Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/16 |
|
e-JEMMi edisi No. 16 Vol. 13/2010 (20-4-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI: Kata-Kata Tuhan dalam Bahasa Manusia SUMBER MISI: World Bible Translation Center KESAKSIAN MISI: Memperoleh Medali Kristus DOA BAGI MISI DUNIA: Tiongkok, Irak DOA BAGI INDONESIA: Kerusuhan Priok ______________________________________________________________________ THE FIRST POINT OF WISDOM IS TO KNOW WHAT IS TRUE, THE SECOND IS TO DISCERN WHAT IS FALSE ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Bagaimanakah respons Anda ketika Anda mengetahui bahwa pada saat ini terdapat sekitar 6.529 bahasa di dunia, tetapi dari jumlah tersebut hanya 276 bahasa yang memunyai Alkitab dalam bahasa mereka secara lengkap? Publikasi e-JEMMi minggu ini menyajikan artikel yang diharapkan dapat menggugah kesadaran kita akan kebutuhan suku-suku bangsa untuk memiliki Alkitab dalam bahasa mereka. Mari kita dukung dalam doa supaya pekerjaan penerjemahan ini menggerakkan orang-orang Kristen untuk mau terjun dan terlibat memenuhi kebutuhan ini. Melalui informasi misi dunia dan Indonesia, kami juga ingin menggugah Anda untuk terbeban berdoa bagi kebutuhan mereka. Kami yakin kesatuan hati kita sebagai anak-anak Tuhan akan menyukakan hati Tuhan. Selamat berdoa dan selamat melayani. Redaksi Tamu e-JEMMi, Wilfrid Johansen http://misi.sabda.org http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI KATA-KATA TUHAN DALAM BAHASA MANUSIA "Jika Tuhanmu memang pintar, mengapa Dia tidak bisa berbicara dalam bahasa kita?" kata seorang Indian Cakchiquel kepada William Cameron Townsend. Komentar itu membuat Townsend merasa terbeban untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Indian Cakchiquel, satu suku yang cukup besar di Amerika Tengah. Namun, banyak orang menertawakan dia ketika ia menyampaikan gagasan itu. "Jangan bodoh! Harga orang-orang itu tidak sebanding dengan pengorbanan yang kamu harus berikan. Bahasa mereka yang aneh tidak mudah dipelajari untuk penerjemahan Alkitab. Apalagi, mereka tidak bisa membaca. Ajaklah mereka belajar bahasa Spanyol!" Tetapi, William Cameron Townsend tidak bisa melupakan orang Cakchiquel. Sekarang, ia dikenal sebagai seorang pelopor dalam upaya penerjemahan Alkitab di dunia misi. Organisasi Wycliffe Bible Translators dan Summer Institute of Linguistic yang didirikannya sudah mengutus orang-orang ke seluruh pelosok dunia untuk menemukan suku-suku "yang terlupakan" dan membawa firman Tuhan untuk mereka. Pada saat ini, Wycliffe Bible Translators merupakan organisasi misi terbesar di dunia yang memunyai lebih dari enam ribu utusan. Lebih lanjut William Cameron Townsend berkata, "Kita tahu bahwa mereka [suku-suku] semua harus mendengar berita mengenai kasih Tuhan karena mereka sudah tercakup dalam Amanat Agung dan visi nubuatan mengenai kumpulan besar orang-orang yang ditebus, sebagaimana ditulis dalam Wahyu 7:9, "Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa, dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka." Visi ini bisa terpenuhi hanya jika orang-orang itu mendengar firman Tuhan dalam bahasa mereka sendiri. Jika tidak demikian, bagaimana mereka akan dapat diselamatkan?" "Jika Tuhanmu memang pintar, mengapa Dia tidak bisa berbicara dalam bahasa kita?" Firman Tuhan penting bukan hanya untuk penginjilan tetapi juga untuk pertumbuhan orang-orang yang sudah diselamatkan, seperti kata Paulus: "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2 Timotius 3:16). Gereja tanpa Alkitab akan mudah sekali menyimpang atau menjadi korban ajaran sesat. Tanpa Alkitab, kesehatan rohani suatu gereja sangat terancam. Di samping itu, hanya Alkitab yang berkuasa mengubah hidup manusia dan memenuhi kebutuhan rohani orang-orang yang percaya dan menanggapinya. "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita" (Ibrani 4:12). Tidak dapat disangkal, Alkitab sangat dibutuhkan oleh semua bangsa. Namun demikian, masih banyak suku/bangsa di dunia yang belum memunyai Alkitab dalam bahasa mereka sendiri. Alkitab yang tersedia hanya dalam bahasa perdagangan atau bahasa resmi yang mereka pergunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang luar, bukan dalam bahasa ibu mereka -- bahasa yang mampu menyentuh hati mereka. Bahkan, banyak juga suku yang tidak memunyai Alkitab [yang dapat mereka baca] sama sekali. Apalagi, mereka hanya berbicara dalam bahasa lisan karena mereka belum mengenal huruf atau tulisan. Pada saat ini, terdapat sekitar 6.529 bahasa di dunia. Dari jumlah tersebut, hanya 276 bahasa yang memunyai Alkitab lengkap. Sisanya sama sekali tidak memunyai Alkitab, atau hanya memiliki Perjanjian Baru atau salah satu kitab Perjanjian Baru. Bagaimana dengan Indonesia? Menurut statistik, terdapat sekitar 669 bahasa daerah di Indonesia [10% dari seluruh bahasa di dunia, Red.], sebagian besar berada di pedalaman, misalnya di Papua. Karena keadaan geografi yang sulit ditembus transportasi, suku-suku di Papua itu saling terisolasi satu dengan yang lain. Keadaan ini menyebabkan pertumbuhan bahasa-bahasa suku itu berbeda untuk masing-masing suku. Meskipun tampaknya penerjemahan Alkitab sekadar memindahkan kata-kata dari satu bahasa ke bahasa lain, namun proses tersebut sama sekali tidak mudah. Bahasa suatu suku tidak terpisah dari kebudayaan, adat istiadat, dan cara pandang dunia masyarakat itu. Bahasa juga berkaitan dengan keadaan alam tempat tinggal suku itu. Bagaimana orang Irian dapat mengerti bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah jika mereka tidak pernah melihat domba? Atau bagaimana mereka dapat memahami pentingnya Yesus sebagai "roti hidup" jika mereka tidak pernah melihat gandum apalagi roti! Yesus dalam bahasa satu suku di pedalaman Papua bukanlah "roti" hidup, melainkan "sagu" hidup, yakni makanan pokok mereka. Dan Ia tidak mengetuk pintu "hati" manusia, melainkan pintu "tenggorokan" manusia, sebab menurut orang Papua, semua perasaan manusia berada di dalam "tenggorokan." Tantangannya bukan sekadar menyangkut peristilahan, melainkan lebih mendasar menyangkut perbedaan cara pandang dunia. Utusan Injil Don Richardson sangat tercengang ketika suku Sawi di Papua menganggap Yudas sebagai tokoh pahlawan karena ia berhasil mengkhianati Yesus! Di dalam budaya suku itu, seseorang yang berhasil berkhianat tanpa diketahui temannya, ia dianggap seorang yang hebat. Don Richardson dan istrinya berdoa memohon hikmat Tuhan selama berbulan-bulan. Cerita sang penerjemah ini berakhir bahagia ketika Tuhan memperlihatkan konsep "anak perdamaian", yaitu anak dari satu suku diserahkan kepada suku lain sebagai tanda perdamaian. Yesus adalah Sang Anak Perdamaian, dan perbuatan mengkhianati Anak Perdamaian merupakan tindakan yang sangat tercela. Namun, meskipun manusia telah melakukan perbuatan tercela itu, Allah tetap mengasihi manusia. Sejak saat itu, Injil tersebar di antara suku Sawi dan hingga saat ini gereja senantiasa tegak di tengah mereka. Tantangannya akan semakin bertambah sulit jika suku-suku itu tidak bersedia belajar membaca. Orang Tunebos menganggap kertas dan tulisan sesuatu yang tabu karena tidak berasal dari allah mereka dan dianggap menjadi penyebab sakit-penyakit. Para penerjemah dituntut untuk mampu bersikap sabar sepenuhnya. Menurut statistik, waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan Perjanjian Baru kira-kira 8 sampai 34 tahun, bergantung pada keadaan daerah setempat. "Sampai kapan mereka harus menunggu untuk dapat menikmati firman Tuhan dalam bahasa mereka?" Selain itu, ada pula tantangan untuk berkurban dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan yang sangat sederhana -- tanpa lampu, air bersih, terancam penyakit malaria, dll.. Penyesuaian diri dengan kondisi setempat kadang-kadang terasa lucu. Di suatu pedalaman, kira-kira 1.500 km dari perbatasan Amerika Serikat, kulit tubuh seorang Amerika digosok-gosok oleh penduduk setempat karena mereka ingin mengetahui apakah "kulit yang putih" itu jika terkelupas akan memperlihatkan dia benar-benar "manusia". Tidak jarang, pendaratan para penerjemah dengan helikopter dianggap "roh" yang kembali dari dunia orang mati, sehingga [kulit] mereka tidak "berwarna" (berkulit putih). Namun, semua tantangan dan kesulitan yang menghadang tidak sebanding sukacita yang didapat ketika melihat pertobatan banyak orang dan gereja mulai bertumbuh. Sekarang, apa yang kita bisa lakukan? Yang utama tentu saja, doakan mereka dan pekerjaan penerjemahan Alkitab. Jika William Cameron Townsend memulai pekerjaannya dalam usia yang relatif muda, 23 tahun, bukan mustahil bahwa Tuhan juga memanggil kita untuk pelayanan unik ini. Tuhan menyediakan keselamatan dan berkat untuk seluruh umat manusia. Meskipun Ia memilih Abraham, Ishak, dan Yakub, tampak jelas Tuhan mengatakan bahwa seluruh bangsa di dunia akan diberkati melalui mereka (Kejadian 12:3). Banyak suku/bangsa "tersembunyi" masih belum diberkati dengan firman Tuhan. Sumber asli: "The Word that Kindles," oleh George M. Cowan "Come by Here," Wycliffe Bible Translators "Peace Child," Gospel Film "Target Earth," ed. Frank Kaleb Jansen "Tribes, Tongues, and Translation," oleh William Cameron Townsend "Translation Statistics," Pulse, 13 Agustus 1993 Diambil dari: Judul artikel: Kata-Kata Tuhan dalam Bahasa Manusia Judul majalah: HARVESTER, Edisi Januari/Februari, Tahun 1994 Penulis: Esther I. Tjandrakusuma Penerbit: Indonesian Harvest Outreach Halaman: 18 -- 19 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI WORLD BIBLE TRANSLATION CENTER ==> http://www.wbtc.com Jika Anda mengikuti perkembangan dunia penerjemahan Alkitab, atau Anda memiliki berbagai versi Alkitab bahasa lain, besar kemungkinan Anda pernah mendengar kata "WBTC". WBTC atau World Bible Translation Centre (Pusat Penerjemahan Alkitab Dunia) adalah yayasan yang bergerak di bidang penerjemahan Alkitab. Visi WBTC adalah menerjemahkan Alkitab ke berbagai bahasa dunia dengan bahasa yang lebih sederhana, jelas, dan mudah dimengerti. Situs ini menyediakan kurang lebih tiga puluh versi Alkitab baik lengkap maupun hanya Perjanjian Baru saja dalam berbagai macam bahasa (termasuk Perjanjian Baru Bahasa Indonesia versi Easy-to-Read 2006) yang dapat diunduh dalam format PDF. Situs ini cukup mudah ditelusuri sehingga Anda tidak akan mengalami kesulitan jika ingin mendapatkan Alkitab dalam berbagai bahasa. Hanya satu kekurangan situs ini yakni artikel-artikel berita seputar kegiatan WBTC hanya segelintir saja semenjak 2007. (Uly) ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MISI MEMPEROLEH MEDALI KRISTUS "Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia." (Amsal 3:3-4) Pendeta H berdiri perlahan-lahan dan mulai membuka baju dan jaket hitamnya. Itu adalah jaket yang sama yang ia pakai delapan hari yang lalu ketika orang-orang bersenjata menyerangnya. Istrinya dengan perlahan-lahan memeganginya untuk tetap berdiri tegak ketika jarinya menunjuk ke atas perban putih yang menutupi tiga lubang peluru di tubuhnya. "Ini adalah medaliku," katanya. Penyerangan tersebut terjadi pada suatu hari Minggu pagi. Pendeta H sedang mengendarai mobilnya di kota kelahirannya di Timur Tengah. Saat itulah ia mendengar kata, "BERHENTI!" Teriakan tersebut disertai dengan todongan sebuah senjata. H menyadari tiga orang pria bersenjata sedang berdiri di hadapannya. Sebelumnya, di gedung yang tidak jauh dari tempat kejadian, para pria ini bertanya kepada orang-orang apakah mereka tahu di mana "orang Kristen" berada. H sadar berhenti berarti mati. Dari ketiga hamba Tuhan yang menggembalakan gereja yang sekarang ia pimpin, satu dari mereka dibunuh, satunya lagi mengungsi. Hanya H yang masih tetap tinggal. Allah akan melindungiku, pikirnya saat itu. H tidak berhenti; ia menginjak gas lebih dalam lagi dan tetap melaju. Suara letusan senjata terdengar, total enam kali. Salah satu peluru menembus punggungnya dan keluar dari dadanya. Lalu peluru yang lain mengenai dadanya lagi. Lalu satu lagi mengenai tangannya. Ada lagi peluru yang lain yang menyerempet kepalanya. Pendeta H terus melarikan mobilnya. Ia memandang ke bawah dan melihat darah. Ia berhenti untuk mencari pertolongan. Ia berjarak kurang lebih dua kali lapangan sepak bola jauhnya dari para penyerangnya. Para penyerangnya melarikan diri. Pihak yang berwajib membawa H ke rumah sakit. "Dokter yang merawatku bertanya padaku, `Apa yang terjadi padamu? Kalau melihat peluru yang telah melukaimu (luka pada organ tubuh dan pembuluh darah besar), ini adalah mukjizat." Di seluruh Timur Tengah ada suatu operasi kekerasan yang intensif untuk mengejar-ngejar orang Kristen seperti H. Di Afghanistan, para hamba Tuhan Kristen diculik dan dibunuh. Di Irak, ribuan orang Kristen telah meninggalkan kota-kota seperti Mosul karena tindakan terorisme, dan di Mesir tahun lalu, 20.000 orang `agama lain` menyerang 1.000 orang Kristen oleh karena orang-orang percaya ini ingin membuka gereja rumah. "Seorang wanita di kota kami dibunuh karena membagikan Alkitab," kata H. "Mereka mau semua orang Kristen menjadi pemeluk `agama lain`. Mereka membakar atau meledakkan rumah-rumah orang Kristen." H berkata pada hari Minggu ia diserang, ia diancam oleh sekelompok ekstremis `agama lain`. "Orang itu menghubungiku dan berkata `pedang akan menebas dan membunuhmu`," kata H. "Mereka memperingatkanku bahwa jika aku tidak kembali ke `agama lain` mereka akan membunuhku." Di saat banyak orang Kristen telah meninggalkan Timur Tengah, ada orang-orang seperti H yang tinggal atau pergi berkeliling untuk memberitakan kabar keselamatan. Mereka sedang berada di garis depan peperangan `agama lain` melawan Kekristenan, dan karena keberanian mereka di dalam Kristus, mereka tidak menerima keagungan maupun kemegahan, tetapi medali luka tembakan, penjara dan penganiayaan. Meskipun demikian mereka adalah pemenang. Diambil dari: Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan), Edisi Juli -- Agustus 2009 Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya Halaman: 3 -- 4 ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA T I O N G K O K Menurut Asosiasi untuk Bantuan Tiongkok (China Aid Assocation - CAA), pemerintah Republik Rakyat Tiongkok diam-diam menjatuhkan vonis 15 tahun penjara kepada AY. Tuduhannya adalah "membocorkan rahasia negara ke organisasi luar negeri" dan tampak jelas bahwa tuduhan tersebut direkayasa. Tuntutan ini dikenakan kepada gembala gereja rumah yang berumur 36 tahun itu. Gerejanya telah berdiri lebih dari 2 tahun di Kashgar, Xinjiang, Tiongkok. Menurut LD, pembela AY, ia dikenakan tuduhan ini karena diwawancarai media dari luar Tiongkok. "Hukuman penjara 15 tahun sangat berat. Melampaui perkiraan saya," ujar LD dalam pernyataan pers CAA kemarin. "Ini adalah hukuman maksimal bagi pembocor rahasia negara," kata LD. Artinya, tindakan AY dianggap menyebabkan "kerugian besar bagi negara dan tidak dapat diperbaiki". Menurut Presiden CAA, sepanjang 1 dekade ini, hukuman AY adalah hukuman terberat bagi seorang gembala gereja. (t/Uly) Diterjemahkan dari: Judul asli artikel: China: Pastor Gets Maximum Sentence of 15 Years Nama buletin: Body Life, Edisi Januari 2010, Volume 28, No. 1 Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena Halaman: 4 * Berdoalah agar Tuhan memberikan kekuatan kepada AY. Doakan juga anggota keluarganya, agar mereka diberi kekuatan dan penghiburan oleh Tuhan. * Doakan agar Tuhan menjamah hati pemerintah Tiongkok agar bersedia meninjau ulang keputusan untuk menangkap dan memenjarakan orang Kristen. I R A K Suara Kaum Martir (Voice of the Martyrs - VoM) melaporkan bahwa dua gereja diledakkan di Mosul, Irak, pada tanggal 23 Desember 2009. Pada pukul 11:00 pagi, sebuah bom meledak di dekat gereja Ortodoks Siria St. Thomas; pada hari yang sama, sebuah bom meledak dari gerobak buah-buahan di dekat gereja Khaldea St. George. Bom kedua ini menewaskan 3 orang. Banyak orang Kristen telah meninggalkan Mosul. Inilah tujuan utama serangkaian serangan kepada orang-orang percaya dalam beberapa bulan terakhir ini. Pada awal bulan ini, seorang bayi perempuan meninggal dan banyak yang terluka, ketika seorang pengebom melemparkan granat tangan ke sebuah sekolah Kristen. Meskipun menghadapi serangan-serangan itu, beberapa orang Kristen tetap memilih bertahan dan mengabarkan Injil. (t/Uly) Diterjemahkan dari: Nama buletin: Body Life, Edisi Januari 2010, Volume 28, No. 1 Nama kolom: World Christian Report Judul asli artikel: Iraq: Two Churches Bombed at Christmas Time Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena Halaman: 4 Pokok doa: * Doakan umat percaya di Irak yang memilih untuk tetap bertahan di negara mereka dan memberitakan Injil di sana, meskipun harus menghadapi banyak tantangan dan bahaya, agar Tuhan terus menyertai. * Doakan juga agar kesaksian hidup orang percaya di Irak dapat membuat orang-orang yang belum percaya melihat dan mengalami kasih Tuhan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA KERUSUHAN PRIOK Kompleks gudang Vepak Terminal Jakarta, yang terletak di sudut jalan Dobo, Koja, Jakarta International Terminal Container (JICT) dikelilingi api yang berasal dari kendaraan yang dibakar. Peristiwa pembakaran puluhan kendaraan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan polisi di wilayah tersebut merupakan puncak dari bentrokan antara aparat dengan warga Koja, Jakarta Utara yang terjadi pada Rabu, 14 April 2010 pukul 16.00 WIB. Peristiwa ini dipicu oleh rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggusur sebagian lokasi makam Mbah Priok yang dikeramatkan dengan tujuan untuk memperluas terminal peti kemas dan mempercantik makam sehingga tetap dapat dikunjungi untuk ziarah warga. Namun karena belum ada penyelesaian tentang hak kepemilikan tanah di lokasi makam Mbah Priok antara pihak ahli waris makam dengan PT. Pelindo II, maka bentrokan antara warga Koja dan aparat yang berwenang pun tidak dapat dihindarkan. Kerusuhan Priok ini menyebabkan adanya korban meninggal dan puluhan korban luka lainnya yang masih dirawat di IGD RSUD Koja. Sumber: Kompas, Kamis 15 April 2010, Halaman 1 dan 15 Pokok doa: 1. Pentingnya rasa kebersamaan dan saling menghormati diperlukan untuk menjaga stabilitas bangsa ini. Doakan agar Tuhan memampukan warga Indonesia untuk mengutamakan kesatuan dan rasa saling menghormati dan memiliki terhadap bangsa ini. 2. Doakan agar Tuhan memampukan pemerintah menjalankan tugas-tugasnya dengan sepenuh hati dan dapat mengayomi masyarakat sebagaimana semestinya. 3. Berdoa untuk keluarga korban yang meninggal dalam kerusuhan Priok yang ditinggalkan semoga diberi kekuatan dan ketabahan. 4. Doakan para korban luka yang masih dirawat di RSUD Koja agar mereka segera disembuhkan dan dipulihkan oleh Tuhan. 5. Berdoa juga agar Tuhan memberi hikmat kepada pemerintah agar menyelesaikan persoalan ini dengan tuntas, sehingga di kemudian hari peristiwa itu tidak terulang kembali. 6. Berdoa agar melalui peristiwa dan persoalan yang menimpa bangsa ini kita semakin disadarkan untuk tekun berdoa bagi pemulihan Indonesia. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati Redaksi tamu: Wilfrid Johansen Kontributor: Truly Almendo Pasaribu Kontak redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |