Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2006/20 |
|
e-JEMMi edisi No. 20 Vol. 09/2006 (16-5-2006)
|
|
Mei 2006, Vol.9 No.20 ****************************** e-JEMMi ***************************** (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ********************************************************************** ** SEKILAS ISI ** <*> EDITORIAL <*> ARTIKEL MISI : Siapa Memberi Makan Yesus dan Para Murid-Nya? <*> SUMBER MISI : OM FeatureLine, Action International Ministries <*> DOA BAGI MISI DUNIA: Thailand, Internasional, Belarusia <*> DOA BAGI INDONESIA : Dukungan Untuk Misi Negeri <*> SURAT ANDA : Perlu Kiriman e-JEMMi Edisi Sebelumnya ______________________________________________________________________ "ADA SUATU CARA UNTUK MENGETAHUI APAKAH MISI KITA DI DUNIA SUDAH SELESAI ATAU BELUM. JIKA KITA MASIH HIDUP, ARTINYA MISI KITA BELUM SELESAI" -Richard Bach- ______________________________________________________________________ ** EDITORIAL ** Pembaca kekasih, Tentunya Anda masih ingat dengan pesta demokrasi yang kita ikuti beberapa tahun yang lalu. Bahkan saat ini di tempat Anda mungkin sedang mempersiapkan Pilkada. Salah satu yang tidak bisa dilupakan dari kegiatan ini adalah kampanye yang melibatkan simpatisan dari masing-masing partai. Para simpatisan ini turut andil atau bisa dibilang punya peran tersendiri untuk mendukung calon dari partainya. Semasa penginjilan-Nya, Tuhan Yesus juga memiliki simpatisan! Siapakah mereka? Pernahkah Anda berpikir dari mana asalnya biaya yang diperlukan Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya selama mengabarkan Injil? Dari mana mereka dapat membeli beberapa ketul roti dan beberapa ekor ikan untuk mengisi piring mereka? Seperti yang kita ketahui, ketika memulai pelayanan-Nya, Tuhan Yesus sudah tidak mengerjakan pekerjaan yang diwarisi oleh Yusuf, ayah- Nya. Simon Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes tidak melaut lagi sejak mengikut Yesus. Matius juga berhenti menjadi pegawai bea cukai. Dan bagaimana pun juga, Tuhan Yesus tidak mengadakan mujizat untuk setiap jam makan mereka. Lalu siapa yang memberi makan Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya selama itu? Alkitab menyebutkan peranan Maria Magdalena, Marta, Yohana, dan Suzana. Mereka inilah wanita- wanita yang melayani Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya dengan apa yang mereka punya. Untuk mengetahui lebih lengkap, silakan baca artikel yang kami sertakan dalam edisi minggu ini. Selamat membaca! Redaksi e-JEMMi, Lisbet ______________________________________________________________________ ** ARTIKEL MISI ** SIAPA MEMBERI MAKAN YESUS DAN PARA MURID-NYA? ============================================= Umumnya, tidak banyak orang yang menulis dan membicarakan keperluan sehari-hari Yesus dan rombongan-Nya. Padahal kita mengetahui bahwa Yesus tidak mengadakan mujizat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Kita cenderung membahas bagaimana Yesus memberi makan ribuan orang dengan makanan yang terdiri dari lima ketul roti dengan dua ekor ikan. Pada kesempatan lain, orang banyak datang berbondong- bondong begitu mereka mendengar Yesus berada di sebuah kota atau di sebuah tempat. Kita tidak pernah bertanya-tanya, dari mana gerangan Yesus memperoleh makanan pagi, siang, dan petang. Narasi dalam Kitab Suci menyebutkan bahwa Yesus makan di rumah orang berdosa (Zakheus sang pemungut cukai) atau mampir di rumah Lazarus, sahabat-Nya itu dan diberi makan oleh Maria dan Marta. YESUS BERJALAN KAKI SEHINGGA TIDAK PERLU BIAYA? Barangkali, cara yang paling efektif untuk mengabarkan Injil pada zaman itu ialah dengan berjalan kaki agar tidak ada yang terlewatkan. Yesus jarang mengumpulkan orang supaya datang kepada- Nya. Orang berbondong-bondong menjumpai-Nya karena mereka ingin mendengarkan pengajaran yang disampaikan-Nya, sebuah pengajaran yang lain daripada yang selama ini mereka dengarkan dari pejabat di Bait Allah. Yesus berbicara dan berkhotbah, bahkan ketika membacakan ayat Kitab Suci pun Ia amat berbeda daripada ahli Taurat dan orang Farisi. Ia amat berkuasa. Pembacaan ayat yang Ia lakukan amat menarik dan menyentuh hati mereka. Suara-Nya yang lembut menyejukkan hati yang resah. Salah satu teologi penggembalaan yang dilakukan oleh Yesus ialah teologi penggembalaan individual. Ia bercakap-cakap dengan individu, muka dengan muka. Ia tidak menggunakan bahasa yang sulit, bahkan memberikan perumpamaan yang sangat sederhana untuk mengajarkan ihwal pengajaran yang sulit. Melalui perumpamaan, pelajaran yang sulit disederhanakan. Kalangan rakyat jelata sampai kalangan elit dapat memahami pelajaran yang disampaikan-Nya. ORANG-ORANG TERBUANG MENJADI PENUNJANG ROMBONGAN YESUS Sebuah kelompok yang terorganisasi harus ditunjang oleh biaya yang cukup. Yesus membuat kelompok dua belas orang, lalu ada lagi kelompok tujuh puluh, dan mungkin ada yang lebih besar lagi. Bagaimana mereka mengatur diri tanpa biaya yang jelas? Salah satu sumber informasi yang dapat kita peroleh ialah catatan yang dibuat oleh Lukas dalam Lukas 8:1-3. Coba kita perhatikan dengan saksama. "Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana istri Khuza bendahara Herodes, Suzana, dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka." Ini merupakan narasi penting bagaimana peranan wanita yang melayani rombongan Yesus dalam penginjilan. Merekalah yang mendukung dan memberi serta menyediakan makanan dari hari ke hari untuk rombongan itu. Khususnya mengenai Maria Magdalena, ia memiliki simpati yang khusus kepada Yesus, sebuah simpati yang tulus karena ia merasakan sentuhan Roh Kudus dalam dirinya sejak roh-roh jahat diusir dari dalam dirinya. Bayangkan, tujuh roh jahat pernah menguasai dirinya yang membuat ia menderita dan membuat orang takut kepadanya dan menjauhinya. Perempuan yang tadinya dianggap sebagai perempuan jahat yang paling menakutkan sekarang sudah dibebaskan dan merasakan damai yang luar biasa di dalam hidupnya. Ia berterima kasih kepada Yesus. Ia melihat ada kuasa kemuliaan yang menguduskan dirinya. Ia benar-benar merasa bahwa Yesus itulah Mesias sehingga ia mengabdi sepenuh hati untuk membantu-Nya dalam penginjilan. Ia merasa tidak ada lagi orang yang memerhatikan dirinya. Dalam Yesus, ia menemukan kedamaian hati yang sejati. Roh yang telah memperbudaknya selama beberapa waktu amat menyengsarakan dirinya. Kini ia sudah lepas dari kuasa kegelapan itu dan ia masuk ke dalam suasana hati yang terang dan jiwa yang bersih. Ia merasakan suasana surga dalam kelepasannya. Yohana, seorang wanita yang juga istri bendahara Herodes, merasa yakin bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikannya dan menaruh simpati kepada Yesus lalu menyerahkan kekayaannya untuk membiayai perjalanan Yesus dan rombongannya. Mereka dengan sukarela meluangkan waktunya, menyediakan makanan untuk rombongan itu. Yohana tentu saja mempertaruhkan kedudukan suaminya dengan bersimpati kepada Yesus, yang justru musuh penguasa agama dan pemerintahan. Ia berani menanggung risiko demi keyakinannya kepada Mesias yang dijanjikan itu. Selain Yohana, ada pula Suzana dan sejumlah perempuan yang lain yang "melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka". DI BAWAH KAKI SALIB GOLGOTA MEREKA BERANI BERDIRI Sementara dua belas murid Yesus tidak berani menampakkan diri saat Yesus ditangkap dan disalibkan di Golgota, kaum perempuan ini tidak memedulikan diri mereka dan tidak takut ditangkap atau dituduh sebagai pengikut Yesus. Yudas sudah menggantung diri. Petrus dan kawan-kawannya entah ke mana. Hanya Yohanes yang masih muda itu yang berdiri di bawah salib Golgota, menyaksikan derita Yesus dan menangis melihat tangan dan kaki-Nya yang mengucurkan darah. Dahi- Nya yang luka dan kepala-Nya yang terkulai sambil meneriakkan puncak derita pada hembusan napas terakhir. Benarlah, bahwa perempuan- perempuan itu tidak hanya menyediakan makanan bagi Yesus dan rombongan-Nya. Mereka dengan sepenuh hati turut merasakan derita. Derita batin Yesus menjadi derita batin mereka. Dengan setia mereka menjadi saksi kematian Yesus. Simaklah berita yang disampaikan Yohanes dalam Yohanes 19:25. "Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, istri Klopas dan Maria Magdalena." Merekalah saksi hidup bahwa Yesus benar-benar mati di kayu salib. Mereka mengikuti peristiwa penyaliban itu mulai dari kota Yerusalem, mulai dari pengadilan sampai perjalanan pilu menuju bukit Golgota di luar tembok Yerusalem. Mereka mau melayani Yesus dan berbagi perasaan dengan-Nya, menyertai Dia sampai ke bukit derita itu. Sebuah pengabdian yang tidak ada taranya. Orang yang benar-benar menjadi sahabat sejati ialah orang yang menaruh simpati ketika sahabatnya menanggung derita, tidak meninggalkannya. Mereka berada di sana dan turut merasakan kepedihan hati Yesus. Dalam sunyi, Yesus disertai ibu-Nya dan perempuan yang telah dibebaskan-Nya dari kuasa kegelapan. Tidak mudah berada di bawah kaki salib. Di sana banyak pengolok-olok dan orang-orang yang menghina Yesus. Di sana berkumpul musuh-musuh Yesus yang menghina dan membunuh-Nya. Perempuan-perempuan ini bukan hanya pelayan Tuhan, tetapi mereka juga pemberani yang siap menanggung risiko apa pun. Mereka tidak malu mengakui Yesus di depan musuh-musuh-Nya. Bukankah ini merupakan sebuah keberanian yang luar biasa? Bukankah ini merupakan kekuatan moral bagi Yesus? Hati Yesus sedih ketika melihat perempuan- perempuan itu menangisi diri-Nya. "Tangisilah dirimu," kata Yesus dari salib di tengah-tengah derita yang dialami-Nya. Ibu Yesus merasa sedih melihat Putranya disalibkan tanpa salah. Kepada murid yang dikasihi-Nya Yesus memberi pesan agar merawat ibu-Nya untuk hari-hari berikutnya. Maria Magdalena pastilah meneteskan air mata karena harus menyaksikan kematian Mesias, Penebus, yang telah melepaskannya dari perhambaan roh-roh jahat. Perpisahan dan kematian ini sangat memilukan hati para perempuan itu. Mereka tidak membayangkan begitu tragisnya kematian Guru mereka itu. DI KUBURAN YESUS PADA PAGI HARI ITU Sudah menjadi kebiasaan orang Yahudi untuk membawa wangi-wangian ke kuburan, baik waktu baru meninggal dan beberapa hari kemudian. Peristiwa yang baru saja terjadi beberapa hari yang lalu, yang menggentarkan penduduk kota Yerusalem dan desa sekitarnya, belumlah lepas dari ingatan orang. Perhatikanlah kisah berikut ini setelah Yesus tiga hari di kubur. "Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur .... Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu (Yoh. 20:1,11)." Tugas pelayanan bukan saja pada waktu masih hidup, tetapi juga pada waktu kematian. Maria Magdalena begitu peduli. Mungkin sepanjang malam ia sukar tidur. Itulah sebabnya ia "pagi-pagi benar ketika hari masih gelap" sudah berangkat ke kubur. Ia merasa kecewa karena kubur telah kosong. Ia menjadi bingung. Bagaimana mungkin? Bukankah batu kubur itu telah disegel oleh penguasa Romawi? Tidak seorang pun dapat membuka pintu kubur itu. Ia benar-benar bingung. Siapa gerangan yang mencuri mayat-Nya? Itulah pikiran yang timbul dalam benaknya. Ketika ada orang yang berdiri di dekat kubur itu, dalam samar cahaya pagi, dalam remang- remang, ia menyangka bahwa orang itulah yang mengambil mayat Yesus. Ia tidak tahu bahwa Guru yang dikasihinya sedang berdiri dan menyaksikannya. Kisah berikutnya ditutup dengan berita yang mengejutkan. "Janganlah engkau menyentuh Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa- Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu (Yoh. 20:17)." Maria Magdalena merasa amat terhibur. Yesus tidak mati. Guru yang dilayaninya selama ini, yang disaksikannya mati di bukit Golgota, sudah bangkit. Ia pergi dan memberitahukan peristiwa itu kepada murid-murid yang lain. Dan sejak itu, perempuan-perempuan itu menjadi pemberita Injil bahwa Yesus sudah bangkit dan naik ke tempat Bapa-Nya di surga, menyediakan tempat yang indah bagi mereka. Siapa yang mau mengikuti jejak perempuan-perempuan perkasa ini? Bahan diambil dan diedit dari sumber: Judul majalah: Sahabat Gembala, Januari 2004 Judul artikel: Siapa Memberi Makan Yesus dan Para Murid-Nya? Penulis : Wilson Nadeak Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung Halaman : 44 - 48 ______________________________________________________________________ ** SUMBER MISI ** OM FeatureLine ==> http://www.om.org [1] ==> http://www.om.org/features/ [2] ==> http://www.om.org/opportunities [3] Tim OM adalah salah satu organisasi misi yang membuka kesempatan luas bagi anak muda untuk terlibat dalam pelayanan kapal misi[1]. Salah satu fasilitas yang disediakan oleh situs ini adalah bagian feature[2] yang memuat cerita-cerita dan feature dari seluruh dunia -- Turki, Hungaria, Moldova, dan masih banyak lagi. Sementara itu, OM Headlines menyajikan berita yang dirangkum dari seluruh dunia. Nah, bagi Anda yang tertarik untuk bergabung dengan tim ini, temukan tempatmu di ladang Tuhan karena ratusan kesempatan telah tersedia sekarang[3]! ACTION INTERNATIONAL MINISTRIES ==> http://www.actionintl.org/ ACTION adalah sebuah organisasi misi nondenominasi yang mengutus misionaris ke pusat-pusat urbanisasi di Asia, Amerika Latin, dan Afrika. Para misionaris ACTION memberitakan Injil dan kasih Kristus kepada anak-anak yang mengalami pelecehan termasuk keluarga mereka melalui pelayanan-pelayanan praktis, khususnya untuk menjangkau para keluarga miskin. Strategi pelayanan ACTION terbagi menjadi tiga bagian, yaitu penginjilan, pemuridan, dan pengembangan. ______________________________________________________________________ ** DOA BAGI MISI DUNIA ** * THAILAND CHIANG MAI, Thailand: Meski kecelakaan sudah menjadi hal biasa bagi orang Prai, tiga kecelakaan yang terjadi di sana telah menarik perhatian banyak orang. Sekitar seminggu yang lalu, misionaris David dan Fran Jordan mendengar bahwa Lut, seorang Prai beragama Kristen, terluka dalam sebuah kecelakaan sepeda motor. Bajunya tersangkut rantai sepeda motor; dia jatuh dan terseret sejauh beberapa meter dengan jemari dan sikunya masuk ke rantai itu. Masih banyak orang Prai yang mengendarai sepeda motor kecil yang seringkali sudah bobrok di jalan pegunungan untuk pergi ke sawah atau mengunjungi tetangga mereka. "Jika Anda melihat mereka mengendarai motor itu, memacunya di jalanan bukit yang curam dan meluncur ke turunan tajam, Anda bisa melihat bahwa `olahraga ekstrim` sudah menjadi bagian dari keseharian mereka," tulis Fran. Keengganan untuk memerhatikan faktor keselamatan dan lingkungan seringkali menjadi penyebab utama dalam banyak peristiwa kecelakaan. Di hari yang sama, seorang Kristen suku Prai mendapatkan luka di sepanjang perutnya saat motornya yang tidak memiliki rem terperosok ke jurang dan kabelnya menjerat tubuhnya, sementara beberapa bagian lain menggores dan memutuskan otot tendonnya. Orang-orang pun mulai membicarakan hal itu. "Beberapa orang mengatakan kalau orang-orang Kristen itu tidak dilindungi karena ditinggalkan oleh roh mereka," tulis Fran Jordan. "Hal ini akan menimbulkan keraguan pada mereka yang masih belum dewasa imannya, yang saat ini belum mendalami Alkitab secara konsisten." Namun, ada juga orang Kristen suku Prai yang memakai kesempatan ini untuk melayani satu sama lain, untuk berdoa dan bertumbuh dalam iman mereka. Nute, seorang pemuda Kristen Prai yang mengajar baca-tulis, secara sukarela menunggui Lut di rumah sakit dan membantu merawatnya. E-Shy, seorang guru Alkitab Prai, telah pulih dari kecelakaan yang baru ia alami dan harus menghabiskan sebulan lagi untuk melatih tubuhnya. Selama penyembuhannya, ia menghabiskan banyak waktu untuk mendoakan orang-orang Prai di desa tempat ia dan suaminya melayani. Sementara itu, Tate, menantu Lut yang sama-sama Kristen, telah mengalami kemajuan besar dalam membaca selama menjalani terapi fisik atas kecelakaan yang membuatnya lumpuh. "Ia terus mendengarkan kaset pengajaran Alkitab dan sering melakukan kontak telepon dengan kami dan orang Kristen Prai lainnya," tulis Fran. "Kami sangat bersyukur atas perawatan dan latihan yang ia terima, dan kami tahu bahwa Tuhan memakai doa-doa Anda untuk menguatkan dan menyemangatinya." [Sumber: New Tribes Mission, Mei 2006] Pokok Doa: ---------- * Doakan tim NTM yang melayani orang-orang Prai agar sungguh-sungguh menjadi alat yang luar biasa di antara suku ini. Doakan agar mereka beroleh hikmat saat memberitakan Injil kepada orang-orang Prai yang masih percaya pada roh-roh, juga agar mereka dapat menguatkan orang Prai yang baru percaya. * Doakan agar orang-orang percaya Prai memandang semua kejadian yang menimpa mereka dengan cara pandang Tuhan sehingga dapat memberi dampak bagi mereka yang masih meragukan kekuatan Tuhan. * I N T E R N A S I O N A L Internasional -- Air minum yang aman adalah komoditas yang kurang dihargai di negara berkembang. Inilah misi pelayanan yang dilakukan Lifewater International. "Ada milyaran masyarakat tanpa air sehat. Jika ada sedikit saja yang memahami kondisi kemiskinan mereka dan mengidentifikasikannya dengan kemiskinan seluruh dunia, hal ini tentunya akan sangat berpengaruh bagi mereka," ujar Dan Stevens dari Lifewater. Ia mengatakan bahwa proyek `Significant Sacrifice` yang diadakan selama empat puluh hari menjelang Paskah mengajarkan berbagai hal tentang puasa dengan tujuan. "Air minum yang sehat adalah langkah pertama pengembangan masyarakat untuk mewujudkan beberapa jenis kesejahteraan masyarakat, dan ini bersifat transformatif dalam kesehatan dan kesejahteraan. Ketika orang memahaminya dan bersama-sama datang sebagai suatu komunitas, kami akan membicarakan kuasa dan transformasi dalam Kristus Yesus." Sejumlah gereja terlibat dengan kampanye-kampanye yang masing-masing mampu menggalang rata-rata 1.500 dolar, dan dana itu akan langsung diteruskan untuk pelayanan ini. [Sumber: Mission Network News, Mei 2006] Pokok Doa: ---------- * Mengucap syukur atas perhatian dan pelayanan Lifewater International kepada kebutuhan air masyarakat dunia. Berdoa agar melalui pelayanan yang mereka lakukan, banyak orang dapat melihat kepedulian Kristus pada kebutuhan setiap orang tanpa memandang status. * Mari memohon hikmat bagi orang-orang yang bertanggung jawab dalam mengelola dana hasil kampanye gereja-gereja agar dapat langsung meneruskannya kepada pelayanan ini. * B E L A R U S I A Belarusia -- Dua puluh tahun berlalu sejak bencana nuklir di Ukraina menimbulkan musibah di daerah bekas wilayah Uni Soviet tersebut. Global Aid Network, disingkat GAiN USA, sejak dua belas tahun telah membantu panti asuhan dan rumah sakit-rumah sakit di negara yang telah ditinggalkan sekitar 60% rakyatnya setelah kejatuhan negeri itu. Duane Zook dari GAiN telah diundang untuk memperingati kejadian tersebut di Belarusia. Ia mengatakan bahwa tujuan akhirnya bukan hanya untuk membantu secara fisik. "Apa yang kami lakukan adalah menjalin kerja sama yang erat dengan gereja di sana untuk membantu mereka membuka pintu kepada masyarakat di sana serta menyatakan kasih dan kebaikan Tuhan." Meski baru-baru ini telah terjadi perubahan politik, GAiN USA tetap terus bekerja di sana. "Tekanan terhadap gereja memang terjadi, namun dalam kunjungan saya yang terakhir, permintaan terus berdatangan -- untuk melanjutkan penempatan orang Amerika, melanjutkan pemberian bantuan -- dan melanjutkan pelayanan di negara itu." GAiN membutuhkan ahli kardiologi dan onkologi untuk membantu pelayanan outreach mereka. [Sumber: Mission Network News, Mei 2006] Pokok Doa: ---------- * Bersyukur atas perlindungan dan pemeliharaan Tuhan selama dua belas tahun kepada GAiN USA. Doakan agar mereka semakin bersukacita dan berhikmat dalam pelayanan yang mereka lakukan. * Doakan pula agar GAiN USA dapat menjalin kerjasama yang baik dan erat dengan gereja-gereja lokal di Rusia, juga agar kasih Allah dapat dinyatakan kepada mereka yang belum percaya. ______________________________________________________________________ ** DOA BAGI INDONESIA ** DUKUNGAN UNTUK MISI NEGERI ========================== Lewat pokok-pokok doa berikut ini, kami mengajak Anda semua untuk mendukung pelayanan misi Indonesia yang dikerjakan baik di dalam maupun di luar negeri. * Doakan setiap orang yang rela dan siap dipanggil untuk menjadi misionaris bagi suku-suku terabaikan di negara lain, agar mereka dapat diutus ke tempat panggilannya. * Ada banyak halangan yang selalu merintangi mereka yang sudah dipanggil. Diharapkan jemaat-jemaat di Indonesia dan jemaat-jemaat berbahasa Indonesia di luar negeri mau mendukung (1 Tawarikh 29:9- 14), mendoakan (Kolose 4:3), dan mengutus para pekerja lintas budaya (Kisah Para Rasul 13:1-3) dengan sukacita menanggapi panggilan TUHAN untuk berbagi dalam pelayanan lintas budaya. * Situs e-MISI (http://www.sabda.org/misi/) yang dikelola oleh Yayasan Lembaga SABDA menyediakan berbagai informasi seputar misi. Berbagai artikel, kesaksian, dan renungan mengenai misi. Informasi dari ladang misi dapat Anda temukan pada bagian "Doa" dan "Lintas Budaya". Doakanlah agar pelayanan ini boleh terus eksis dan dapat membagikan berbagai hal di bidang misi. * Doakan pula OM Indonesia (Obor Mitra, Operation Mobilisation) yang masih mencari orang-orang yang siap diutus ke ladang TUHAN di berbagai belahan dunia. Alamat surat: PO Box i-195 UKSW, Salatiga 50711A. * Badan Pengutus Lintas Budaya (BPLB) mengutus tenaga PI untuk merintis jemaat baru di Asia Timur. Mari mendukung pengutusan ini di dalam doa. * Zending WEC INDONESIA siap mengutus para misionaris kepada suku- suku terabaikan di negara-negara lain untuk memperkenalkan Kristus kepada mereka sekaligus merintis jemaat-jemaat baru. Mereka juga menerbitkan majalah Terang Lintas Budaya setiap dua bulan sekali dengan berita yang menarik dan informasi yang luas dari ladang penginjilan di luar negeri. ______________________________________________________________________ ** SURAT ANDA ** >From: Dina Rahayuni <narani_(at)> >Terima kasih atas kiriman jemmi 18. Kalau boleh saya ingin >memperoleh penerbitan sebelumnya. Tuhan Yesus memberkati Redaksi: Kami telah mengirimkan edisi sebelumnya ke mailbox Anda. Kiranya melalui setiap edisi e-JEMMi yang Anda terima, Anda boleh mengetahui tentang pelayanan misi di berbagai negara dan tergerak untuk mendoakannya atau bahkan terjun dan terlibat di dalamnya. Untuk edisi-edisi e-JEMMi yang lain bisa diakses di situs SABDA.org: ==> http://www.sabda.org/publikasi/misi/arsip/ [Arsip JEMMi] ______________________________________________________________________ ** URLS Edisi Ini ** * Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ * New Tribes Mission http://www.ntm.org/ ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Lisbet, Ary, Endah Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2006 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Staf e-MISI dan Staf Redaksi : < staf-misi(at)sabda.org > Untuk berlangganan : < subscribe-i-kan-misi(at)xc.org > Untuk berhenti : < unsubscribe-i-kan-misi(at)xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan : < owner-i-kan-misi(at)xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi : http://www.sabda.org/misi/ Arsip e-JEMMi : http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA : http://www.sabda.org/ylsa/ Situs SABDA Katalog : http://katalog.sabda.org/ **********************************************************************
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |