Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2002/12 |
|
e-JEMMi edisi No. 12 Vol. 5/2002 (19-3-2002) |
|
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Jurnal Elektronik Mingguan Misi (JEMMi) Maret 2002, Vol.5 No.12 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ SEKILAS ISI: o [Editorial] o [Tokoh Misi] : Jim Xxxxxx -- Misionaris untuk Suku Sawi o [Profil/Sumber Misi] : Gospel for Asia, : Asian Outreach International o [Doa Bagi Misi Dunia]: Suriname, Ukraina, Polandia o [Doa Bagi Indonesia] : Pelayanan-pelayanan di Wilayah Sumatera, Kota-kota di Indonesia o [Surat Anda] : Bahan yang dapat Dimasukkan ke e-JEMMi? o [URLs Edisi Ini] *********************************************************************** Anda diijinkan mengutip/mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia). Thanks. *********************************************************************** ~~ EDITORIAL ~~ Edisi kali ini akan menampilkan kesaksian dari Jim Xxxxxx, seorang misionaris yang melayani suku Sawi di Irian (Papua). Jim Xxxxxx telah melayani suku Sawi selama 20 tahun. Apa sebenarnya yang menjadi kunci keberhasilan pelayanannya sehingga dia bisa bertahan selama 20 tahun di suatu wilayah yang sama sekali asing bagi dia dan keluarganya? Seperti yang dituturkan oleh Jim dan istrinya bahwa ketergantungan kepada Tuhan sangatlah mutlak sebab bila Tuhan yang membuka pelayanan, maka Tuhan juga yang akan memperlengkapi dan memberi pelayannya kemampuan yang diperlukan. Harga yang harus dibayar untuk memenangkan hati dan jiwa orang-orang Sawi itu cukup mahal dan Jim beserta istri telah rela mempertaruhkan hidup mereka demi untuk pelebaran Kerajaan Tuhan. Kiranya kesaksian ini mendorong kita untuk mengingat, mendoakan dan mendukung para misionaris yang saat ini sedang bekerja di ladang pelayanan yang Tuhan tunjukkan. Tuhan menyertai kita!! Staf Redaksi ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ TOKOH MISI ~~ JIM XXXXXX -- MISIONARIS UNTUK SUKU SAWI ======================================== Jim Xxxxxx berumur 13 tahun ketika ayahnya meninggal dan ibunya adalah seorang Kristen yang taat. Memasuki usia remaja, tanpa figur seorang ayah membuatnya terombang-ambing oleh lingkungan, sehingga akhirnya ia terjerumus ke lembah kelam: narkotika. Hari-hari dilaluinya tanpa kedamaian. Dunia obat bius begitu menjeratnya sampai ia harus meringkuk dalam penjara. Namun Allah dengan kasih-Nya yang begitu besar menjamah Jim, sehingga ia masuk ke dalam rencana-Nya. Allah membawa Jim pada suatu rencana agung yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Tidak pernah terlintas dalam benaknya bahwa ia akan menjadi seorang misionaris, apalagi ke tempat yang begitu jauh, yang sering disebut sebagai ujung bumi: Irian! (sekarang Papua, red.) Perjalanan misinya dimulai ketika ia menjadi mahasiswa di sebuah seminari di California, USA, setelah pertobatannya. Sebenarnya Jim hanya ingin belajar satu tahun, tetapi entah karena apa setelah satu tahun dilewati di seminari itu ia meneruskan lagi sampai empat tahun. Pada tahun ketiga ia belajar, ada sebuah jemaat di Oregon, USA, yang gembalanya baru kembali sebagai misionaris selama 30 tahun di Thailand. Jim bekerja sama dengan misionaris itu selama 2 bulan. Dalam waktu yang singkat itulah Tuhan menaruh visi untuk pelayanan misi sedunia ke dalam hati Jim. Setelah menyelesaikan tahun keempat ada praktek pelayanan ke luar negeri. Jim dikirim ke Korea Selatan dan Jepang. Tujuan praktek pelayanan ini adalah mencari peneguhan supaya para mahasiswa tahu pasti kemana mereka harus melayani. Jim berada di Korea selama satu bulan dan di Jepang selama satu bulan. Selama di Korea, Jim merasa senang melihat gereja yang berkembang pesat. Namun panggilan Tuhan belum datang ketika ia berada di Korea. Ketika berada di Kyoto, kota pusat penyembahan berhala di Jepang, Jim suatu malam berdoa semalam suntuk dan aa berkata kepada Tuhan, "Tuhan, saya tidak suka tinggal di negeri asing. Saya tidak suka makan makanan yang aneh. Saya tidak bisa berkomunikasi karena bahasa mereka lain. Saya tidak mampu. Saya tidak akan bisa menjadi seorang misionaris." Dan Tuhan menjawabnya dengan tegas, "Jim, engkau tidak bisa menjadi misionaris, tetapi Aku bisa menjadikan engkau seorang misionaris." Mulai saat itu Jim sadar dan tidak mau bergantung pada kemampuan dan keinginannya sendiri. Ia hanya ingin bergantung kepada kemampuan dan kehendak Allahnya. Ia merasa punya kepastian bahwa akan datang harinya dimana Tuhan akan membawanya keluar dari Amerika dan melayani di luar negeri. Ia tahu pintu akan dibukakan dan itu pasti terjadi. Sekembalinya dari Jepang, Jim bersama istrinya kembali ke bangku kuliah untuk belajar Linguistik (Ilmu Bahasa) dan Misiologi selama satu tahun di Fuller Seminary, L.A./Pasadena. Ini adalah persiapan yang akan dipakai untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa suku terasing di Irian Jaya. "Saya mau melakukan pelayanan di mana orang lain tidak mau melakukannya. Dimana ada ladang pelayanan yang tidak diinginkan orang lain atau tidak bisa dilaksanakan orang lain, saya akan masuk ke sana." kata Jim. Sebab itu Jim dan istrinya bertanya kepada teman-temannya di mana ada suku yang belum diinjili dan belum ada kontak dengan dunia luar. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke suku Sawi di pedalaman Irian Jaya. Suku Sawi terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian utara dan bagian selatan. Pelayanan misi di bagian selatan telah dirintis oleh Don Richardson, sementara kontak dengan bagian utara sangat kurang. Di suku Sawi utara inilah Jim dan istrinya masuk sebagai misionaris pertama sampai hari ini. Meninggalkan budaya hidup Amerika merupakan pergumulan sendiri bagi Jim Xxxxxx. Menurutnya situasi di Amerika atau Jakarta sangat berbeda dengan Irian Jaya. Pelayanan di Jakarta itu terlalu enak, terlalu mudah untuk bergantung pada orang lain. Tapi pelayanan di hutan belantara Irian Jaya, tinggal seorang diri dengan keluarganya di tempat terpencil, kepada siapa akan bergantung selain kepada Tuhan saja? Itulah sebabnya sejak semula Jim sudah menyiapkan mentalnya. Sekali berangkat ke Irian Jaya, ia memutuskan dan "membakar semua jembatan" yang dapat mengantarnya kembali ke Amerika. "Ada orang mau menjadi misionaris untuk jangka waktu satu atau dua tahun, ada juga yang sampai empat tahun. Saya perhatikan, di tempat tugas yang terpencil itu mereka selalu rindu kembali ke tempat asal, selalu berpikir kapan kembali ke keluarga dan teman-teman? Saya yakin untuk menjadi misionaris seseorang harus putus hubungan dengan kampung halamannya, seperti membakar jembatan dan kapal-kapal sehingga tidak bisa kembali pulang. Kalau ada kesempatan untuk kembali, itu semata-mata dari Tuhan, tetapi kita harus siap untuk pergi dan pergi terus tanpa berpikir untuk kembali," kata Jim yang sekarang fasih berbahasa Indonesia dan sudah 20 tahun hidup di antara suku Sawi. "Saya banyak mendengar tentang kegiatan misi jangka pendek (short- term mission), yang mereka sebut sebagai "misi kunjungan". Itu baik dan dapat sedikit menolong. Tetapi untuk menghasilkan pekerjaan yang besar dan bertahan lama harus ada orang yang mau bertahan hidup lama di suatu wilayah dan tinggal terus-menerus di sana dan menyatu dengan masyarakat setempat. Itulah yang saya lakukan untuk menghilangkan identitas Amerika saya. Saya menyatu dengan suku Sawi untuk mengambil nilai-nilai hidup mereka, untuk saya jadikan nilai- nilai hidup saya sendiri," ungkap Jim. Jim mengaku banyak membaca buku-buku tentang Irian sebelumnya, tetapi pada waktu terjun ke medan pelayanan, ternyata keadaannya banyak berbeda, dan lebih berat daripada apa yang ditulis orang. "Saat kami turun dari pesawat yang membawa kami, semua orang mengerumuni kami dengan keheran-heranan. Tubuh kami diraba-raba dan akhirnya kami dibawa ke perkampungan mereka. Rupanya mereka sudah menyiapkan sebuah pesta untuk menyambut kedatangan kami. Untuk menghormati kami sebagai tamu, mereka memberikan makanan khas, yaitu ulat sagu yang harus kami makan hidup-hidup!" katanya sambil memperagakan cara memasukkan ulat yang menjijikkan itu ke dalam mulutnya. Lebih lanjut Jim menceritakan awal-awal pelayanannya di sana. "Kami tahu di sana sering terjadi perang suku, tetapi tidak tahu kalau pada hari pertama kami datang ada perang sungguhan di depan mata kami. Kejadian itu sangat mengejutkan kami." Ternyata Jim dan istrinya tidak satu kali saja menghadapi peperangan semacam itu. Setiap minggu selama tahun-tahun pertama pelayanan mereka selalu terjadi perang suku. Tantangan lain datang bagi pasangan yang pada waktu itu baru menikah ini adalah saat Jim terserang malaria dan hampir mati. Tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali, sehingga sampai ia lupa sudah berapa kali ia terserang penyakit berbahaya yang hampir merenggut nyawanya itu. "Jadi, yang terpenting adalah hubungan pribadi dengan Tuhan. Hubungan yang erat setiap hari dengan Tuhan. Hidup melayani di perkotaan banyak mendapat dukungan dari orang lain. Kalau anda sedang merasa "down", anda dapat datang ke gereja dan mendengarkan khotbah yang bagus dari gembala yang menguatkan. Atau bila anda sedang kecewa, anda dapat memutar kaset-kaset rohani dan anda dikuatkan. Tetapi hidup di hutan seperti kami, tidak memiliki hiburan apa-apa. Hanya diri sendiri bersama Tuhan." tambahnya. Mengabarkan berita keselamatan kepada suku Sawi tidaklah mudah. Bertahun-tahun Jim dan istrinya mengajar mereka untuk percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi tidak satupun yang mau percaya. Sementara itu istri Jim bekerja di poliklinik, menolong orang-orang yang sakit. Kebanyakan orang-orang Sawi itu sakit borok di kaki, sampai kelihatan tulangnya. Dengan penuh kasih mereka diobati atau disuntik dan didoakan. Ajaib, dalam waktu dua tiga hari penyakit itu sembuh. Perjuangan Jim tidaklah sia-sia. Ia baru berumur 24 tahun bersama istri tercintanya ketika mereka masuk ke pedalaman hutan belantara Irian demi keselamatan "saudara-saudaranya", suku Sawi, di Irian bagian selatan. Apa yang ia tabur, kini sudah berbuah. Oleh pertolongan Tuhan saat ini berdiri tujuh sidang jemaat suku Sawi. Jim Xxxxxx mengungkapkan bahwa setelah enam bulan ia baru bisa berkomunikasi dengan bahasa Sawi dan setelah satu tahun ia lebih lancar lagi, sehingga ia dapat menjelaskan hal-hal rohani. Setiap hari ia bersama laki-laki Sawi pergi berburu ke hutan dan istrinya juga masuk ke hutan bersama para wanita Sawi untuk mencari sagu. Dengan cara itu ia menjadi cepat menangkap bahasa Sawi sampai ia dapat menyelesaikan penerjemahan Alkitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Sawi. Pada saat ini ia sedang menerjemahkan Alkitab Perjanjian Lama bersama-sama orang-orang Sawi dan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Ketika ditanya apakah pergumulan terberat yang dialami selama berada di Irian, Jim menjelaskan, "Sebenarnya ini adalah rahasia. Mungkin orang lain melihat misionaris itu orang yang kuat secara rohani. Itu tidak benar! Ada pergumulan berat ketika iblis mencobai dengan perasaan ditinggalkan. Kami melayani di tengah-tengah hutan Irian dan tidak ada kontak dengan orang-orang luar. Orang-orang di gereja asal kami tidak tahu apa yang terjadi dengan kami. Orang-orang di Jakarta atau tempat-tempat lain melupakan kami, walaupun kami kirimkan pokok-pokok doa mengenai pelayanan kami tapi mereka lupa berdoa bagi kami. Kami sendirian. Tuhan mengijinkan iblis mencobai dengan perasaan itu. Tidak ada orang atau organisasi yang memperhatikan kami. Sebab itu banyak misionaris yang pulang ke negerinya karena patah semangat." Sampai hari ini Jim Xxxxxx sudah 20 tahun tinggal bersama keluarganya di tengah-tengah saudara-saudaranya, suku Sawi. Mereka berkata bahwa Irian adalah tanah airnya dan dia telah menyatu dalam hidup dan budaya Sawi. Dalam pelayanannya, Jim berusaha menerapkan pelayanan terpadu, pelayanan secara utuh yang meliputi roh, jiwa dan tubuh. Ia tidak hanya mengajarkan hal-hal rohani, tetapi ia juga membuka sekolah untuk memberantas buta huruf, mengajarkan kursus peternakan, pelayanan kesehatan, proyek air bersih dll. Jim yakin apabila mereka menerima keselamatan maka hal itu akan mengubah semua kehidupan mereka. Meskipun suku-suku terasing di pedalaman Irian seperti suku Sawi ditinggalkan dunia modern, tetapi mereka tetap diperhatikan Allah. Ia telah mengirimkan hamba-Nya untuk menyelamatkan mereka. Ia yang telah menciptakan suku-suku bangsa, Ia pula yang akan menyelamatkan mereka dengan cara-Nya sendiri. Kesaksian ini adalah kiriman dari: Rusli Kurniawan <rusli_kurniawan@> [Kepada Sdr. Rusli; terima kasih banyak untuk kirimannya. Kami yakin banyak pembaca e-JEMMi dibangkitkan semangatnya untuk berdoa terus bagi para misionaris setelah membaca kesaksian yang anda kirimkan ini.] ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~ GOSPEL FOR ASIA ==> http://www.gfa.org/ Situs Gospel for Asia (GFA) bertujuan untuk mengabarkan Injil bagi suku-suku bangsa yang paling terabaikan terutama di wilayah Asia. Hal itu sesuai dengan misinya; yaitu, Menjangkau mereka yang terabaikan dan menggenapi Amanat Agung melalui pelatihan, mengirim dan mendampingi para pekerja yang berkualitas guna memenangkan mereka yang terhilang dan merintis berdirinya gereja-gereja lokal di wilayah Asia. Beberapa bentuk kerjasama yang ditawarkan melalui Situs ini adalah: 1) Anda dapat bergabung dengan staf GFA untuk menjangkau Asia, 2) Anda dapat mengundang seorang pembicara GFA untuk datang dan men-sharingkan pelayanannya di gereja anda, dan 3) Anda dapat menjadi relawan di wilayah tempat tinggal Anda. Proyek Radio bulanan dari GFA berupa 24 program radio dalam 24 ragam bahasa. Anda juga bisa membaca artikel terbarunya "Free Indeed", yang merupakan up-date tentang suku Dalits (India). Asian Outreach International ==> http://www.asianoutreach.org/ Informasi yang terdapat dalam situs Asian Outreach International terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: Home, Mission, Asian Report, Prayer dan Links. Situs ini mengajak kita untuk mengetahui tentang beberapa pelayanan outreach di wilayah-wilayah Asia, kesaksian tentang kemajuan iman mereka sekaligus tentang pergumulan/hambatan/ penganiayaan yang dialami oleh penduduk Kristen yang tinggal di wilayah seputar Asia. Misi pelayanan Asian Outreach International adalah melebarkan kerajaan Allah di seluruh wilayah Asia dan untuk mengenalkan penduduk Asia kepada Kristus. Aktivitas yang dilakukan oleh Asian Outreach baru-baru ini adalah pengadaan tim kesehatan keliling yang melakukan perjalanan ke berbagai wilayah yang telah ditentukan, jejaknya diikuti oleh tim perintis berdirinya gereja lokal, proyek- proyek pemberi bantuan khusus (pembuatan sumur air dan penyaringan air), dsb. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~ S U R I N A M E Ketika para pekerja Kristen sedang mengabarkan Injil di desa Saramaccan di Suriname, ada 10 orang penduduk desa menerima Yesus sebagai Juruselamat. Menurut seorang misionaris yang melayani di desa tersebut, salah seorang yang menerima Yesus itu telah menolong 20 penduduk desa lainnya melalui kesaksian yang diberikannya. Sumber: Advance: Jan. 4, 2002 * Bersyukur untuk 30 orang penduduk desa Saramaccan yang telah mengenal Yesus. Mintalah kepada Allah agar memelihara kebangkitan rohani yang kini sedang melanda desa tersebut. * Berdoa agar pelayanan orang-orang yang telah percaya ini bisa menjangkau penduduk lain di sekelilingnya, dan memenangkan banyak jiwa bagi Kristus. U K R A I N A Operation Blessing International sedang melakukan pelayanan outreach di Ukraina. Selama satu minggu pelayanannya, Operation Blessing International telah menyediakan lebih dari 3000 pelayanan kesehatan kepada penduduk Ukraina (dari usia anak-anak sampai usia dewasa). Kebanyakan dari penduduk masih hidup dalam kemiskinan sehingga menghambat mereka untuk mencari pengobatan yang mereka perlukan. Sementara itu, pelayanan dan peralatan kesehatan sangatlah terbatas. Dengan semua keterbatasan yang ada, misi Operation Blessing International berusaha untuk menunjukkan kasih Allah dengan menolong orang-orang yang menderita dan membutuhkan bantuan. Sumber: Mission Network News, Feb 2002 * Doakan Operation Blessing International yang berusaha menyatakan kasih Allah melalui pelayanan kesehatan untuk penduduk di Ukraina. * Berdoa agar setiap penduduk yang menikmati pelayanan Operation Blessing International ini dapat membuka hati dan memiliki kesempatan untuk mengenal kasih Allah. P O L A N D I A Kebanyakan penduduk Polandia percaya kepada Allah, namun hanya sedikit di antara mereka yang memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Statistik menunjukkan bahwa sebagian besar dari 39 juta jumlah penduduk Polandia percaya bahwa perbuatan baik adalah kunci keselamatan. Bible League telah melatih lebih dari 20 perintis gereja nasional untuk mengundang 20 penduduk Polandia. Lalu mereka diajak untuk menggali Firman Tuhan dan menerapkannya dalam kehidupan mereka. Enam bulan kemudian, ada 68 orang menyerahkan hidup mereka secara total kepada Kristus. Menurut laporan, 8 bulan setelah pelayanan yang dimulai oleh Bible League ini, ada sekitar 200 penduduk Polandia masuk dalam kelompok pemahaman Alkitab. Sumber: Mission Network News, Feb 2002 * Bawa terus penduduk Polandia dalam doa agar dibukakan mata hati mereka dan tahu bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan. * Doakan pelayanan Bible League di Polandia, dan Gereja Katolik. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ DOA BAGI INDONESIA ~~ [Sharing pokok doa berikut ini adalah kiriman dari salah seorang pembaca e-JEMMi. Mari kita doakan pelayanan ini, pekerjaan Tuhan di Sumatra menjadi berkat bagi mereka yang belum mengenal-Nya.]] Pelayanan-pelayanan di wilayah Sumatera --------------------------------------- "Kami bersyukur atas banyak campur tangan Tuhan dalam pelayanan kami di Sumatera. Re-evangelism, merupakan kesempatan terbesar untuk memulihkan jutaan anak-anak Tuhan yang tinggal di Sumatera. Sebuah visi 'Seribu Hari Transformasi' telah ditangkap oleh sejumlah murid setiawan yang terus merindukan serta mulai bergerak dengan ketetapan hati bahwa di Sumatera dan Nias harus terjadi transformasi Rohani besar-besaran. 'Seribu Hari Transformasi' adalah: o seribu hari dengan berdoa puasa, o seribu hari dengan pujian dan penyembahan, o seribu hari dengan gerakan penginjilan dan o seribu hari dengan pemuridan dan latihan2 kepemimpinan rohani." * Mohon dukung dalam doa untuk membagikan visi "Seribu Hari Transformasi" bagi sejumlah anak-anak Tuhan di Sumatera. * Doakan para pekerja di wilayah Sumatera dalam melaksanakan setiap pelayanan mereka (pemutaran film Yesus, mempersiapkan fasilitas untuk mengadakan pertemuan-pertemuan visi di semua kota, dsb.). * Berdoa untuk setiap sarana yang dipakai untuk memberitakan Injil di wilayah Sumatera. * Mengucap syukur karena: - pelatihan-pelatihan PI di beberapa tempat telah bermultiplikasi. - Program Siaran PI di radio yang telah dipancarluaskan dan doakan persiapan rekaman selanjutnya. [Kiriman dari "Leo" <leowestindoccc@> ] Kota-kota di Indonesia ---------------------- Sebagai pokok doa tambahan mari kita doakan pelayanan di kota-kota lain di Indonesia: * Doakan agar transformasi kedamaian Allah dapat dinyatakan di setiap kota di Indonesia. * Berdoa untuk setiap anak Tuhan yang ada di kota-kota tersebut agar terus menjadi saksi-saksi Kristus dan bisa menjangkau banyak orang di sekitarnya. * Doakan untuk kesatuan gereja-gereja baik secara lokal maupun nasional sehingga bisa semakin melebarkan pelayanan misi mereka. * Berdoa agar kebaikan Allah dapat dinyatakan melalui setiap jawaban doa. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ SURAT ANDA ~~ Dari: John Lazuardi <lazuardi@> >Sdr. Redaksi, >Numpang tanya, apakah bahan2 yang dapat dimasukkan ke e-JEMMi ini >khususnya tentang misi saja? Ataukah bahan2 lain pun dapat >dikirimkan kepada e-JEMMi ini? >Terima kasih, >Pdt. John Lazuardi Redaksi: Sesuai dengan nama e-JEMMi yaitu Jurnal Elektronik Mingguan Misi maka semua bahan/kesaksian/informasi yang dimuat dalam e-JEMMi memang untuk mengulas seputar berita misi. Namun demikian kami tidak menutup kemungkinan menerima bahan-bahan lain selain berita misi karena kami bisa salurkan ke publikasi lain yang sesuai. Nah, anda memiliki bahan-bahan tentang apa? Silakan kirim ke kami, jika tidak sesuai untuk e-JEMMi kami bisa mem-forward-kan itu ke Redaksi Buletin Elektronik lain, seperti ICW (Indonesian Christian Webwatch) e-BinaAnak (Sekolah Minggu), atau e-Konsel (Konseling Kristen), dll. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~ URLS Edisi Ini ~~ * Advance Newsletter < subscribe-advance-newsletter@XC.Org > * Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ _____________________________ DISCLAIMER _____________________________ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari macam-macam pihak. Copyright(c) 2002 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN ______________________________________________________________________ Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat anda kirimkan: Kepala Redaksi --- Natalia Endah S. <owner-i-kan-misi-JEMMi@xc.org>, atau Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi@xc.org> Staf Redaksi: Natalia Endah S., Oenike, Evie, dkk. ______________________________________________________________________ Situs Web e-MISI/e-JEMMi (Arsip/Link/dll): http://www.sabda.org/misi/ Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk berhenti, kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org Untuk Situs e-MISI dan e-JEMMi http://www.sabda.org/misi/ Untuk Arsip e-JEMMi http://www.sabda.org/publikasi/misi/ ______________________________________________________________________ "Setia dalam tugas yang kecil, menyiapkan kita untuk menyongsong tugas yang lebih besar."
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |