Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/15 |
|
e-JEMMi edisi No. 15 Vol. 11/2008 (8-4-2008)
|
|
April 2008, Vol.11 No.15 ______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI: Open Doors; "Saling Memberkati" SUMBER MISI: Bible League KESAKSIAN MISI: "Ini Aku, Utuslah Aku!" (Yesaya 6:8) DOA BAGI MISI DUNIA: India, Uganda DOA BAGI INDONESIA: Berdoa bagi Organisasi Pelayanan di Indonesia ______________________________________________________________________ WHAT WE DO WITH A LITTLE IS A GOOD MEASURE OF WHAT WE WILL DO WITH A LOT ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom! Sebagai bagian dari Tubuh Kristus, kita dipanggil untuk saling mengasihi, menguatkan, dan memerlengkapi saudara seiman kita, khususnya yang mengalami tekanan maupun penganiayaan karena iman mereka pada Yesus. Bagaimana kita bisa mengetahui informasi tentang mereka sehingga kita bisa terlibat menolong dan berdoa untuk mereka? Organisasi pelayanan Open Doors hadir, termasuk di Indonesia, untuk memberikan informasi kepada masyarakat Kristen tentang bagaimana kita bisa terlibat menolong pelayanan gereja dan pribadi-pribadi yang teraniaya. Nah, edisi e-JEMMi akan mendekatkan Anda dengan pelayanan organisasi Open Doors melalui sajian artikel minggu ini. Silakan menyimak dan segera ikut ambil bagian dalam pelayanan mereka. Simak juga sajian sumber misi, kesaksian, berita misi dunia, serta pokok doa Indonesia yang dapat Anda angkat untuk menjadi pokok-pokok doa Anda minggu ini. Selamat melayani dan selamat berdoa. Tuhan Yesus memberkati. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI OPEN DOORS "Saling Memberkati" Di organisasi Open Doors, pertengahan tahun merupakan waktu yang istimewa. Kantor Open Doors di seluruh dunia bersatu hati untuk berdoa dan memohon pimpinan-Nya dalam menyusun rencana di tahun yang akan datang. Tim Open Doors di lapangan akan mengusulkan sejumlah proyek yang dapat dilakukan untuk menguatkan saudara-saudari kita, umat Kristen yang dianiaya karena imannya. Fokus kami pada saat itu adalah bagaimana pelayanan ini dapat mendukung gereja yang teraniaya hingga mereka dapat tetap menjadi garam dan terang serta memberitakan kebenaran meski berada di tengah tekanan yang sering tidak terbayangkan oleh kita. Namun tahun-tahun belakangan ini, kami merasakan bahwa Tuhan membawa Open Doors pada perspektif yang baru. Fokus kami masih tetap pada gereja yang teraniaya, namun Saudara, sebagai mitra Open Doors bersama dengan ribuan bahkan jutaan mitra-mitra Open Doors lain di seluruh dunia, juga menjadi perhatian dan pokok doa kami. Kerinduan kami adalah, Saudara juga diberkati melalui pelayanan ini. Segala upaya kami lakukan agar Saudara "terhubung" dan dilengkapi melalui kesaksian dari saudara-saudari kita yang dianiaya karena mereka mengasihi Kristus. Kami menuliskan kesaksian mereka yang berisikan pengampunan, keteguhan iman, serta kasih setia pada Kristus melalui buletin doa. Kami memiliki tim yang siap datang ke gereja Saudara untuk membagikan gereja yang teraniaya. Harapan kami, melalui semua upaya tersebut, Saudara bukan hanya mendengar dan mengetahui, namun juga diberkati melalui kesaksian Tubuh Kristus yang teraniaya. Kami percaya saat bagian-bagian dalam Tubuh Kristus saling menguatkan dan memberkati, nama Kristus dimuliakan dan sesuatu yang indah akan terjadi. Melalui artikel ini, Open Doors Indonesia rindu menjadi jembatan penghubung antara Saudara dengan gereja yang teraniaya. Surat ini bukan hanya mengomunikasikan proyek-proyek Open Doors yang tengah berlangsung di seluruh dunia, lebih dari maksud tersebut, surat ini adalah sebuah tawaran bagi Saudara untuk masuk dalam suatu lingkaran "saling memberkati". Jika Saudara rindu untuk memberkati Gereja yang teraniaya melalui proyek-proyek dalam katalog GIFT OF HOPE, donasi Saudara dapat dikirim melalui Open Doors Indonesia (YAYASAN OBOR DAMAI INDONESIA). Informasi lebih lengkap dapat Anda peroleh di bagian akhir artikel ini. Gifts of Hope for the Persecuted Church 1. Menguatkan Umat Kristen di Cina dengan Memberikan Alkitab Pertama Baginya. Pendeta Li berkata, "Kami sulit menyebut diri sebagai pengikut Kristus karena penganiayaan pemerintah membuat kami nyaris tidak memiliki Alkitab atau buku rohani yang dapat menjadi pedoman." Ribuan orang Cina menjadi pengikut Kristus setiap hari. Mereka rindu memiliki firman Tuhan dan buku rohani untuk membantu mereka bertumbuh. Bantuan dan dukungan Saudara menjadi detak jantung pertumbuhan gereja di Cina. 2. Memerlengkapi Seorang Pendeta di Timur Tengah dengan Sebuah "Study Bible". Pdt. Abdul mengatakan, "Saat anak-anakku pergi ke sekolah, aku merasa ketakutan, keadaannya sangat berbahaya. Hanya firman Tuhan yang dapat menguatkan kami di sini." Meski berbahaya, para pendeta di Timur Tengah tetap setia dalam pelayanan mereka. Banyak yang kekurangan materi pengajaran dan buku-buku. Walaupun berbahaya, mereka tetap menunggu distribusi buku rohani dari Open Doors. 3. Memerlengkapi Seorang Pemimpin untuk Berdiri Teguh di Tengah Badai Aniaya di India. Setiap hari, kelompok radikal menyerang umat Kristen di India. Gereja dibakar, penginjil dipukuli, kaum perempuan dilecehkan. Pemerintah dan aparat hanya menutup mata. Bantuan sangat diperlukan dan Open Doors telah menyiapkan sebuah program khusus melalui Saudara untuk membantu India. Seminar Berdiri Teguh di Tengah Badai sangat menolong dan menguatkan para pemimpin dan hamba Tuhan di tempat-tempat yang memusuhi kekristenan, seperti di India. 4. Melengkapi Seorang Perempuan Melawan Kemiskinan. Berikan kesempatan kepada seorang perempuan dari gereja yang teraniaya untuk memiliki masa depan yang lebih baik dengan mengikuti kursus yang diadakan Open Doors. Di banyak negara muslim, umat Kristen bukan hanya dianiaya, tapi juga menjadi warga yang paling miskin. Kaum perempuan tidak diperbolehkan sekolah dan mereka bergumul setiap hari untuk dapat bertahan hidup. Dengan memerlengkapi saudari-saudari kita dengan kursus-kursus keterampilan, mereka dapat memiliki hidup yang lebih layak. Lita bersaksi, "Sekarang saya tidak perlu lagi menunggu belas kasihan orang lain, saya merasa percaya diri, dan keterampilan yang saya pelajari di kursus juga menopang keluarga saya. Kami sekarang lebih percaya diri dalam bersaksi.", 5. Menjamah Hati Anak-Anak dengan Mendirikan Sebuah Sekolah Minggu di Mesir. Kurangnya sekolah-sekolah Kristen sering kali menjadi alasan banyaknya keluarga-keluarga yang meninggalkan iman Kristennya. Pendeta Musa membagikan, "Jika saya menemukan sebuah keluarga Kristen di desa non-Kristen, dapat dipastikan keluarga Kristen tadi akhirnya akan meninggalkan imannya. Kita harus menguatkan mereka." Saudara dapat menyalurkan bantuan Anda melalui Open Doors Indonesia. 6. Ciptakan Harmoni dalam Hati Umat Kristen di Desa-Desa di Cina. Bayangkan sebuah ibadah tanpa pujian penyembahan. "Music box" unik ini kami desain untuk memenuhi permintaan gereja-gereja rumah di Cina. Di dalamnya terdapat seribu lagu pujian penyembahan dan mudah digunakan. Jika tergerak, Saudara dapat membantu sebuah gereja rumah di Cina untuk mengalami hadirat Tuhan melalui pujian dan penyembahan, membawa sukacita dalam ibadah mereka. 7. Memerluas Kerajaan Tuhan di Tempat-Tempat yang Tertutup bagi Penginjilan. Pendeta Paul melayani bersama Open Doors selama beberapa tahun dan ia sering melatih umat Kristen dari latar belakang agama lain (MBB). Ia sendiri adalah seorang MBB. Baru-baru ini, ia dituduh telah melakukan kejahatan dan dikejar-kejar pemerintah. Ia masih bersembunyi dan tidak berjumpa dengan keluarganya selama dalam persembunyiannya. Ia berada dalam bahaya, namun tetap setia melayani. Saudara dapat menolong tim kami untuk masuk ke tempat-tempat di mana penginjilan nyaris tidak mungkin dilakukan. Di tempat-tempat ini, saudara-saudari kita menunggu doa dan bantuan. Mereka yang berasal dari agama lain (MBB) rindu dikuatkan melalui firman Tuhan. Saudarakah jawaban doa mereka? Diambil dari: Judul brosur: Gifts of Hope Penerbit: Open Doors Informasi lebih lanjut: Yayasan Obor Damai Indonesia PO Box 5019/JKTM Jakarta 12700, Indonesia E-mail: indonesia(at)od.org Situs Open Doors: http://www.opendoors.org/ Situs e-MISI: http://misi.sabda.org/yayasan_obor_damai_indonesia ______________________________________________________________________ SUMBER MISI BIBLE LEAGUE ===> http://www.bibleleague.com "Kami dipanggil Tuhan untuk menyediakan kitab-kitab Injil dan melatih orang-orang dari berbagai belahan dunia supaya mereka yang disiapkan oleh Roh Kudus dapat dibawa masuk dalam persekutuan dengan Kristus dan gereja-Nya," itulah misi Bible League yang membuatnya unik. Tidak hanya membagikan Injil, organisasi ini juga melatih masyarakat lokal yang terjangkau untuk menggunakan Injil, membawa lebih banyak jiwa, serta melatih para pemimpin gereja lokal untuk dapat membuka gereja di daerah yang belum memiliki gereja. Selain itu, organisasi ini juga berupaya untuk mendukung orang-orang Kristen teraniaya dengan membagikan sumber-sumber rohani yang dapat menguatkan iman mereka. Sepanjang 2006 saja, lebih dari 19;3 juta Alkitab telah dibagikan oleh para misionaris dari Bible League yang membentuk 210.654 kelompok belajar Alkitab dan diikuti oleh hampir 3;3 juta orang di seluruh dunia. Kunjungi situsnya untuk lebih mengenal dan mendukung organisasi ini. ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MISI "INI AKU, UTUSLAH AKU!" (Yesaya 6:8) Baru pada abad ke-20, negara-negara Indo Cina yang berlatar belakang Budha, yaitu Vietnam, Laos, dan Kamboja, dimasuki oleh para misionaris, itu pun kebanyakan merupakan pekerja dari satu badan saja, Christian & Mission Alliance (C&MA). Indo Cina merupakan daerah yang sulit bagi para misionaris. Sejak awal, tidak ada masa yang bebas dari penganiayaan hingga misionaris diusir dari negeri itu pada tahun 1970. Dalam banyak peristiwa, penduduk setempat terbuka terhadap Injil, hanya para penguasa, baik itu Perancis, Jepang, atau pun komunis, merasa terancam oleh para misionaris itu. Ketika pecah perang saudara antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan yang akhirnya melibatkan tentara AS, keselamatan para misionaris berada dalam ancaman serius karena dianggap sebagai antek kapitalis-imperialis. Serangan pertama yang ditujukan kepada misionaris terjadi tahun 1962. Tiga misionaris yang melayani di rumah sakit kusta diculik oleh gerilyawan komunis dan sejak itu kabar tentang mereka tidak pernah terdengar lagi. Enam tahun kemudian, pada 30 Januari 1968, pada hari raya Tet, tentara Viet Cong menyerang perkampungan misi di Banmethoud dan dengan kejam membunuh lima misionaris Amerika, termasuk seorang anak berumur empat tahun. Betty Olsen, Hank Blood, serta Mike Benge, pegawai satu badan pemerintah AS dijadikan tawanan, suatu keadaan yang lebih mengerikan dibandingkan kematian. Betty berusia 34 tahun ketika serangan Tet itu berlangsung. Ia seorang perawat dan belum sampai tiga tahun melayani di Vietnam bersama C&MA. Orang tuanya adalah misionaris yang melayani di Afrika. Selain kebahagiaan masa kecilnya, ingatannya yang terdalam adalah tentang orang tuanya yang sangat sibuk mengerjakan pelayanan mereka dan sering kali bepergian berhari-hari untuk mengunjungi gereja-gereja Afrika. Ketika ia berusia delapan tahun, ia dikirim untuk bersekolah dan tinggal di asrama selama delapan bulan dalam setahunnya. Ibunya meninggal karena sakit beberapa saat sebelum ulang tahun Betty yang ke-17. Semua ini menimbulkan rasa tidak aman dalam dirinya. Setamat SMA, ia kembali ke Afrika, masih dipenuhi oleh rasa tidak aman. Ia merindukan kasih dan perhatian ayahnya. Tetapi kesibukan dan rencana ayahnya untuk menikah kembali menyita perhatiannya. Setelah pernikahan ayahnya, Betty kembali ke AS dan mengikuti pendidikan perawat di Brooklyn dan kemudian setelah tamat dari sana, ia masuk ke Nyack Missionary College sebagai persiapan untuk menjadi misionaris. Betty merasa tidak bahagia. Pasangan hidup yang sangat diharap-harapkan tidak pernah ditemukannya. Tahun 1962, ketika ia tamat kuliah, ia merasa yakin bahwa C&MA tidak akan menerimanya sebagai tenaga misionaris. Karena itu, ia memutuskan untuk pergi ke Afrika dan bergabung dengan ayah dan ibu tirinya. Sangat sukar bagi Betty untuk mengatasi kepahitan dan pemberontakan yang sudah mendalam dalam jiwanya. Tidak lama kemudian, ia memusuhi para misionaris lainnya dan tidak bisa diajak bekerja sama sehingga akhirnya ia diminta untuk meninggalkan ladang pelayanan itu. Betty kemudian bekerja sebagai perawat di Chicago pada usia 29 tahun. Ia merasa begitu tertekan sehingga ia berusaha bunuh diri, tetapi gagal. Betty sangat tertolong oleh suatu konseling rohani dari seorang pekerja gereja, hingga akhirnya ia menyerahkan diri untuk melayani Tuhan dan ia menjadi misionaris yang produktif di Vietnam. Kedewasaan rohaninya dibuktikan selama masa penganiayaan jasmani dan mental di tangan tentara Viet Cong itu. Sering kali, selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu, mereka dipaksa berjalan 12 sampai 14 jam setiap harinya dan hanya diberi sedikit nasi. Betty bersama dua rekan misionaris lainnya itu menderita demam "dengue" yang membuat suhu badan tinggi dan menggigil. Keadaan ini masih diperburuk dengan penyakit kulit. Betty yang tetap mengenakan pakaian yang sama ketika ia ditawan, sering kali dipaksa berjalan dengan belasan lintah menempel di kakinya tanpa ia sempat menepisnya. Hank, pria setengah baya yang melayani sebagai misionaris penerjemah Alkitab pada yayasan Wycliffe, tidak dapat menahan beratnya penderitaan itu. Radang paru-paru yang tidak diobati di tengah hutan yang sangat lembab, membawa kematian baginya pada pertengahan Juli. September, setelah delapan bulan ditawan, Betty dan Mike mengalami kekurangan gizi yang parah. Kaki Betty membengkak yang membuatnya sulit berjalan. Meskipun begitu, setiap kali ia terjatuh, ia dipukuli. Ia juga menderita disentri yang membuatnya diare terus-menerus dan menjadi sangat lemas, hingga ia tidak dapat bangun dan harus berbaring di atas kotorannya sendiri. Mike merawatnya dengan sepenuh kemampuannya, tetapi keadaan Betty semakin memburuk. Ia meninggal dua hari setelah ulang tahunnya yang ke-35. Mike akhirnya dibebaskan pada Januari 1973, lima tahun setelah ditawan. Mike Benge bersaksi, bahwa ia memutuskan untuk menerima Kristus oleh karena melihat kesaksian dari hidup Hank dan Betty yang tidak mementingkan diri, sekalipun lapar, mereka menyembunyikan jatah nasi mereka untuk dibagikan kepada orang Kristen Vietnam yang juga ditawan, karena orang-orang ini mendapat jatah nasi sangat sedikit. Dalam diri Betty, yang dulunya seorang remaja yang penuh kepahitan, Mike menemukan "satu pribadi yang sangat tidak mementingkan diri". Mike kesulitan menemukan ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kasih Betty yang menyerupai kasih Kristus itu. "Sesaat pun tidak nampak kepahitan atau kebencian pada Betty. Sampai akhir hayatnya, ia mengasihi orang yang bersalah padanya." Betty dan Hank menyerahkan nyawa mereka bagi bumi Vietnam, demi Yesus Kristus, Tuhan yang mereka kasihi. Diambil dari: Judul jurnal: Navigator, Volume 7 No. 2 - April 1996 Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Navigator, Bandung 1996 Halaman: 8 ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA I N D I A Beberapa orang memerkirakan bahwa terdapat sekitar sepertiga orang Kristen di antara 300.000 orang yang tinggal di bekas daerah pertambangan, Kolar Gold Fields, di bagian selatan kota Karnataka, India. Banyaknya kelompok penginjil yang datang setelah daerah tambang milik pemerintah itu ditutup pada tahun 2001, membuat jumlah orang Kristen di sana meningkat 50%. Namun menurut data pemerintah, jumlah orang Kristen kurang dari 10% dibandingkan jumlah populasi yang ada di daerah itu. "Dalam catatan pemerintah, kebanyakan beragama Hindu, bukan Kristen," kata relawan gereja, Vasanti Selvaraj yang menjelaskan perbedaan antara stastistik pemerintah dengan pendapat masyarakat mengenai jumlah orang Kristen di daerah itu. Adanya perbedaan itu, kata Selvaraj, berdasar pada fakta bahwa mayoritas populasi yang ada di daerah itu adalah kaum Dalit, kasta rendah yang tak tersentuh oleh sistem kasta India. Jika kaum Dalit berpindah agama menjadi Kristen atau Islam, maka mereka kehilangan perlidungan atas pekerjaan yang diberikan oleh hukum kepada mereka, dan mereka juga akan lebih didiskriminasikan daripada sebelumnya. Alhasil, banyak kaum Dalit yang secara resmi beragama Hindu, tapi beribadah sebagai orang Kristen. Di banyak tempat, mereka merayakan baik hari raya Hindu maupun Kristen, dan hampir setiap dusun kecil di daerah tambang itu memiliki sebuah kuil Hindu dan sebuah gereja Kristen, dan sering kali keduanya berdampingan letaknya. (t/Novita) Diterjemahkan dari: Judul buletin: Body Life, Edisi Desember 2007, Volume 25, No. 12 Judul asli artikel: Dual-Faith Dalits Penulis: Tidak dicantumkan Halaman: 4 Pokok doa: * Doakan umat Kristen yang berada di pertambangan, Kolar Gold Fields, di bagian selatan kota Karnataka, India, agar pengenalan mereka akan Tuhan sungguh-sungguh mendalam dan mereka dapat menyaksikan kehidupan Kristen mereka dengan berani. * Usaha penginjilan sedang dilakukan di wilayah tersebut. Berdoalah agar Tuhan melindungi, memberi hikmat, dan membimbing para penginjil di sana agar dapat menjadi murid-murid Kristus yang sejati. * Biarlah para petobat baru yang berasal dari kaum Dalit, yaitu kasta terendah di sana, mendapatkan penghidupan, perlindungan hukum, serta kebebasan melakukan kegiatan beribadah tanpa adanya intimidasi dari pihak-pihak tertentu. U G A N D A Uganda, yang dikenal sebagai "Mutiara Afrika", memiliki kenangan buruk terhadap kehadiran Lord`s Resistance Army (LRA). Kekerasan yang berlangsung selama beberapa dekade telah memaksa sekelompok pengungsi untuk tinggal di daerah perbatasan dan semak-semak. Bagi anak-anak khususnya, kehadiran LRA sangat berbahaya, karena LRA dikenal suka menculik anak-anak dan memaksa mereka menjadi prajurit dan menciptakan "pasukan anak-anak". Anak-anak yang tidak lagi polos karena dipaksa menjadi prajurit dan anak-anak yang melarikan diri dari sergapan LRA memiliki masalah yang sama, yaitu terbengkalainya pendidikan mereka. Seiring pertumbuhan mereka menjadi dewasa, masalah yang lebih besar pun muncul, yaitu buta huruf. Lorella Rouster dari Every Child Ministries (ECM) sedang berupaya untuk memerbaiki keadaan yang dialami anak-anak tersebut -- keadaan akibat perang saudara di Uganda selama delapan belas tahun. ECM menawarkan program sponsor yang memungkinkan anak-anak untuk melanjutkan pendidikan. Hal itu penting karena memberi mereka kesempatan untuk melakukan sesuatu di masa depan. Tanpa pendidikan, tidak akan ada yang dapat mereka lakukan. Kami juga menyematkan aspek kerohanian dalam program tersebut. Kami mengadakan persekutuan di mana mereka dapat benar-benar belajar Alkitab setiap minggu; mereka mendapat banyak nasihat tentang hidup. Banyak anak-anak tinggal di jalanan dan tak memiliki rumah. Banyak dari mereka yang tak pernah tidur di sebuah kasur yang benar-benar kasur. Beberapa dari anak-anak itu mungkin juga adalah budak yang telah bebas, namun tidak diterima keluarganya kembali. Seorang sponsor memungkinkan mereka untuk datang ke Haven of Hope di mana mereka akan aman, dirawat, dikasihi dan dihargai, serta mendapat pelatihan keterampilan sesuai dengan yang diperlukan anak-anak tersebut. "Dengan dana seharga sebatang permen setiap harinya," kata Rouster, "anak-anak mungkin akan memiliki masa depan." Doakan juga terutama untuk semua guru dan penasihat yang melayani anak-anak tersebut setiap minggu. Menyenangkan melihat anak-anak tersebut mendapatkan sponsor dan bisa bersekolah, walaupun masih ada air mata yang diteteskan oleh anak-anak yang belum mendapatkan sponsor. Tolong doakan bagi penjangkauan yang terus dilakukan, juga bagi gereja-gereja yang secara rutin melayani anak-anak tersebut di daerah penjangkauan. (t/Novita) Diterjemahkan dari: Mission News, Februari 2008 Selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10960 Pokok doa: * Every Child Ministries (ECM) sedang berupaya untuk memerbaiki keadaan yang dialami anak-anak di Uganda melalui program "sponshorship". Kiranya Tuhan menggerakkan lebih banyak orang untuk ambil bagian membantu dan menopang kehidupan setiap anak yang membutuhkan bantuan. * Doakan juga untuk staf pengajar yang sedang berupaya untuk memberikan pendidikan serta keterampilan yang mereka butuhkan. Biarlah Tuhan senantiasa memberi kekuatan dan kesabaran sehingga mereka dapat mendidik dengan takut akan Tuhan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA BERDOA BAGI ORGANISASI PELAYANAN DI INDONESIA Indonesia merupakan negara kepulauan dan termasuk salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Namun jika ditinjau secara keseluruhan, sebagian besar dari jumlah penduduk tersebut adalah kelompok masyarakat yang belum terjangkau/dilayani, bahkan ada beberapa di antaranya yang belum pernah mendengar Injil. Keterbatasan dana dan daya (utusan) untuk menjangkau mereka yang belum mendengar Injil merupakan salah satu faktor penyebab. Ditambah lagi kurangnya kepedulian gereja dan masyarakat Kristen untuk mengirim utusan ke daerah-daerah tersebut. Berangkat dari situasi-situasi ini, lahirlah organisasi-organisasi pelayanan Kristen (di luar gereja) yang bertujuan sebagai perpanjangan tangan gereja untuk melakukan pelayanan-pelayanan yang belum mampu dilakukan oleh gereja. Masing-masing organisasi pelayanan yang ada memiliki fokus ke bidang-bidang khusus sesuai dengan panggilan yang Tuhan taruh dalam hati mereka. Misalnya, organisasi pelayanan kampus untuk menjangkau mahasiswa, organisasi pelayanan anak-anak untuk menjangkau anak-anak jalanan, organisasi pelayanan misi untuk menjangkau daerah-daerah terpencil dan menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa daerah mereka, organisasi pelayanan desa untuk menjangkau desa-desa untuk Kristus, dan masih banyak lagi. Maukah Anda berdoa bagi organisasi-organisasi ini? Pokok Doa: 1. Kiranya Tuhan terus menajamkan visi dan memelihara visi organisasi-organisasi pelayanan yang ada di Indonesia. Berilah dukungan agar pelayanan mereka diberkati dan kebutuhan dana yang mereka perlukan tercukupi. 2. Dalam menjalankan visi dan misi tersebut, dibutuhkan tenaga pelayan yang handal dan dewasa. Kiranya Tuhan terus menambahkan jumlah mereka yang dipanggil sehingga mereka pergi dan melayani ke tempat yang Tuhan kehendaki dengan sukacita. 3. Biarlah beban pelayanan tenaga-tenaga yang sudah ada dan sedang melayani saat ini terus dipelihara. Kiranya pula mereka mampu meningkatkan diri agar pelayanan mereka di kelompok masyarakat tertentu di tempat-tempat yang jauh dan sulit semakin berkembang. 4. Berdoalah agar umat Tuhan ikut berbagian dalam mendukung dan memberi bantuan bagi organisasi-organisasi pelayanan, termasuk dukungan doa agar ada kesatuan hati di antara mereka supaya pelayanan semakin efektif. 5. Mengingat bahwa dana yang dibutuhkan bagi organisasi pelayanan tidaklah sedikit, khususnya organisasi yang mengirim utusan ke lapangan, maka kami mengajak para pembaca untuk berdoa bersama, minta agar Tuhan menjamah setiap hati dan memberikan beban bagi setiap orang percaya untuk menopang pelayanan mereka melalui dana. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog:http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |