Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2006/25 |
|
e-JEMMi edisi No. 25 Vol. 09/2006 (21-6-2006)
|
|
Juni 2006, Vol.9 No.25 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI : Penghalang-Penghalang untuk Bermisi SUMBER MISI : Hculbert, The Alliance Missions Resources DOA BAGI MISI DUNIA: Internasional, Papua Nugini, Amerika DOA BAGI INDONESIA : Gunung Merapi SURAT ANDA : STT Paulus ______________________________________________________________________ "NO ONE IS STRONGER THAN THE ONE WHO DEPENDS ON GOD" ______________________________________________________________________ EDITORIAL Sejarah telah membuktikan, untuk meraih suatu tujuan seringkali tidaklah mudah. Bangsa kita harus berjuang selama ratusan tahun untuk lepas dari belenggu penjajahan. Tokoh pejuang bangsa Afrika, Nelson Mandela harus merasakan sesaknya kehidupan penjara selama puluhan tahun. India harus kehilangan Mahatma Gandhi untuk menebus kemerdekaan dari Inggris. Dan masih banyak contoh yang lain. Begitu juga dalam bermisi, ada banyak halangan dan rintangan dan hambatan. Seumpama membuka ladang, orang harus lebih dahulu membabat hutan, membongkar tanahnya, menunggu beberapa waktu, sampai siap untuk ditanami. Butuh banyak proses yang menguras tenaga untuk mengubah hutan belantara menjadi sebuah ladang yang menghasilkan. Nah, bagaimana dengan dunia misi? Apa saja penghalang-penghalang untuk melaksanakan misi itu? Artikel sajian kami minggu ini akan menjawabnya. Selamat membaca. Dalam kasih-Nya, Redaksi e-JEMMi Lisbet ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI PENGHALANG-PENGHALANG UNTUK BERMISI =================================== Jika menghitung masalah dan penghalang, akan banyak sekali yang bisa kita lihat. Saya mencoba tidak terlalu "negative thinking" dalam melihat beberapa hal yang umumnya terjadi yang menghambat kita untuk menjalankan tugas misi secara luas. Ada banyak faktor di dalamnya. Kita juga bisa melihat sejarah gereja dalam konteks kita masing- masing. Saya tidak ingin membahas mengenai hal itu di sini. Saya juga tidak bermaksud mencari siapa yang salah, siapa yang benar. Saya hanya mencoba melihat beberapa hal yang mungkin sekali kita alami. SINDROM MINORITAS: BELAJAR DARI YUSUF Sindrom minoritas mungkin sekali dirasakan oleh orang-orang percaya yang tinggal di tengah-tengah mayoritas orang yang belum mengenal Tuhan. Hal ini adalah gejala yang wajar secara manusiawi, tetapi dalam pandangan Alkitab itu bukan suatu alasan bagi kita untuk tidak menjadi saksi Tuhan. Perasaan sebagai minoritas mungkin menghinggapi banyak orang percaya di negara-negara berkembang, seperti juga di Indonesia. Hidup dalam kemampuan ekonomi yang terbatas di tengah- tengah komunitas masyarakat yang rentan terhadap gejolak sosial dapat menjadi alasan orang percaya untuk mengesampingkan perhatiannya dari tugas misi Gereja. Sudah menjadi hal yang lumrah bila kita tidak punya nyali untuk menyuarakan kebenaran firman Allah. Tantangan di sekitar kita begitu besar dan kompleks. Akan tetapi, ingatlah bahwa lilin itu kecil, tapi menerangi kegelapan yang besar. Garam itu sedikit, tapi memberi rasa pada masakan yang banyak. Yusuf merupakan tokoh yang menarik dalam kitab Kejadian. Ia mendapatkan visi yang jelas dari Allah melalui mimpinya. Untuk itu, dia harus menunggu belasan tahun sampai visi itu digenapi dalam hidupnya melalui berbagai proses pembentukan Tuhan. Ia dianiaya saudara-saudaranya, bahkan dijual menjadi budak di Mesir. Ketika di Mesir, Yusuf hidup di rumah Potifar, seorang pejabat tinggi yang tidak mengenal Tuhan. Yusuf bukan hanya minoritas, tapi juga seorang asing yang hidup di tengah lingkungan yang berkebudayaan lain dengan dirinya. Sebagai orang percaya dia hanya sendirian. Sungguh pun begitu, Tuhan menyertai Yusuf sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya (Kejadian 39:2). Yusuf menjadi kesaksian yang luar biasa. Sebagai anak Tuhan yang berintegritas, Yusuf menjadi berkat. Tuhan menyertainya karena dia hidup berkenan kepada Tuhan. Penyertaan Tuhan berarti kehadiran Tuhan. Kehadiran Tuhan berarti berkat-Nya ada. Meskipun Yusuf digoda oleh isteri Potifar, ia bertahan untuk hidup kudus di hadapan Tuhan. Dia menolak rayuan isteri Potifar semata-mata bukan karena takut kepada Potifar, tapi dengan tegas dia menyatakan sikapnya. "Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" (Kej. 39:9). Yusuf tidak mau berbuat dosa bukan karena takut ketahuan manusia, tapi karena takut akan Tuhan. Integritas itu dibayar mahal dengan fitnahan. Nama baiknya rusak, bukan karena kesalahannya, tapi karena dia menjaga kekudusan di hadapan Tuhan. Serangan Iblis senantiasa ditujukan pada titik lemah kita, yaitu hal yang paling berharga bagi kita. Amsal 22:1 berkata bahwa nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar. Dalam membawa kesaksian kristiani di ladang misi, seorang penginjil harus diterima dulu sebelum Injil diterima. Dalam konteks yang luas menyangkut masalah budaya dan aspek-aspek lain, biasanya Iblis merusak dan menyerang nama baik si pembawa Kabar Baik untuk menggagalkan pemberitaannya. Integritas Yusuf juga harus dibayar dengan penjara yang sesak. Namun, karena hidup berkenan kepada Tuhan, di penjara pun Yusuf mengalami penyertaan Tuhan. Apa yang diperbuatnya selalu berhasil dan dia menjadi berkat bagi orang lain di dalam penjara. Yusuf hidup menderita sebagai seorang yang percaya kepada Tuhan di tengah-tengah negeri yang seluruh penduduknya tidak mengenal Tuhan. Kendati demikian, Yusuf tidak meratapi kesengsaraan dan penderitaannya apalagi menyalahkan Tuhan. Di dalam krisis kehidupan di tengah lingkungan yang sulit, Yusuf tetap hidup berkenan kepada Tuhan sehingga hidupnya menjadi saksi dan kemuliaan bagi Tuhan dan orang lain pun mendapat berkat. Alkitab mencatat bahwa setelah tahun-tahun penderitaannya berlalu ia justru menjadi orang yang terkemuka di Mesir. Ia menjadi saluran berkat bagi seluruh rakyat Mesir melalui hikmatnya dalam mengelola perekonomian Mesir. Akhirnya, Tuhan memimpin keluarganya datang, menetap di Mesir, dan berkembang menjadi sebuah bangsa yang besar. Yusuf adalah salah satu contoh orang percaya yang tidak `dikuasai` oleh sindrom minoritas. KELOMPOK KECIL YANG BERKUALITAS: BELAJAR BARI DANIEL Sebagaimana Yusuf, Daniel bersama kawan-kawannya, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego juga tinggal di negeri asing sebagai kaum buangan. Bersama orang-orang Yahudi lainnya mereka di tawan oleh Raja Nebukadnezar sebagai rampasan perang. Tentunya mereka menjadi kaum minoritas di negeri Babilonia, minoritas dari segi kebangsaan maupun kepercayaan. Mereka bersedia diganti namanya dengan nama kafir dan membaur dengan budaya setempat di mana mereka hidup. Namun dalam hal makanan, mereka mengambil sikap tegas karena berkaitan dengan iman kepercayaan yang tidak mau mereka kompromikan. Mereka terseleksi untuk mengikuti semacam pelatihan profesional yang diadakan oleh institusi kerajaan Babel sehingga mempunyai kesempatan belajar bahasa dan budaya setempat, sekaligus keahlian dan ketrampilan yang diperlukan untuk menjadi pegawai istana raja. Allah memberkati mereka dan mengaruniakan hikmat serta kepandaian kepada mereka (Dan. 1:17). Apakah setelah mempunyai pekerjaan yang baik di istana raja mereka menjadi tidak setia kepada Tuhan? Faktanya tidak demikian. Sebaliknya, kesetiaan mereka terhadap Allah beberapa kali menempatkan mereka dalam bahaya bahkan mengalami ancaman maut. Iman yang teguh kepada Tuhanlah yang membuat mereka bergeming terhadap ancaman Raja Nebukadnezar. Ini menjadi kesaksian yang luar biasa sehingga Raja Nebukadnezar pun beberapa kali memuji Allahnya Daniel (Dan. 2:47, 3:28-29, 4:34-37). Kesaksian hidup Daniel pun tetap tidak berubah meskipun kerajaan demi kerajaan berganti di wilayah Persia itu. Ia tetap setia kepada Tuhan sampai masa tuanya dan hidupnya sungguh-sungguh menjadi berkat dan kesaksian yang memuliakan Tuhan. Dari keempat orang muda ini kita melihat bahwa mereka tidak menjadi minder dan meratapi keminoritasan mereka, sebaliknya mereka mengagungkan kebesaran Allah yang hidup melalui iman mereka dan mampu untuk tidak kompromi dengan penyembahan patung berhala dan cara hidup kafir yang merupakan kekejian bagi Tuhan. Mereka menyinarkan kebenaran dan keagungan Tuhan Allah mereka ditengah- tengah kegelapan yang pekat. Mereka memandang kepada Tuhan, bukan kepada lingkungan yang mengintimidasi mereka sehingga mereka sanggup berperan efektif sebagai saksi Tuhan di tengah-tengah mayoritas masyarakat yang belum mengenal Tuhan. "INWARD-LOOKING VS OUTWARD-LOOKING" Krisis membuat seseorang harus bergulat untuk mempertahankan hidup. Karenanya, kecenderungan untuk memandang kebutuhan diri sendiri menjadi besar. Salah satu akibat kejatuhan manusia dalam dosa yang berupa pementingan diri sendiri menjadi hal yang lumrah. Ditambah dengan krisis dan penderitaan, manusia menjadi lebih cenderung terbawa ke arah itu. Pertanyaan yang menjadi salah satu ciri budaya masa kini adalah "Mana oleh-olehnya?", bukannya berkata, "Ini bekal untuk bepergian." Barangkali ini salah satu contoh sederhana yang menunjukkan bahwa kita cenderung mengulurkan tangan untuk meminta dan bukan mengulurkan tangan untuk memberi. Kebutuhan diri sendiri rasanya tidak pernah cukup. Pergumulan dan masalah rasanya tidak habis-habisnya. Kita tidak sempat lagi memandang ke luar dan melihat kebutuhan orang lain karena terlalu sibuk memandang ke dalam. Dalam kemitraan atau `kerja sama` kita juga cenderung mencari peluang; "Apa yang bisa kuterima?" dan bukannya "Apa yang bisa kuberikan?". PELAYANAN KRISTIANI YANG "CHURCH/CHRISTIAN-ORIENTED" Pada umumnya orang percaya di Indonesia berpikir bahwa melayani Tuhan berarti melayani orang-orang percaya, melayani untuk kalangan sendiri. Persiapan dalam studi formal teologi juga lebih menitikberatkan persiapan untuk hamba-hamba Tuhan yang akan melayani orang-orang Kristen. Di satu sisi, gereja-gereja memang membutuhkan pendidikan Kristen yang memadai. Karena itu, amatlah penting untuk menyiapkan para pemimpin yang terdidik dengan baik. Di samping itu, seorang hamba Tuhan adalah juga seorang yang mempunyai jabatan gerejawi: pendeta, penginjil, dan pengajar. Tuhanlah yang menetapkan hal-hal tersebut (Ef. 4:11-12). Di sisi lain, kita cenderung lebih berfokus `ke dalam`. Pelayanan kristiani kita hampir seluruhnya di dalam gereja dan hanya melayani orang-orang Kristen saja. Perhatian kita seluruhnya terserap hanya untuk memikirkan gereja-gereja kita. Sangat sedikit gereja yang memerhatikan pekerjaan misi yang perhatiannya ditujukan pada dunia di luar tembok gereja, hal yang membuat `hamba Tuhan` aman di dalam lingkungan gereja, di tengah-tengah lingkungan orang-orang Kristen. Hamba-hamba Tuhan ini hidup nyaman dan aman bagaikan di dalam `menara gading`. Tidak demikian halnya dengan realitas misi Allah melalui kedatangan Kristus ke dunia. Ia hadir bagi sesama-Nya, bukan hanya di kalangan orang-orang beragama, ahli-ahli Taurat, dan orang Farisi. Sebaliknya, Ia justru lebih banyak mengecam mereka. Yesus mewujudkan misi Allah bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dalam seluruh catatan keempat Injil. Yesus tidak mencari lingkungan yang aman demi kenyamanan diri. Sebaliknya, Ia menjadi rentan, mudah diserang, disalahmengerti, dan difitnah di sana-sini. Bermisi dengan mencontoh model Kristus itulah yang harus dijiwai oleh gereja-gereja kita. Amatlah menarik untuk memerhatikan bagaimana Rasul Paulus menyebut dirinya `hamba` Kristus Yesus. Sebutan `hamba` yang digunakan Paulus dalam surat-surat menurut bahasa aslinya berarti budak (douloi/ doulos). Ia mengindentifikasikan dirinya tidak lebih dari apa yang dicontohkan Kristus dalam pelayanan-Nya. Ia cuma budak Kristus. Pemahaman ini dijiwainya dalam seluruh kehidupan dan pelayanannya. Paulus menjadi begitu rentan terhadap berbagai macam kesulitan, penderitaan, penganiayaan, fitnahan, bahaya, bahkan maut. Ia menyaksikan itu dalam surat-suratnya kepada jemaat di Asia Kecil. Ia bukan berada dalam lingkungan yang aman. Ia seringkali merisikokan dirinya dalam bahaya demi Injil Kristus. Ia menghayati misi Kristus dengan keseluruhan hidup, kata, dan karyanya. Inilah yang membuat Paulus `tahan banting` dan tahan uji sampai akhir hayatnya. Dalam bermisi, seseorang harus siap untuk hidup yang penuh tantangan dan kesulitan serta meninggalkan keinginan untuk mendapatkan jaminan hidup yang nyaman dan aman. Sungguh pun begitu, seorang yang menaati panggilan Tuhan juga akan mengalami penyertaan-Nya dalam penyerahan hidup bagi Tuhan. Itu janji dari Tuhan Yesus sendiri. "PROBLEM-ORIENTED VS PROGRAM-ORIENTED" Hampir sama dengan yang di atas, akarnya juga adalah "inward- looking" (hanya melihat ke dalam) sehingga orang cenderung melihat masalah yang melingkupi seluruh kehidupannya. Masalah menutupi mata rohani kita untuk melihat kemuliaan Allah yang jauh lebih besar dari masalah kita. Kita tidak boleh lupa bahwa pada masa krisis di mana kita sedang bergumul dengan berbagai macam masalah sosial, politik dan ekonomi yang berdampak dalam kehidupan kita, Allah kita jauh lebih besar dari segala masalah yang kita hadapi. Sekalipun masalah kita sebesar dunia, firman Tuhan berkata bahwa bagian-bagian bumi yang paling dalam pun ada di tangan-Nya (Maz. 95:4) Orang yang hanya terpaku memandang masalah disebut orang yang `problem-oriented`. Orang yang sedemikian akan selalu melihat kesulitan dalam melakukan segala sesuatu. Yang terlihat hanyalah halangan dan rintangan yang dihadapi sehingga tidak melakukan sesuatu. Sebaliknya, orang yang bisa melihat dengan jernih akan mampu memilah-milah hal yang memang harus diselesaikan dengan hal yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan. Orang yang demikian tidak akan terjebak ke dalam permasalahan dan tidak akan membuang- buang waktunya dengan hal-hal yang tidak penting. Implementasi misi di lapangan membutuhkan program yang tepat dan mengenai sasaran. Untuk itu, dibutuhkan orang-orang yang sanggup berkonsentrasi untuk memikirkan program-program dan terobosan- terobosan kreatif dalam pekerjaan misi. Orang yang melulu terpaku dengan masalahnya tidak cocok untuk hal itu. Kalau seseorang hanya terpaku kepada permasalahannya ia tidak akan punya waktu untuk memikirkan pekerjaan misi, bahkan setidaknya mendoakan pekerjaan misi. Kita membutuhkan orang-orang yang dewasa dan matang. Orang-orang yang sanggup menghadapi dan mengatasi masalah mereka akan punya waktu untuk memikirkan kebutuhan orang lain. Kita lebih memerlukan orang-orang yang mampu berkonsentrasi memikirkan program- program daripada problem-problem. Orang sedemikian disebut orang yang "program-oriented". "SUCCES-ORIENTED" Kesuksesan menjadi tolak ukur berhasil tidaknya suatu pelayanan. `Tuaian` atau `menuai` menjadi kata emas dan target dalam perlombaan pengumpulan hasil. Walaupun hal ini tidak salah, namun kita perlu mengindahkan proses, peran para pendahulu kita, dan etika dalam pelayanan bersama sebagai tubuh Kristus. Ingatlah satu prinsip berikut. "Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan" (1 Korintus 3:7). Kita tidak boleh lupa bahwa tidak ada tuaian tanpa ada yang menanam. Menuai adalah pekerjaan akhir yang mengembirakan dari proses suatu tanaman karena menuai dalam konteks pelayanan misi berarti mendapatkan hasil berupa pertobatan jiwa-jiwa dan banyak pujian sebagai `hamba Tuhan yang dipakai-Nya`. Jangan lupa apa yang dikatakan Tuhan Yesus, "Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang untuk memetik hasil usaha mereka" (Yohanes 4:38). Kita sering lupa bahwa ada orang-orang sebelum kita yang sudah lebih dulu berjerih lelah, namun tidak berkesempatan melihat hasilnya. Ketika kita berhasil, itu tak lepas dari peran orang-orang lain sebelum kita yang telah bekerja keras merintis atau membuka jalan sehingga kita sekarang dapat menuai hasilnya. Kita harus bersedia untuk tidak dikenal dan belajar bersabar menantikan tuaian. Misi tidak hanya menuai, tapi juga menabur dan menyirami. Semuanya mempunyai bagiannya masing-masing. Semuanya penting. Ingatlah firman Tuhan yang mengatakan bahwa penabur dan penuai sama-sama menerima upahnya. Bersedialah juga untuk mengambil peran, baik yang sukar maupun yang mudah. Bahan diambil dan diedit dari: Judul buku : Misi dari dalam Krisis Judul artikel : Penghalang-Penghalang untuk Bermisi Penulis : Bagus Surjantoro Penerbit : Obor Mitra Indonesia, Jakarta 2003 Halaman : 59 - 70 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI HCULBERT ==> http://home.snu.edu/~hculbert Tidak salah jika Anda menganggap situs ini sebagai salah satu gudang misi terlengkap. Apa yang Anda perlukan ada di sini! Bahkan dalam situs ini, Anda juga dapat menemukan silabus mata kuliah misi karena situs ini dikelola oleh Southern Nazarene University. Juga jangan lewatkan buku-buku online dan artikel-artikel misi menarik lain yang dapat Anda baca. Jika Anda terpanggil untuk menjadi utusan, situs ini juga menyajikan langkah-langkah yang harus Anda persiapkan sebelum menjadi seorang misionaris. The Alliance Missions Resources ==> http://www.cmalliance.org/resources/missions/missions.jsp Jika Anda ingin menemukan sumber-sumber misi yang bermutu, The Alliance Missions Resources adalah situs yang pantas untuk dikunjungi! Anda akan menemukan sejumlah sumber misi yang dapat membantu Anda untuk mengenalkan pekerjaan misi di gereja Anda, di sekolah Minggu, atau di kelompok-kelompok kecil. Anda juga dapat mengetahui pelayanan yang dilakukan para misionaris di ladang misinya, mendoakan mereka lewat pokok-pokok doa yang mereka kirimkan serta membaca kesaksian mereka tentang doa-doa yang sudah terjawab. Nah, tunggu apa lagi? Silakan berkunjung ke situs ini. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA I N T E R N A T I O N A L Internasional -- Jutaan orang Kristen dari 198 negara bergabung untuk doa pertobatan. Mulai dari Taipei sebagaimana dilaporkan oleh Taipei Report, "Hari ini, kekuatan umat Kristen Pantekosta terlihat jelas di Taiwan. Ribuan orang Kristen datang ke Presentation Square di Taipei City. Bukan untuk menyatakan pernyataan politik, namun untuk berdoa bagi negara itu." Hong Kong Report melaporkan, "Lebih dari 30.000 umat Kristen membanjiri Hong Kong Stadium untuk berdoa pada Tuhan agar melindungi keselamatan kota mereka. Mereka juga berdoa pada Tuhan agar memberikan bimbingan dan iman kepada para pemuda di Hong Kong." Debbie Brink dari SAT-7 Report juga melaporkan bahwa di Cave Church, dekat Kairo, Mesir, ribuan orang bergabung dalam acara Global Day of Prayer. Sementara itu, dari Cape Town, Afrika Selatan, dari Velodrome Indoor Stadium dilaporkan ada 4.000 lokasi serupa di seluruh Afrika dan diperkirakan 40 juta orang Afrika bergabung dalam lautan doa. Graham Wells dari USA Report turut melaporkan dari Atlanta Georgia, "Separuh jalan dari pelaksanaan program ini penuh dengan badai dan halilintar. Walaupun waktunya dipersingkat, kehadiran Tuhan yang luar biasa sangat terasa." Di Calgary, Alberta, Kanada, ribuan orang sudah mulai berjalan untuk perayaan lewat pujian dan penyembahan, sebagaimana dilaporkan oleh Canada Report. [Sumber: Mission Network News, Juni 2006] Pokok Doa: ---------- * Mengucap syukur atas Global Day of Prayer yang bisa berlangsung di seluruh dunia. Teruslah menaikkan doa agar segala suku bangsa mengenal dan memuliakan Bapa Kekal. * Mari berdoa dan memohon agar Roh Allah menyertai dan memberikan keberanian bagi kita untuk menyaksikan pekerjaan Allah dan menyatakan bahwa Yesuslah Jalan dan Kebebaran dan Hidup dengan hikmat. P A P U A N U G I N I Papua Nugini -- Pesawat terbaru milik Wycliffe Associates baru-baru ini mengalami kerusakan akibat gangguan cuaca dalam perjalanan ke Papua Nugini. Presiden organisasi, Bruce Smith mengatakan, "Sayang sekali, ada kerusakan cukup parah di bagian sayap dan bagian mesin kanan pesawat yang membuat pesawat tidak bisa digunakan. Kami sedang membantu mereka mengumpulkan dana yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan pesawat yang tak terduga ini." Smith mengatakan bahwa King Air adalah jenis pesawat khusus, dirancang khusus untuk mengangkut banyak penumpang dan beban berat untuk perjalanan jauh. Pesawat tersebut baru saja dibawa untuk diperbaiki dengan anggaran biaya sekitar 300 ribu dolar. Smith menjelaskan kenapa ia membutuhkan bantuan dana untuk masalah kritis perbaikan pesawat ini. "Pesawat ini adalah sumber utama untuk membawa para misionaris dan juga untuk memungkinkan para penerjemah agar dapat bekerja di daerah paling terpencil di dunia. Oleh karena itulah, pada dasarnya tanpa alat ini, mereka tidak akan mendapat akses kepada terjemahan Alkitab. Pesawat ini merupakan peralatan kerja yang sangat penting. Anda harus memiliki dukungan peralatan ini untuk menjangkau berbagai daerah di pelosok dunia. [Sumber: Mission Network News, Juni 2006] Pokok Doa: ---------- * Kebanyakan daerah di pedalaman tempat para misionaris melayani sangat susah dijangkau oleh trasportasi darat. Satu-satunya solusi ialah dengan menggunakan pesawat perintis. Oleh karena itu, mari naikkan syukur atas keterlibatan MAF dalam pelayanan udara ini. Doakan agar tim misi ini selalu dibawah naungan Tuhan. * Berdoa agar kebutuhan dana yang diperlukan oleh MAF untuk memperbaiki pesawat misi ini dapat terpenuhi dan mereka dapat kembali beroperasi untuk melakukan pekerjaan Bapa. A M E R I K A Amerika Serikat -- Urbana `06 akan menolong para pelajar agar dapat membawa dunia kepada fokus. Demikian kata Paul Borthwick. Urbana `06 adalah sebuah kerjasama antara Urbana Mission Associate dengan InterVarsity Christian Fellowship. Ia mengatakan bahwa Tuhan sekarang sedang bekerja di dunia, dengan mencatat kebangunan rohani yang sedang marak sebagai kombinasi antara sejarah dan visi. "Itu adalah doa yang digabung dengan perwujudan bahwa para murid, jika mereka dapat dimobilisasi, akan dapat mengubah dunia. Sejalan dengan acara doa penuaian, satu hal yang menggugah saya di hampir setiap wilayah di dunia adalah bahwa begitu banyak acara seperti yang diadakan Urbana di seluruh penjuru dunia." Borthwik mendorong para staf InterVarsity untuk tetap mewariskan hal ini. "Ada banyak tantangan terhadap gereja kita, tantangan dari dunia yang kita diami ini. Namun, kita harus tetap kuat karena fakta membuktikan bahwa Tuhan telah bekerja dan memanggil anak-anak muda yang setia berdoa, yang memiliki komitmen pada rekonsiliasi ras, berkomitmen pada pengorbanan bahkan kerelaan mati bagi Kristus, dan mau untuk pergi ke tempat-tempat yang tak pernah didengar sebelumnya." [Sumber: Mission Network News, Juni 2006] Pokok Doa: ---------- * Berdoalah agar para staf diberikan kesabaran, kerendahan dan ketulusan hati mengiringi setiap pelayanan mereka di antara para murid. * Doakan pula kesolidan kerja sama antara Urbana Mission Associate dengan InterVarsity Christian Fellowship. Naikkan juga syukur atas beberapa program kerja sama yang bisa dilakukan oleh kedua tim ini. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA GUNUNG MERAPI ============= Sampai saat ini, Gunung Merapi masih terus mengeluarkan awan panas. Beberapa desa yang berada di sekitar Gunung Merapi tertutup oleh abu vulkanik; penduduk sekitar gunung juga sudah banyak yang mengungsi. Gubernur DIY meminta warga yang bermukim di sekitar Gunung Merapi untuk terus waspada dan tidak lengah saat menjalani aktivitas sehari-hari. [Sumber: Berbagai media umum, Senin, 12 Mei 2006] Pokok Doa: --------- * Doakanlah pemerintah agar berbijaksana dalam melaksanakan langkah- langkah penting yang telah diambil. Doakan juga agar pemerintah dapat menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan kala menghadapi letusan gunung. * Berdoalah bagi para petugas pengawas Gunung Merapi supaya dapat bekerja dengan baik dan dapat memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat sekitar. * Doakan penduduk yang tinggal di sekitar gunung agar tidak panik, tetap waspada, tidak lengah, dan agar mereka dapat mengikuti instruksi yang diberikan oleh para petugas. * Berdoalah juga bagi penduduk yang sudah berada di tempat pengungsian agar kebutuhan mereka akan makanan dan air bersih, juga kesehatan mereka selama berada di tempat pengungsian dapat tetap terpenuhi dan terjaga. * Doakan anak-anak Tuhan yang tinggal di sekitar gunung Merapi. Berdoalah agar mereka terus memohon perlindungan pada Bapa yang empunya bumi dan isinya karena hanya dalam naungan-Nyalah kita aman. ______________________________________________________________________ SURAT ANDA >From: <Pater(at)xxxx> >Telah dibuka di Medan: Sekolah Tinggi Theologia Paulus (STT Paulus, >Medan) yang beralamat: >Sekolah Tinggi Theologia Paulus (STT Paulus, Medan) >Jln. Kapiten Purba I Simalingkar, Medan >Sumatera Utara, Indonesia >Telepon: 061-8368 741 - 8368 747 >E-mail: stt_paulus(at)telkom.net >Jurusan: S1 (PAK), S1 Theologia >Bagi mahasiswa yang diterima diberikan beasiswa. Redaksi: Terima kasih untuk pemberitahuan Anda. Kami berdoa agar STT Paulus dapat melahirkan orang-orang yang sungguh-sungguh punya komitmen untuk melayani Tuhan. Pembaca e-JEMMi yang berminat untuk bergabung atau memperoleh informasi lebih lanjut bisa langsung menghubungi alamat di atas. ______________________________________________________________________ URLS Edisi Ini Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Lisbet, Ary, Endah Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2006 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Staf e-MISI dan Staf Redaksi : < staf-misi(at)sabda.org > Untuk berlangganan : < subscribe-i-kan-misi(at)xc.org > Untuk berhenti : < unsubscribe-i-kan-misi(at)xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan : < owner-i-kan-misi(at)xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi : http://www.sabda.org/misi/ Arsip e-JEMMi : http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA : http://www.sabda.org/ylsa/ Situs SABDA Katalog : http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |