Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/15

e-JEMMi edisi No. 15 Vol. 11/2008 (8-4-2008)

Open Doors


                                              April 2008, Vol.11 No.15
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Open Doors; "Saling Memberkati"
SUMBER MISI: Bible League
KESAKSIAN MISI: "Ini Aku, Utuslah Aku!" (Yesaya 6:8)
DOA BAGI MISI DUNIA: India, Uganda
DOA BAGI INDONESIA: Berdoa bagi Organisasi Pelayanan di Indonesia
______________________________________________________________________

            WHAT WE DO WITH A LITTLE IS A GOOD MEASURE OF
                      WHAT WE WILL DO WITH A LOT
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom!

  Sebagai bagian dari Tubuh Kristus, kita dipanggil untuk saling
  mengasihi, menguatkan, dan memerlengkapi saudara seiman kita,
  khususnya yang mengalami tekanan maupun penganiayaan karena iman
  mereka pada Yesus. Bagaimana kita bisa mengetahui informasi tentang
  mereka sehingga kita bisa terlibat menolong dan berdoa untuk mereka?
  Organisasi pelayanan Open Doors hadir, termasuk di Indonesia, untuk
  memberikan informasi kepada masyarakat Kristen tentang bagaimana
  kita bisa terlibat menolong pelayanan gereja dan pribadi-pribadi
  yang teraniaya.

  Nah, edisi e-JEMMi akan mendekatkan Anda dengan pelayanan organisasi
  Open Doors melalui sajian artikel minggu ini. Silakan menyimak dan
  segera ikut ambil bagian dalam pelayanan mereka. Simak juga sajian
  sumber misi, kesaksian, berita misi dunia, serta pokok doa Indonesia
  yang dapat Anda angkat untuk menjadi pokok-pokok doa Anda minggu
  ini.

  Selamat melayani dan selamat berdoa. Tuhan Yesus memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

                              OPEN DOORS
                         "Saling Memberkati"

  Di organisasi Open Doors, pertengahan tahun merupakan waktu yang
  istimewa. Kantor Open Doors di seluruh dunia bersatu hati untuk
  berdoa dan memohon pimpinan-Nya dalam menyusun rencana di tahun yang
  akan datang. Tim Open Doors di lapangan akan mengusulkan sejumlah
  proyek yang dapat dilakukan untuk menguatkan saudara-saudari kita,
  umat Kristen yang dianiaya karena imannya. Fokus kami pada saat itu
  adalah bagaimana pelayanan ini dapat mendukung gereja yang teraniaya
  hingga mereka dapat tetap menjadi garam dan terang serta
  memberitakan kebenaran meski berada di tengah tekanan yang sering
  tidak terbayangkan oleh kita.

  Namun tahun-tahun belakangan ini, kami merasakan bahwa Tuhan membawa
  Open Doors pada perspektif yang baru. Fokus kami masih tetap pada
  gereja yang teraniaya, namun Saudara, sebagai mitra Open Doors
  bersama dengan ribuan bahkan jutaan mitra-mitra Open Doors lain di
  seluruh dunia, juga menjadi perhatian dan pokok doa kami. Kerinduan
  kami adalah, Saudara juga diberkati melalui pelayanan ini. Segala
  upaya kami lakukan agar Saudara "terhubung" dan dilengkapi melalui
  kesaksian dari saudara-saudari kita yang dianiaya karena mereka
  mengasihi Kristus. Kami menuliskan kesaksian mereka yang berisikan
  pengampunan, keteguhan iman, serta kasih setia pada Kristus melalui
  buletin doa. Kami memiliki tim yang siap datang ke gereja Saudara
  untuk membagikan gereja yang teraniaya. Harapan kami, melalui semua
  upaya tersebut, Saudara bukan hanya mendengar dan mengetahui, namun
  juga diberkati melalui kesaksian Tubuh Kristus yang teraniaya. Kami
  percaya saat bagian-bagian dalam Tubuh Kristus saling menguatkan dan
  memberkati, nama Kristus dimuliakan dan sesuatu yang indah akan
  terjadi.

  Melalui artikel ini, Open Doors Indonesia rindu menjadi jembatan
  penghubung antara Saudara dengan gereja yang teraniaya. Surat ini
  bukan hanya mengomunikasikan proyek-proyek Open Doors yang tengah
  berlangsung di seluruh dunia, lebih dari maksud tersebut, surat ini
  adalah sebuah tawaran bagi Saudara untuk masuk dalam suatu lingkaran
  "saling memberkati".

  Jika Saudara rindu untuk memberkati Gereja yang teraniaya melalui
  proyek-proyek dalam katalog GIFT OF HOPE, donasi Saudara dapat
  dikirim melalui Open Doors Indonesia (YAYASAN OBOR DAMAI INDONESIA).
  Informasi lebih lengkap dapat Anda peroleh di bagian akhir artikel
  ini.

  Gifts of Hope for the Persecuted Church

  1. Menguatkan Umat Kristen di Cina dengan Memberikan Alkitab Pertama
     Baginya.

  Pendeta Li berkata, "Kami sulit menyebut diri sebagai pengikut
  Kristus karena penganiayaan pemerintah membuat kami nyaris tidak
  memiliki Alkitab atau buku rohani yang dapat menjadi pedoman."

  Ribuan orang Cina menjadi pengikut Kristus setiap hari. Mereka
  rindu memiliki firman Tuhan dan buku rohani untuk membantu mereka
  bertumbuh. Bantuan dan dukungan Saudara menjadi detak jantung
  pertumbuhan gereja di Cina.

  2. Memerlengkapi Seorang Pendeta di Timur Tengah dengan Sebuah
     "Study Bible".

  Pdt. Abdul mengatakan, "Saat anak-anakku pergi ke sekolah, aku
  merasa ketakutan, keadaannya sangat berbahaya. Hanya firman Tuhan
  yang dapat menguatkan kami di sini."

  Meski berbahaya, para pendeta di Timur Tengah tetap setia dalam
  pelayanan mereka. Banyak yang kekurangan materi pengajaran dan
  buku-buku. Walaupun berbahaya, mereka tetap menunggu distribusi buku
  rohani dari Open Doors.

  3. Memerlengkapi Seorang Pemimpin untuk Berdiri Teguh di Tengah
     Badai Aniaya di India.

  Setiap hari, kelompok radikal menyerang umat Kristen di India.
  Gereja dibakar, penginjil dipukuli, kaum perempuan dilecehkan.
  Pemerintah dan aparat hanya menutup mata.

  Bantuan sangat diperlukan dan Open Doors telah menyiapkan sebuah
  program khusus melalui Saudara untuk membantu India. Seminar Berdiri
  Teguh di Tengah Badai sangat menolong dan menguatkan para pemimpin
  dan hamba Tuhan di tempat-tempat yang memusuhi kekristenan, seperti
  di India.

  4. Melengkapi Seorang Perempuan Melawan Kemiskinan.

  Berikan kesempatan kepada seorang perempuan dari gereja yang
  teraniaya untuk memiliki masa depan yang lebih baik dengan mengikuti
  kursus yang diadakan Open Doors.

  Di banyak negara muslim, umat Kristen bukan hanya dianiaya, tapi
  juga menjadi warga yang paling miskin. Kaum perempuan tidak
  diperbolehkan sekolah dan mereka bergumul setiap hari untuk dapat
  bertahan hidup. Dengan memerlengkapi saudari-saudari kita dengan
  kursus-kursus keterampilan, mereka dapat memiliki hidup yang lebih
  layak.

  Lita bersaksi, "Sekarang saya tidak perlu lagi menunggu belas
  kasihan orang lain, saya merasa percaya diri, dan keterampilan yang
  saya pelajari di kursus juga menopang keluarga saya. Kami sekarang
  lebih percaya diri dalam bersaksi.", 5. Menjamah Hati Anak-Anak dengan Mendirikan Sebuah Sekolah Minggu
     di Mesir.

  Kurangnya sekolah-sekolah Kristen sering kali menjadi alasan
  banyaknya keluarga-keluarga yang meninggalkan iman Kristennya.

  Pendeta Musa membagikan, "Jika saya menemukan sebuah keluarga
  Kristen di desa non-Kristen, dapat dipastikan keluarga Kristen tadi
  akhirnya akan meninggalkan imannya. Kita harus menguatkan mereka."
  Saudara dapat menyalurkan bantuan Anda melalui Open Doors Indonesia.

  6. Ciptakan Harmoni dalam Hati Umat Kristen di Desa-Desa di Cina.

  Bayangkan sebuah ibadah tanpa pujian penyembahan. "Music box" unik
  ini kami desain untuk memenuhi permintaan gereja-gereja rumah di
  Cina. Di dalamnya terdapat seribu lagu pujian penyembahan dan mudah
  digunakan. Jika tergerak, Saudara dapat membantu sebuah gereja rumah
  di Cina untuk mengalami hadirat Tuhan melalui pujian dan
  penyembahan, membawa sukacita dalam ibadah mereka.

  7. Memerluas Kerajaan Tuhan di Tempat-Tempat yang Tertutup bagi
     Penginjilan.

  Pendeta Paul melayani bersama Open Doors selama beberapa tahun dan
  ia sering melatih umat Kristen dari latar belakang agama lain (MBB).
  Ia sendiri adalah seorang MBB. Baru-baru ini, ia dituduh telah
  melakukan kejahatan dan dikejar-kejar pemerintah. Ia masih
  bersembunyi dan tidak berjumpa dengan keluarganya selama dalam
  persembunyiannya. Ia berada dalam bahaya, namun tetap setia
  melayani.

  Saudara dapat menolong tim kami untuk masuk ke tempat-tempat di mana
  penginjilan nyaris tidak mungkin dilakukan. Di tempat-tempat ini,
  saudara-saudari kita menunggu doa dan bantuan. Mereka yang berasal
  dari agama lain (MBB) rindu dikuatkan melalui firman Tuhan.
  Saudarakah jawaban doa mereka?

  Diambil dari:
  Judul brosur: Gifts of Hope
  Penerbit: Open Doors

  Informasi lebih lanjut:
  Yayasan Obor Damai Indonesia
  PO Box 5019/JKTM Jakarta 12700, Indonesia
  E-mail: indonesia(at)od.org
  Situs Open Doors: http://www.opendoors.org/
  Situs e-MISI: http://misi.sabda.org/yayasan_obor_damai_indonesia

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

BIBLE LEAGUE
===>    http://www.bibleleague.com
  "Kami dipanggil Tuhan untuk menyediakan kitab-kitab Injil dan
  melatih orang-orang dari berbagai belahan dunia supaya mereka yang
  disiapkan oleh Roh Kudus dapat dibawa masuk dalam persekutuan dengan
  Kristus dan gereja-Nya," itulah misi Bible League yang membuatnya
  unik. Tidak hanya membagikan Injil, organisasi ini juga melatih
  masyarakat lokal yang terjangkau untuk menggunakan Injil, membawa
  lebih banyak jiwa, serta melatih para pemimpin gereja lokal untuk
  dapat membuka gereja di daerah yang belum memiliki gereja. Selain
  itu, organisasi ini juga berupaya untuk mendukung orang-orang
  Kristen teraniaya dengan membagikan sumber-sumber rohani yang dapat
  menguatkan iman mereka. Sepanjang 2006 saja, lebih dari 19;3 juta
  Alkitab telah dibagikan oleh para misionaris dari Bible League yang
  membentuk 210.654 kelompok belajar Alkitab dan diikuti oleh hampir
  3;3 juta orang di seluruh dunia. Kunjungi situsnya untuk lebih
  mengenal dan mendukung organisasi ini.

______________________________________________________________________
KESAKSIAN MISI

                "INI AKU, UTUSLAH AKU!" (Yesaya 6:8)

  Baru pada abad ke-20, negara-negara Indo Cina yang berlatar belakang
  Budha, yaitu Vietnam, Laos, dan Kamboja, dimasuki oleh para
  misionaris, itu pun kebanyakan merupakan pekerja dari satu badan
  saja, Christian & Mission Alliance (C&MA). Indo Cina merupakan
  daerah yang sulit bagi para misionaris. Sejak awal, tidak ada masa
  yang bebas dari penganiayaan hingga misionaris diusir dari negeri
  itu pada tahun 1970. Dalam banyak peristiwa, penduduk setempat
  terbuka terhadap Injil, hanya para penguasa, baik itu Perancis,
  Jepang, atau pun komunis, merasa terancam oleh para misionaris itu.

  Ketika pecah perang saudara antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan
  yang akhirnya melibatkan tentara AS, keselamatan para misionaris
  berada dalam ancaman serius karena dianggap sebagai antek
  kapitalis-imperialis. Serangan pertama yang ditujukan kepada
  misionaris terjadi tahun 1962. Tiga misionaris yang melayani di
  rumah sakit kusta diculik oleh gerilyawan komunis dan sejak itu
  kabar tentang mereka tidak pernah terdengar lagi.

  Enam tahun kemudian, pada 30 Januari 1968, pada hari raya Tet,
  tentara Viet Cong menyerang perkampungan misi di Banmethoud dan
  dengan kejam membunuh lima misionaris Amerika, termasuk seorang anak
  berumur empat tahun. Betty Olsen, Hank Blood, serta Mike Benge,
  pegawai satu badan pemerintah AS dijadikan tawanan, suatu keadaan
  yang lebih mengerikan dibandingkan kematian.

  Betty berusia 34 tahun ketika serangan Tet itu berlangsung. Ia
  seorang perawat dan belum sampai tiga tahun melayani di Vietnam
  bersama C&MA. Orang tuanya adalah misionaris yang melayani di
  Afrika. Selain kebahagiaan masa kecilnya, ingatannya yang terdalam
  adalah tentang orang tuanya yang sangat sibuk mengerjakan pelayanan
  mereka dan sering kali bepergian berhari-hari untuk mengunjungi
  gereja-gereja Afrika. Ketika ia berusia delapan tahun, ia dikirim
  untuk bersekolah dan tinggal di asrama selama delapan bulan dalam
  setahunnya. Ibunya meninggal karena sakit beberapa saat sebelum
  ulang tahun Betty yang ke-17. Semua ini menimbulkan rasa tidak aman
  dalam dirinya.

  Setamat SMA, ia kembali ke Afrika, masih dipenuhi oleh rasa tidak
  aman. Ia merindukan kasih dan perhatian ayahnya. Tetapi kesibukan
  dan rencana ayahnya untuk menikah kembali menyita perhatiannya.
  Setelah pernikahan ayahnya, Betty kembali ke AS dan mengikuti
  pendidikan perawat di Brooklyn dan kemudian setelah tamat dari sana,
  ia masuk ke Nyack Missionary College sebagai persiapan untuk
  menjadi misionaris.

  Betty merasa tidak bahagia. Pasangan hidup yang sangat
  diharap-harapkan tidak pernah ditemukannya. Tahun 1962, ketika ia
  tamat kuliah, ia merasa yakin bahwa C&MA tidak akan menerimanya
  sebagai tenaga misionaris. Karena itu, ia memutuskan untuk pergi ke
  Afrika dan bergabung dengan ayah dan ibu tirinya. Sangat sukar bagi
  Betty untuk mengatasi kepahitan dan pemberontakan yang sudah
  mendalam dalam jiwanya. Tidak lama kemudian, ia memusuhi para
  misionaris lainnya dan tidak bisa diajak bekerja sama sehingga
  akhirnya ia diminta untuk meninggalkan ladang pelayanan itu.

  Betty kemudian bekerja sebagai perawat di Chicago pada usia 29
  tahun. Ia merasa begitu tertekan sehingga ia berusaha bunuh diri,
  tetapi gagal. Betty sangat tertolong oleh suatu konseling rohani
  dari seorang pekerja gereja, hingga akhirnya ia menyerahkan diri
  untuk melayani Tuhan dan ia menjadi misionaris yang produktif di
  Vietnam.

  Kedewasaan rohaninya dibuktikan selama masa penganiayaan jasmani dan
  mental di tangan tentara Viet Cong itu. Sering kali, selama
  berhari-hari bahkan berminggu-minggu, mereka dipaksa berjalan 12
  sampai 14 jam setiap harinya dan hanya diberi sedikit nasi. Betty
  bersama dua rekan misionaris lainnya itu menderita demam "dengue"
  yang membuat suhu badan tinggi dan menggigil. Keadaan ini masih
  diperburuk dengan penyakit kulit. Betty yang tetap mengenakan
  pakaian yang sama ketika ia ditawan, sering kali dipaksa berjalan
  dengan belasan lintah menempel di kakinya tanpa ia sempat
  menepisnya.

  Hank, pria setengah baya yang melayani sebagai misionaris penerjemah
  Alkitab pada yayasan Wycliffe, tidak dapat menahan beratnya
  penderitaan itu. Radang paru-paru yang tidak diobati di tengah hutan
  yang sangat lembab, membawa kematian baginya pada pertengahan Juli.

  September, setelah delapan bulan ditawan, Betty dan Mike mengalami
  kekurangan gizi yang parah. Kaki Betty membengkak yang membuatnya
  sulit berjalan. Meskipun begitu, setiap kali ia terjatuh, ia
  dipukuli. Ia juga menderita disentri yang membuatnya diare
  terus-menerus dan menjadi sangat lemas, hingga ia tidak dapat
  bangun dan harus berbaring di atas kotorannya sendiri. Mike
  merawatnya dengan sepenuh kemampuannya, tetapi keadaan Betty semakin
  memburuk. Ia meninggal dua hari setelah ulang tahunnya yang ke-35.

  Mike akhirnya dibebaskan pada Januari 1973, lima tahun setelah
  ditawan. Mike Benge bersaksi, bahwa ia memutuskan untuk menerima
  Kristus oleh karena melihat kesaksian dari hidup Hank dan Betty yang
  tidak mementingkan diri, sekalipun lapar, mereka menyembunyikan
  jatah nasi mereka untuk dibagikan kepada orang Kristen Vietnam yang
  juga ditawan, karena orang-orang ini mendapat jatah nasi sangat
  sedikit.

  Dalam diri Betty, yang dulunya seorang remaja yang penuh kepahitan,
  Mike menemukan "satu pribadi yang sangat tidak mementingkan diri".
  Mike kesulitan menemukan ungkapan yang tepat untuk menggambarkan
  kasih Betty yang menyerupai kasih Kristus itu. "Sesaat pun tidak
  nampak kepahitan atau kebencian pada Betty. Sampai akhir hayatnya,
  ia mengasihi orang yang bersalah padanya." Betty dan Hank
  menyerahkan nyawa mereka bagi bumi Vietnam, demi Yesus Kristus,
  Tuhan yang mereka kasihi.

  Diambil dari:
  Judul jurnal: Navigator, Volume 7 No. 2 - April 1996
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Navigator, Bandung 1996
  Halaman: 8

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

I N D I A
  Beberapa orang memerkirakan bahwa terdapat sekitar sepertiga orang
  Kristen di antara 300.000 orang yang tinggal di bekas daerah
  pertambangan, Kolar Gold Fields, di bagian selatan kota Karnataka,
  India. Banyaknya kelompok penginjil yang datang setelah daerah
  tambang milik pemerintah itu ditutup pada tahun 2001, membuat jumlah
  orang Kristen di sana meningkat 50%. Namun menurut data pemerintah,
  jumlah orang Kristen kurang dari 10% dibandingkan jumlah populasi
  yang ada di daerah itu. "Dalam catatan pemerintah, kebanyakan
  beragama Hindu, bukan Kristen," kata relawan gereja, Vasanti
  Selvaraj yang menjelaskan perbedaan antara stastistik pemerintah
  dengan pendapat masyarakat mengenai jumlah orang Kristen di daerah
  itu.

  Adanya perbedaan itu, kata Selvaraj, berdasar pada fakta bahwa
  mayoritas populasi yang ada di daerah itu adalah kaum Dalit, kasta
  rendah yang tak tersentuh oleh sistem kasta India. Jika kaum Dalit
  berpindah agama menjadi Kristen atau Islam, maka mereka kehilangan
  perlidungan atas pekerjaan yang diberikan oleh hukum kepada mereka,
  dan mereka juga akan lebih didiskriminasikan daripada sebelumnya.
  Alhasil, banyak kaum Dalit yang secara resmi beragama Hindu, tapi
  beribadah sebagai orang Kristen. Di banyak tempat, mereka merayakan
  baik hari raya Hindu maupun Kristen, dan hampir setiap dusun kecil
  di daerah tambang itu memiliki sebuah kuil Hindu dan sebuah gereja
  Kristen, dan sering kali keduanya berdampingan letaknya. (t/Novita)
  Diterjemahkan dari:
  Judul buletin: Body Life, Edisi Desember 2007, Volume 25, No. 12
  Judul asli artikel: Dual-Faith Dalits
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Halaman: 4
  Pokok doa:
  * Doakan umat Kristen yang berada di pertambangan, Kolar Gold
    Fields, di bagian selatan kota Karnataka, India, agar pengenalan
    mereka akan Tuhan sungguh-sungguh mendalam dan mereka dapat
    menyaksikan kehidupan Kristen mereka dengan berani.
  * Usaha penginjilan sedang dilakukan di wilayah tersebut. Berdoalah
    agar Tuhan melindungi, memberi hikmat, dan membimbing para
    penginjil di sana agar dapat menjadi murid-murid Kristus yang
    sejati.
  * Biarlah para petobat baru yang berasal dari kaum Dalit, yaitu
    kasta terendah di sana, mendapatkan penghidupan, perlindungan
    hukum, serta kebebasan melakukan kegiatan beribadah tanpa adanya
    intimidasi dari pihak-pihak tertentu.

U G A N D A
  Uganda, yang dikenal sebagai "Mutiara Afrika", memiliki kenangan
  buruk terhadap kehadiran Lord`s Resistance Army (LRA). Kekerasan
  yang berlangsung selama beberapa dekade telah memaksa sekelompok
  pengungsi untuk tinggal di daerah perbatasan dan semak-semak. Bagi
  anak-anak khususnya, kehadiran LRA sangat berbahaya, karena LRA
  dikenal suka menculik anak-anak dan memaksa mereka menjadi
  prajurit dan menciptakan "pasukan anak-anak".

  Anak-anak yang tidak lagi polos karena dipaksa menjadi prajurit dan
  anak-anak yang melarikan diri dari sergapan LRA memiliki masalah
  yang sama, yaitu terbengkalainya pendidikan mereka. Seiring
  pertumbuhan mereka menjadi dewasa, masalah yang lebih besar pun
  muncul, yaitu buta huruf. Lorella Rouster dari Every Child
  Ministries (ECM) sedang berupaya untuk memerbaiki keadaan yang
  dialami anak-anak tersebut -- keadaan akibat perang saudara di
  Uganda selama delapan belas tahun. ECM menawarkan program sponsor
  yang memungkinkan anak-anak untuk melanjutkan pendidikan.

  Hal itu penting karena memberi mereka kesempatan untuk melakukan
  sesuatu di masa depan. Tanpa pendidikan, tidak akan ada yang dapat
  mereka lakukan. Kami juga menyematkan aspek kerohanian dalam program
  tersebut. Kami mengadakan persekutuan di mana mereka dapat
  benar-benar belajar Alkitab setiap minggu; mereka mendapat banyak
  nasihat tentang hidup. Banyak anak-anak tinggal di jalanan dan tak
  memiliki rumah. Banyak dari mereka yang tak pernah tidur di sebuah
  kasur yang benar-benar kasur. Beberapa dari anak-anak itu mungkin
  juga adalah budak yang telah bebas, namun tidak diterima keluarganya
  kembali. Seorang sponsor memungkinkan mereka untuk datang ke Haven
  of Hope di mana mereka akan aman, dirawat, dikasihi dan dihargai,
  serta mendapat pelatihan keterampilan sesuai dengan yang diperlukan
  anak-anak tersebut.

  "Dengan dana seharga sebatang permen setiap harinya," kata Rouster,
  "anak-anak mungkin akan memiliki masa depan." Doakan juga terutama
  untuk semua guru dan penasihat yang melayani anak-anak tersebut
  setiap minggu. Menyenangkan melihat anak-anak tersebut mendapatkan
  sponsor dan bisa bersekolah, walaupun masih ada air mata yang
  diteteskan oleh anak-anak yang belum mendapatkan sponsor. Tolong
  doakan bagi penjangkauan yang terus dilakukan, juga bagi
  gereja-gereja yang secara rutin melayani anak-anak tersebut di
  daerah penjangkauan. (t/Novita)
  Diterjemahkan dari: Mission News, Februari 2008
  Selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10960
  Pokok doa:
  * Every Child Ministries (ECM) sedang berupaya untuk memerbaiki
    keadaan yang dialami anak-anak di Uganda melalui program
    "sponshorship". Kiranya Tuhan menggerakkan lebih banyak orang
    untuk ambil bagian membantu dan menopang kehidupan setiap anak
    yang membutuhkan bantuan.
  * Doakan juga untuk staf pengajar yang sedang berupaya untuk
    memberikan pendidikan serta keterampilan yang mereka butuhkan.
    Biarlah Tuhan senantiasa memberi kekuatan dan kesabaran sehingga
    mereka dapat mendidik dengan takut akan Tuhan.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

            BERDOA BAGI ORGANISASI PELAYANAN DI INDONESIA

  Indonesia merupakan negara kepulauan dan termasuk salah satu negara
  yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Namun jika
  ditinjau secara keseluruhan, sebagian besar dari jumlah penduduk
  tersebut adalah kelompok masyarakat yang belum terjangkau/dilayani,
  bahkan ada beberapa di antaranya yang belum pernah mendengar Injil.
  Keterbatasan dana dan daya (utusan) untuk menjangkau mereka yang
  belum mendengar Injil merupakan salah satu faktor penyebab. Ditambah
  lagi kurangnya kepedulian gereja dan masyarakat Kristen untuk
  mengirim utusan ke daerah-daerah tersebut.

  Berangkat dari situasi-situasi ini, lahirlah organisasi-organisasi
  pelayanan Kristen (di luar gereja) yang bertujuan sebagai
  perpanjangan tangan gereja untuk melakukan pelayanan-pelayanan yang
  belum mampu dilakukan oleh gereja. Masing-masing organisasi
  pelayanan yang ada memiliki fokus ke bidang-bidang khusus sesuai
  dengan panggilan yang Tuhan taruh dalam hati mereka. Misalnya,
  organisasi pelayanan kampus untuk menjangkau mahasiswa, organisasi
  pelayanan anak-anak untuk menjangkau anak-anak jalanan, organisasi
  pelayanan misi untuk menjangkau daerah-daerah terpencil dan
  menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa daerah mereka, organisasi
  pelayanan desa untuk menjangkau desa-desa untuk Kristus, dan masih
  banyak lagi. Maukah Anda berdoa bagi organisasi-organisasi ini?

  Pokok Doa:

  1. Kiranya Tuhan terus menajamkan visi dan memelihara visi
     organisasi-organisasi pelayanan yang ada di Indonesia. Berilah
     dukungan agar pelayanan mereka diberkati dan kebutuhan dana yang
     mereka perlukan tercukupi.

  2. Dalam menjalankan visi dan misi tersebut, dibutuhkan tenaga
     pelayan yang handal dan dewasa. Kiranya Tuhan terus menambahkan
     jumlah mereka yang dipanggil sehingga mereka pergi dan melayani
     ke tempat yang Tuhan kehendaki dengan sukacita.

  3. Biarlah beban pelayanan tenaga-tenaga yang sudah ada dan sedang
     melayani saat ini terus dipelihara. Kiranya pula mereka mampu
     meningkatkan diri agar pelayanan mereka di kelompok masyarakat
     tertentu di tempat-tempat yang jauh dan sulit semakin berkembang.

  4. Berdoalah agar umat Tuhan ikut berbagian dalam mendukung dan
     memberi bantuan bagi organisasi-organisasi pelayanan, termasuk
     dukungan doa agar ada kesatuan hati di antara mereka supaya
     pelayanan semakin efektif.

  5. Mengingat bahwa dana yang dibutuhkan bagi organisasi pelayanan
     tidaklah sedikit, khususnya organisasi yang mengirim utusan ke
     lapangan, maka kami mengajak para pembaca untuk berdoa bersama,
     minta agar Tuhan menjamah setiap hati dan memberikan beban bagi
     setiap orang percaya untuk menopang pelayanan mereka melalui
     dana.

______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat:
tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog:http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org