Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/18 |
|
e-JEMMi edisi No. 18 Vol. 12/2009 (6-5-2009)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI: Teologi Alkitabiah untuk Gereja Orang-Orang Miskin REFERENSI MISI: Seputar Pelayanan Kota dalam Situs e-Misi SUMBER MISI: Urban Ministry DOA BAGI MISI DUNIA: India, Nigeria DOA BAGI INDONESIA: Flu Babi ______________________________________________________________________ JESUS CHRIST IS LIGHT TO THE EYE, HONEY TO THE TASTE, MUSIC TO THE EAR ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Sudah merupakan fakta sosial bahwa penduduk di perkotaan lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan daerah pedesaan. Kebanyakan dari mereka yang hidup di kota adalah orang-orang perantauan yang meninggalkan kampung halaman untuk mengadu nasib dan berharap mendapatkan kehidupan yang lebih baik di kota. Sayangnya, tidak semua dari mereka dapat mewujudkan apa yang mereka impikan. Ketatnya persaingan dan kehidupan kota yang keras terkadang justru membuat sebagian dari mereka hidup dalam keadaan berkekurangan. Media cetak maupun media elektronik sering memberitakan kondisi mereka yang memprihatinkan. Namun demikian, sebagai orang percaya kita tahu bahwa segala sesuatu yang sedang terjadi di dunia ini ada maksudnya. Allah menempatkan orang-orang yang kurang beruntung di tengah-tengah kita agar kita pun dapat mengajarkan tentang kasih Kristus kepada mereka. Mari kita ambil bagian dalam pelayanan kota agar rencana Tuhan untuk memuridkan bangsa-bangsa dapat terlaksana. Pada bulan Mei ini, Redaksi e-JEMMi mengajak Anda untuk belajar lebih banyak lagi tentang pelayanan kota. Harapan kami, bahan-bahan yang kami sajikan semakin menantang kita untuk mengambil bagian dalam rencana Allah untuk memenangkan orang-orang yang kurang beruntung yang hidup di kota-kota besar. Selamat melayani. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti http://www.sabda.org/publikasi/misi/ http://misi.sabda.org/ ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI TEOLOGI ALKITABIAH UNTUK GEREJA ORANG-ORANG MISKIN Apakah tujuan hidup ini? Menurut Katekisme Westminster, "Tujuan utama akhir hidup manusia adalah untuk menyenangkan Tuhan dan memuliakan-Nya selamanya." Roma 8:29 menyatakan bahwa kita ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya. Satu aspek tujuan hidup orang Kristen disimpulkan dalam satu ungkapan kuno, "imitatio Cristo" (tiruan Kristus). Jika kita menerima hal itu sebagai tujuan hidup orang Kristen, lantas apakah tujuan pelayanan Kristen? Yesus memerintahkan kita untuk memuridkan semua bangsa. Hal itu berarti menguatkan orang yang mengikut-Nya, belajar dari-Nya, dan berusaha menjadi seperti-Nya. Kolose 1:28 menyebutkan bahwa tujuan Paulus adalah "memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus". Untuk itulah dia berusaha keras "mengusahakan dan menggumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalamnya". Efesus 5:27 menjelaskan bahwa Tuhan menghendaki kesempurnaan tersebut (atau beberapa terjemahan menyebutnya kedewasaan), bukan hanya untuk perseorangan, tapi untuk jemaat, "tanpa cacat atau kerut atau yang serupa dengan itu, supaya jemaat kudus dan tidak bercela". Sebab kita bertumbuh ke arah kesempurnaan di dalam Kristus ketika kita bertumbuh ke arah kesatuan dan kedewasaan dengan saudara-saudara kita. "Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih." (Efesus 4:15-16) Tujuan hidup orang Kristen adalah kesempurnaan dan kedewasaan dalam keilahian. Tujuan pelayanan Kristen adalah kesempurnaan dan kedewasaan jemaat dalam kesatuan roh dengan Kristus. Lantas, apa tujuan misi Kristen? Kita harus "pergi dan memuridkan semua bangsa" (Matius 28:18). Tujuannya bukan hanya mengutus misionaris ke ladang misi, untuk mendirikan gereja, dan untuk menghasilkan jemaat yang dewasa dan bertumbuh. Tujuannya adalah untuk menciptakan kegerakan gereja yang dewasa di tengah bangsa-bangsa. Gereja -- Pernyataan Kristus Yang disebut gereja adalah tubuh Kristus (jemaat), bukan hanya individunya. Belas kasihan, inkarnasi, keterlibatan, dan pernyataan pribadi tidaklah cukup. Kita harus terus berusaha sampai gereja berdiri di segala kota. Awalnya, keberadaan rasul di tengah-tengah orang miskin mungkin menginkarnasikan Kristus, namun gerejalah yang sepenuhnya merupakan inkarnasi Kristus -- tubuh-Nya. Seorang rasul menyatakan, tapi gerejalah yang setiap harinya memanifestasikan kerajaan serta kuasa Tuhan yang bangkit dan mengalahkan Iblis di kayu salib (Efesus 3:10). Tapi, apakah yang dimaksud dengan "gereja"? Secara umum, gereja dipandang sebagai para penyembah Tuhan yang berkumpul bersama-sama di bawah satu ajaran. Masing-masing menggunakan karunia rohani dalam pelayanan, di bawah satu pimpinan yang sudah ditetapkan -- penatua, pendeta dan/atau diaken -- dalam beragam relasi yang terstruktur. Komponen struktural jemaat, dalam pendidikan akademis, disebut sebagai teori "pertumbuhan jemaat". Berdasarkan sudut pandang struktur dan sosiologi pragmatis orang Amerika, teori tersebut telah mengembangkan beberapa konsep dan penelitian yang membantu. Dasar konseptualisasinya mencakup penginjilan, pemuridan, dan struktur gereja/jemaat. Namun, seperti yang kita tahu, amanat Yesus adalah melakukan pemuridan yang menyeluruh dan relasional. Dari hal tersebut, dan dari inti pengajaran-Nya tentang Kerajaan Surga, konsep pertumbuhan gereja tanpa disadari semakin tercerai-berai. Komitmen Yesus, meski Dia memakainya, bukan pada struktur penginjilan atau pastoral. Komitmen-Nya adalah untuk mengasihi manusia, memperluas Kerajaan Allah. Komitmen-Nya bersifat menyeluruh. Selama dekade terakhir, di antara kaum injili, sudah ada pemahaman yang terus berkembang akan peran Kerajaan Allah dalam teologi kita. Pertama, kita bergerak dari "misi Amanat Agung" menuju perspektif yang lebih menyeluruh dalam misi. Kemudian muncul satu pengertian baru tentang Kerajaan Allah sebagai konsep teologi yang lebih luas, yang mencakup berbagai macam komponen misi dan pelayanan. Konsep Kerajaan Allah yang luas ini memungkinkan terjadinya integrasi pemikiran karismatik ke dalam inti perspektif injili. Tren teologi semacam ini tepat pada waktunya karena pada akhirnya tren itu memberi kaum injili sebuah teologi yang mampu bergulat dengan masalah kemelaratan dan kemiskinan, urbanisasi dan ketidakadilan, tanpa mengingkari inti penyataan Allah. Kerajaan Allah -- Dasar Teologi Daerah Kumuh Apakah Kerajaan Allah itu? Untuk memahami sifat gereja di daerah kumuh dengan efektif, kita harus melihat pada konsep Kerajaan Allah yang holistik, bukan hanya pada studi-studi pertumbuhan gereja yang struktural. Yesus datang untuk memberitakan Kerajaan Allah. Tiga puluh tahun kemudian, kita mengenal Paulus di Roma yang juga mengajarkan tentang Kerajan Allah. Itulah tema inti Injil-Injil yang memberikan kepada kita sebuah perspektif penginjilan yang lebih menyeluruh daripada yang hanya menitikberatkan pada pertumbuhan gereja. Pertumbuhan gereja bukanlah tujuan utama kita menyerahkan hidup kita. Kerajaan Allah adalah sasaran yang membebaskan kita untuk dapat terlibat dalam berbagai pelayanan. Kerajaan tersebut mencakup seluruh kehidupan kita. Teori pertumbuhan gereja hanya mencakup bagian kecil dari hidup kita. Misi injili tradisional menitikberatkan pengajaran Injil, pemuridan, dan pembangunan jemaat di gereja. Konsep misi Kerajaan Allah melihat semua itu sebagai elemen inti dalam pola pelayanan holistik yang mencakup segala bidang kehidupan. Apakah Kerajaan Allah Terpisah, Terlibat, atau Di Atas Daerah Kumuh? Berdasarkan pemahaman teologi tentang hubungan Kerajaan Allah dengan budaya, kita mungkin mempertanyakan pendirian gereja di tengah-tengah masyarakat miskin. Sebagai contoh, haruskah kita mendirikan Kerajaan Allah di daerah kumuh dengan memisahkan orang-orang percaya dari komunitas (seperti dalam konsep kerajaan Anabaptis, Baptis, Holiness, dan Pentakosta yang bertentangan dengan budaya)? Atau haruskah orang-orang percaya masuk di daerah kumuh dalam persekutuan yang berusaha merambah semua bidang kehidupan (menurut model transformasional Anglikan, Lutheran, dan Wesleyan)? Atau haruskah orang-orang percaya dianggap lebih superior daripada orang-orang yang tinggal di daerah kumuh? (seperti dalam model Kalvinis identifikasional-dominan)? Kita tahu bahwa tidak satu pun model kerajaan atau gereja Barat tradisional yang dapat memenuhi kebutuhan pelayanan di daerah kumuh. Perpaduan konsep baru yang benar-benar berguna untuk pelayanan di daerah kumuh, sangat diperlukan. Model ini mungkin akan mengambil komponen-komponen dari setiap model di atas. Dari Anabaptis, atau paradigma yang terpisah, kita menemukan komponen inkarnasi di antara orang-orang miskin, yang berdasarkan teologi Yesus sebagai teladan hidup kita. Dari pengajaran Reformed, ada beberapa aspek teologi kerajaan moderat -- berbeda dengan Kalvinisme dogmatis -- yang memampukan kita menghadapi ketidakadilan dalam kota. Dari teologi Pentakosta, kita belajar untuk melayani orang-orang miskin dalam kuasa Roh. Dari struktur gereja Lutheran, Anglikan, dan Wesley, kita belajar tentang pentingnya struktur kepemimpinan otoriter dalam pelayanan untuk orang miskin. Titik Fokus Pelayanan Terhadap Orang Miskin Teologi Kerajaan Allah juga memperkirakan gaya pelayanan yang harus sentral dalam melayani masyarakat miskin. Ada banyak tindakan kristiani yang dapat kita lakukan dalam merespons buruknya keadaan di daerah kumuh. Mana yang paling strategis? Jawabannya tergantung pada kekuatan dan sumber daya gereja, serta tekanan hidup dan kemiskinan yang sedang dihadapi. 1. Determinasi Ekonomi Jika penyebab kemiskinan daerah kumuh adalah kekurangan ekonomi, kita mungkin dapat melayani dalam bentuk badan pengembangan Kristen. Belas kasihan bagi korban penindasan sering kali memunculkan respons ekonomi. Hal tersebut benar bagi Yesus, demikian juga bagi kita. Kita memberi bantuan. Menghubungkan belas kasihan kita dengan analisa struktur ekonomi masyarakat akan berujung pada respons pengembangan kristiani bagi orang-orang miskin. Ini adalah respons Kerajaan Surgawi dan merupakan sebuah upaya yang baik. 2. Determinasi Sosiologi Di sisi lain, jika kita menganggap kemiskinan disebabkan faktor sosial dan budaya, solusinya adalah mendirikan lebih banyak organisasi kemasyarakatan. Teori yang sekarang ini ada untuk cara yang satu ini adalah memberdayakan orang-orang miskin -- memampukan mereka untuk memenuhi takdir mereka dengan mempelajari martabat dan kekuatan mereka sendiri, dan secara bertahap, mendapatkan hak mereka. Hal-hal itu bisa menjadi respons kerajaan yang bagus. Cara-cara tersebut sering ditekankan oleh kaum liberal dan teologi liberal, yang dengan akar alkitabiah yang tidak cukup, mudah terjerumus dalam filosofi Marxist. Ini bukanlah sebuah alasan bagi injili dan Pentakosta untuk mengabaikan masalah-masalah tersebut. Ini juga bukan alasan untuk meniru pengategorian mereka. 3. Determinasi Politik Banyak orang berpikir lebih jauh lagi; mengganggap bahwa kemelaratan disebabkan oleh sistem politik dan penyalahgunaan kekuasaan. Tergantung di mana Anda mulai berideologi, Anda mungkin memandangnya sebagai akibat dari eksploitasi kapitalisme dan perebutan kelas, pemerkosaan suatu bangsa secara multinasional, atau penyalahgunaan kekuasaan yang menjadi sifat Marxisme. Untuk mengenali penindasan sebagai sebab dasar kemiskinan menyiratkan perlunya sebuah respons yang sesuai dari orang-orang Kristen. Untuk melihat efek penindasan kaum miskin memerlukan respons kerajaan. Injil sangat tegas dalam menekankan keadilan untuk kaum miskin. 4. Pelayanan Model Yesus Titik awal logis bagi orang Kristen adalah datang kepada Gurunya, yang adalah Kebenaran, Kebenaran yang hidup, dan karena itu mungkin memiliki jawaban terbaik untuk masalah-masalah yang ada. Bagaimanakah Yesus merespons kemiskinan kota? Pertama, Dia masuk dalam kemiskinan. Dia menyatakan diri-Nya di daerah miskin. Dia menjadi salah satu orang miskin yang tertindas. Kedua, Dia memandang transformasi rohani sebagai sesuatu yang utama. Ketiga, Dia memiliki pemikiran yang lebih bersifat jangka panjang daripada kita. Dia lebih mementingkan Kerajaan Surgawi -- bukan pertumbuhan ekonomi, sosial, atau politik. Bagi Yesus, pertumbuhan ekonomi adalah hasil dari penyataan dan penyerahan diri kepada Raja. Di mata-Nya, pertobatan dan pemuridan lebih penting daripada pendekatan berdasarkan perubahan politik. Pada saat yang sama, Dia memperjelas bahwa Kerajaan Surgawi sering kali mengenai ekonomi, politik, dan sosiologi. Kerajaan-Nya bersifat rohani, namun melibatkan masyarakat baru, pola ekonomi baru, dan memiliki filosofi politik ke pelayanan. Perkembangan kepemimpinan menjadi inti pelayanan-Nya. Namun yang dimaksud pengembangan kepemimpinan di sini adalah pengembangan kepemimpinan yang elemen-elemennya tetap berada pada pelayanan spiritual. Untuk itu, nampaknya tepat jika kita berfokus pada penginjilan yang diikuti dengan pemuridan dan pembentukan kelompok sosial petobat baru. Ini dikenal sebagai perintisan gereja. Jika kita ingin berkonfrontasi secara rohani dengan para pemerintah dan penguasa, kita juga harus fokus pada perintisan gereja karena kurangnya gereja di daerah kumuh berarti kurangnya dasar etis untuk menghadirkan perubahan politik. Jika kita memiliki niat untuk menegakkan keadilan bagi orang-orang miskin, kita semestinya berfokus pada perintisan gereja karena gerakan yang signifikan di antara orang-orang miskin biasanya memengaruhi perubahan sosial dan politik. Menariknya, apa pun masing-masing penekanannya, beberapa solusi sosiologi adalah sesuatu yang umum bagi keempat pilihan di atas. Baik organisasi ekonomi, politik, atau religius, kunci untuk mengubah orang miskin adalah pelipatgandaan organisasi-organisasi kecil. Secara ekonomi, hal tersebut adalah pelipatgandaan usaha kecil. Secara politik, pelipatgandaan ini adalah pergerakan kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan kader yang berkomitmen. Secara rohani, merupakan pelipatgandaan jemaat atau persekutuan kecil yang bersatu dalam jaringan kegerakan. Semuanya itu membantu orang-orang miskin, memampukan mereka untuk mulai menentukan nasib mereka sendiri. (t/Setyo) Diterjemahkan dari: Judul buku: Cry of The Urban Poor Judul asli artikel: Biblical Theology for Poor People`s Churches Penulis: Viv Grigg Penerbit: Marc Publication, California 1992 Halaman: 155 -- 162 ______________________________________________________________________ REFERENSI MISI SEPUTAR PELAYANAN KOTA DALAM SITUS e-MISI http://misi.sabda.org/ 1. Dasar Alkitabiah Pelayanan Kota ==> http://misi.sabda.org/node/2038 2. Panggilan Bagi Pelayanan Misi Kota ==> http://misi.sabda.org/panggilan_bagi_pelayanan_misi_kota 3. Gerakan Doa Dunia ==> http://misi.sabda.org/gerakan_doa_dunia ______________________________________________________________________ SUMBER MISI URBAN MINISTRY ==> http://www.urban-ministry.com/ Urban Ministry adalah suatu organisasi pelayanan yang melayani masyarakat miskin Birmingham, Inggris. Pelayanan dilakukan melalui beberapa program. Melalui "Assistance Ministry", Urban Ministry menjalankan program pangan harian; mendistribusikan kotak-kotak makanan dan memberikan bantuan keuangan untuk keperluan rumah. Kemudian ada juga "Children`s Program", yang mengadakan persekutuan setelah jam sekolah dan kamp musim panas untuk anak-anak kelas 4 hingga kelas 8. Selain itu, mereka juga membantu mengecat rumah orang-orang tua dan orang-orang cacat yang memiliki penghasilan rendah melalui program yang disebut "Joe Rush Center for Urban Mission". Tidak hanya sendiri, organisasi ini juga bekerja sama dengan Kairos Prison Ministry. Bersama, kedua organisasi ini melayani para narapidana. Kunjungi situsnya untuk melihat lebih detail pelayanan mereka dan bagaimana Anda dapat memenuhi kebutuhan mereka akan para relawan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA I N D I A Menurut informasi terpercaya, militan agama mayoritas menawarkan imbalan bagi mereka yang membunuh orang-orang Kristen di Orissa ketika politisi mayoritas meningkatkan tekanan atas orang-orang Kristen dengan pembahasan undang-undang nasional anti perpindahan agama. Kontak KDP di India berkata bahwa gerombolan mayoritas bersenjata telah menawarkan uang, minuman keras, dan makanan untuk menyerang rumah-rumah orang Kristen dan membunuh mereka. Makin penting target, makin besar imbalannya. Uskup-uskup di Orissa telah menyurati kepala pejabat pemerintahan tentang apa yang mereka gambarkan sebagai sebuah "rancangan besar" dari orang-orang garis keras mayoritas yang ingin menyapu bersih kekeristenan dari negara itu. Luapan kekerasan anti-Kristen yang tiba-tiba ini dimulai di Orissa pada bulan Agustus 2008 setelah terbunuhnya seorang pimpinan mayoritas -- meskipun pengikut Mao mengakui bertanggung jawab atas kematiannya. Kekerasan lalu menyebar ke negara bagian lain. Kekerasan yang pecah itu merupakan yang kedua di tahun 2008. Nasionalis agama mayoritas dari BPJ (Partai Bharatiya Janata) berkata bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan undang-undang nasional larangan "pemaksaan atas individu untuk memeluk keyakinan yang tidak diinginkan" jika mereka memenangkan pemilihan umum yang akan datang. Sejauh ini, tujuh negara bagian India telah melegalkan peraturan antiperpindahan keyakinan. Penerapan peraturan yang abu-abu ini (tidak jelas), yang mana mengundang terjadinya pelecehan, meningkatnya tekanan tidak hanya pada kelompok-kelompok Kristen yang terlibat pada pelayanan amal, tetapi juga gereja-gereja yang menjalankan ibadah. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Maret -- April 2009 Penulis: Tim KDP Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya Halaman: 10 Pokok doa: * Doakan orang-orang percaya di India yang saat ini hidup dalam tekanan, agar Tuhan memberi kekuatan dan perlindungan kepada mereka. Doakan juga agar situasi ini tidak membuat mereka mengambil keputusan yang salah, yaitu menyangkal keyakinan mereka. * Berdoa bagi para pemimpin gereja di India, agar Tuhan memberi hikmat, kemampuan, dan keberanian kepada mereka untuk tetap menggembalakan umat percaya di India. N I G E R I A Kekerasan yang pecah di kota Jos, negara bagian Plateau, telah merenggut nyawa paling sedikit dua ratus orang. Tiga belas kamp pengungsi dibentuk untuk menolong 30.000 orang yang dipaksa meninggalkan rumah mereka. Sebanyak enam belas gereja dibakar. Sebagian besar media telah menggambarkan kekerasan ini sebagai hasil pertikaian rival politik antara Islam dan Kristen dalam usaha memenangkan suara terbanyak pada pemilihan umum yang berlangsung di negara bagian ini. BBC mengatakan kekerasan ini dipicu ketika ada berita yang menyatakan Partai Rakyat Demokrasi -- yang didukung oleh mayoritas pemilih Kristen -- telah memenangkan hampir semua kursi dewan di negara bagian ini. Bagaimanapun, pemimpin gereja mencurigai bahwa kekerasan ini dipersiapkan. Kerusuhan pecah pada Jumat pagi, 28 November, sebelum hasil Pemilihan Umum diumumkan. Sebanyak lima ratus orang ditahan dari etnis Niger dan Chad setelah kerusuhan, menurut laporan kantor gubernur negara bagian Plateau. Banyak laporan menyebutkan bahwa tersangka yang ditahan itu telah tiba di Jos 3 hari sebelum kerusuhan dimulai. BK, Uskup Kepala Gereja A di Jos, berkomentar, "Kami telah menjadi kambing hitam dan target oleh mereka yang benci mengenai sesuatu yang berhubungan dengan kekristenan di sini dan di tempat lain. Gereja di utara Nigeria membutuhkan perlindungan nasional dan internasional segera. Kami telah mengalami penderitaan ini lebih dari 20 tahun dan sekarang menjadi tidak dapat ditolerir lagi." Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Maret -- April 2009 Penulis: Tim KDP Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya Halaman: 11 Pokok doa: * Doakan agar Tuhan menguatkan orang-orang percaya di Plateau, supaya peristiwa ini tidak membuat iman mereka goyah, melainkan lebih sungguh-sungguh berserah dan mengandalkan Tuhan. * Berdoa agar Tuhan menggerakkan hati umat percaya di Nigeria untuk bersehati berdoa agar terjadi pemulihan atas bangsa ini. Berdoa juga untuk orang-orang Nigeria yang berada di luar negeri agar mereka juga ikut mendoakan negara mereka dan saudara seiman mereka yang saat ini sedang menderita di Nigeria. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA FLU BABI Baru-baru ini, penduduk dunia dicemaskan oleh virus flu babi yang berpotensi menimbulkan pandemi, tak terkecuali warga Indonesia. Meskipun wabah ini belum sampai ke Indonesia, namun pemerintah telah mengambil tindakan untuk mengantisipasi dan mencegah masuknya flu babi ke Indonesia, antara lain dengan memeriksa kesehatan babi yang akan masuk ke Indonesia oleh dokter hewan meskipun sudah membawa surat keterangan sehat dari dinas kesehatan setempat; menyiapkan tiga juta dosis obat yang pada dasarnya sama dengan flu burung H5N1, yaitu "oseltamivir"; menyiapkan seratus rumah sakit rujukan yang mampu menangani kasus flu babi; serta pemasangan alat pemindai suhu tubuh (thermoscanner) di bandara internasional. Sumber: Dari berbagai sumber POKOK DOA: 1. Berdoa untuk setiap warga agar mereka tidak khawatir secara berlebihan terhadap kasus flu babi yang sedang marak dibicarakan di berbagai media, baik cetak maupun elektronik. 2. Berdoa agar masyarakat semakin memedulikan kebersihan lingkungan dan pemeliharaan kesehatan. Biarlah berita ini menjadi peringatan agar warga menjadi semakin bijak dalam menyikapi datangnya masalah. 3. Doakan pemerintah dan pihak-pihak terkait, agar berani membuat keputusan yang tegas bagi para pelanggar hukum yang membahayakan keamanan masyarakat luas, khususnya sehubungan dengan pencegahan tersebarnya virus flu babi. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersiil dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |