Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2012/2

e-JEMMi edisi No. 02 Vol. 15/2012 (10-1-2012)

Panggilan untuk Bersaksi 2

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: KITA ADALAH SAKSI-NYA 2
DOA BAGI MISI DUNIA: IRAK
DOA BAGI INDONESIA: WAJIB BELAJAR

Shalom,

Dalam edisi 01, e-JEMMi menyajikan bagian pertama dari artikel
mengenai panggilan untuk bersaksi. Pada edisi ini, kami akan
melanjutkan dengan bagian selanjutnya yaitu, panggilan untuk terjun ke
dalam pelayanan pekabaran Injil. Kami berharap artikel ini dapat
memberi Anda kekuatan dan pengertian yang lebih dalam mengenai
pelayanan misi, demi kemajuan Injil di dunia. Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-JEMMi,
Yosua Setyo Yudo
< http://misi.sabda.org/ >

                  ARTIKEL MISI: KITA ADALAH SAKSI-NYA 2

Jika kita berjalan dengan Allah, Ia akan mendisiplin kita melalui
kegagalan demi kebaikan kita. Ini adalah kata-kata yang serius tetapi
yakinlah dalam semuanya ini, jangan menuruti diri Anda sendiri.
Belajarlah untuk menertawai diri Anda sendiri sementara terus maju.

Saya ingat dengan jelas kegagalan terbesar dalam hidup saya sendiri di
tahun 1961, melaluinya Allah telah mendisiplinkan saya. Saya tinggal
di Spanyol, tetapi saya sedang belajar bahasa Rusia karena visi besar
saya adalah bagi dunia Radikal dan Komunis. Pada musim panas tahun
1961, saya berangkat ke Moskow dengan kendaraan, penuh dengan Alkitab
yang disembunyikan. Saya memiliki visi besar seperti ini. Anda pernah
mendengar tentang Br. Andrew, ia dikenal sebagai "God`s Smuggler"
(Penyelundup Allah), sementara saya adalah seorang "God`s Bungler"
(Orang Cerobohnya Allah)! Musim panas itu berakhir dengan ditangkapnya
kami oleh KGB, dan koran-koran Rusia melaporkan, "Mata-mata Amerika"
tertangkap. Setelah beberapa hari interogasi, mereka memutuskan kami
adalah orang-orang fanatik beragama dan memberi kami pengawalan dengan
senjata ringan ke perbatasan Austria. Pada suatu hari dalam doa,
setelah kegagalan itu, sebuah visi dan ide datang kepada saya dengan
nama "Operation Mobilisation". Sekali lagi, dengan anugerah Allah, di
tengah kegagalan, sesuatu yang besar dilahirkan, sesuatu yang
dimaksudkan untuk membangkitkan spiritual ke penjuru dunia.

Setelah kegagalan, apakah Anda kadang-kadang merasa Anda telah
kehilangan Rencana "A" bagi hidup Anda? Jika demikian, maka berterima
kasihlah kepada Allah untuk kedaulatan-Nya dan kenyataan dari Roma
8:28: 
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,
yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." Anda
mungkin mengira kalau Anda telah melakukan banyak kesalahan dan
mengambil perencanaan yang salah dalam hidup Anda. Mungkin Anda merasa
bahwa Anda berada dalam rencana "F" atau "G". Saya berkata, pujilah
Allah dan tetaplah maju! Tidak peduli berapa banyak patah hati,
kekecewaan, dan kesulitan, kita tetap perlu menjaga tingkah laku yang
positif, dibangkitkan karena anugerah, dan tetap maju dalam tanggapan
kita terhadap panggilan Yesus menjadi saksi-saksi-Nya ke seluruh
dunia.

Menjadi Proaktif

Pola pikir positif kedua yang perlu kita upayakan adalah menjadi
proaktif. Pola pikir ini adalah sebuah pendekatan yang melibatkan
kegiatan memutuskan dan melakukan sesuatu. Kata "proaktif" ditulis
pada setiap halaman dari kitab Kisah Para Rasul. Banyak umat Allah
yang minum terlalu banyak minuman keras kuno yang membuat depresi
yaitu perfeksionisme, wawas diri dan harapan yang palsu, telah
memimpin mereka kepada suatu bentuk yang baru pusat pandangan
spiritual, yang benar-benar keluar dari jalur kenyataan yang kita
dengar di dalam kitab Kisah Para Rasul. C.S. Lewis mengatakan bahwa
kita memiliki kecenderungan untuk berpikir, tetapi tidak untuk
melakukan dan merasakan sesuatu.

Jika kita terus merasakan dan memikirkan tetapi tidak melakukan, maka
suatu hari kita akan benar-benar tidak mampu untuk melakukan hal itu.
"Apakah Anda menunggu beberapa jenis panggilan sebelum Anda bergerak
untuk menemukan relung strategis dalam rencana global Allah?" Tanya
Bob Sjoren, Bill, dan Amy Stearns di dalam "Run With the Vision".
Mereka menjawab: "Jangan menunggu lagi. Sebagai umat Allah kita
diperintahkan, dipersiapkan, dan dipanggil. Kita menyatukan hidup kita
dengan tujuan membuat murid dari setiap suku bangsa -- termasuk suku
kita sendiri. Dalam Perjanjian Lama, kita dimaksudkan untuk memberkati
setiap suku bangsa -- menganugerahi mereka dengan hak istimewa, dengan
menjadi anggota keluarga Allah melalui penebusan di dalam Yesus
Kristus."

Mari kita berbalik dari kelambanan dan ketakutan diri kita kepada
Tuhan di dalam langkah yang baru, menyadari sekali lagi segala hal
yang kita miliki di dalam Kristus. Ingat bahwa di dalam Dia
tersembunyi "segala harta hikmat dan pengetahuan." (Kolose 2:3)

Ada bentuk-bentuk patah semangat yang tidak kelihatan dalam melakukan
suatu tindakan. Di beberapa tempat saat ini ada penekanan yang kuat
atas kebangunan rohani. Dengan penekanan ini, akan muncul kebingungan
yang cukup besar dan gagasan-gagasan yang ekstrem mengenai apa yang
akan muncul itu. Orang-orang suka berbicara tentang kebangunan rohani
yang hebat dari masa lampau, tetapi kadang-kadang mereka tidak
menceritakan keseluruhan ceritanya. Sering kali ketika ada waktu
khusus seperti ini, serangan balasan dari Setan juga mengikutinya.
Dalam pengalaman saya di seluruh dunia, penekanan yang berlebihan pada
kebangunan rohani mengarah kepada bentuk yang tidak nampak dari
ekstremisme dan standar yang menjadi dasar ketaatan, kedisiplinan, dan
pengambilan tindakan. Jika kebangunan rohani terjadi di gereja atau
daerah atau universitas kita, maka akan ada lebih banyak peperangan
rohani yang hebat di hari-hari berikutnya. Mungkin akan ada patah hati
dan kekecewaan yang lebih besar daripada sebelum kebangunan rohani
tersebut hadir. Tidak ada pengganti untuk penyangkalan diri
sehari-hari dan memikul salib, apa pun keadaan Anda. Mengira bahwa
kebangunan rohani yang besar atau pengalaman spiritual akan membuat
kehidupan Kristen sebagai suatu pengalaman "pilot otomatis", merupakan
suatu kesalahan besar. Dengan diciptakannya kita sesuai dengan gambar
Allah, Ia telah memberi kita kehendak bebas dan kita sepenuhnya
bertanggung jawab untuk membuat keputusan-keputusan yang benar dan
mengambil langkah-langkah yang benar melalui waktu demi waktu.

Beberapa orang secara temperamental lebih proaktif daripada yang lain.
Beberapa orang Kristen dikhawatirkan dengan kemungkinan adanya bukti
kehidupan di bebatuan yang datang dalam bentuk meteorit dari Mars.
Mereka menanyakan apakah jika didapati kehidupan di planet lain, hal
itu akan melemahkan iman kepada Allah. Satu-satunya pertanyaan di mana
temperamen proaktif membuat saya bertanya, "Berapa harga untuk menyewa
pesawat ruang angkasa demi menjangkau bentuk-bentuk baru kehidupan itu
dengan Injil?" Sementara itu, kita memiliki cukup banyak target yang
harus kita jangkau di planet ini!

Amanat Agung merupakan sesuatu yang lebih daripada sebuah panggilan
bagi Anda atau saya, untuk meninggalkan tempat kita berada dan pergi
ke suatu tempat yang lain. Untuk itu, tentu saja merupakan suatu
kebutuhan besar yang mendorong orang-orang untuk pergi, tetapi ada
kebutuhan yang lebih besar lagi bagi setiap kita untuk mengambil
tanggung jawab sebagai bagian dari tanggapan gereja terhadap Amanat
Agung: secara pribadi terlibat di dalamnya apa pun peran khusus kita.
Izinkan saya menggambarkan hal ini. Salah satu pahlawan di dunia
pelayanan misi saat ini adalah putra seorang pebisnis kaya, yang
memberikan dana yang melimpah ke dalam misi-misi dunia, dan membantu
membangun Kerajaan ini. Ia melayani di misi-misi jangka pendek dan
benar-benar menangkap visi itu, khususnya untuk orang-orang yang belum
terjangkau. Ketika ia pulang ke rumah, ia menceritakan visinya kepada
ayahnya, yang sudah beranjak tua dan tidak lagi sehat. Ayahnya
mencurahkan segenap hatinya bagi masalah-masalah bisnis, dan meminta
putranya ini untuk melangkah ke dalamnya dan menolong untuk beberapa
tahun. Suatu keputusan yang berat, tetapi anak laki-laki tersebut
menerima pekerjaan itu, supaya dana tetap keluar untuk pekerjaan misi
dan membiarkan orang lain melanjutkan pekerjaan mereka.

Pokok penting dari gambaran ini bukanlah bahwa kita harus mencontoh
pola yang khusus ini tentang pergi dan pengutusan, tetapi kita perlu
menanggapi Amanat Agung tersebut. Kita perlu bertindak dalam cara yang
paling strategis, yang dapat kita lakukan untuk memainkan bagian kita
dalam penggenapannya, baik sebagai seorang yang pergi, seorang yang
mengutus orang lain, atau seperti dalam kasus pria tadi -- seorang
yang melakukan keduanya. Singkatnya, kita perlu mengambil bagian dalam
Amanat Agung bagi diri kita sendiri, dan berharap kepada Allah untuk
membimbing kita kepada bagian khusus yang disediakan bagi kita.

Memperhitungkan Harganya

Meletakkan hidup, masa depan, dan karier Anda di atas mezbah bagi
kemuliaan Tuhan bukanlah persoalan sepele. Lukas 14 memberi tahu kita
bahwa kita harus memperhitungkan harga dari apa yang kita lakukan.
Bagi mereka yang sungguh-sungguh pergi, ada harga yang nyata untuk
diperhitungkan. Ada empat peringatan yang saya sering berikan kepada
orang-orang yang mempertimbangkan pekerjaan pekabaran Injil:

1. Anda akan patah hati berkali-kali dan Anda akan menghadapi banyak
kekecewaan.

2. Anda akan menghadapi tekanan keuangan, perselisihan, permasalahan,
dan juga lingkup yang luas mengenai perbedaan pandangan terhadap pola
hidup dan bagaimana sebaiknya uang Anda digunakan.

3. Anda akan menemukan bahwa kadang-kadang secara relatif mudah untuk
memulai suatu proyek, tetapi sangat sulit untuk membuatnya tetap
berjalan sekaligus mempertahankan loyalitas orang-orang yang bekerja
sama dengan Anda.

4. Anda akan menemukan bahwa akar kepahitan dapat sangat mudah datang
dalam pelayanan Kristiani, yang kadang-kadang karena perlawanan Iblis,
dapat menjadi lebih sulit dan rumit daripada pekerjaan sekuler,
khususnya ketika uang dan tenaga-tenaga pendorong yang lain tidak ada.

Hal di atas tidak dimaksudkan untuk mematahkan semangat. Tentu saja
ada juga berkat dan sukacita atas terobosan-terobosan melalui jawaban
doa. Pelayanan misi dapat menjadi sesuatu yang penuh kesenangan. Ada
banyak utusan Injil yang saya kenal sebagai orang-orang yang
dibangkitkan oleh anugerah, yang tahu bagaimana mendapatkan yang
terutama dari hidup mereka. Namun, menjaga keseimbangan antara
tujuan-tujuan iman dan harapan-harapan yang tidak realistis,
merupakan bagian dari proses memperhitungkan harga itu. Edith
Schaeffer menyatakannya demikian: "Kenyataan di dalam kehidupan
seorang penginjil atau seorang `pemberita kebenaran`, tidaklah
ditunjukkan oleh serangkaian keajaiban yang melenyapkan semua
penyakit, kesulitan, dan kelelahan dari orang tersebut, melainkan dari
serangkaian hari-hari yang berat dan melelahkan, atas suatu pekerjaan
yang di dalamnya kebesaran kekuatan Tuhan itu cukup menjadi bukti
dalam kelemahan manusia."

Anda harus menyadari akan kebutuhan-kebutuhan dan
kesempatan-kesempatan di seluruh dunia saat Anda mempertimbangkan
masa depan Anda sendiri. Hal ini merupakan tantangan untuk
mempertimbangkan secara serius tanggapan pribadi Anda sendiri terhadap
perintah tersebut dan janji Yesus dalam Amanat Agung. Anda dipanggil
untuk membuat suatu keputusan. Keputusan ini bukanlah satu keputusan
yang harus Anda pertimbangkan sendirian. Anda perlu berbicara dengan
orang lain tentang hal ini -- keluarga, teman-teman Kristen, dan
orang-orang Kristen yang sudah dewasa di gereja atau persekutuan Anda.
Anda perlu mendapatkan informasi mengenai situasi seluruh dunia dengan
membaca dan berhubungan dengan agen-agen misi. Tentu saja Anda perlu
berdoa dan membaca Alkitab, sementara Anda berusaha mencari tahu
rencana Allah bagi masa depan Anda.

Suatu panggilan bagi ladang misi tidak selalu suatu panggilan yang
berdasarkan perasaan, panggilan secara emosional, meskipun beberapa
orang memiliki jenis pengalaman tersebut. Biasanya, panggilan tersebut
merupakan suatu tindakan dasar dari kehendak Anda sebagai suatu akibat
dari bermacam-macam proses. Sering kali hal itu melalui suatu proses
yang hati-hati, langkah demi langkah. Tetsunao Yamamori dalam
"Penetrating Missions Final Frontier" mengatakan, "Dari kisah-kisah
orang lain yang telah terlibat dalam pekerjaan misi, kita belajar
bahwa keinginan-keinginan dalam diri, yang pertama-tama sering kali
tampak sangat halus, sulit dilihat. Kenyataannya, bagi sebagian besar
kita, pesan tersebut benar-benar tidak menjadi jelas sampai kita
melakukannya. Hal ini merupakan suatu proses pengambilan tindakan
sebagai tanggapan terhadap kehendak Roh Kudus, yang sering kali
memberikan kejelasan yang nyata. Tanpa menanggapi, Anda mungkin tidak
pernah mengetahuinya."

Panggilan terhadap ladang misi juga bukanlah suatu pilihan antara
pergi atau tidak ingin terlibat. Michael Griffiths, melihat kembali ke
gereja mula-mula dalam bukunya, "A Task Unfinished", menunjukkan
bahwa, "Murid-murid Yesus adalah semua murid, dan mereka semua
diharapkan bersama-sama mengambil komitmen terhadap tujuan Sang Guru,
dan sama-sama peduli untuk membawa Injil ke ujung-ujung bumi."
Panggilan itu masih berlaku bagi kita sekarang ini, apa pun peran
khusus kita dalam tujuan besar itu. (tAnna)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: Out of the Comfort Zone: Grace! Vision! Action!
Judul asli artikel: We Are His Witnesses
Penulis: George Verwer
Penerbit: OM Books, Secunderabad-India 2000
Halaman: 39 -- 46

                       DOA BAGI MISI DUNIA: IRAK

Gereja St. George yang berlokasi di zona merah Baghdad adalah
satu-satunya gereja Anglikan dari sekian banyak gereja di Irak.
Meskipun diperkirakan sebanyak 800.000 orang Kristen telah melarikan
diri dari lokasi tersebut dalam tahun-tahun belakangan ini, namun
jemaat gereja itu bertumbuh hingga sebanyak 4.000 orang. Seorang Canon
(pendeta) Anglikan Irak, AW, memperkirakan lebih dari 550 kaum
Mayoritas telah mengikuti ibadah di Gereja St. George, walaupun
mungkin ada lebih banyak lagi. Tahun lalu, ia telah membaptis tiga
belas kaum Mayoritas dalam seminggu, sebelas di antaranya dibunuh. AW
berkata, "Kami berkata pada mereka, `kalian sadar bahwa hal ini
berbahaya`; dan mereka selalu berkata, `Kami mengasihi Yesus dan ingin
mengikuti- Nya.`" Untuk melindungi gereja itu dari serangan bom bunuh
diri dan serangan lainnya, sekitar tiga puluh petugas keamanan
bersenjata dikerahkan untuk berjaga-jaga di sekeliling gereja, dan
setiap jemaat diperiksa sebelum memasuki bangunan gereja tersebut.
Dengan kekerasan yang menjadi kejadian sehari-hari, gereja harus
menjadi mercusuar perdamaian bagi sebuah negara yang tengah diliputi
kekacauan. "Ketika Anda kehilangan segalanya, Anda akan menyadari
bahwa satu-satunya yang Anda miliki adalah Yesus." (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul Buletin: Body Life Vol. 29, No. 8, Agustus 2011
Nama Kolom: World Christian Report
Judul asli artikel: Iraq: The Church That Keeps On Going
Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 3

Pokok Doa:

1. Naikkanlah syukur karena Tuhan tetap menjaga umat-Nya di Irak,
sekalipun negeri itu masih dalam keadaan politik yang tidak menentu.

2. Doakan agar gereja-gereja yang bertahan di Irak dapat menjadi
mercusuar-mercusuar perdamaian dan memberkati negara ini.

3. Berdoalah untuk orang-orang yang telah disentuh oleh cinta kasih
Tuhan, agar mereka tetap dapat mempertahankan iman kepada Tuhan Yesus.

4. Doakan para hamba Tuhan yang melayani jemaat Tuhan di Irak, agar
mereka diberi perlindungan dan keteguhan hati dalam menjalankan
tanggung jawab menggembalakan domba-domba yang dipercayakan kepada
mereka.

5. Doakan para penjaga keamanan yang ditempatkan di gereja-gereja,
agar mereka tidak hanya menjalankan tugas untuk melindungi gereja,
tetapi juga boleh mendengar firman Tuhan dan menjadi percaya.

                    DOA BAGI INDONESIA: WAJIB BELAJAR

Program wajib belajar 9 tahun belum sesuai harapan, karena saat ini
rata-rata lama belajar baru 7,9 tahun. Karena itu pada tahun 2012,
wajib belajar 9 tahun ditargetkan bisa mencapai 100 persen. Tahun ini
pemerintah juga mulai merintis wajib belajar 12 tahun.

Sumber: Kompas, Jumat, 6 Januari 2012, Halaman 13

Pokok Doa:

1. Doakan agar Tuhan menolong usaha pemerintah untuk menyukseskan
program wajib belajar 9 tahun, bahkan 12 tahun agar bangsa Indonesia
bisa mengejar ketinggalannya dalam pendidikan.

2. Doakan agar Tuhan memberkati pemerintah sehingga bantuan dana
operasional bagi para siswa, dapat dikelola pemerintah dengan
sebaik-baiknya.

3. Berdoa untuk setiap kemajuan kecil yang telah dicapai. Kiranya
Tuhan terus membuka kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk melihat
berkat dan kasih-Nya.

"A DEBT NEVER GET TOO OLD FOR AN HONEST MAN TO PAY"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yosua Setyo Yudo
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org