Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/24 |
|
![]() |
|
e-JEMMi edisi No. 24 Vol. 11/2008 (10-6-2008)
|
|
Juni 2008, Vol.11 No.24 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI: Watchman Nee SUMBER MISI: North India Christian Mission (NICM) DOA BAGI MISI DUNIA: Internasional, Papua Nugini DOA BAGI INDONESIA: Kerja sama Patners Internasional dengan Penginjil Indonesia ______________________________________________________________________ GOD IS MORE INTERESTED IN YOUR AVAILABILITY THAN IN YOUR ABILITY ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, "Untuk suatu pelayanan yang berhasil, seorang hamba Tuhan harus rela membayar harganya. Meskipun setiap hari ia harus mengalami derita sengsara, tetapi ia merasakan Tuhan sangat dekat dengannya." Ungkapan di atas sangat tepat untuk menggambarkan sosok Watchman Nee -- seorang tokoh pengabar Injil asal Cina. Meskipun banyak tantangan dan penderitaan datang menghampirinya selama menjalankan Amanat Agung Yesus Kristus, ia sungguh merasakan tangan Tuhan yang tidak pernah jauh darinya. Ia telah menyelesaikan tugas panggilannya dengan baik. Kesaksian hidupnya merupakan bukti bahwa aniaya seharusnya tidak membuat anak-anak Tuhan mengingkari imannya karena tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan. Selamat melayani. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI WATCHMAN NEE "Pahlawan Iman yang Tegar di Tegah Badai" Pada awal abad ke-16, banyak misionaris yang berasal dari Amerika dan Eropa diutus ke negeri Cina. Pada Tahun 1987, terjadi bentrokan antara Perkumpulan Pedang Besar dengan umat Kristen sehingga jatuh dua korban jiwa berkebangsaan Jerman, dan berakibat didudukinya kota pelabuhan Kiao Chou oleh Jerman. Kemudian pemimpin dari Perkumpulan Pedang Besar mengganti nama perkumpulannya menjadi Tinju Keadilan dan Keserasian, dengan slogannya yang berbunyi "Lindungi Qing, bantai orang asing". Peristiwa inilah yang kemudian memicu terjadinya pemberontakan anti orang asing yang terkenal dengan nama Pemberontakan Boxer di Cina. Pada masa ini, banyak orang Kristen yang mati syahid. Namun demikian, Allah menggerakkan para pekerja-Nya yang juga berasal dari negara Cina itu sendiri. Banyak pemberita Injil lokal yang bangkit memerluas berita Injil, salah satu di antaranya adalah Watchman Nee. Watchman Nee lahir pada tanggal 4 November 1903 di Foochow, tenggara Cina. Ibunya yang bernama Piece Lin sudah memiliki dua anak perempuan saat mengandung Watchman Nee. Saat itu dalam tradisi Cina, anak laki-laki lebih disukai dibandingkan anak perempuan. Oleh karena itu, timbul kekuatiran dalam hati Piece Lin, kalau-kalau anak ketiganya ini adalah anak perempuan lagi. Ditambah lagi, banyak orang yang mengatakan kepadanya bahwa ia akan mengalami hal yang sama dengan saudara perempuan suaminya, yang melahirkan enam anak perempuan. Oleh karena itu, Piece Lin berdoa kepada Tuhan, kalau ia memunyai anak laki-laki, maka ia akan memersembahkannya kepada Tuhan. Doanya pun dikabulkan oleh Tuhan dan ia melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Henry Nee. Akhirnya keluarga Nee Weng Shiu, ayah Henry Nee, dikaruniai oleh Tuhan empat orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan. Sebelum mengalami kelahiran baru, Henry Nee adalah seorang anak yang berkelakuan buruk, namun demikian ia adalah seorang anak yang cerdas. Ia selalu menduduki peringkat pertama mulai dari sekolah dasar sampai saat ia bersekolah di Anglican Trinity College di Foochow. Ia mulai menaruh perhatian serius terhadap kekristenan pada saat ia melihat perubahan hidup ibunya yang sungguh-sungguh mengalami kelahiran baru. Ia mulai menghadiri kebaktian yang dipimpin oleh Dora Yu, seorang wanita yang melepaskan kariernya sebagai seorang dokter dan menjadi seorang penginjil. Ia mulai mengalami pergumulan batin karena ada konflik dalam pikirannya antara mengikut Tuhan atau membina kariernya. Akhirnya pada tanggal 29 April 1920, ia memperoleh kemenangan rohani, bertobat, dan mau mengikut Tuhan seumur hidupnya. Dan sesuai dengan tradisi bangsa Cina untuk memilih nama baru sesudah mengalami perubahan dalam hidupnya, ia mengganti namanya dari Henry Nee menjadi Nee To-Sheng (giring-giring penjaga) atau dalam bahasa Inggrisnya Watchman Nee. Ia memilih nama ini karena menganggap dirinya sebagai seorang penjaga yang memberi tanda dan panggilan di tengah kegelapan malam. Diperlengkapi dan Dilatih Oleh Tuhan Watchman Nee tidak pernah belajar di sekolah teologi. Wawasan iman dan teologinya ia peroleh dengan membaca bacaan-bacaan rohani yang ia dapat dari Margaret Barber, seorang misionaris Anglican. Buku-buku rohani yang ia baca, antara lain Pilgrim`s Progress karya John Bunyan, Biografi Hudson Taylor dan Madame Guyon, The Spirit of Christ karya Andrew Murray, Autobiografi George Muller, Church History karya John Foxe, dan sebagainya. Ia benar-benar seseorang yang tekun menggali firman Tuhan. Pada masa-masa awal pelayanannya, ia membagi uang yang ia dapat menjadi 1/3 untuk kebutuhan pribadinya, 1/3 untuk membantu sesamanya, dan sisanya untuk membeli buku-buku rohani. Ia memeroleh lebih dari tiga ribu buku Kristen yang bermutu, termasuk karya-karya tulis orang-orang Kristen pada abad pertama. Persekutuannya dengan Barber mengilhaminya untuk tetap setia dengan radikal terhadap salib dan mengobarkan semangatnya terhadap firman Tuhan. Setelah itu, persahabatannya dengan Miss Barber dan biografi Hudson Taylor yang ia baca, memengaruhi hubungannya dengan uang. Ia mengetahui komitmen Taylor yang hanya menceritakan kebutuhan finansialnya kepada Tuhan saja. Ia juga melihat Barber hidup dengan prinsip tersebut. Ia amat terkesan dengan cara-cara yang Tuhan lakukan untuk mencukupkan kebutuhan finansial Barber. Hal ini membuatnya semakin bertekad untuk menyerahkan segala kebutuhan hidupnya kepada Tuhan. Setelah bertobat, ia mulai terbeban untuk memberitakan Injil kepada teman-teman di sekolahnya. Ia menulis nama tujuh puluh temannya dan secara teratur mendoakan mereka satu persatu setiap hari. Dalam beberapa bulan, hanya satu dari antara mereka yang tidak mengalami kelahiran baru! Mereka mulai mengadakan persekutuan doa di kapel Trinity dan persekutuan ini terus berkembang hingga meluber sampai ke jalanan di Foochow. Mereka juga kerap membagikan brosur yang berisi berita mengenai jalan keselamatan kepada orang-orang yang mereka temui di jalan. Setelah Pemberontakan Boxer, timbul gerakan anti Kristen (kebencian bersifat politik yang berkembang di Cina terhadap segala hal yang berbau Barat). Banyak pemimpin gereja yang mendapat tekanan dari pemerintah Cina agar berkompromi dalam beberapa hal. Dengan demikian, Watchman Nee yang dicap sebagai pengkhotbah "radikal" mulai disingkirkan oleh rekan-rekan pelayanannya. Karena kecewa, ia pindah ke Ma-hsien, sebuah desa nelayan yang tidak jauh dari misi Barber. Di sini, ia terus mempelajari firman Tuhan secara lebih mendalam. Watchman Nee melihat banyak kaum muda yang yang haus dan lapar akan firman Tuhan karena kondisi gereja telah berubah menjadi menjadi sekularisme agama yang suam dan melumpuhkan gerakan Roh Kudus. Ditambah lagi dengan perasaan anti barat, anti Kristen, dan semangat nasionalisme menguasai banyak rakyat Cina. Pemahamannya yang mendalam terhadap firman Tuhan membuatnya semakin teguh meresponi panggilan Tuhan. Ia bertekad untuk terus memberitakan Injil dan mendirikan gereja-gereja lokal yang memiliki pemahaman yang benar terhadap Injil. Tahun pertama dari sebelas tahun masa pelayanannya dimulai dengan deraan penyakit TBC yang parah (tahun 1922). Dokter bahkan telah memvonis bahwa ia hanya akan bertahan hidup selama enam bulan saja. Melihat kondisinya yang parah, teman-temannya membawanya ke tempat misi Barber agar memeroleh perawatan. Meskipun sedang sakit parah, ia tidak mau menyerah. Perlahan-lahan, ia berhasil menyelesaikan bukunya yang berjudul manusia rohani. Sakitnya kian bertambah parah, namun firman Tuhan di dalam 2 Korintus 1:2; "Dengan iman kamu berdiri teguh" dan Markus 9:23; "Tidak ada yang mustahil bagi Allah", muncul dengan jelas dalam pikirannya. Ia lalu bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju rumah sahabatnya. Setiap langkah, ia berseru, "Berjalan dengan iman; berjalan dengan iman!" Saat itulah Tuhan menyembuhkannya secara ajaib. Setelah kesehatannya pulih kembali, ia memutuskan untuk memindahkan pusat pelayanannya ke kota Shanghai. Di kota ini, ia mulai merintis pendirian gereja lokal di Hardoon Road. Gereja ini mulai bertumbuh, dan dalam waktu singkat menjadi pembicaraan orang dari seluruh pelosok provinsi, bahkan sampai ke Inggris. Charles Barlow, salah seorang anggota London Group of Brethen, berkunjung ke Shanghai. Laporannya tentang kehidupan rohani dan perkembangan gereja di Hardoon Road membuat Group of Brethren, London, mengirim satu tim menuju gereja tersebut. Mereka mengundang Watchman Nee untuk datang ke Inggris. Nee menyanggupinya, dan pada usia tiga puluh tahun ia meninggalkan Cina dan menuju Inggris. Tanggal 19 Oktober 1934, Watchman Nee menikah dengan gadis idamannya, Charity Chang. Namun bibi Charity di Shanghai, melalui surat kabar nasional, menyerang karakter Watchman Nee. Ia dituduh melakukan transaksi yang curang dengan para investor asing. Hal ini memberikan kesempatan kepada "musuh-musuh" Watchman Nee untuk membagi-bagikan artikel yang menyerang pribadi Watchman Nee. Ia sempat mengalami depresi, namun dukungan teman-teman setianya dan pertolongan Roh Kudus membuat ia bangkit kembali. Bersama rekan-rekannya, ia lalu mencurahkan waktu untuk merintis jemaat lokal. Pada tahun 1937, ia diundang untuk memberitakan Injil di Manila. Pada saat yang bersamaan, Jepang mulai menduduki Cina. Bersama istrinya, Watchman Nee bergegas menuju Hong Kong, yang merupakan lokasi tempat tinggal orang tua Watchman Nee. Di Hong Kong, ia berjumpa dengan rekan-rekan misionaris yang memintanya datang lagi ke Inggris. Selama empat bulan di Inggris, ia memberikan pelayanan pengajaran dan penulisan buku-buku rohani. Ia kembali mengalami dukacita saat menerima surat dari istrinya, yang memberitahukan bahwa kandungannya mengalami keguguran. Ia ingin segera kembali ke Cina, namun perang Sino-Jepang memaksanya tinggal lebih lama. Tahun 1941, Jepang kembali melancarkan serangan hebat terhadap kota Shanghai. Gereja di Shanghai mengalami kondisi yang buruk saat Jepang akan menyerang Hong Kong, Watchman Nee menerima kabar kematian ayahnya dan kembali ke Hong Kong untuk mengatur upacara pemakaman ayahnya. Saat kembali ke Shanghai, ia mengalami krisis keuangan yang sangat parah, namun Tuhan senantiasa menolongnya. Watchman Nee menerima bantuan dari sumber-sumber yang tidak terduga. Sebagian bantuan berasal dari orang-orang Kristen di Inggris. Saudara Watchman Nee, George, memintanya untuk menjadi mitra dalam mendirikan pabrik farmasi. Awal tahun 1942, pabrik tersebut pun didirikan. Banyak rekan kerja Watchman Nee yang bekerja paruh waktu di pabrik tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pelayanan mereka. Keputusan Watchman Nee untuk bertindak seperti Rasul Paulus yang melayani dan bekerja sendiri, membuat rekan-rekannya yang berpikiran sempit melarangnya untuk berkhotbah di gereja. Ia kemudian memindahkan pabriknya ke Chungking. Di sana, ia membuka pelatihan bagi hamba-hamba Tuhan yang berasal dari kaum awam. Bisnisnya amat berhasil, tetapi Watchman Nee tetap meluangkan waktu menjadi penginjil keliling. Atas usaha Witness Lee, para penatua di Shanghai sadar akan kelakuan mereka yang tidak terpuji terhadap Watchman Nee. Mereka kemudian mengundang Watchman Nee untuk memimpin sebuah konferensi Alkitab di Hardoon Road. Lebih dari 1.500 orang hadir untuk mendengarkan gembala mereka menyampaikan firman Tuhan. Tanggal 31 Januari 1949, Tentara Pembebasan Rakyat pimpinan Mao Tse Tung memasuki Beijing. Ini adalah langkah awal berkuasanya kaum Komunis di Cina. Setelah Komunis berkuasa, Chou En-Lai yang menjabat sebagai perdana menteri, mengumpulkan para pemimpin gereja dan menerbitkan "Christian Manifesto for the Protestant Churches" yang berisi prinsip-prinsip gerakan kekristenan baru. Sejak saat itu, gereja mulai terikat akan peraturan-peraturan Komunisme. 21 April 1951, ribuan cendekiawan Shanghai mulai ditangkap. Pada tanggal 10 April 1952, giliran Watchman Nee yang ditangkap. Ia dituduh melanggar dan menentang "Tiga Gerakan Reformasi Diri Gereja Kristen". Ia mulai mengalami aniaya yang berat, sementara itu istrinya mengalami tekanan batin dan nyaris mengalami kebutaan akibat penyakit darah tinggi yang dideritanya. Ia menjalani perawatan dan berada di bawah pengawasan polisi. Watchman Nee sudah menjalani hukuman selama lima belas tahun, namun masih ditambah lima tahun lagi. Charity Chang, istrinya telah dibebaskan dengan kondisi kesehatan yang buruk dan menanti kepulangan suaminya di Shanghai. Namun hanya enam bulan menjelang tanggal pembebasan suaminya, ia terjatuh dan mengalami luka-luka parah yang mengakibatkan ia meninggal dunia. Ini membuat duka yang mendalam bagi Watchman Nee. Selama berada di penjara, ia ditugaskan menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Cina. Tanggal 12 April 1972, Watchman Nee menyelesaikan masa hukumannya, tetapi ia masih belum dibebaskan. Akhirnya, pada tanggal 1 Juni 1972, Watchman Nee meninggal dunia dalam penderitaan dan kesendirian karena mengalami sakit jantung yang kronis ditambah dengan siksaan yang ia alami. Kemudian, jazadnya pun dikremasi. Saudara perempuan istrinya yang tertua menerima kabar kematiannya dan meminta abu jenazah Watchman Nee dikuburkan bersama dengan istrinya di Kwanchao, kota Haining di provinsi Chekiang. Watchman Nee telah tiada. Ia kini berada di surga dengan Allah Bapa dan mengalami sukacita kekal. Selama pelayanannya, diperkirakan ada kurang lebih empat ratus gereja lokal yang dirintis dan didirikan olehnya. Lebih dari tiga puluh gereja lokal berdiri melalui pelayanannya di Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Hari ini Tuhan berkarya melalui gereja-gereja tersebut dan berkembang menjadi lebih dari 2300 gereja di seluruh dunia. Daftar Pustaka: 1. Kesaksian Watchman Nee. Bahan-bahan yang dikumpulkan oleh Kwang Hsi Weigh, Yayasan Perpustakaan InjiI, Surabaya 1974. 2. Watchman Nee Hamba Tuhan Yang Menderita, Adonai Publishing, 2000. 3. www.Watchmannee.org/life-ministry.html Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul majalah: Cahaya Buana, Edisi 93, Tahun 2003 Judul asli artikel: Watchman Nee Penulis: Tidak Dicantumkan Penerbit: Komisi Literatur GKT III, Malang 2003 Halaman: 11 -- 13 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI NORTH INDIA CHRISTIAN MISSION (NICM) ==> http://www.nicmission.org/ NICM adalah organisasi nonprofit yang berpusat di Negara Bagian Indiana, Amerika Serikat. Organisasi ini telah melayani dan membagikan cinta kasih Allah kepada ribuan orang di India Utara dengan menyediakan sekolah, kursus-kursus, pelatihan, klinik medis, klinik keliling, pusat kesehatan masyarakat, serta pembangunan gereja. Target jangkauan mereka adalah para tunawisma, korban bencana alam, dan kaum miskin. NICM bekerja sama dengan sejumlah organisasi dalam melayani orang-orang di India Utara, di antaranya adalah dengan GNPI USA. Bersama, mereka memproduksi bahan-bahan audiovisual untuk daerah-daerah terpencil di India Utara. Fasilitas-fasilitas yang didirikan untuk tujuan penginjilan pun bisa dikatakan berhasil. Sebut saja Cambridge Christian School. Sekolah dasar yang didirikan pada 2004 ini telah memiliki dua ratus pelajar. Namun, banyak yang masih mereka butuhkan untuk kesuksesan penginjilan di sana, di antaranya adalah literatur-literatur Kristen dalam bahasa Punjabi -- bahasa setempat yang digunakan di sana. Cari tahu apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu dan mendoakan pelayanan NICM dengan mengunjungi situsnya. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA I N T E R N A S I O N A L Tom Dudenhofer dari ASM (Audio Scripture Ministries) mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan orang-orang yang kompeten dalam bidang media teknologi, yang memiliki visi dan misi. "Kami benar-benar memerlukan tenaga-tenaga teknis yang mengasihi Tuhan dan suka menolong sesama, yang bersedia bepergian dan tertarik untuk menyalurkan apa yang mereka ketahui tentang komputer dan audio digital. Ada banyak orang percaya di seluruh dunia yang membutuhkan peralatan ini untuk menyediakan firman Tuhan dalam bentuk audio bagi orang-orang yang tidak dapat membaca." Begini situasinya: "Ada tim-tim nasional di Peru, di seluruh wilayah negara tersebut, yang berusaha menggunakan alat-alat media untuk menyediakan Alkitab dalam bentuk audio dan bahkan video. Mereka hanya membutuhkan seseorang untuk membantu mereka atau memberi mereka sedikit pengarahan." Dengan kata lain, seorang sukarelawan akan membantu memandu tim yang ada di sana tentang bagaimana menggunakan peralatan yang ada, bagaimana memproses suara yang mereka rekam, dan bagaimana memecahkan masalah yang muncul pada beberapa peralatan yang ada. Dudenhofer mengemukakan bahwa para relawan harus mampu menjelaskan mengenai pengaturan alat yang ada dalam waktu yang singkat. Masalah bahasa tidak perlu dikuatirkan. Jasa para penerjemah bisa didapatkan dengan mudah untuk pelayanan seperti ini. ASM telah mendapat permintaan akan relawan teknis yang terus berdatangan dari Peru, Pilipina, dan Mozambik. "Mereka sudah memiliki strategi, mereka sudah tahu apa yang akan mereka lakukan. Kami akan selalu ada untuk membantu mereka mewujudkan kerinduan yang Tuhan sudah tanamkan di hati mereka." Ditanya mengenai apa yang akan terjadi dengan pelayanannya jika tak ada relawan yang datang pada saat yang dibutuhkan, Dudenhofer hanya berkata, "Pelayanan akan secara perlahan mandek. Kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan, kami bukanlah organisasi yang besar. Tapi kami percaya pada Tuhan. Kami tahu bahwa Tuhan akan menolong pada saat yang tepat dan kami tahu bahwa ada orang-orang yang telah Tuhan persiapkan untuk membantu mencukupi kebutuhan kami." (t/Setyo) Diterjemahkan dari: Mission News Network, April 2008 Alamat URL: http://www.mnnonline.org/article/11044 Pokok doa: * Doakan Tom Dudenhofer beserta tim ASM yang saat ini sedang bergumul mencari staf baru di bidang teknologi media. Kiranya Tuhan mengirimkan hamba-Nya yang siap bekerja melayani di ladang-Nya ini. * Berdoa untuk tim ASM yang sedang berupaya menjangkau lebih banyak orang bagi Allah melalui media teknologi, baik melalui audio maupun video. Kiranya Tuhan memberkati pelayanan mereka. P A P U A N U G I N I Keluarga Smith, pasangan misionaris dari The New Tribes Mission, melayani suku Diningat di Papua Nugini. Pada suatu malam, dalam sebuah pertemuan dengan orang-orang dari suku tersebut, hujan mulai turun. Orang-orang dari suku Diningat berkata bahwa orang-orang dari suku lainlah yang telah membuat hujan turun untuk mengacaukan pertemuan mereka. Karena merasa kecewa dengan pernyataan tersebut, pasangan Smith bertanya kepada suku Diningat mengenai siapa yang mereka pikir telah membuat hujan turun. Suku itu menjawab bahwa Tuhanlah yang telah membuat hujan. Sedikit membingungkan, bagaimana mereka dapat menjawab dua pertanyaan yang mirip tapi menjawabnya dengan jawaban yang berbeda. Pasangan Smith bertanya kembali kepada mereka apakah seseorang telah membuat hujan turun. Lagi-lagi, suku itu menjawab, "Ya, seseorang dari desa tetanggalah yang telah melakukannya." Smith kemudian bertanya kepada mereka mengenai siapakah pemilik dan penguasa segala hal, dan mereka menjawab, "Tuhan." Akan tetapi, ketika Smith bertanya apakah mereka berpikir bahwa manusia dapat mengendalikan cuaca, mereka menjawab, "Tidak! Itu tidak benar!" Kemudian, pasangan Smith mengetahui bahwa suku Diningat sengaja memberikan jawaban yang berbeda. "Mereka melakukannya untuk membuat kita menyala-nyala dan mengajar dengan lebih berapi-api! Ha! Saya rasa itulah cara mereka mempermainkan anjuran setan," tulis Smith. NTM meminta agar Anda berdoa supaya keinginan suku Diningat untuk mengenal Tuhan lebih jauh itu terus berkelanjutan. Berdoalah agar mereka tetap mau "bersendau-gurau" dan mendengarkan Injil dengan sungguh-sungguh. (t/Setyo) Diterjemahkan dari: Mission News Network, April 2008 Alamat URL: http://www.mnnonline.org/article/11003 Pokok doa: * Doakan Pasangan Smith yang sedang melayani di Papua Nugini, agar Tuhan memberi hikmat dan pencerahan kepada mereka sehingga mereka dapat melayani penduduk sekitar dengan hati yang penuh dengan belas kasih. * Berdoa agar Tuhan mengirim lebih banyak lagi utusan Injil ke Papua Nugini, mengingat masih banyak suku-suku yang belum terjangkau oleh Injil di sana. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA KERJA SAMA PARTNERS INTERNASIONAL DENGAN PENGINJIL INDONESIA W, demikian kami memanggilnya, tahu bahwa pulau-pulau terpencil di Indonesia memiliki sedikit sekali akses untuk pengabaran Injil. Dia terbeban untuk membantu orang-orang yang berjuang dalam kemiskinan dan memberi bantuan ke beberapa desa. Pada awal pelayanannya, ia diterima dengan sikap permusuhan dan W sering mendapat ancaman dari para pemimpin agama setempat. Akan tetapi, penduduk desa menginginkan bantuannya dan beberapa orang ingin mendengar apa yang dia katakan. Inilah waktunya untuk mempersiapkan tanah, bukan waktu untuk menanam atau menuai. Keadaan berubah setelah terjadi Tsunami di wilayah itu. Karena pengiriman bantuan untuk pulau terpencil sedikit terlambat, maka mereka menjerit kepada W. Jeritan kebutuhan mereka membuat W tak berdaya. Namun, kesaksian atas kesetiaan dan cintanya membuka banyak kesempatan baginya untuk mewartakakan Injil. Puji Tuhan, ada yang memberi tanggapan atas panggilan keselamatan. Lalu muncullah tantangan. W berkata, "Aku berdoa, `Siapa yang akan memimpin mereka, Tuhan?` Tuhan menjawab: `Kamu harus melatih dan mengutus.` Kemudian saya mengadakan seminar dan saya memohon kepada Tuhan, `Mampukan aku untuk berkotbah dan buatlah supaya ribuan orang boleh mendengar Injil.` Karena banyak orang yang lapar akan Tuhan, tapi belum ada kesempatan bagi mereka. Tuhan menjawab doaku melalui radio." Partners International memperkuat pelayanan W dengan membantunya melatih dan mengutus perintis gereja masuk ke kelompok masyarakat yang belum terjangkau. Para utusan itu memeroleh kepercayaan dengan hidup ber"inkarnasi" dalam komunitas tak terjangkau ini dengan memulai proyek holistik untuk membantu mencukupi kebutuhan primer yang mendesak, seperti air bersih, obat-obatan, dan gedung sekolah. Dan pada akhirnya, membuka gereja yang sesuai dengan budaya setempat. Sekalipun sekarang mereka memiliki identitas Kristen dan menjadi orang yang benar-benar percaya, namun memuridkan mereka di tengah-tengah daerah yang beragama mayoritas, memerlukan perjuangan yang berat. "Mereka semua membenci tetangganya. Mereka berkata, `Mereka jahat! Mereka sering menyiksa kami!` Saya menjawab, `Jangan membenci mereka, kamu harus mengasihi mereka.` `Bagaimana kami bisa mengasihi mereka?` Lalu dengan Alkitab, kami memberi tahu mereka apa yang Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya, yaitu `Jadilah terang di tengah kegelapan.`" Selama orang Kristen memiliki iman yang semakin berakar kuat, penganiayaan tidak akan menjadi penghalang untuk berkembang. Saat ini, ada pelayanan perintisan gereja dengan dua tujuan, yaitu untuk menguatkan orang-orang Kristen yang berjuang memertahankan iman di dalam penganiayaan yang semakin banyak; kedua, untuk menumbuhkan gereja di antara kaum mayoritas. Selain melatih, bersama para pemimpin Kristen dan sekolah Alkitab, W dan timnya membuat program-program, antara lain program radio, menindaklanjuti telepon pendengar, dan terus-menerus mengunjungi desa-desa terpencil untuk menguatkan orang-orang percaya dan mewartakan Injil kepada orang-orang yang belum percaya. (t/Setyo) Diterjemahkan dan disunting dari: Mission News Network, Mei 2008 Alamat URL: http://www.mnnonline.org/article/11186 Pokok Doa: 1. Bersyukur untuk W yang taat akan panggilan Tuhan dan bersedia membayar harga untuk melayani di daerah terpencil yang belum mendengar Kristus. Kiranya Tuhan terus memberikan kekuatan kepadanya di tengah-tengah penolakan dan ancaman yang datang. 2. Berdoa untuk orang-orang yang telah dimenangkan melalui pelayanan W. Biarlah Roh Tuhan memeteraikan Kristus dalam hati mereka sehingga mereka dapat dilayani bukan hanya secara jasmani, tapi terutama kebutuhan mereka akan kasih Kristus yang sejati. 3. Berdoa untuk W dan timnya, khususnya untuk perintisan gereja dan program pemuridan bagi para petobat baru. Biarlah mereka dapat semakin bertumbuh dewasa dalam Kristus. 4. Bersyukur karena Patners Internasional telah berupaya memberikan bantuan dan dukungan terhadap pelayanan ladang misi di Indonesia. Doakan agar Tuhan memakai mereka semakin luar biasa. 5. Doakan setiap orang percaya yang sedang dimuridkan W, agar mereka memiliki pemahaman dan pengajaran Kristus yang kuat sehingga mereka dapat menjadi saksi bagi masyarakat sekitar yang belum percaya dan yang perlu dimuridkan. 6. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau, di mana sebagian besar yang tinggal di wilayah terpencil belum mendengar Kabar baik. Mari berdoa agar Tuhan mengirim lebih banyak pekerja bagi wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh Injil. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersil dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |