Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/14 |
|
![]() |
|
e-JEMMi edisi No. 14 Vol. 12/2009 (7-4-2009)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL 1: Mengapa Harus Salib? ARTIKEL 2: Merespons Karya Salib dan Kebangkitan Kristus REFERENSI: Seputar Paskah dalam Situs e-MISI (1) SUMBER MISI: paskah.sabda.org DOA BAGI MISI DUNIA: Uni Emirat Arab, Bangladesh DOA BAGI INDONESIA: Persiapan Paskah ______________________________________________________________________ GOD SHUTS US IN, NOT TO HURT US BUT TO HELP US ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Secara logika, apa yang Yesus lakukan sungguh merupakan hal yang tidak masuk akal. Mengapa Ia rela dipermalukan dan menanggung dosa-dosa kita di kayu salib? Sungguh sulit dimengerti mengapa Ia mau melakukan ini semua. Namun, di dalam Alkitab tertulis sangat jelas alasan mengapa Ia melalukan hal tersebut, yaitu karena kasih-Nya kepada kita. Menyambut Paskah, e-JEMMi secara khusus mengangkat tema seputar kematian dan kebangkitan Kristus. Melalui sajian ini, mari kita merenungkan pengorbanan yang telah Ia lakukan dan belajar untuk memaknai semua itu dalam hidup kita. Biarlah kita tidak menyia-nyiakannya, melainkan melakukan apa saja yang Ia mau untuk hormat dan kemuliaan bagi nama-Nya. Selamat Paskah, Tuhan Yesus memberkati. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti http://www.sabda.org/publikasi/misi/ http://misi.sabda.org/ ______________________________________________________________________ ARTIKEL 1 MENGAPA HARUS SALIB? Mengapa Yesus turun dari surga, masuk dunia gelap penuh cela, berdoa, bergumul dalam taman, dan cawan pahit pun diterima-Nya. Mengapa Yesus menderita didera dan mahkota duri pun dipakai-Nya? Mengapa Yesus mati bagi saya? Kasih! Ya, karena kasih-Nya. Ada tiga kata tanya "mengapa" dalam syair lagu karya E. G. Heidelberg yang direkam dalam "Nyanyikanlah Kidung Baru 85:1". Pengarang mewakili setiap orang yang merasa heran saat memandang salib. Perasaan heran itu terungkap dalam kata "mengapa". Ya, mengapa, mengapa, dan mengapa? Mengapa Yesus menjadi manusia? Mengapa Yesus disalib? Dan mengapa Yesus mati bagi saya? Pada awal mula kekristenan, para murid mencoba menjawab pertanyaan dari kalangan non-Kristen tentang kematian Kristus. Salah satunya Paulus. Dengan terus terang, meskipun agak sedikit emosi, Paulus menyatakan, "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah" (1 Korintus 1:18). Paulus menyatakan dengan tegas dan lugas bagi orang yang tidak percaya, salib memang kebodohan. Apakah agak mengada-ngada namanya, Allah mau menjadi manusia dan akhirnya sekarat dan mati di atas kayu salib? Seperti tidak ada kerjaan saja! Jangan-jangan Allah adalah pribadi yang gemar sensasi. Jika memang demikian, bukankah kebodohan namanya jika manusia memercayai salib itu? Tetapi Paulus menegaskan, bagi orang percaya, salib adalah kekuatan Allah. Tak terlalu mudah memang mengartikan frasa kekuatan Allah. Oleh karena itu, 1 Korintus 1:18 (terjemahan BIS) mengatakan, "Bagi orang-orang yang menuju kebinasaan, berita tentang kematian Kristus pada salib merupakan omong kosong. Tetapi bagi kita yang diselamatkan oleh Allah, berita itu merupakan cara Allah menunjukkan kuasa-Nya." Menurut Paulus, berita tentang kematian Kristus pada salib adalah cara Allah menunjukkan kuasa-Nya. Tegasnya, jalan salib adalah jalan yang dipakai Allah untuk memperlihatkan kuasa-Nya. Inilah cara yang ditempuh Allah. Mengapa Paulus sampai pada kesimpulan semacam itu? Sepertinya Paulus sangat mengerti keberadaan para pembaca suratnya. Paulus cukup memahami pola pikir warga jemaat Korintus yang terdiri atas orang Yahudi dan orang bukan Yahudi. Dalam adat Yahudi, kematian disalib adalah kematian yang paling nista. Secara harfiah, disalib berarti digantung, secara kiasan berarti dibuang oleh bumi dan ditolak surga. Dalam pemahaman orang Yahudi, seorang yang digantung berarti terkutuk oleh Allah (Ulangan 21:23). Jika memang demikian, bagaimana mungkin Allah memakai cara yang terkutuk ini? Dalam pola pikir orang non-Yahudi, kematian Kristus sungguh tidak masuk akal. Kalau Yesus adalah Allah sendiri, mengapa pula Dia harus mengambil jalan derita? Bukankah Dia Allah? Bukankah dengan kuasa-Nya Dia dapat memutihkan dosa manusia? Mengapa Dia harus mengambil jalan sengsara? Untuk apa? Bukankah jalan salib adalah jalan kebodohan? Kalau memang dapat memilih jalan mudah, mengapa memilih jalan sukar? Bukankah kita harus bertindak efisien dan efektif? Lalu mengapa pula kita harus menyembah Allah yang mengambil jalan bodoh ini? Namun, berhadapan dengan dua pola pikir manusia, Paulus hanya punya satu pendapat, "Jangan memakai pola pikir manusia! Karena ada tertulis, `Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.`" "Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Oleh karena dunia dalam hikmat Allah tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil" (1 Korintus 1:19-21). Agar lebih mudah dipahami Alkitab, terjemahan BIS mengatakan, "Sebab dalam Alkitab, Allah berkata, `Kebijaksanaan orang arif akan Kukacaukan dan pengertian orang-orang berilmu akan Kulenyapkan.`" Nah, apa gunanya orang-orang arif itu? Apa gunanya orang yang berilmu? Apa gunanya ahli-ahli pikir dunia itu? Allah sudah menunjukkan bahwa kebijaksanaan dunia ini adalah omong kosong belaka! Karena bagaimanapun pandainya manusia, ia tidak dapat mengenal Allah melalui kepandaiannya sendiri. Tetapi justru karena Allah bijaksana, maka Ia berkenan menyelamatkan orang-orang yang percaya kepada-Nya melalui berita yang kami wartakan, yang dianggap omong kosong oleh dunia. Paulus menyatakan bahwa Allah tidak memakai pola pikir manusia. Alasannya, pertama, karena Dia Allah. Dan bicara soal Allah berarti berkaitan dengan soal pencipta dan ciptaan. Kalau sudah begini, siapakah manusia yang dapat berkata bahwa pendapatnya pasti lebih hebat dari sang Penciptanya? Oleh karena itu, jalan salib diambil Allah dalam kebijaksanaan-Nya. Paulus sadar, berita tentang kematian Yesus itu menyinggung perasaan orang Yahudi dan dianggap omong kosong oleh orang-orang bukan Yahudi. Tetapi oleh orang-orang yang sudah dipanggil oleh Allah -- baik orang Yanudi, maupun orang non-Yahudi -- berita itu merupakan cara Allah menunjukkan kuasa dan kebijaksanaan-Nya (1 Korintus 1:23-24, BIS). Tetapi inilah pemahaman iman Paulus mengenai berita tentang kematian Kristus! Kematian Kristus di atas kayu salib menunjukkan kuasa dan kebijaksanaan-Nya. Artinya salib menunjukkan kuasa Allah! Bicara soal kuasa, banyak orang menyempitkan arti kuasa dengan kemampuan melakukan segala sesuatu. Kuasa berarti kemampuan melakukan hal-hal yang luar biasa. Dan bicara soal salib, di sini manusia sering lupa, kalau kita percaya Allah itu Mahakuasa, itu berarti Dia mampu melakukan segala sesuatu di luar pengetahuan dan keinginan kita. Singkat kata, Allah mampu melakukan sesuatu yang dalam mata manusia tidak layak dilakukan Allah. Misalnya, mati disalib! Kemanusiaan kita mungkin protes. Bagaimana mungkin Allah mati? Pertanyaan itu dapat kita jawab dengan pertanyaan baru, kalau bukan Allah yang mati, lalu siapa lagi yang dapat menebus manusia berdosa? Dan inilah kebijaksanaan Allah itu! Pada salib tampaklah keadilan dan kasih Allah. Salib menyatakan keadilan Allah, yakni upah dosa adalah maut. Setiap manusia berdosa dan upahnya adalah maut. Tetapi Allah mengasihi manusia. Allah tidak ingin manusia binasa. Oleh karena itu, harus ada pribadi yang tidak berdosa yang menggantikan manusia berdosa. Yesuslah yang menggantikan manusia berdosa. Itulah kasih Allah sekaligus keadilan Allah. Salib menyatakan keadilan dan kasih Allah. Dan jalan itulah yang harus ditempuh Yesus -- Allah yang menjadi manusia. Jika kita memerhatikan catatan para penginjil tentang salib, tampak bahwa kematian Yesus memang berbeda dengan kematian manusia biasa. Yesus mengalami siksa salib, tetapi Dia tidak pernah dicabut nyawa-Nya. Dia menyerahkan nyawa-Nya. Nyawa itu tetap berada dalam kuasa-Nya. Dia berkuasa untuk menyerahkannya. Dan kemudian pada hari ketiga, berkuasa pula untuk mengambilnya kembali. Pada titik ini pula kita dapat mengatakan bahwa Yesus adalah kurban, bukan korban. Dari sudut pandang manusia, tampaklah bahwa Yesus adalah korban, bukan tumbal, pertikaian antara pemerintah dan alim ulama. Semua pihak itu berkepentingan. Dan Yesuslah kambing hitamnya. Alim ulama merasa mendapat saingan baru dan berusaha menyingkirkan-Nya melalui tangan pemerintah. Pontius Pilatus lebih suka mengikuti pendapat orang banyak yang telah dihasut, agar kekuasaannya tetap kokoh. Pontius Pilatus, sebagai pejabat pemerintahan yang sah, lebih suka cuci tangan ketimbang memimpin keputusan secara adil. Dari sudut pandang Allah, Yesus adalah kurban. Artinya dengan sengaja Yesus menyerahkan diri-Nya sebagai kurban bagi Allah. Dengan rela Yesus menjadikan diri-Nya sebagai kurban Penebus dosa bagi umat manusia. Yesus tidak pernah menghindari salib. Dia taat menjalani panggilan-Nya sebagai kurban sempurna. Jalan salib adalah jalan yang sengaja ditempuh Yesus. Ini bukan jalan yang dipaksakan kepada diri-Nya. Dia datang ke dunia memang untuk mati. Dan semua itu hanya bertumpu pada kata "kasih". Kasih adalah satu-satunya alasan bagi Allah menempuh jalan salib. Mengapa salib? Kasih-Nya, ya, karena kasih-Nya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul majalah: DIA, Edisi 2, Tahun XIX/2006 Penulis: Yoel M. Indrasmoro Penerbit: Yayasan Perkantas (Persekutuan Kristen Antar Univesitas), Jakarta 2006 Halaman: 33 -- 35 ______________________________________________________________________ ARTIKEL 2 MERESPONS KARYA SALIB DAN KEBANGKITAN KRISTUS Kematian Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya adalah demonstrasi kasih Allah atas umat manusia dan kuasa-Nya atas dosa dan maut. Kasih Allah dinyatakan lewat pengorbanan Putra Allah yang memikul dosa seisi dunia sehingga menyediakan jalan pendamaian bagi manusia kepada Allah. Kematian Kristus adalah kematian yang menggantikan hukuman yang seharusnya manusia terima karena dosa-dosanya. Manusia yang percaya kepada Kristus kini tidak lagi menerima hukuman, melainkan menerima anugerah pengampunan dosa. Salib menjadi lambang pengampunan yang sempurna karena Kristus telah membayar utang dosa secara tuntas di atasnya. Oleh darah Kristus yang telah dicurahkan demi pengampunan dosa, manusia yang percaya kepada karya salib ini boleh dengan berani berkata, "Aku sudah diampuni. Allah tidak lagi melihat aku sebagai orang berdosa. Terpujilah nama Tuhan!" Kebangkitan Kristus menyatakan bahwa kuasa dosa dan maut yang membelenggu manusia telah dipatahkan, sekali untuk selama-lamanya. Dosa dan maut tidak lagi memiliki kuasa untuk memperbudak manusia. Kubur yang kosong membuktikan bahwa orang yang percaya kepada Kristus mengalami pembebasan dari belenggu dosa. Sama seperti karya Kristus di salib menyebabkan manusia bisa berkata "darah-Nya menyucikan aku", kebangkitan Kristus menyebabkan setiap orang percaya boleh dengan keyakinan penuh berkata, "Puji Tuhan hidupku sekarang bukan aku lagi, melainkan Kristus yang hidup dalamku." (Galatia 2:20a) Namun, kasih kayu salib dan kuasa kebangkitan Kristus tidak hanya berhenti pada pengampunan dosa dan pembebasan dari belenggu dosa, tetapi juga menjaminkan pemeliharaan-Nya atas orang percaya secara terus-menerus. Kristus yang bangkit hadir dalam rupa kehadiran Roh Kudus di dalam hati setiap orang percaya. Itu sebabnya, selepas kebangkitan, kita merayakan kenaikan Kristus ke surga, lalu hari Pentakosta, yaitu kedatangan Roh Kudus untuk memimpin umat Tuhan. Roh Kudus mengingatkan kita akan semua pengajaran Kristus dan karya yang sudah dilakukan-Nya dengan sempurna. Setiap kali dosa mengintai dan mau menyatakan otoritas atas hidup orang percaya, kita bisa menolak dengan mengatakan "utang dosa sudah lunas dibayar dan penjara dosa tidak berkuasa menawan aku". Setiap kali godaan datang agar kita menyerah kembali kepada dosa, kita bisa menggunakan senjata ilahi yang diberikan Allah kepada kita: iman, pengharapan, dan kasih. Dengan iman, kita menengok ke belakang kepada karya salib dan kebangkitan Kristus. Dengan iman, kita diingatkan kembali saat karya tersebut diberlakukan atas hidup kita. Apa yang Kristus telah lakukan pada masa lampau, dan yang telah kita alami secara pribadi, menjadi pegangan dan jaminan bahwa sekarang ini hidup kita adalah di dalam lingkup kasih dan kuasa Allah. Bersama dengan Paulus, kita bisa berkata, "Tak ada suatu hal pun yang dapat memisahkan aku dari kasih Allah." (Roma 8:31-38) Dengan pengharapan, kita melihat ke masa depan. Kristus yang sudah bangkit dan sudah menang terhadap kuasa dosa kelak akan datang menjemput setiap orang percaya menikmati surga yang mulia yang disediakan bagi mereka (Yohanes 14:1-3). Saat itu pasti akan datang, sepasti karya penyelamatan-Nya yang sudah terjadi. Pada saat itu, semua pergumulan hidup selesai. Perjuangan untuk bertahan bahkan menang melawan pencobaan berakhir, diganti dengan persekutuan dan kebahagiaan kekal bersama Allah Bapa dan Kristus. Pengharapan akan bertemu Kristus dan menikmati persekutuan kekal inilah yang membuat kita fokus pada akhir perjalanan hidup kita, bukan pada hal-hal di dunia ini yang mudah mengalihkan perhatian kita dan menjebak kita berputar-putar di tempat (Ibrani 12:1-2). Dengan kasih, kita menjalani hari ini sebagai respons terhadap kasih dan kuasa-Nya yang tidak berubah dulu, sekarang, dan sampai Kristus datang kembali. Kasih Kristus yang sudah kita alami dan kuasa-Nya yang terus menopang kita, menjadi daya pendorong yang tidak pernah bisa padam di dalam hidup kita. Kasih ini bagaikan mata air yang meluap-luap ke luar dari hati yang sudah dihidupkan oleh hidup Kristus (Yohanes 4:14). Kasih ini kita wujudkan dengan menyaksikan Kristus kepada sesama manusia agar mereka pun berjumpa dengan Kristus serta mengalami kasih dan kuasa-Nya dalam hidup mereka. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buletin: Partner, Tahun XXII, Edisi 2, Tahun 2008 Penulis: Hans Wuysang Penerbit: Yayasan Persekutuan Pembaca Alkitab, Jakarta 2008 Halaman: 1 -- 2 ______________________________________________________________________ REFERENSI SEPUTAR PASKAH DALAM SITUS E-MISI (1) http://misi.sabda.org/ 1. Tuhan Mati di Kayu Salib untuk Orang Berdosa ==> http://misi.sabda.org/tuhan_mati_di_kayu_salib_untuk_orang_berdosa 2. Kematian Yesus dan Pengorbanan yang Menyelamatkan ==> http://misi.sabda.org/kematian_yesus_dan_pengorbanan_yang_menyelamatkan 3. Yesus Mati Bagi Dunia (Yoh. 12:20-26) ==> http://misi.sabda.org/yesus_mati_bagi_dunia_yoh ______________________________________________________________________ SUMBER MISI PASKAH.SABDA.ORG ==> http://paskah.sabda.org/ Dari namanya, "paskah.sabda.org", sudah jelas bahwa situs ini dibangun untuk menjadi tempat di mana Anda bisa mendapatkan berbagai bahan Paskah yang bermutu dengan mudah. Ragam bahan yang disediakan tidak tanggung-tanggung. Hampir semua jenis bahan ada di sini, yakni artikel Paskah, drama Paskah, renungan Paskah, bahan mengajar Paskah, kesaksian Paskah, khotbah audio Paskah, puisi Paskah, resensi buku Paskah, ulasan situs Paskah, tips Paskah, humor Paskah, lagu Paskah, gambar Paskah, dan kartu Paskah. Selain menyediakan bahan-bahan, situs "paskah.sabda.org" juga mengundang pengunjung untuk ikut berpartisipasi dengan mengirimkan bahan-bahan Paskah sehingga bisa saling berbagi berkat dengan pengunjung yang lain. Keistimewaan lain dari situs ini adalah disediakannya berbagai fasilitas untuk berinteraksi dengan sesama pengunjung, misalnya menulis blog pribadi seputar Paskah, komentar, berdiskusi di forum, serta mengirimkan ucapan selamat Paskah kepada teman seiman, dan pengunjung yang lain. Kunjungi situs ini untuk bersiap menyambut Paskah. ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA U N I E M I R A T A R A B Tingkat rata-rata kematian bayi yang dulunya 50 persen di Uni Emirat Arab, kini berkurang menjadi di bawah 1 persen. Kematian ibu pun hampir tidak pernah terdengar. Itulah pencapaian CURE International. David adalah pengurus rumah sakit Oasis milik CURE International yang berada di kota Al Ain, kira-kira 160 kilometer sebelah timur ibu kota Abu Dhabi. Sejak tahun 1960, Rumah Sakit Oasis telah melayani warga negara Uni Emirat Arab, khususnya dalam bidang kesehatan ibu. Fasilitas tersebut didonasikan kepada CURE International pada tahun 2006 dan terus memberikan perawatan berkualitas tinggi, sesuai dengan reputasi rumah sakit tersebut selama ini. David berkata, "Ada tradisi yang kuat dan tingkat kepercayaan yang tinggi di sini." Hal ini membuahkan kredibilitas, sehingga semakin banyak orang yang datang ke sini. "Rumah sakit ini adalah rumah sakit khusus untuk ibu dan anak. Kami membantu proses kelahiran lebih dari tiga ratus bayi setiap bulan. Kami sangat aktif di klinik penyakit anak-anak dan menjadi rumah sakit yang mengajarkan kesehatan di sekolah kesehatan Uni Emirat Arab. Hal seperti inilah yang juga sedang kami lakukan di Kabul, Afganistan, saat ini." Sebagai tempat kelahiran perawatan kesehatan yang berkualitas di negara ini, Oasis memerlukan ruagan yang lebih banyak. "Fasilitas yang baru akan memasukkan konsep perawatan pasien yang mendukung pelestarian tradisi keluarga dan budaya Uni Emirat Arab. Rumah Sakit Oasis telah menentukan dewan penasihat yang terdiri dari para pemimpin pria dan wanita lokal yang akan menuntun dan membimbing konsepnya," kata David. Dia menambahkan, "Sekarang, kami sedang memulai pembangunan sebuah fasilitas dengan kapasitas dua ratus tempat tidur, sebuah rumah sakit yang luar biasa pada abad ke-21." Misi dari rumah sakit ini tidak berubah. Rumah sakit ini merupakan indikasi suksesnya "sebuah jembatan" yang dibangun antara dunia Barat dan Arab. David mengatakan bahwa pasien telah mengetahui bahwa mereka adalah orang Kristen. David dan timnya juga memastikan agar Injil didengar di rumah sakit ini. "Salah satu hal yang boleh kami lakukan adalah bahwa di setiap kamar pasien, disediakan terjemahan Injil Lukas dalam bahasa Arab. Dan mereka juga memunyai terjemahan bahasa Arab untuk film Yesus. Pemerintah memperbolehkan kami untuk menyediakan semuanya itu di kamar pasien, dan pasien pun diizinkan membawanya pulang, jika mereka mau." Tahun lalu, pihak rumah sakit mendistribusikan lebih dari lima ratus bagian Injil dan enam ratus kopi film Yesus. Doakan agar benih yang ditanam ini dapat mengakar dalam. (t/Novi) Diterjemahkan dari: Mission News, Maret 2009 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12414 Pokok doa: * Mengucap syukur atas keberadaan Rumah Sakit Oasis yang sudah memberkati warga Uni Emirat Arab. Doakan agar melalui pelayanan mereka, banyak orang yang dapat merasakan dan mengenal kasih Kristus. * Berdoa juga untuk rencana menambah fasilitas di Rumah Sakit Oasis, agar Tuhan mencukupkan dana yang dibutuhkan. Berdoa juga untuk para staf medisnya, agar Tuhan memberi mereka kesabaran dalam merawat setiap pasien. B A N G L A D E S H Pendeta SH (55 th) dari gereja BC melaporkan bahwa pada tanggal 6 Januari, tujuh orang dari sebuah kelompok fundamentalis merampok rumah dan melecehkan istrinya. "Mereka menutup mata istrinya dan membawanya masuk dalam rumah." Setelah mereka melarikan diri, pendeta SH yang berhasil menerobos masuk dalam rumah menemukan istrinya pingsan di atas tempat tidur. Penduduk menyalahkan orang Kristen atas serangan ini. Diambil dari: Nama buletin: Open Doors, Edisi Maret - April 2009 Judul artikel: Istri Pendeta Diperkosa Halaman: 10 Pokok doa: * Berdoa bagi pendeta SH, agar Tuhan memberi kekuatan dan ketabahan. Berdoa juga untuk istrinya, agar peristiwa ini tidak membuatnya undur dari Tuhan dan biarlah Tuhan memulihkan trauma yang dialami, serta memampukan ia mengampuni mereka yang melakukan perbuatan yang tidak bermoral tersebut. * Doakan untuk keberadaan umat percaya dan gereja Tuhan di Bangladesh, agar Tuhan menjaga dan melindungi, serta agar melalui kehidupan orang percaya di Bangladesh, banyak orang yang belum percaya dapat terberkati dengan keberadaan mereka. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA PERSIAPAN PASKAH Tanggal 10 dan 12 April 2009 mendatang, seluruh umat Kristen akan merayakan hari Jumat Agung dan Paskah. Pastinya, banyak hal yang sudah gereja Tuhan dan umat percaya persiapkan dalam rangka menyambut kedua hari besar ini. Doa kita semua, kiranya melalui perayaan Paskah tahun ini, banyak orang boleh mendengar berita Injil dan setiap orang percaya dapat lebih mengerti dan memahami arti penderitaan Kristus dan dapat semakin bertumbuh dewasa di dalam Kristus. POKOK DOA: 1. Berdoa untuk setiap hamba Tuhan yang bertugas memberitakan firman Tuhan, agar mereka sendiri sungguh mengalami kasih Tuhan sehingga dapat menjadi saksi Tuhan yang hidup dalam pemberitaan firman-Nya. 2. Doakan untuk pemberitaan firman selama perayaan Paskah, kiranya Roh Kudus bekerja dalam setiap hati yang mendengarnya sehingga firman Tuhan itu bertumbuh mengubah hati yang keras menjadi penuh kasih. 3. Doakan agar setiap orang percaya dan gereja Tuhan dapat memanfaatkan momen Paskah tahun ini untuk berbagi kasih dan mengabarkan berita keselamatan kepada mereka yang membutuhkan. 4. Doakan agar persiapan Paskah yang dilakukan berjalan dengan baik. Biarlah Tuhan memberi hikmat kepada setiap gereja agar dapat mengajak jemaat untuk sungguh-sungguh meresapi makna Paskah dan memberikan yang terbaik bagi Tuhan. 5. Kiranya keamanan selama Paskah terjaga dengan baik. Mari berdoa agar Tuhan melindung kita dari hal-hal yang tidak berkenan kepada-Nya dan umat Tuhan dapat merayakan Paskah dengan penuh hikmat. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati dan Dian Pradana Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA: http://www.ylsa.org/ Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |