatakan dalam Matius 25, yaitu merawat "yang paling hina" untuk memenuhi tugas dalam Matius 28, yaitu memuridkan. Sebagai bagian dari perjalanan ini, saya dan istri mengadakan pendidikan ekstensif tentang mandat alkitabiah untuk merawat orang-orang miskin." Para anggota tim kembali dengan membawa perubahan. Seorang anak muda berumur tujuh belas tahun telah membentuk suatu kelompok pelayanan untuk melayani golongan miskin yang ada di daerah tersebut. Berdoalah agar kegiatan ini akan menggerakkan hati orang lain. Sumber: Mission News, Mei 2007 Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9927 Pokok Doa --------- * Bersyukur untuk tujuh kelompok misi jangka pendek musim semi yang baru saja pulang dari Honduras. Kiranya semua kegiatan yang sudah mereka kerjakan di sana benar-benar merepresentasikan kasih Tuhan yang membekas di hati penduduk setempat. * Doakan organisasi International Aid sebagai penyelenggara misi jangka pendek ini agar setiap tahun mereka dapat menggerakkan jemaat dari berbagai gereja di Amerika untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA BERDOA BAGI ANAK KORBAN HIV/AIDS ================================ Kasus AIDS pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 1987, yang menimpa seorang warga negara asing di Bali. Tahun berikutnya mulai dilaporkan adanya kasus di beberapa provinsi. Sampai akhir September 2003, ada 1.239 kasus AIDS dan 2.685 kasus HIV yang telah dilaporkan. Para ahli memperkirakan bahwa hingga saat ini terdapat antara 90.000-130.000 orang Indonesia yang hidup dengan HIV. Sehingga dengan menggunakan perhitungan angka kelahiran sebesar 2,5%, diperkirakan terdapat 2.250 hingga 3.250 bayi yang mempunyai risiko terlahir dengan infeksi HIV. Pola penyebaran infeksi yang umum terjadi adalah melalui hubungan seksual, kemudian diikuti dengan penularan melalui penggunaan napza suntik. Sumber : Situs BAPPENAS Alamat URL : http://www.bappenas.go.id/index.php?module=Filemanager& func=download&pathext=ContentExpress/&view=8/IndonesiaMDG_BI_Goal6.pdf 1. Satukan hati kita dalam doa bagi anak-anak korban HIV/AIDS di Indonesia, termasuk anak-anak yang menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal akibat AIDS. Kiranya kasih setia Allah selalu menyertai dan membesarkan hati mereka sehingga mereka tetap berjuang dalam hidupnya. 2. Berdoa juga bagi keluarga atau orang tua anak-anak pengidap HIV/AIDS agar mereka bergantung hanya kepada Tuhan di sisa hidup mereka. Doakan juga agar para orang tua ini diberi keteguhan dalam membesarkan anak-anak mereka yang juga tertular HIV/AIDS. 3. Berdoa bagi masyarakat di sekitar anak-anak korban HIV/AIDS dan anak-anak yatim piatu korban HIV/AIDS agar mereka tidak melakukan diskriminiasi dan mengucilkan anak-anak tersebut. Kiranya masyarakat juga semakin sadar dan memahami penyakit ini dengan benar. 4. Mohonkan pula hikmat dan pengetahuan dari Allah bagi pemerintah dan praktisi kesehatan di Indonesia, kiranya dengan hikmat dan pengetahuan tersebut, mereka dapat terus melakukan penelitian dan mengupayakan obat antipenyakit HIV/AIDS ini. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks ______________________________________________________________________ Pimpinan redaksi: Yulia Oeniyati Redaksi tamu: Puji Arya Yanti Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2007 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Staf e-MISI dan Staf Redaksi: < staf-misi(at)sabda.org > Untuk berlangganan : < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi : http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi : http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA : http://www.sabda.org/ylsa/ Situs SABDA Katalog : http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |