Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2006/19 |
|
e-JEMMi edisi No. 19 Vol. 09/2006 (10-5-2006)
|
|
Mei 2006, Vol.9 No.19 ****************************** e-JEMMi ***************************** (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ********************************************************************** ** SEKILAS ISI ** <*> EDITORIAL <*> TOKOH MISI : Marianna Slocum <*> SUMBER MISI : Misi One (Overseas National Evangelism), 10/40 Window <*> DOA BAGI MISI DUNIA: Ghana, Korea Utara, Papua Nugini <*> DOA BAGI INDONESIA : Keluarga Kristen <*> SURAT ANDA : Ucapan Terima Kasih ______________________________________________________________________ "CHANGE MATTERS OF CARE TO MATTERS OF PRAYER" ______________________________________________________________________ ** EDITORIAL ** Salam kasih, "Tidak akan ada keberhasilan tanpa penderitaan", demikian kata pepatah. Demikian pun juga Kristus memberikan perintah untuk memikul salib sebagai syarat untuk menjadi murid-Nya. e-JEMMi kali ini sengaja mengangkat kesaksian seorang figur misionaris wanita yang hidupnya banyak diwarnai dengan berbagai perjuangan dan tantangan karena mengabarkan Injil bagi Kristus. Dia adalah Marianna Slocum. Meski kisah ini telah terjadi sekitar lima puluh tahun yang lalu, namun pengalaman Marianna dan pergumulan yang harus ia hadapi di antara masyarakat suku di wilayah Meksiko ini tetap layak untuk kita refleksikan dalam memaknai panggilan kita untuk melaksanakan Amanat Agung-Nya. Tak lupa lewat sajian Doa Misi, kami terus mengajak Anda untuk selalu bergiat dalam doa bagi pekerjaan misi yang sedang terjadi di berbagai belahan bumi. Cermati pula informasi-informasi tentang dunia misi lewat kolom Sumber Misi yang tetap setia kami sajikan di publikasi ini. Selamat menikmati! Staf Redaksi e-JEMMi, Ary ______________________________________________________________________ ** TOKOH MISI ** MARIANNA SLOCUM =============== Marianna dibesarkan di Philadelphia, di mana ia menyelesaikan kuliahnya untuk kemudian mengambil kursus di Sekolah Alkitab Philadelphia. Ayahnya adalah seorang profesor dan penulis yang produktif. Meski demikian, kecintaan Marianna pada bahasa dan menulis tampaknya memang muncul secara alamiah. Ketika baru mulai menjadi mahasiswi, ia merasa bahwa Tuhan menuntunnya untuk terlibat dalam pelayanan penerjemahan bahasa suku. Ketika lulus, ia mengikuti Camp Wycliffe dan bergabung dengan pelayanan Wycliffe Bible Translation pada musim panas tahun 1940. Tugas pertamanya adalah menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa suku Chol yang tinggal di ujung selatan wilayah Chiapas di Meksiko. Jarak wilayah tersebut hanya satu hari mendaki ke wilayah suku Tzeltal tempat Bill Bentley, seorang pemuda yang pernah dikenal Marianna di Camp Wycliffe, mengerjakan proyek terjemahan juga. Pada bulan Pebruari 1941, Bill dan Marianna bertunangan dan pada musim panas berikutnya mereka kembali ke Amerika Serikat untuk merencanakan sebuah upacara pernikahan sederhana. Sejauh ini kisah asmara mereka memang seperti sebuah dongeng. Namun, semuanya berakhir dengan tragis pada 23 Agustus, enam hari sebelum hari pernikahan mereka. Bill meninggal dunia ketika tidur, diperkirakan akibat serangan penyakit jantung yang tak pernah ia ketahui selama bertahun-tahun. Setelah pemakamannya di Topeka, Kansas, Marianna pergi ke Camp Wycliffe dan berniat untuk mengambil alih kelanjutan proyek penerjemahan bahasa Tzelta yang ditinggalkan Bill. Marianna berangkat ke Mexico sendirian. Namun, tak lama kemudian ia disusul oleh seorang penerjemah wanita dan mereka tinggal bersama dalam satu kamar di sebuah rumah perkebunan kopi milik seorang warga Jerman yang dulu juga pernah ditempati Bill saat masih bekerja bersama kelompok suku Tzelta. Tahun-tahun awal pelayanannya menjadi masa yang cukup berat bagi Marianna. Mereka terutama berurusan dengan orang-orang Indian yang masih mempunyai kebiasaan bermabuk- mabukan, berkelahi, dan secara terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya atas kehadiran dua wanita Amerika itu. Setelah beberapa saat, rekan pertama Marianna pergi dan digantikan oleh rekan-rekan sementara yang datang dan pergi sampai pada tahun 1947, ketika Florence Gerdel, seorang perawat, datang membantu untuk sementara waktu. Namun akhirnya, ia malah menetap di wilayah itu lebih dari dua puluh tahun. Bagi Marianna dan Florence, tugas-tugas mereka terlihat tak mungkin diatasi. Setiap hari Marianna berjuang keras mengatasi kesulitan berbahasa, sementara Florence berjuang menghadapi alkohol, ketidakkudusan hidup, takhyul, dan kuasa roh jahat dari dukun-dukun setempat. Dari semua usaha yang mereka lakukan, hanya ada sedikit tanda yang menunjukkan kesuksesan. Hampir tujuh tahun berlalu sebelum seorang Indian suku Tzeltal -- anak seorang dukun -- menyatakan iman pertobatannya kepada umum. Kesaksiannya tersebut diuji juga dengan adanya penganiayaan yang diikuti oleh pertobatan warga yang lain hingga hampir mencapai 100 orang di Desa Corralito. Kebaktian Minggu mulai diadakan dan segera diikuti oleh ratusan orang Indian dari berbagai penjuru wilayah. Tidak ada yang bisa menghalangai kerinduan mereka untuk beribadah meskipun ada hujan deras yang mengakibatkan jalan berlumpur dan arus deras yang mempersulit perjalanan. Tanggal 6 Agustus 1956 menjadi hari yang paling menggembirakan bagi Marianna dan lebih dari 1000 orang Kristen suku Tzeltal. Sebuah pesawat kuning milik MAF (Mission Aviation Fellowship) mendarat dengan membawa kiriman pertamanya yang sangat berharga, yaitu edisi pertama kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Oxchuc, bahasa suku Tzeltal. Kebaktian ucapan syukur segera diadakan. Lalu para orang Indian berbaris untuk mendapatkan salinan firman Tuhan dalam bahasa mereka. Hari itu adalah puncak pelayanan dari lima belas tahun kesepian dan kesulitan yang selama ini dialami Marianna yang tentu saja menjadi hari yang terindah dalam hidup Marianna. Setelah menyelesaikan penerjemahan kitab Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama, Marianna tahu bahwa pelayanannya dengan orang Tzeltal sudah selesai. Gereja telah berdiri di bawah kepemimpinan lokal dan Florence mulai mengubah arahnya ke pelayanan kesehatan bagi orang-orang Indian yang ia latih. Tersebutlah sebuah kelompok suku Tzeltal lainnya, orang Bachajon yang tinggal di tengah hutan, yang belum mengenal bahasa tulisan. Pada April 1957, setelah sebuah penerbangan singkat bersama MAF dan 6 jam mendaki, sekali lagi Marianna dan Florence mendapati diri mereka di tengah budaya yang sangat berbeda dan asing. Mereka pun seperti kembali ke awal lagi. Pengalaman menerjemahkan yang telah dimiliki Marianna mempercepat proses penerjemahan yang kedua ini. Pada tahun 1965, hanya delapan tahun setelah kedatangan mereka, sekali lagi mereka membagikan kitab Perjanjian Baru bahasa Bachajon sebagai batu peringatan dalam pelayanan mereka. Penerjemahan itu bukan satu-satunya yang mereka kerjakan. Florence mengadakan pelayanan kesehatan dan melatih asisten-asisten medis dari penduduk setempat. Kemajuan pesat juga terjadi dalam hal penginjilan. Ketika salinan terjemahan Perjanjian Baru itu tiba, orang-orang Kristen yang berasal dari empat puluh kongregasi lebih -- beberapa di antaranya berasal dari wilayah yang sangat jauh -- datang untuk menjumpai pilot MAF. Tangisan bahagia mewarnai kedatangan salinan kitab Perjanjian Baru tersebut dan banyak orang antri untuk mendapatkannya. "Berapa harga sebuah kitab itu?" Inilah pertanyaan yang berulang kali muncul dari orang-orang Indian yang sedang antri. Harga 17,5 peso tentu adalah jawaban atas pertanyaan mereka, namun harga yang sebenarnya tidak dapat diukur dengan uang. Kesepian, kesakitan, ketidakramahan, kehidupan yang primitif, pengorbanan hidup pernikahan, dan keluarga adalah harga yang harus dibayar selama proses penerjemahan kitab Perjanjian Baru bahasa Bachajon itu. Harga yang sungguh mahal, namun telah dibayar Marianna dengan sukacita. Dan ketika pekerjaannya dengan orang Bachajon selesai, sekali lagi ia dan Florence memulai hal yang sama di wilayah Pegunungan Andes Selatan, Columbia. (t/Ary) Bahan diterjemahkan dan diringkas dari sumber: Judul Buku : From Jerusalem To Irian Jaya Judul Artikel Asli : Marianna Slocum Penulis : Ruth A. Tucker Penerbit : Zondervan, Amerika, 1983 Halaman : 360 - 363 ______________________________________________________________________ ** SUMBER MISI ** MISI ONE (OVERSEAS NATIONAL EVANGELISM) ==> http://www.mission1.org/ Misi ONE berdedikasi untuk menggerakkan gereja-gereja dalam kerjasamanya dengan misionaris nasional. Fokusnya adalah kelompok bangsa yang belum terjangkau, termasuk melayani orang yang miskin dan tertindas. Di dalam situsnya, Anda bisa membaca seminar Operation World View yang telah diadakan dan pelayanan wanita ONE (menolong wanita di seluruh dunia untuk melihat kehidupan mereka dalam Tuhan). Selain itu, Anda juga dapat men-download pelajaran Alkitab, artikel misi, dan sumber-sumber lain untuk menghubungkan gereja lokal Anda dengan misionaris di seluruh dunia. 10/40 WINDOW ==> http://home.snu.edu/~hculbert/1040.htm [1] ==> http://www.gmi.org/products/1040_g.pdf [2] ==> http://home.snu.edu/~hculbert/access.htm [3] ==> http://home.snu.edu/~hculbert/reach.htm [4] Kebanyakan kelompok masyarakat yang masih belum dijangkau oleh Injil tinggal di wilayah yang membentang dari Afrika ke Asia[1]. Luis Bush, seorang ahli strategi misi Kristen adalah orang pertama yang mulai menamai daerah berbentuk bujur sangkar ini dengan istilah "Jendela 10/40". Ia memakai nama yang mudah diingat itu untuk mendeskripsikan wilayah yang membentang sepanjang Afrika sampai Asia di garis 10 derajat lintang utara dekat khatulistiwa sampai dengan 40 derajat lintang utara khatulistiwa[2]. Kebanyakan orang yang belum dijangkau di wilayah itu tidak akan pernah mendengarkan Injil jika tidak segera diadakan perubahan. Bryant Myers dari World Vision memerkirakan bahwa sejauh ini baru 1,25% dari organisasi-organisasi misi Kristen saja yang melakukan pekerjaan misinya di Jendela 10/40. Metode penginjilan secara terbuka memang sulit dan bahkan mustahil untuk dilakukan di banyak negara Jendela 10/40[3]. Baca juga apa yang dikatakan Phil Bogosian tentang 66.000 orang yang kini bisa mati setiap hari tanpa pernah mengetahui Kristus sama sekali[4]. ______________________________________________________________________ ** DOA BAGI MISI DUNIA ** * G H A N A Setelah delapan tahun menjalani penderitaan hidup sebagai budak di tempat pemujaan berhala trokosi di Ghana, Afrika Barat, seorang wanita muda bernama Esther akhirnya terlepas dari ikatannya. Melalui pelayanan Every Child Ministries, Tuhan telah memberikan pemulihan dan transformasi. Belakangan, Lorella Rouster, seorang anggota ECM mengatakan bahwa mantan budak ini telah mengakibatkan perubahan dalam hidup orang lain. "Saat orang-orang melihatnya, mereka segera mengetahui bahwa dulunya dia adalah seorang budak di tempat pemujaan. Namun, mereka juga akan mengetahui bahwa sekarang dia telah menerima Kristus. Jadi, hal ini membawa dampak yang cukup besar." Every Child membantu Esther untuk meneruskan pendidikannya di sekolah menengah akhir dan mendapatkan pelatihan pengajaran Alkitab nonformal. Rouster mengatakan bahwa ia mempraktikkan pelajaran Alkitab yang ia dapat dengan cara yang baik. "Sekarang ia menjadi seorang diaken di gereja lokalnya dan mengajar sekolah Minggu. Selain itu, ia juga membawa orang tuanya yang dulunya penyembah berhala kepada Kristus. Saat ini ia juga telah menjadi staf Every Child Ministries dan melayani sebagai konselor dan pengajar Alkitab bagi budak-budak lainnya." [Sumber: Mission Network News, April 2006] Pokok Doa: ---------- * Mengucap syukur untuk pelayanan yang dilakukan oleh Every Child Ministries di Ghana. Kiranya Roh Kudus selalu menyertai pelayanan mereka sehingga makin banyak orang yang datang untuk mengenal Kristus melalui pelayanan mereka. * Doakan supaya melalui pelayanan yang dilakukan oleh ECM gereja- gereja lokal di Ghana lebih memerhatikan kebutuhan rohani anak- anak Ghana dan budak-budak yang belum percaya karena mereka berharga di mata Tuhan. * K O R E A U T A R A Open Doors World Watch List 2006 sekali lagi menempatkan Korea Utara di peringkat teratas negara-negara yang paling banyak menganiaya orang Kristen. Untuk menanggapi track record atas HAM yang buruk itu, Open Doors meluncurkan kampanye doa North Korea Freedom Week yang sekarang telah menginjak hari kedua. Momen ini juga bertepatan dengan kunjungan tim dari Cina ke Amerika Serikat. Carl Moeller mengatakan bahwa Cina dapat menekan Korea Utara untuk melakukan reformasi. "Orang Kristen di Korea Utara menghadapi situasi sulit sebab jika mereka ingin beribadah sesuai keyakinannya, mereka harus melakukannya dengan sembunyi-sembunyi karena jika tertangkap bukan hanya mereka yang akan dikirim ke kamp pekerja namun tiga generasi keluarganya juga bisa bernasib serupa." Moeller mengatakan bahwa kampanye keprihatinan itu dimaksud untuk mendorong gereja-gereja untuk membantu dengan berdoa bagi Korea Utara. "Pemerintah Korea Utara, dalam arti kata sebenarnya, adalah pemerintah yang kejam, sehingga pantas untuk menjadi fokus doa bagi semua komunitas Kristen dan terutama untuk berdoa bagi para saudara seiman kita disana yang harus menderita karena iman mereka kepada Kristus." [Sumber: Mission Network News, April 2006] Pokok Doa: ---------- * Umat percaya di Korea Utara mengalami penderitaan yang luar biasa. Oleh karena itu, mari kita terus mendoakan saudara-saudara kita di sana agar tetap kuat dan bersabar di tengah-tengah penganiayaan yang mereka alami serta tetap teguh dalam iman percaya mereka. * Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya! Mari berdoa agar suatu hari kelak pintu penginjilan di negara ini terbuka. Doakan juga agar Roh Kudus bekerja di hati para pemerintah; menerangi dan membuka hati mereka pada Kebenaran yang sesungguhnya. * P A P U A N U G I N I Hoskins, Papua Nugini: Kesulitan hidup yang dialami selama sebelas tahun berada di antara orang Maleu tidak dapat dibandingkan dengan sukacita yang didapat saat mendengarkan orang-orang percaya di Maleu memuji Tuhan untuk kasih dan pengampunan-Nya pada mereka. Misionaris Matt dan Angie Hall sampai berlinang air mata ketika mendengarkan semuanya itu di acara penghormatan dan perpisahan mereka. Pasangan Hall itu meninggalkan ladang pelayanannya tidak dengan tangan kosong. Pada bulan Maret, lima orang -- Keituku, Kewaka, Kaluvia, Narol, dan Poipoi -- secara resmi telah ditunjuk untuk memimpin gereja yang sedang berkembang. Orang-orang tersebut telah dengan setia terlibat dalam kepemimpinan gereja selama beberapa tahun. "Kami sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membangkitkan para orang Kristen yang Injili, yang mampu berjalan bersama Dia, dan tidak lagi bergantung pada kami," tulis pasangan itu. Matt masih melanjutkan pekerjaannya menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Maleu. Galatia, Efesus, dan Kolose akan segera sampai di tangan orang-orang itu. Pengecekan penerjemahan kitab-kitab itu dijadwalkan akan dilakukan pada pertengahan Mei dan pasangan Hall ingin melihat versi cetak kitab-kitab tersebut sebelum mereka pergi untuk melanjutkan tugas rumah mereka. Minggu ini, Matt akan menemani beberapa misionaris yang baru saja datang untuk mengunjungi suku Akolet. Mereka ingin melihat kemungkinan diadakannya pelayanan di antara masyarakat ini. Ketika kembali ke Papua Nugini, mereka berencana untuk tinggal di Hoskins dan melanjutkan penerjemahan Alkitab serta menyiapkan lebih banyak lagi pengajaran Alkitab bagi bangsa Maleu. [Sumber: New Tribes Mission, April 2006] Pokok Doa: ---------- * Doakan agar pemimpin-pemimpin yang telah ditunjuk tersebut tetap teguh dalam imannya, juga agar gereja Maleu dapat bertumbuh di bawah kepemimpinan mereka. * Doakan rencana dan persiapan pasangan tim NTM ini untuk melanjutkan penerjemahan Alkitab serta menyiapkan lebih banyak lagi pengajaran Alkitab bagi bangsa Maleu. Berdoa agar segala sesuatu yang mereka perlukan untuk melaksanakan rancana ini dapat terpenuhi dan tercukupi. ______________________________________________________________________ ** DOA BAGI INDONESIA ** KELUARGA KRISTEN ================ Pada kesempatan ini, kami ingin mengajak Anda semua berdoa bagi keluarga-keluarga Kristen yang ada di sekitar kita, termasuk keluarga kita masing-masing. Pokok Doa: ---------- * Berdoa supaya keluarga-keluarga Kristen senantiasa menempatkan Allah sebagai kepala keluarga mereka. * Berdoalah agar setiap anggota keluarga bisa saling mengasihi dan mendukung dalam menyelesaikan setiap pergumulan yang dihadapi. * Doakan supaya kasih Kristus yang melingkupi keluarga-keluarga ini bisa terpancar keluar dan bisa dirasakan oleh lingkungan sekitarnya melalui kesaksian yang efektif dalam hidup mereka sehari-hari. * Berdoa juga bagi keluarga-keluarga Kristen yang saat ini tinggal di wilayah non-Kristen. Doakan agar Allah terus menguatkan iman mereka dan menjadikan mereka tetap taat dan setia kepada-Nya di tengah perbedaan dan mungkin kesulitan yang mereka hadapi. * Doakan keluarga-keluarga Kristen dengan orang tua tunggal supaya Allah memberikan hikmat dan bijaksana karena mereka berperan ganda sebagai ayah atau juga ibu dalam keluarga. Berdoa agar kiranya mereka diberi kekuatan untuk membina dan mengarahkan anak-anak mereka, kiranya Allah juga memberikan penghiburan dan pemulihan terhadap perasaan kehilangan yang dialami keluarga ini. ______________________________________________________________________ ** SURAT ANDA ** >From: Loh Kuan Theng <lohkt(at)> >Saya orang Malaysia, dan sangat menghargai usaha kamu dalam >menyelidik and mengebarkan utusan Injil kepada masyarakat Nusa >Tenggara dalam bahasa Melayu atau bahasa daerah lain. >Semoga kamu diberkati Tuhan. Redaksi: Kami perlu memperbaiki sedikit informasi dalam surat yang Anda kirimkan ke kami di atas. Yayasan Lembaga SABDA adalah yayasan yang secara khusus melakukan pelayanan dalam bidang literatur, yaitu menyediakan bahan-bahan kekristenan melalui media internet, namun kami tidak terjun ke lapangan untuk melakukan pelayanan misi. Namun demikian, kami sangat bersyukur melalui pelayanan kami dan informasi yang kami bagikan, banyak orang boleh tergerak berdoa bagi pekerjaan misi. Seperti yang Anda lakukan, kami sangat bersyukur banyak orang terdorong untuk berdoa bagi pekerjaan Injil. Harapan kami Anda juga akan membagikan informasi tentang keberadaan situs e-MISI kepada saudara-saudara yang berada di Malaysia. Kami juga rindu berdoa bagi pelayanan di Malaysia, karena itu silakan kirimkan pokok-pokok doa kepada kami, agar saudara kita seiman yang lain mendukungnya dalam doa. Kami tunggu kabar dari Anda. ______________________________________________________________________ ** URLS Edisi Ini ** * Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ * New Tribes Mission http://www.ntm.org/ ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Lisbet, Ary, Endah Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2006 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Staf e-MISI dan Staf Redaksi : < staf-misi(at)sabda.org > Untuk berlangganan : < subscribe-i-kan-misi(at)xc.org > Untuk berhenti : < unsubscribe-i-kan-misi(at)xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan : < owner-i-kan-misi(at)xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi : http://www.sabda.org/misi/ Arsip e-JEMMi : http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA : http://www.sabda.org/ylsa/ Situs SABDA Katalog : http://katalog.sabda.org/ **********************************************************************
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |