Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2007/18 |
|
e-JEMMi edisi No. 18 Vol. 10/2007 (1-5-2007)
|
|
Mei 2007, Vol.10 No.18 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI : Misi Kesehatan: Malaikat-Malaikat Penuh Belas Kasih SUMBER MISI : Christian Medical Missions, Global Frontier Missions DOA BAGI MISI DUNIA: Meksiko, Yordania, India DOA BAGI INDONESIA : Doakan Pelayanan Rumah Sakit Kristen di Indonesia SURAT ANDA : Mendukung Visi e-MISI STOP PRESS : Bahan-Bahan Konseling Gratis ______________________________________________________________________ "THROUGH PRAYER, WE HAVE INSTANT ACCESS TO OUR FATHER" ______________________________________________________________________ EDITORIAL Salam dalam kasih Kristus, Sajian e-JEMMi bulan ini bertema pelayanan misi medis. Harapan kami melalui artikel dan informasi yang diberikan semakin banyak orang boleh dibukakan wawasannya untuk melihat pentingnya pelayanan misi dalam dunia medis. Untuk itu, silakan simak artikel tentang misi kesehatan dan beberapa sumber misi yang juga memberikan informasi tentang yayasan yang memberikan pelayanan medis/kesehatan. Semua informasi yang bisa Anda dapatkan dari sajian kami ini kiranya dapat menjadi pokok-pokok doa syafaat Anda untuk minggu ini. Selamat berdoa untuk pelayanan misi di dunia medis. Redaksi e-JEMMi, Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI MISI KESEHATAN: MALAIKAT-MALAIKAT PENUH BELAS KASIH =================================================== Sejak zaman Kristus, pengaruh dunia kesehatan terhadap penginjilan sudah sangat besar. Pelayanan Kristus dan murid-murid-Nya sebagai penginjil disertai dengan pelayanan penyembuhan. Bahkan pada abad-abad berikutnya, orang Kristen terus dikenal karena kepeduliannya yang sungguh-sungguh terhadap orang sakit dan yang membutuhkan. Pada saat serangkaian penyakit mewabah di Alexandria, orang Kristenlah yang tetap tinggal untuk merawat orang-orang sakit dan menguburkan yang mati, sementara yang lain sudah pergi untuk menyelamatkan diri. Itulah yang menyebabkan reputasi Kristen sebagai agama penuh kasih dan kesetiaan meningkat. Dari permulaan era penginjilan modern, misi kesehatan telah menjadi aspek penting dalam dunia penginjilan. Tapi baru setelah akhir abad sembilan belas dan awal abad dua puluh, misi kesehatan menjadi suatu bidang khusus yang jelas dan mempunyai tempat sendiri. Di tahun 1925, terdapat lebih dari dua ribu dokter dan perawat dari Amerika dan Eropa yang melayani di seluruh dunia. Rumah sakit serta klinik kesehatan keliling pun secara drastis meningkat jumlahnya. Pelayanan misi kesehatan sudah jelas merupakan upaya kemanusiaan terbesar yang dikenal dunia selama abad dua puluh. Lebih daripada pelayanan lainnya, pelayanan ini sanggup melucuti kritik-kritik terhadap misi-misi Kristen. Betapa banyak para ahli kesehatan yang telah meninggalkan praktiknya yang menguntungkan dan fasilitas modern yang ada di negara mereka untuk pergi bekerja tanpa lelah dalam kondisi primitif yang serba kekurangan. Mereka mengabdikan hidup mereka untuk meningkatkan standar kesehatan di seluruh dunia. Mereka juga sering memimpin penelitian terhadap penyakit yang kebanyakan dokter Barat tidak tertarik untuk melakukannya. Mereka juga membangun rumah sakit dan sekolah kesehatan dari dana yang mereka usahakan sendiri. Salah satu sumbangsih mereka adalah rumah sakit dan sekolah kesehatan terbaik di The Christian Medical College dan Hospital di Vellore, India. Namun, di samping niat baik mereka tersebut, terdapat rintangan yang harus ditangani pada saat mereka menghadapi rekan kerja nonmedis di sekitar mereka. Pekerjaan ini membuat mereka bersaing langsung dengan para dukun dan orang-orang pintar setempat yang juga sering berpraktik mengobati orang sakit. Konsep kesehatan yang mereka perkenalkan juga sering bertentangan dengan tradisi budaya. Ada kalanya pertentangan itu sangat sengit. Selain permusuhan yang terlihat dengan jelas, para misionaris kesehatan ini juga harus menghadapi takhayul, ketakutan, dan kebodohan yang benar-benar merintangi usaha mereka untuk meningkatkan kondisi kesehatan. Seorang dokter misionaris di Afrika harus menunggu selama delapan tahun sebelum akhirnya dia bisa merawat seorang pasien pertamanya yang merupakan penduduk asli. Di Cina, misionaris kesehatan menghadapi "xenophobia" (ketakutan terhadap orang asing) yang hampir tidak ada hentinya. Tapi puji Tuhan, sejak tahun 1935, lebih dari separuh rumah sakit di sana difasilitasi oleh pelayanan misi kesehatan. Biasanya para dokter medislah yang mendapat paling banyak sanjungan atas pelayanan mereka di misi kesehatan, tapi para dokter gigi dan tenaga medis yang kurang terlatih sebenarnya juga melakukan hal yang patut dihargai. Demikian juga para misionaris yang sebenarnya tidak mendapat pelatihan kesehatan, yang belajar bagaimana mengatasi penyakit dengan membuat percobaan-percobaan sehingga bisa mengurangi penderitaan dan kematian, serta yang selalu membuka jalan bagi penginjilan. Misionaris kesehatan pertama yang dicatat di era modern adalah Dr. John Thomas yang mendahului William Carey ke India dan kemudian bekerja berdampingan dengannya. Walaupun Thomas secara emosional tidak stabil, tapi Carey memuji pekerjaannya dengan mengatakan "Obat-obat yang dibuatnya akan membuat semua dokter dan dokter bedah di Eropa mendapat reputasi yang sangat baik." Dr. John Scudder adalah misionaris pertama dari Amerika yang mempunyai keahlian khusus di bidang obat-obatan dan sekaligus pemimpin dari semua misionaris kesehatan di India, serta tempat-tempat lain di dunia. Misionaris lain yang dilatih dalam bidang obat-obatan, termasuk David Livingstone dan Hudson Taylor, menekuni obat-obatan sebagai tugas sampingan. Salah satu misionaris kesehatan yang paling dikenal sepanjang masa adalah Albert Schweitzer, seorang dokter medis, musisi, dan sarjana teologia, yang memiliki pandangan teologia liberal dan sangat kontroversial. Pandangannya itu disebarkan secara luas melalui bukunya "The Quest of the Historical Jesus". Kariernya sebagai misionaris kesehatan dimulai di Afrika Barat pada tahun 1913, di mana dia membangun sebuah rumah sakit di Lambarene. Di sana dia telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk tugas kesehatan di Afrika, kecuali ketika dia dipenjara oleh Perancis selama Perang Dunia I. Meski dia adalah seorang penulis, dosen, pemimpin orkestra yang terkenal, dan bisa saja masuk dalam dunia selebriti, tetapi dia memilih memakai tenaganya untuk berusaha memperpanjang hidup "saudara yang untuknya Kristus telah mati." Mengapa? Alasan dia melakukan hal itu sama dengan alasan ribuan spesialis kesehatan yang lain, yaitu untuk membantu saudara-saudara yang terbelakang, "Tuhan Yesuslah yang memerintahkan dokter dan istrinya untuk datang ...." Walaupun pada awalnya misi kesehatan didominasi oleh pria, tapi pada akhir abad sembilan belas, wanita mulai ambil bagian dan prestasi itu segera disebarluaskan ke seluruh dunia. Clara Swain, yang melayani di bawah Board of Mission of the Methodist Chruch (Dewan Misi Gereja Methodis), adalah misionaris wanita pertama dari Amerika Serikat. Dia tiba di India pada tahun 1870 dan dalam kurun waktu empat tahun, dia sudah membuka rumah sakitnya yang pertama. Perawat misionaris pertama adalah Nona E. M. McKechnie yang tiba di Shanghai pada tahun 1884 dan kemudian mendirikan rumah sakit di sana. Pada pertengahan abad dua puluh, perkembangan penting di Dunia Ketiga membuat terobosan hebat terhadap peran tradisional misi kesehatan. Seiring dengan diraihnya kemerdekaan, negara yang belum berkembang mulai menempa program medis mereka sendiri dan misionaris kesehatan yang menjadi pelopor tidak lagi memainkan peran yang dulu dimilikinya. Dengan perubahan sosial dan politik ini, misi kesehatan telah bergeser dari tugas perintisan dan mulai lebih berkonsentrasi pada obat-obatan yang bersifat mencegah, klinik lapangan, pekerjaan rumah sakit, dan sekolah kedokteran. Tren terbaru lainnya dalam misi kesehatan adalah bertumbuhnya organisasi-organisasi pendukung seperti MAP/Medical Assistance Programme (Program Pembantu Kedokteran), yang didirikan di tahun 1950-an dan sekarang ini memberi lebih dari sepuluh juta dolar bantuan kesehatan kepada rumah sakit-rumah sakit dan klinik-klinik misi setiap tahunnya. Organisasi yang serupa di Washington State didirikan oleh Ethel Miller yang mengirim contoh obat dan alat-alat kedokteran yang tidak terpakai kepada dokter-dokter misionaris di Afrika dan Asia. Organisasi ini dijalankan hampir seluruhnya oleh pekerja sukarela yang sudah pensiun. (t/Dian) Bahan diterjemahkan dari: Judul buku: From Jerusalem to Irian Jaya Judul asli: Medical Missions: "Angels of Mercy" Penulis : Ruth A. Tucker Penerbit : Academie Books, Grand Rapids, Michigan 1983 Halaman : 327 -- 329 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI CHRISTIAN MEDICAL MISSION, Inc. (CMMI) ==> http://www.christianmedical.org/ CMMI adalah organisasi Kristen yang didirikan sejak tahun 1990 untuk menyediakan pelayanan kesehatan, gigi, dan mata bagi saudara-saudara di daerah terpencil di Amerika Tengah, seperti Panama, Meksiko, Nikaragua, dan Guatemala. Sejauh ini mereka telah melakukan 33 perjalanan dan telah melayani lebih dari 50.000 orang. Pelayanan mereka tidak hanya meliputi menyelamatkan nyawa dan menyembuhkan sakit penyakit, tapi juga memberikan pendidikan kesehatan untuk memperbaiki dan meningkatkan gizi bagi mereka yang hidup dalam kekurangan. Melalui situsnya, CMMI mengajak pengunjung untuk ambil bagian dalam pelayanan ini demi kasih Kristus kepada mereka yang membutuhkan. GLOBAL FRONTIER MISSIONS (GFM) ==> http://www.globalfrontiermissions.com/ Sebanyak 95% pelayanan misi Kristen saat ini diarahkan ke tempat-tempat di dunia yang telah terjangkau dan telah memiliki gereja, padahal masih ada 6.417 kelompok masyarakat di dunia ini yang belum terjangkau oleh Injil. Melihat fakta ini, Global Frontier Missions, sebuah organisasi misi Kristen internasional, telah mengusahakan penjangkauan kelompok-kelompok masyarakat yang terhilang dengan mengadakan perjalanan-perjalanan misi jangka pendek untuk para pemuda, remaja, mahasiswa, dewasa, ataupun juga tim medis ke berbagai tempat di seluruh dunia, terutama di wilayah terpencil di Meksiko. Untuk melihat dari dekat kegiatan-kegiatan misi yang telah mereka lakukan, proyek-proyek yang dikerjakan, serta profil organisasi ini, silakan berkunjung ke situs GFM. Tersedia banyak foto dan informasi lengkap yang bisa diakses secara terbuka. Para pengunjung situs yang tertarik untuk mendukung pelayanan GFM, diundang untuk berlangganan buletin misi yang mereka terbitkan supaya bisa secara rutin berdoa dan menolong kebutuhan finansial pelayanan mereka. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA M E K S I K O Juan, 25 tahun, adalah seorang katekisan gereja "Katolik Tradisional" di desa Pasté. Dia menjadi Kristen di sebuah desa di luar kota San Cristobal De Las Casas, di negara bagian Chiapas pada tanggal 7 April. Namun dua hari kemudian, pejabat setempat menjebloskannya ke penjara atas tuduhan meninggalkan agama asli mereka, yaitu campuran dari Katolik Roma dan adat setempat. Pada hari Minggu Paskah itu, pejabat politik di desa Tzotzil Maya mengetahui Juan tidak ikut hadir dalam suatu perayaan yang diadakan di gereja. Bagi Juan perayaan itu dianggap sebagai ritual penyembahan berhala. Para pejabat politik itu kemudian memanggilnya sore itu juga. "Mereka mengatakan, `Apa maksudmu bahwa kamu sudah menerima Kristus -- apakah artinya kamu sudah tidak lagi percaya kepada allah kita (orang-orang suci Katolik)?`" kata Juan kepada Compass. "Saya berkata, `Mereka itu hanya rasul-rasul, dan sekarang saya menjadi milik Kristus.`" Pemimpin kota itu geram kepadanya. Lalu jawab Juan kepada mereka, "Jika kamu ingin memukul saya, pukullah." Itu sebabnya Juan ditangkap. Tetapi akhirnya ia dibebaskan pada hari Selasa (10 April), setelah dipenjara selama semalam. Sumber: Compass Direct, April 2007 Kisah selengkapnya: http://www.compassdirect.org/en/display.php Pokok Doa: ---------- * Doakan Juan untuk ujian iman yang dialaminya. Kiranya Tuhan memberi kekuatan agar di tengah tekanan yang diterimanya, ia terus belajar mengenal Tuhan yang Mahakuasa. * Berdoa juga untuk orang-orang yang menangkapnya. Biarlah Tuhan menolong membuka mata rohani mereka dengan melihat iman dan keyakinan Juan. Y O R D A N I A Setelah jatuhnya kota Baghdad empat tahun yang lalu, aksi bunuh diri menjadi hal yang umum. Hampir setiap hari terjadi pemberontakan. Kekerasan ini telah memaksa masyarakat Irak untuk meninggalkan negara mereka yang tengah menghadapi ketidakpastian dan keputusasaan. Lindsay dari World Vision menyampaikan langsung dari Amman, Yordania, "PBB memperkirakan ada lebih dari 2 juta pengungsi Irak yang telah menyeberang perbatasan dan setidaknya 750.000 di antaranya berada di Yordania." Lindsay mengatakan bahwa situasi itu adalah krisis manusia yang serius dan World Vision menjadi suara mereka kepada dunia. Sebagai strategi, World Vision juga menyediakan kebutuhan pokok mereka melalui gereja lokal. "Suasana di sini sangat terbuka untuk agama dan toleransi. Dan orang-orang mengerti bahwa kami adalah orang Kristen dan itulah yang menjadi motivasi kami untuk menolong orang lain; mendengarkan dan menyuarakan kepentingan mereka karena mereka telah dilupakan dan dihiraukan." Dana sangat diperlukan untuk membantu World Vision memenuhi kebutuhan fisik dan spiritual anak-anak di sana. Sumber: Mission Network News, April 2007 Kisah selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9809 Pokok Doa: ---------- * Negara Yordania telah menjadi tempat untuk menampung banyak pengungsi dari Irak. Doakan kiranya pemerintah Yordania terus membuka pintu sehingga bantuan bisa diberikan kepada para pengungsi. * Doakan pula World Vision yang menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam menolong para pengungsi Irak. Biarlah keadaan yang cukup terbuka ini bisa memberi kesempatan kepada para pengungsi Irak untuk mengenal Tuhan yang mengasihi mereka. I N D I A Pada hari Minggu (11 Maret) ketika Pendeta Bakhthula, 48 tahun, dari Bethesida Prayer House di desa Ambojipeta, daerah Medak sedang sendirian membaca Alkitab di rumahnya yang berdekatan dengan gereja, dua orang polisi datang dan mengatakan kepadanya bahwa seorang pejabat kepolisian ingin bertemu dengannya. Lalu mereka membujuknya untuk masuk ke suatu hutan belantara. "Ketika kami sedang berjalan, tak seberapa jauh, sekelompok orang dari agama ekstrimis yang beranggotakan kira-kira tiga puluh orang bergabung dengan mereka," kata Pendeta Bakhtula. Para ekstrimis dari Andhra Pradesh ini kemudian mengikat tangan dan kakinya lalu memukulinya dengan tongkat kayu karena mereka menuduh pendeta itu memberi uang kepada pengikut mereka supaya menjadi orang Kristen. Saat ini Pendeta Bakhtula sedang menjalani perawatan karena pembengkakan yang hebat dan kelelahan. Pergelangan tangan dan kakinya berdarah dan bengkak setelah para ekstrimis melepaskan dan meninggalkannya di dalam hutan belantara pada pukul tiga pagi. Sumber: Compass Direct News, Maret 2007 Kisah selengkapnya: http://www.compassdirect.org/en/display.php?page=news&lang=en&length=short&idelement=4797&backpage=summaries Pokok Doa: ---------- * Berdoa untuk pemulihan kondisi tubuh Pendeta Bakhtula supaya segera dapat kembali melayani Tuhan. * Dukung dia juga dalam doa agar terus berani menyaksikan imannya walaupun mendapat tekanan dari para ekstrimis agama setempat. Biarlah melalui hidupnya banyak orang Kristen mengikuti teladan keberaniannya. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA DOAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT KRISTEN DI INDONESIA ================================================= Pada tanggal 21 September 2006, Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (Pelkesi) menyelenggarakan Konferensi Rumah Sakit Kristen se-Indonesia yang dilaksanakan di Yogyakarta. Dihadiri oleh Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K), konferensi ini menjawab segala persoalan Rumah Sakit anggota Pelkesi dalam mengantisipasi tuntutan masyarakat, yaitu pelayanan yang berkualitas yang mampu memuaskan keinginan masyarakat banyak. Pada kesempatan ini dirumuskan juga tentang Rumah Sakit Kristen yang senantiasa menjalankan misi sosial, yakni melayani semua orang yang membutuhkan penyembuhan dan perawatan tanpa membedakan yang kaya maupun yang miskin. Sumber: http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2234&Itemid=2 1. Doakan Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (Pelkesi) dalam melaksanakan misinya kepada masyarakat Indonesia secara luas. Biarlah semua rumah sakit Kristen di seluruh Indonesia dipakai Allah sebagai perpanjangan tangan Tuhan dalam menjangkau banyak jiwa yang ingin mengenal kasih yang sesungguhnya. 2. Berdoa agar beberapa tujuan konferensi rumah sakit Kristen tersebut dapat tercapai, di antaranya upaya-upaya pengembangan kebersamaan dalam pengembangan pelayanan rumah sakit bagi masyarakat luas. 3. Doakan seluruh pelayan rumah sakit Kristen dan rumah sakit umum di seluruh Indonesia, baik dokter, perawat, maupun seluruh karyawan. Biarlah mereka mampu melayani dengan tulus dan senantiasa memberikan penghiburan bagi masyarakat yang membutuhkan pertolongan dan bisa menjadi berkat bagi banyak orang. 4. Berdoalah agar Tuhan mencukupi kebutuhan peralatan medis yang diperlukan oleh setiap rumah sakit Kristen Indonesia, terlebih lagi rumah sakit kecil yang masih minim peralatan dan tenaga medis. 5. Doakan juga yayasan-yayasan yang bertanggung jawab atas perkembangan seluruh rumah sakit Kristen di Indonesia. Biarlah hikmat dari Tuhan saja yang memimpin mereka dalam mengelola rumah sakit yang dikelola yayasan tersebut. Kiranya yayasan-yayasan tersebut lebih menekankan pada kasih yang menjangkau setiap pasiennya daripada materi. ______________________________________________________________________ SURAT ANDA From: Rizar Jotlely <rizar_amq(at)xxxx> >Syaloom, >Saya senang sekali melihat visi yang diperjuangkan oleh MISI >Tuhan Yesus Memberkati >Rizar Redaksi: Terima kasih untuk surat Anda dan dukungan yang diberikan. Biarlah dengan adanya situs e-MISI ini para pengunjung semakin dibukakan wawasannya tentang pekerjaan misi Allah di Indonesia sehingga semakin banyak orang memberikan dukungan, baik tenaga, dana, dan doa. Teruslah doakan pelayanan e-MISI dalam menyebarkan kasih Allah. ==> http://misi.sabda.org/ ______________________________________________________________________ STOP PRESS BAHAN-BAHAN KONSELING GRATIS ============================ Seiring dengan perkembangan zaman, permasalahan-permasalahan yang dihadapi orang pun semakin rumit. Apakah Anda termasuk salah satu di antara mereka yang menghadapi berbagai masalah dalam keluarga atau pekerjaan, dsb.? Ataukah Anda punya teman yang sedang mempunyai konflik dan Anda tidak tahu cara menolongnya? Atau saat ini Anda sedang terlibat dalam pelayanan konseling di gereja dan sedang mencari-cari sumber informasi/bahan yang dapat mendukung pelayanan Anda? Milis publikasi e-Konsel yang diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) ini bertujuan menolong dan mempermudah masyarakat Kristen Indonesia dalam mendapatkan pengetahuan serta berbagai informasi, artikel, maupun tips seputar dunia pelayanan konseling Kristen. Milis publikasi ini secara rutin akan dikirimkan ke kotak surat Anda setiap bulannya pada tanggal 1 dan 15 . Milis ini tidak hanya untuk para konselor dan hamba Tuhan saja, tetapi bagi siapa saja yang tertarik untuk belajar dan melayani dalam bidang konseling Kristen. Anda tertarik untuk bergabung? Segera kirim e-mail untuk berlangganan ke: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Kunjungi pula arsipnya di: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Yulia Oeniyati Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2007 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Staf e-MISI dan Staf Redaksi: < staf-misi(at)sabda.org > Untuk berlangganan : < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi : http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi : http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA : http://www.sabda.org/ylsa/ Situs SABDA Katalog : http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |