Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2006/22 |
|
e-JEMMi edisi No. 22 Vol. 09/2006 (31-5-2006)
|
|
Mei 2006, Vol.9 No.22 ****************************** e-JEMMi ***************************** (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ********************************************************************** ** SEKILAS ISI ** <*> EDITORIAL <*> KESAKSIAN MISI : Wahana Visi Indonesia <*> SUMBER MISI : Aims, Indian Powervision TV <*> DOA BAGI MISI DUNIA: Rwanda, Internasional, Meksiko <*> DOA BAGI INDONESIA : Gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah <*> SURAT ANDA : Butuh Dukungan untuk Pelayanan Misi ______________________________________________________________________ "OUR VISION FOR EVERY CHILD, LIFE IN ALL ITS FULLNESS ..." "OUR PRAYER FOR EVERY HEART, THE WILL TO MAKE IT SO ..." - Wahana Visi Indonesia - ______________________________________________________________________ ** EDITORIAL ** Pembaca e-JEMMi, Kisah pelayanan anak-anak Tuhan dalam dunia misi memang tidak akan pernah habis untuk diceritakan. Masih ada banyak bidang pelayanan misi yang belum tersentuh karena kurangnya pekerja dan terbatasnya dana. Penanganan masalah-masalah di ladang misi membutuhkan lebih dari sekedar pengamat, tapi orang-orang yang mau pergi dan menyingsingkan lengan baju untuk membantu. Bagaimana kebutuhan ini bisa ditangani? Mungkin, kalau ada lebih banyak orang yang tidak hanya berdoa dengan melipat tangan, tapi juga mengulurkan tangannya untuk membantu orang lain .... Mungkin, kalau ada lebih banyak orang yang tidak hanya berdoa dengan memejamkan mata, tapi juga membuka matanya untuk melihat kenyataan yang sesungguhnya .... Mungkin, kalau ada lebih banyak orang yang berdoa tidak hanya dengan berlutut, tapi juga menggunakan kakinya untuk berjalan melakukan karya nyata dalam kehidupan .... Mungkin, kalau ada lebih banyak orang yang tidak hanya bisa menyanyi, tapi juga memberi sapaan bagi sesama .... Mungkin ada harapan bahwa kebutuhan di ladang misi akan tertangani. Wahana Visi Indonesia (WVI) merupakan lembaga nasional dari World Vision di Indonesia yang memiliki sejumlah program pelayanan. Artikel yang kami sajikan di bawah ini menceritakan salah satu bentuk pelayanan yang mereka lakukan. Semoga Anda juga tergugah untuk terlibat di dalamnya. Silakan menyimak! Soli Deo Gloria! Redaksi e-JEMMi, Lisbet ______________________________________________________________________ ** KESAKSIAN MISI ** WAHANA VISI INDONESIA ===================== Sejak tahun 2003 Wahana Visi Indonesia (WVI) mengembangkan Area Development Project (ADP) di salah satu kota di Indonesia. "Hati-hati ya," ucapan tersebut keluar dari mulut mungil Esterlita (9), ketika kami meninggalkan rumahnya yang berlantai kayu dan berdinding papan rapuh. Bangunan miring yang nyaris rubuh itu menjadi saksi bisu keakraban yang terbangun antara kami dengan keluarga kecil tanpa ibu rumah tangga tersebut. Diiringi tatapan polos sarat kegembiraan, anak suku B ini tidak mampu membendung keriangannya menggenggam biskuit dan penganan yang kami beli tidak jauh dari rumahnya. Kami sengaja singgah di warung tersebut untuk membeli oleh-oleh bagi Esterlita dan kedua saudaranya, Cecilia (11) dan Donatus (5). Berbeda dengan kakaknya, Esterlita tidak termasuk dalam program anak santun ADP di kota S. Program anak santun yang dikembangkan WVI baru bisa menjangkau sang kakak. Dibayangi kesulitan ekonomi, ia bersekolah tanpa kepastian akan masa depannya di bangku sekolah. Calok (32), sang ayah, hanyalah peladang yang bergantung pada curah hujan. Penghasilan dari memanen padi yang dilakukannya setahun sekali, tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Karena itu ia menjadi buruh penoreh karet yang dilakoni sejak kecil. Dalam sehari, Calok menoreh tujuh kilogram karet. Karena menoreh di kebun orang lain, dia harus menyetor 30% hasilnya kepada pemilik kebun. Sisanya 70% untuk dirinya. Kalau dalam sehari dia memperoleh tujuh kilogram dan harga perkilogramnya Rp 8.000, Calok hanya memperoleh Rp 39.200 dari total Rp 56.000. Jumlah tersebut ditukarkan di warung yang tak jauh dari rumahnya dengan beras, minyak goreng, garam, mecin, dan sedikit ikan asin. Sisanya digunakan untuk kebutuhan di hari lain. Dalam sebulan ia hanya bisa bekerja dua belas hari untuk menguras getah karet. Ketika kami singgah di rumahnya pada bulan Desember 2005, tepat pada musim hujan, Calok baru saja kembali dari menoreh getah karet. Sesuatu yang jarang dilakukan penoreh karet. Idealnya menoreh karet dilakukan pada saat batang pohon karet kering. Memang malam harinya hujan menyiram Dusun B. Batang karet yang dibasahi hujan tidak baik untuk ditoreh. Tapi tidak adanya penganan di rumah memaksa kepala rumah tangga itu pergi menoreh. Kehidupan keluarga ini memang sangat memprihatinkan. Kemiskinan memaksa sang ibu empat tahun lalu meninggalkan keluarga mengadu nasib ke Malaysia. Dengan perantaraan calo-calo tenaga kerja yang mudah ditemui di setiap desa, ia sampai ke negeri jiran melalui beberapa "tangan". Dari rencana dua tahun hingga sekarang, ibu tiga anak itu belum kembali. Upaya Calok untuk mengetahui nasib ibu anaknya kandas di hadapan calo yang memang sudah tidak tahu lagi rimba komoditas yang diekspornya. Sang calo yang bisa mendadak bersikap garang itu sudah mengantongi Rp. 300 ribu hanya untuk menginformasikan kepada agen adanya peminat ke negeri jiran. "Yah, mau gimana lagi. Saya tidak tahu harus cari ke mana," ucap Calok pendek. Calok tidak sendiri. Orang-orang yang senasib dengan dirinya mudah ditemui di setiap desa. Istri menjadi tenaga kerja sementara suami menjaga anak dan bertani di ladang. SEKOLAH PERCONTOHAN Dalam mengurai carut-marutnya permasalahan penduduk, ADP kota S tidak habis-habisnya menemui masalah yang tak berujung. Sejak kehadirannya pada tahun 2003, ADP yang beroperasi di 2 daerah tingkat dua ini telah merekrut 2.011 anak untuk disantuni. Upaya ADP tidak hanya berkutat pada santunan semata. Kualitas pendidikan seperti materi pelajaran, buku paket, dan fasilitas sekolah termasuk guru mendapat perhatian serius. Sejak tahun lalu, ADP telah mengembangkan SD Subsidi (SDS) sebagai sekolah percontohan. Sekolah yang bernaung di bawah sebuah yayasan Katolik ini memperoleh bantuan fasilitas pendidikan. "Kami juga sudah membangun pendopo yang juga digunakan masyarakat sekitar," kata T, project manager ADP kota S. Pihak ADP juga telah mengirim sejumlah guru SDS untuk mengikuti studi banding di kota P. Di kota tersebut Kepala Sekolah SDS, Y memperoleh pengetahuan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mengacu pada standar UNICEF. Y yang telah mengabdi di bidang pendidikan sejak tahun 1971 kemudian membagi pengetahuannya kepada guru-guru di sekolahnya. "Bermitra dengan ADP, kami mengumpulkan guru-guru di Kecamatan S untuk bersama-sama menelaah dan memahami pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan menerapkannya, penerapan KBK akan mulus." Bantuan lain dari ADP yang sangat membantu sekolah yang dipimpinnya adalah pengadaan tenaga pendidik. Sekolah yang didirikan tahun 1919 itu sejatinya memiliki lima guru. Dengan bantuan ADP, mereka memperoleh tambahan dua guru yang dibiayai ADP dan satu guru lagi yang dibiayai bersama oleh yayasan dan ADP. Sebulannya mereka menerima Rp. 520.000. Angka itu memang masih jauh di bawah standar upah minimum provinsi. Selain memberikan bantuan kepada anak santun, anak nonsantun juga tidak luput dari bantuan. Setiap anak santun memperoleh sepuluh buku, satu tas, satu pasang seragam sekolah untuk setiap semester, dan sepatu untuk digunakan satu tahun. Sedangkan kepada anak nonsantun diberikan tiga buku setiap semesternya. "Kami berharap tidak ada kecemburuan. Istilah kami, anak santun memberkati anak nonsantun," jelas Thomas. ADP juga berencana mendukung pengadaan buku-buku bacaan untuk perpustakaan. Selama ini perpustakaan yang disesaki empat rak baru dari ADP masih berisi buku-buku tahun 1970-an yang terlihat lusuh dengan sampul yang terkelupas. Bantuan ADP tidak melulu buku dan pelajaran. Di SDN 10 kota S, misalnya, ditemui instalasi air bersih yang tengah dibangun. Instalasi separuh jadi itu berupa mata air yang dipermanenkan dengan semen dan disambung dengan pipa ke WC sekolah. Sebelumnya, saat pelajaran akan dimulai anak-anak bergotong-royong mengangkut air dari lembah ke dataran tempat mereka bersekolah. Di sekolah yang ditempuh dua jam dari kota S ini, ADP menyantuni 56 anak. Jumlah tersebut belum termasuk rekrutmen untuk tahun 2006. SEKOLAH TANPA KEPASTIAN ADP kota S sendiri bertekad untuk tetap mendampingi anak santun yang ingin melanjutkan sekolahnya, meskipun dalam program disebutkan jika pendampingan hanya pada pendidikan tingkat dasar. Keinginan anak untuk sekolah dan maju sudah menjadi cita-cita masyarakat Dayak. Suku terbesar yang mendiami Pulau Kalimantan ini sebetulnya terbuka dengan kemajuan. Terutama jika berkenaan dengan nasib anak-anaknya. Sehari-hari Cecilia, puteri sulung Calok yang duduk di kelas 5 SD Baban Rancang ini terpaksa mengambil tanggung jawab sang ibu. Memasak, mencuci, dan mengasuh Donatus sudah dilakoninya sejak pagi. Ia berbagi tugas membersihkan rumah dengan Esterlita yang tengah duduk di kelas 2 SD. Keduanya juga bersama-sama berjalan kaki sejauh tiga kilometer ke sekolah yang dapat ia tempuh selama kurang lebih satu jam. Esterlita tidak tahu dari mana biaya sekolahnya didapat. Yang dia tahu, dia ingin belajar terus dan meraih cita-cita. "Aku ingin jadi guru," katanya sambil tertawa lepas. Cita-cita itu diperolehnya ketika melihat sosok ibu guru di sekolahnya. Mungkin pada sosok itu ia melihat ibunya yang mungkin tidak akan dijumpainya lagi. Matanya memancarkan keriangan yang teduh kala menangkap kilatan cahaya dari kamera. Di dalam mata itu tersimpan kekelaman. Kekelaman dari sosok anak yang terpaksa dewasa sebelum waktunya. Dia tidak tahu sampai kapan sang ayah mampu membiayai sekolahnya. Ia hanya berharap rekrutmen program santun ADP berikutnya bisa menjaringnya. Dengan demikian, sepatu, seragam, tas, buku, pensil, seperti milik kakaknya bisa dimilikinya juga. Pendapatan sang ayah sudah pasti tidak mencukupi biaya sekolahnya. Apalagi untuk mengantarkannya sampai pada cita-cita. Dibutuhkan kasih dan kepedulian dari sesama yang mau memercayakan bantuannya melalui WVI. Itu sudah cukup menyunggingkan senyum masa depan pada Esterlita-Esterlita lain di wilayah pelayanan WVI. "Datang lagi ya!" teriaknya dari jauh. Bahan diambil dan diedit dari sumber: Judul majalah : Bahana, Pebruari 2006 Vol. 178 Judul artikel : Program Anak Santun Tingkat Kualitas Belajar Penulis : Robby Repi Penerbit : Andi, Yogyakarta Halaman : 51 - 52 ______________________________________________________________________ ** SUMBER MISI ** AIMS ==> http://www.aims.org/ Accelerating International Mission Strategies (AIMS) mengenalkan sebuah situs baru. Anda dapat mempelajari srategi, fokus-fokus baru dan berita terbaru tentang bagaimana Allah memakai pelayanan AIMS di seluruh dunia. Anda juga dapat mengunduh (download) dengan gratis brosur yang sarat informasi serta buletin di dalamnya untuk membantu persekutuan Anda berdoa bagi orang-orang yang belum dijangkau. Situs ini juga menyediakan tips-tips bagi Anda yang sedang merencanakan konferensi misi, berbelanja buku-buku misi, video misi, dan sumber lain yang dapat Anda temukan di toko buku online mereka. Temukan juga bagaimana caranya agar Anda dapat terlibat dalam perjalanan misi jangka pendek, konferensi-konferensi misi yang akan diadakan, dan kegiatan program doa. INDIAN POWERVISION TV ==> http://www.kcjohn.org/ Powervision TV, sebuah saluran TV satelit yang menggunakan berbagai bahasa, telah diluncurkan di New Delhi, India untuk menjangkau dengan Injil suku-suku terabaikan yang ada di India. Saluran TV ini memerlukan acara-acara TV bernafaskan kekristenan yang berkualitas tinggi dan bermutu, seperti khotbah, acara musik, film, drama, film kartun, dan drama pendek dalam bahasa Inggris serta Hindi. Powervision TV lebih memilih beberapa program yang berpengaruh dalam menjangkau anak-anak dan orang muda dengan Injil dalam tampilan atraktif. ______________________________________________________________________ ** DOA BAGI MISI DUNIA ** * R W A N D A Rwanda -- Sejuta orang tewas dalam pembantaian massal selama seratus hari pada tahun 1994. Tahun ini, dengan program seratus hari yang diadakan oleh Book of Hope, dapat membawa dua juta murid sekolah memperoleh berita kehidupan kekal. Anggota Book of Hope, Randy Young, mengatakan bahwa mereka harus mengadakan pelatihan untuk para warga agar dapat melakukan pekerjaan mereka. "Dalam sebulan, mereka telah melatih lebih dari lima ratus orang, dari satu provinsi ke provinsi lain hingga mencakup kedua belas provinsi yang ada untuk melakukan pekerjaan mereka. Jadi, kami benar-benar mencetak, mengembangkan buku-buku dan kemudian sumber-sumber untuk gereja lokal dalam menjangkau anak-anak mereka." Jeremy dan Ashley West adalah yang memimpin program ini. Jeremy memberi tahu bahwa tanggapannya sangat fenomenal, terbukti dengan hasil distribusi dan penayangan film "Godman" di sebuah desa. "Tim kami sedang berada Provinsi Butare. Di sanalah kami mendistribusikan lebih dari 15.000 buku. Kami juga menayangkan film "Godman" selama seminggu di sana dan memperlihatkannya kepada lebih dari tiga ribu murid dan kami tahu bahwa kami telah memiliki seribu jiwa yang berketetapan untuk melayani Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. [Sumber: Mission Network News, Mei 2006] Pokok Doa: ---------- * Doakan keluarga para korban pembantaian massal agar Roh Kudus mengangkat dan memulihkan luka-luka dan kepahitan yang mereka alami dan diganti dengan pengampunan serta kasih terhadap orang- orang yang telah menganiaya mereka. * Book of Hope mencoba untuk membantu pemulihan keadaan di sana melalui beberapa program mereka. Doakan agar tim ini diberikan hikmat dan kasih yang tulus selama melayani orang-orang Rwanda. Doakan juga keselamatan mereka selama di sana. * I N T E R N A S I O N A L Internasional -- Film Yesus berhasil menjangkau sekelompok orang yang selama ini disalah pahami mengenai kisah kehidupan Yesus. Doug Sjostedt dengan JESUS Film Project-nya mengatakan bahwa sudah sepuluh jenis bahasa isyarat yang dibuat dan masih banyak lagi versi yang sedang dikerjakan. Ia berpendapat bahwa visualisasi (yang dapat dilihat) adalah kunci untuk menjangkau mereka yang tuna rungu. "Demikian juga dengan film Yesus. Kami mencoba melakukannya lewat inti bahasa dari kelompok masyarakat itu. Bagi kaum tuna rungu, inti bahasa mereka adalah isyarat. Dengan menayangkan film Yesus dalam bahasa inti mereka, Anda dapat bertemu orang lain di mana pun mereka berada. Jadi jika kita melakukannya dalam bahasa isyarat, kita akan mampu menjangkau masyarakat tuna rungu." Keadaan komunitas tuna rungu yang terisolasi membuat banyak orang dalam kelompok itu menjadi terbuka pada Injil. Sjostedt mengatakan bahwa mereka sangat memerlukan dukungan. "Orang-orang ini harus dijangkau dan mereka telah membuka dirinya. Inilah salah satu hal yang sangat ingin kami saksikan dapat terjadi. Namun dalam mewujudkannya, orang-orang harus mendukungnya, kaum tuna rungu juga harus mendukungnya." [Sumber: Mission Network News, Mei 2006] Pokok Doa: ---------- * Bersyukur atas dedikasi JESUS Film Project yang membuat film Yesus dalam bahasa isyarat. Bersyukur juga atas sepuluh jenis bahasa isyarat yang sudah dibuat. Doakan versi lain yang sedang dalam proses. * Doakan agar melalui film Yesus dalam bahasa isyarat ini, lebih banyak orang tuna rungu yang dapat dijangkau dengan Injil serta mengenal Yesus sebagai Juru Selamat hidup mereka. * M E K S I K O Meksiko -- Ruth Bliss memberitakan kegiatan Christian Resources International yang membawa dampak terhadap pelayanan di Meksiko. Dari Guaymas Meksiko ia melaporkan bahwa setiap Rabu, 27 anak berkumpul di ruang tamu rumah misionaris independen, Jesse dan Jenny Navarro, untuk belajar bahasa Inggris. Anak perempuannya yang bernama Jessica Navarro kadang juga mengajar di kelas ini. Ia menceritakan alasan mereka melakukannya. "Ada begitu banyak kemiskinan, begitu banyak tradisi yang membelenggu, dan mereka seakan berjalan di tempat." Jessica menyatakan bahwa kelas-kelas itu adalah aspek lain dari pelayanan mereka. Karena bergerak sebagai pusat distribusi, mereka selalu membutuhkan sumbangan makanan, pakaian, dan bacaan penginjilan berbahasa Spanyol. Sekali lagi, "Christian Resources telah memberi kami materi yang membantu anak- anak dalam membaca surat-surat yang ditujukan bagi mereka. Kadang- kadang Christian Resources juga mengirimkan lembar-lembar kerja dari buku yang sengaja disediakan bagi anak-anak itu. Kami meneriakkan kata-kata dalam bahasa Inggris, lalu mereka menerjemahkannya dalam bahasa Spanyol, dan mereka semakin menguasainya." Minggu ini kami sedang menyiapkan sebuah acara pertemuan untuk murid-murid seminari dan segera menyusul program klinik kesehatan daerah. [Sumber: Mission Network News, Mei 2006] Pokok Doa: ---------- * Bersyukur atas pelayanan CRI yang membawa dampak luar biasa bagi pelayanan anak di Meksiko. Doakan agar pelayanan mereka ini tidak hanya memuaskan kebutuhan jasmani tapi juga memuaskan kebutuhan rohani anak-anak di sana. * Doakan Jesse dan Jenny yang menyediakan tempat tinggal mereka sebagai tempat pelayanan. Doakan kebutuhan-kebutuhan mereka untuk kelancaran pelayanan termasuk hikmat dalam mengajar dan mengenalkan ketulusan kasih Kristus kepada anak-anak. ______________________________________________________________________ ** DOA BAGI INDONESIA ** GEMPA DI YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH =================================== Gempa berkekuatan 5,9 skala Richter mengguncang Yogyakarta, Jawa Tengah, bahkan hingga ke Jawa Timur, Sabtu pukul 05.55 WIB. Korban yang tewas di Yogyakarta dan daerah sekitarnya, terutama kecamatan Bantul, saat ini telah mencapai lebih dari 5.200 orang. Ribuan masih dirawat di rumah sakit dan tak terbilang harta benda yang musnah. Diperkirakan dalam setahun ini mereka akan tinggal di barak atau tenda karena pembangunan infrastruktur dan rumah permanen untuk warga belum bisa dilakukan saat ini. [Sumber: Berbagai media umum, Rabu, 31 Mei 2006] Pokok Doa: ---------- * Doakan langkah-langkah penanganan bencana yang sedang dilakukan para relawan dan aparat pemerintah, antara lain evakuasi korban luka, pencarian jenazah, dan juga pemakamannya. * Saat ini bantuan dana, obat-obatan, makanan, dan juga kebutuhan sehari-hari terus mengalir dari berbagai tempat. Doakan proses pendistribusian bantuan-bantuan tersebut dan sarana-sarana transportasi yang diperlukan supaya bantuan tersebut bisa sampai ke korban yang membutuhkan. * Doakan juga agar tidak terjadi penyelewengan atas bantuan yang diberikan sehingga semuanya bisa dipakai untuk memulihkan keadaan dan memelihara para korban gempa. * Doakan pengadaan tempat berteduh yang layak bagi para pengungsi yang saat ini masih banyak yang hidup di tempat-tempat terbuka. * Berdoalah bagi tenaga medis, sarana medis, dan obat-obatan yang dibutuhkan untuk merawat para korban luka. * Doakan supaya ada cukup relawan untuk melakukan pembersihan puing-puing bangunan. * Doakan gereja, organisasi/yayasan Kristen, dan umat Kristen yang saat ini membantu di sana agar mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan jasmani para korban namun dengan kehadiran mereka dapat menguatkan hati para korban, membagi cinta kasih tanpa memandang orang percaya atau bukan. * Doakan pemerintah setempat dalam membenahi dan memulihkan keadaan yang porak poranda pasca gempa. ______________________________________________________________________ ** SURAT ANDA ** >From: Yebelita Manafe <lita_manafe(at)> >saya ingin bekerja `pelayanan` di rote, bagaimana? saya lahir dan >dibesarkan di rote, saya sudah selesaikan sekolah theologi saya 2 >tahun yang lalu dan pernah pelayanan di pedalaman Papua (Bomakia) >dan sekarang saya bergabung bersama salah satu organisasi misi di >Idonesia. saya ingin menjadi `missinaris` di tempat saya sendiri >tetapi saya perlu banyak dukungan baik spritual maupun material, >adakah satu organisasi yang bisa saya hubungi untuk hal ini? >God Bless You Redaksi: Terima kasih untuk surat yang Yebelita tujukan kepada kami. Senang dapat mendengar kabar seseorang yang terpanggil untuk terjun ke ladang misi. Sepengetahuan kami, organisasi yang banyak berkecimpung dengan misionaris adalah WEC. Anda dapat mengetahui informasinya dengan membuka situsnya di: ==> wec-int.org/swi Atau kalau ada rekan-rekan yang bisa membantu, silakan menghubungi redaksi e-JEMMi di: < staf-misi(at)sabda.org > yang selanjutnya akan kami beritahukan ke Sdr. Yebelita. Dan dengan senang hati kami juga mendukung Sdr. Yebelita melalui doa, jadi silakan kirimkan pokok doa Anda kepada kami. ______________________________________________________________________ ** URLS Edisi Ini ** * Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Lisbet, Ary, Endah Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2006 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Staf e-MISI dan Staf Redaksi : < staf-misi(at)sabda.org > Untuk berlangganan : < subscribe-i-kan-misi(at)xc.org > Untuk berhenti : < unsubscribe-i-kan-misi(at)xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan : < owner-i-kan-misi(at)xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi : http://www.sabda.org/misi/ Arsip e-JEMMi : http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA : http://www.sabda.org/ylsa/ Situs SABDA Katalog : http://katalog.sabda.org/ **********************************************************************
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |