Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/11 |
|
e-JEMMi edisi No. 11 Vol. 13/2010 (19-3-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL ARTIKEL MISI: Penampakan Yesus dan Tugas Pemuridan Gereja SUMBER MISI: Free Christian Easter Resources KESAKSIAN MISI: Allah Akan Memberi Kekuatan Kepadaku DOA BAGI MISI DUNIA: Haiti, Amerika Serikat DOA BAGI INDONESIA: Teroris di Indonesia ______________________________________________________________________ GOD IS MORE INTERESTED IN YOUR AVAILABILITY THAN YOUR ABILITY ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Terkadang kita memaknai peristiwa kebangkitan Kristus hanya sebagai bukti kemenangan-Nya atas maut. Pernyataan ini tidaklah salah. Namun, pernahkah kita merenungkan apa tujuan Ia bangkit dari kematian-Nya? Inilah yang sering luput dari perhatian kita. Untuk mengetahui jawabannya, kami mengajak Anda menyimak artikel yang telah kami persiapkan di edisi JEMMi kali ini. Tuhan Yesus memberkati. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti http://misi.sabda.org http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ ARTIKEL MISI PENAMPAKAN YESUS DAN TUGAS PEMURIDAN GEREJA Alkitab mengatakan bahwa setelah Yesus bangkit dari antara orang mati, Ia menampakkan diri berulang-ulang selama empat puluh hari kepada murid-murid-Nya dan beberapa orang dekat-Nya. Dalam penampakan tersebut, Ia tentu memunyai maksud-maksud, seperti membuktikan bahwa Ia sungguh-sungguh telah bangkit dan sudah menang terhadap maut, mengajar murid-murid tentang Kerajaan Allah (Kisah Para Rasul 1:3), dan mendelegasikan pemuridan kepada murid-murid-Nya (Matius 28:19-20). Artikel ini akan secara khusus memaparkan tentang Yesus, yang sudah bangkit dari antara orang mati dan menampakkan diri-Nya untuk memberikan tugas pemuridan kepada murid-murid-Nya. Pemaparan ini didasarkan pada narasi penampakan Yesus kepada murid-murid-Nya di danau Tiberias, yang dilaporkan di dalam Injil Yohanes 21:1-14. Apa yang telah dicatat oleh Yohanes ini bukan hanya sekadar laporan peristiwa masa lalu, tetapi Yohanes melalui narasi tersebut menyampaikan pengajaran teologis kepada gereja masa kini tentang tugas pemuridan, yang didelegasikan-Nya kepada gereja. Banyak orang berpikir bahwa murid-murid, yakni Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael, dua anak-anak Zebedeus (Yakobus dan Yohanes), dan dua murid-Nya yang lain, berada di danau Tiberias dan menangkap ikan karena mereka mengalami kekecewaan dan kembali ke pekerjaan semula. Sepintas, tampaknya pendapat di atas menyatakan kebenaran, tetapi apakah pendapat itu sama dengan apa yang hendak disampaikan Rasul Yohanes melalui narasinya. Jika disimak dengan teliti, pendapat di atas melupakan beberapa data kecil tetapi penting dalam narasi yang diceritakan. Dengan melihat data-data tersebut, pembaca akan menangkap berita Yohanes 21:1-14 lebih jelas dan lebih baik. Pada ayat 1, Rasul Yohanes menceritakan tentang penampakan Yesus di pantai danau Tiberias kepada murid-murid dengan menggunakan satu kata keterangan "lagi" (Yunani: "palin"). Setiap pembaca kata keterangan ini yang menaruh perhatian akan mendapatkan kesan yang kuat bahwa Rasul Yohanes hendak mengatakan bahwa penampakan di danau Tiberias bukanlah penampakan yang pertama, tetapi yang kesekian kali. Lebih tepatnya, penampakan di danau Tiberias adalah yang ketiga kalinya (ayat 14). Tentu saja yang dimaksud dengan penampakan ketiga itu bukan ketiga dari keseluruhan penampakan yang dicatat oleh penulis Perjanjian Baru. Akan tetapi, yang dimaksudkan penampakan ketiga ini adalah hitungan penampakan kepada murid-murid (tidak termasuk penampakan kepada Maria Magdalena) menurut laporan Yohanes saja. Jika demikian, Yesus tentu sudah menampakkan diri-Nya dua kali sebelumnya. Menurut laporan Yohanes, penampakan-Nya yang pertama adalah ketika murid-murid tanpa Tomas berkumpul di tempat yang tertutup dan terkunci (Yohanes 20:19-23). Sebagai respons atas penampakan itu, mereka berkata kepada Tomas: "kami telah melihat Tuhan" (Yohanes 20:25). Sebelum penampakan ini, murid-murid dalam kondisi rohani yang sama dengan Tomas yang tidak percaya. Yohanes 20:8 menceritakan bahwa Maria Magdalena sudah mengatakan bahwa dirinya telah melihat Tuhan. Akan tetapi, mereka seakan-akan tidak memberi tanggapan atas kesaksian Maria Magdalena, dan bahkan mereka masih takut serta berkumpul di tempat terkunci. Pernyataan mereka kepada Tomas menyiratkan dengan jelas kondisi rohani mereka yang sudah berubah atau berbeda dari sebelumnya. Dengan tegas dan penuh keberanian, mereka berkata: "kami telah melihat Tuhan." Apakah di sini, kesan kekecewaan karena kematian Yesus masih ada pada murid-murid yang telah melihat Tuhan itu? Sebagaimana mereka dingin dan tidak percaya atas kesaksian Maria Magdalena, demikian pula Tomas tidak percaya atas kesaksian mereka. Ketidakpercayaan Tomas sangat tersurat dengan mengatakan bahwa sebelum ia melihat bekas paku dan mencucukkan jarinya pada bekas paku tersebut, serta mencucukkan tangannya ke lambung Yesus, ia tidak akan percaya (Yohanes 20:25). Ketidakpercayaan Tomas ini dinyatakan secara tegas dengan pernyataan berbahasa Yunani "ou me pisteuso." Ungkapan ini hendak menyatakan gagasan bahwa Tomas sama sekali tidak akan pernah percaya. Kondisi rohani seperti ini menimbulkan pertanyaan mengapa ia tidak akakn pernah percaya meskipun murid-murid yang lain telah memberikan kesaksian mereka. Yohanes 11:24 melaporkan tentang kepercayaan Marta tentang kebangkitan orang-orang mati pada akhir zaman. Tentu saja, kepercayaan ini kondisi umum di antara orang-orang Yahudi, kecuali kelompok Saduki. Tomas juga seorang Yahudi dan boleh dikatakan ia memunyai kepercayaan yang sama dengan Marta dan orang Yahudi pada umumnya. Dengan kepercayaan seperti itu, adalah mustahil baginya untuk percaya kalau ada orang yang memberitakan tentang kebangkitan orang pada masa sekarang ini. Jadi, ketidakpercayaannya akan kebangkitan Yesus boleh dikatakan menyatakan iman Yahudinya mengenai kebangkitan orang mati pada akhir zaman dan bukan pada masa sekarang ini. Tomas adalah seorang yang berdiri teguh pada keyakinan Yahudi namun akan mengubah keyakinannya dengan satu syarat. Apakah syaratnya? Jika ia melihat bekas paku dan mencucukkan jari pada bekas paku tersebut, serta mencucukkan tangannya ke lambung Yesus. Demi mengubah keyakinan Tomas, Yesus menampakkan diri yang kedua kali, serta berkata kepadanya: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (Yohanes 20:27b) Dari perkataan Yesus ini, setiap pembaca dapat menangkap maksud penampakan yang kedua ini. Sangat jelas, Yesus menghendaki Tomas percaya bahwa Ia benar-benar sudah bangkit dari antara orang mati sekarang, bukan nanti pada waktu kebangkitan orang-orang mati pada akhir zaman. Fakta kebangkitan ini bukan isapan jempol dan bukan halusinasi semata. Tetapi, ada satu fakta yang mampu mengubah keyakinan Yudaisme Tomas yang kokoh. Perubahan itu tertera dalam pengakuannya kepada Yesus: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:28). Apakah seseorang yang telah mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Allahnya masih memunyai kekecewaan atas kematian Yesus? Bukankah pengakuan itu memberi kesan sebaliknya? Jika para pembaca dapat mengikuti jalan cerita yang disampaikan oleh Rasul Yohanes, kesan bahwa murid-murid berada di danau Tiberias karena mereka kecewa atas kematian Yesus, pasti tidak akan ada lagi. Mereka yang berada di danau Tiberias adalah komunitas orang-orang yang percaya bahwa Yesus sudah bangkit dan mereka adalah saksi mata atas kebangkitan itu. Lalu, mengapa mereka ada di sana? Apakah mereka kembali melakukan pekerjaan mereka yang kurang lebih tiga tahun telah mereka tinggalkan? Biarlah pertanyaan-pertanyaan ini dijawab berdasarkan apa Alkitab sendiri katakan. Alkitab mencatat perkataan Yesus kepada murid-murid sebelum kematian-Nya. Ia berkata, "Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea." (Markus 14:28; Matius 26:32) Setelah Ia bangkit, melalui perempuan-perempuan yang melihat kubur Yesus yang kosong disampaikan pesan supaya murid-murid ke Galilea untuk melihat Tuhan (Markus 16:7; Matius 28:10). Mencermati data-data Alkitab di atas, keberadaan murid-murid di danau Tiberias (di daerah Galilea) jauh dari fakta bahwa mereka kecewa karena kematian Yesus dan kembali ke pekerjaan sebagai nelayan, yang mereka telah tinggalkan selama kurang lebih tiga tahun. Mereka adalah komunitas orang-orang yang memercayai kebangkitan Yesus. Mereka berada di danau Tiberias sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Tuhan, yang mendahului mereka dan juga suatu bentuk kerinduan mereka berjumpa dengan-Nya. Pada sisi lain, ketika Tuhan memerintahkan mereka untuk ke Galilea, pastilah Ia memunyai satu maksud atas perintah-Nya tersebut. Apakah maksud-Nya itu? Rasul Yohanes memberi kesan bahwa murid-murid sudah sekian lama berada di danau itu. Kata yang diterjemahkan "berkumpul" adalah frase Yunani "esan homou", yang berarti "ada bersama". Kata "esan" adalah dalam bentuk "Indikatif Imperfek", yang menyatakan keberadaan mereka di danau itu sudah berlangsung sekian lama, tetapi mereka belum juga melihat Tuhan. Apakah Tuhan yang dapat menampakkan diri meskipun di tempat tertutup dan terkunci itu tidak sanggup menampakkan diri-Nya di tempat terbuka seperti di danau Tiberias ini? Ketika menanti untuk melihat Tuhan dan mungkin disertai rasa lapar, Petrus berkata hendak menangkap ikan. Inisiatif Petrus ini didukung oleh teman-temannya. Oleh sebab itu, mereka pergi ke danau untuk menangkap ikan. Inti narasi dari drama penampakan itu baru saja dimulai. Semalam-malaman mereka berusaha menangkap ikan, tetapi mereka tidak mendapatkan apa-apa. Menjelang siang ketika mereka akan mendarat, Yesus menampakkan diri-Nya dan berkata kepada mereka, "`Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?` Jawab mereka: `Tidak ada.`" (Yohanes 21:5b) Kemudian Yesus memerintahkan mereka untuk menebarkan jala dan mereka menangkap banyak ikan sehingga tidak dapat menariknya. Peristiwa penangkapan ikan itu membuat murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, "Itu Tuhan." (Yohanes 21:7) Peristiwa penangkapan ikan seakan-akan mengingatkan murid-murid akan sesuatu. Lukas 5:1-11 menceritakan peristiwa penangkapan ikan yang hampir sama dengan yang dilaporkan Yohanes 21. Jika cerita Lukas dibaca dengan teliti, maksud utamanya tampak di dalam perintah Yesus kepada Simon Petrus dan kawan-kawan. Mereka harus menebarkan jala untuk menangkap ikan. Ia menginginkan mereka menjadi penjala manusia. Ia berkata, "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." (Lukas 5:10) Peristiwa penangkapan ikan tersebut dipakai oleh Yesus untuk memanggil mereka menjadi penjala manusia. Penjala manusia bertugas untuk menjadikan orang lain murid Yesus. Ketika peristiwa yang hampir sama terjadi lagi tiga tahun kemudian, murid yang dikasihi Yesus itu teringat pada peristiwa yang terjadi tiga tahun sebelumnya, seperti yang dilaporkan oleh Lukas. Oleh sebab itu, Yohanes kemudian dapat berkata "Itu Tuhan" kepada Simon Petrus. Rasul Yohanes melalui narasinya seakan-akan hendak mengatakan bahwa jika tiga tahun yang lalu Yesus telah memanggil murid-murid menjadi penjala manusia pada peristiwa penangkapan ikan yang menakjubkan, sekarang pada penampakan di danau Galilea, Ia mengadakan penangkapan yang lebih menakjubkan lagi. Panggilan itu mungkin lebih tepat diingat sebagai pembaruan panggilan; sebagaimana sukses penangkapan ikan itu karena perintah-Nya, demikian pula dengan sukses menjadikan orang lain murid-Nya. Narasi Yohanes (dan Lukas) di atas tentu saja bukan sekadar melaporkan keajaiban masa lalu yang sudah tidak bermakna lagi bagi gereja masa kini. Sebagaimana gereja memperingati kebangkitan Yesus dengan bukti momentum penampakan yang bernilai tinggi baginya, makna penampakan itu sendiri harus bernilai sama pula bagi gereja. Melalui penampakan-Nya, Yesus menginginkan murid-murid menjalankan tugas pemuridan yang sudah didelegasikan kepada mereka, sebagaimana sudah didelegasikan kepada gereja. Peristiwa Paskah ini harus menjadi momentum penyadaran gereja, yang diingatkan kembali pada amanat pemuridan. Diambil dari: Judul majalah: Penyuluh, No. 40, Tahun XVI/2007 Judul artikel: Penampakan Yesus dan Tugas Pemuridan Gereja Penulis: Pdt. Stephano Ambesa Penerbit: Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia, Jakarta Halaman: 68 -- 70 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI FREE CHRISTIAN EASTER RESOURCES ==> http://www.freechristianresources.org/easter Jika Anda mencari satu situs yang memuat cukup banyak bahan-bahan Paskah dalam bahasa Inggris yang gratis -- dan legal -- di internet, tidak ada salahnya Anda mencoba FreeChristianResource.org ini. Situs yang dibuat oleh seorang ayah dengan dua anak ini memiliki cukup banyak konten. Walaupun sudah lama tidak diperbarui (terakhir 2008), namun jumlahnya cukup banyak untuk membuat Anda sibuk mengunduh bahan-bahan yang sudah disediakan. Karena berbentuk blog dan bukan direktori situs, maka navigasi situs ini agak lemah. Namun tidak perlu kuatir karena Anda dapat melihat semua bahan yang disediakan dengan kata kunci easter (http://www.freechristianresources.org/tag/easter) di satu halaman. Selain itu pengguna Facebook atau Twitter juga dapat mengikuti perkembangan terbaru karena situs ini sekarang juga sudah hadir di kedua jejaring sosial tersebut. Yang terakhir, situs ini tidak hanya menyediakan bahan-bahan Paskah saja, namun bahan-bahan gratis lainnya, yang dibagi-bagi menjadi tujuh kategori utama, yaitu Studi Alkitab, Buku, Gambar, Renungan, iPhone, Musik, dan Khotbah. Jadi hal terbaik dari situs ini adalah Anda bisa kembali mengunjunginya pada kesempatan yang lain untuk mendapatkan bahan untuk Natal atau lain-lainnya. dengan membuka halaman "Sitemap" (Peta Situs) atau "Archive" (Arsip). Untuk mencari bahan-bahan lainnya, Anda dapat melakukannya secara sistematis dengan mengunjungi halaman "Sitemap" (Peta Situs) atau "Archive" (Arsip). ==> http://www.freechristianresources.org (situs utama) ==> http://www.freechristianresources.org/tag/easter (semua blog dengan kata kunci "easter") ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MISI ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADAKU KEKUATAN "Rowland, janganlah pergi," bujuk teman-temannya. "Engkau telah menjalankan tugasmu. Engkau telah bersaksi demi kebenaran dan melawan imam yang mencoba membawamu kembali pada berhala. Kristus Juru Selamat kita sudah mengatakan bahwa ketika mereka menganiaya kita di satu kota, kita harus menyingkir ke kota lain. Pertahankan dirimu untuk waktu lain, karena gereja memiliki kebutuhan yang besar akan guru-guru yang rajin dan pendeta-pendeta yang saleh." Dr. Rowland Taylor menjawab, "Allah tidak akan meninggalkan Gereja-Nya. Ia akan membangkitkan orang-orang lain untuk mengajar Umat-Nya." Ia melanjutkan, "Sedangkan untuk diriku, aku percaya, di hadapan Allah, aku tidak akan pernah dapat melakukan pelayanan yang demikian baik kepada Allah, seperti yang mungkin aku lakukan kini; pernahkah akan kumiliki panggilan semulia sekarang; sedemikian besarnya kemurahan Allah yang diberikan kepadaku. Jadi aku meminta kalian, dan semua kawan-kawanku yang lain, untuk berdoa bagiku; dan aku mengetahui Allah akan memberiku kekuatan dan Roh Kudus-Nya." Pada pertengahan tahun 1500-an, Alkitab telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Dari seluruh Inggris, kota Hadley merupakan salah satu tempat pertama yang menerima firman Allah. Di sini, banyak orang sering membaca seluruh Alkitab dan mengikuti firman Allah dalam kehidupan mereka. Tetapi, ketika Raja Edward meninggal, kebebasan beragama mengalami kemunduran yang teramat besar. Dr. Rowland Taylor, pendeta dari Hadley, dengan berani menantang mereka yang berusaha memaksa orang-orang percaya untuk kembali ke takhayul dan berhala Zaman Kegelapan. Untuk itu, ia diperintahkan untuk menghadap uskup dan Lord Chancellor [seorang pejabat khusus yang dilantik langsung oleh Raja/Ratu Inggris atas nasihat Perdana Menteri, Red.]. "Aku telah tua dan telah hidup terlalu lama untuk melihat hari-hari yang mengerikan dan paling jahat ini," ia mengatakan kepada kawan-kawannya. "Lakukanlah sebagaimana nurani kalian membawa kalian. Aku telah sepenuhnya bertekad dengan anugerah Allah untuk pergi menghadap uskup. Aku tidak mengharapkan keadilan atau kebenaran, tetapi pemenjaraan dan kematian yang kejam. Tetapi, aku mengetahui alasanku baik dan benar, bahwa kekuatan kebenaran di pihakku." Dengan kata-kata ini, dengan penuh keinginan ia pergi ke London. Dan sebagaimana sudah diperkirakan, ia dituduh sebagai bidat dan dijebloskan ke dalam penjara. Setelah dua tahun, ia lagi-lagi dibawa menghadap uskup dan diberikan kesempatan untuk mengubah pendiriannya. Ketika para uskup melihatnya senantiasa berani dan tidak tergoyahkan pada kebenaran, mereka menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Ia langsung dikirimkan kembali ke kota kelahirannya Hadley untuk dibakar di tiang pancang. Sepanjang perjalanan ia demikian bersukacita dan bergembira sehingga semua yang melihatnya mengira ia hendak pergi ke pesta atau pernikahan. Kata-katanya kepada para penjaganya sering membuat mereka menangis sementara ia sungguh-sungguh memanggil mereka untuk bertobat dari kejahatan dan kehidupan yang sesat. Mereka sangat kagum ketika melihat keteguhannya yang tidak mengenal rasa takut, tetap bersukacita, dan bergembira menghadapi kematian. Dua mil dari kota, ia turun dari kudanya dengan sedikit menari, ia demikian bergembira menjelang tiba di rumah. Ia kemudian berdoa, "Terima kasih, Tuhan, karena sekali lagi aku akan melihat domba-dombaku, yang kukasihi dengan sepenuh hati dan yang kuajar dengan sungguh-sungguh. Berkati mereka dan jagalah agar mereka tetap teguh dalam firman dan kebenaran-Mu." Ia harus melewati kota untuk menuju ke tempat eksekusi. Pada setiap sisi jalan terdapat wanita-wanita dan pria-pria yang menangis tersedu-sedan, "O Tuhan! Dialah gembala kami yang baik, yang dengan demikian setia mengajar kami, merawat kami, dan memerintah kami. O Allah yang penuh belas kasihan! Apakah yang akan kami -- domba-domba yang miskin dan tercerai-berai ini -- lakukan? Apa yang akan terjadi pada dunia yang paling kejam ini? Tuhan, kuatkanlah dia dan hiburlah dia." Pada saat menjelang mereka tiba di tempat dia akan dibakar, Dr. Taylor mengatakan kepada mereka semua yang berkumpul di sana, "Aku telah mengajarkan semuanya kepada kalian, firman Allah yang kudus dan pelajaran-pelajaran yang telah kuambil dari kitab Allah yang penuh berkat, Alkitab yang kudus. Aku datang ke sini pada hari ini untuk memeteraikannya dengan darahku." Ketika ia berlutut dan berdoa, seorang wanita miskin melangkah masuk dan berdoa bersama dengannya; tetapi mereka mendorongnya pergi dan mengancam akan menginjak-injak dia dengan kuda-kuda itu. Walaupun demikian, ia tetap tidak bergeming, bertahan tinggal di sana dan berdoa bersama dengannya. Ia pergi ke tiang pancang, mencium tiang itu, berdiri dan bersandar padanya, dengan tangannya terlipat dan matanya menatap surga. Demikianlah, ia terus-menerus berdoa. Mereka mengikatnya dengan rantai, dan beberapa pria menempatkan kayu-kayu ke tempatnya. Salah seorang melemparkan seikat kayu dengan kejamnya ke arah Dr. Taylor hingga mengenai kepalanya. Darah bercucuran membasahi wajahnya. Ia mengatakan, "Oh kawanku, aku telah mendapat cukup banyak kesakitan; mengapakah engkau perlu melakukan itu pula." Akhirnya, mereka mulai menyalakan api. Dr. Taylor mengangkat kedua tangannya dan berseru kepada Allah, "Bapa Surgawi yang penuh kasih, demi Yesus Kristus Juru Selamatku, terimalah nyawaku ke dalam tangan-Mu." Ia berdiri di tengah kobaran api tanpa berteriak dan tanpa gerakan, dengan kedua tangan terlipat bersama-sama. Untuk mengurangi penderitaan lebih lanjut, seorang pria dari kota berlari ke arah kobaran api itu, dan ia mengayunkan kampak perang bertangkai panjang ke kepala Dr. Taylor. Ia langsung meninggal seketika itu juga, tubuhnya roboh dalam kobaran api itu. Seorang martir Yesus tidak pernah menghadapi masalah-masalahnya seorang diri. Roh Kudus dari Allah senantiasa berada di sana untuk memberikan penghiburan, kekuatan, dan pengharapan kepadanya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Jesus Freaks Penyusun: Toby McKeehan dan Mark Heimermann Penerbit: Cipta Olah Pustaka, 1995 Halaman: 117 -- 120 ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA H A I T I Rumah sakit di Haiti runtuh karena gempa dahsyat beberapa waktu yang lalu. Ribuan orang terkubur di antara puing-puing reruntuhan. Dengan kondisi yang serba terbatas ini, tampaknya mustahil untuk memberikan perawatan medis kepada ribuan orang yang masih bertahan hidup. SB dari CURE International membawa lima anggota tim bedah ke wilayah ini. "Kami telah menemukan sebuah rumah yang tidak terlalu rusak parah, jaraknya hanya lima rumah dari reruntuhan rumah sakit anak- anak." Karena SB mengetahui banyak orang ingin ikut menolong, SB berkata, "Pertama-tama, kami akan menerjunkan para profesional yang berpengalaman, mengamati situasi, dan kemudian kami akan mengetahui berapakah kebutuhan dokter dan perawat." Perusahaan listrik di negara tetangga, Republik Dominika, ikut membantu tim CURE. "Mereka menyumbangkan generator listrik, makanan, air bersih, dan persediaan medis." Orang-orang yang menerima bantuan itu menyaksikan pengharapan Injil. "Mereka memahami adanya pengaruh spiritual, misalnya, `Allah pasti telah mengirim kalian.` Setelah keadaan itu mulai mereda, orang-orang bertanya-tanya, `Mengapa Anda menolong kami?` Pada saat itulah kami mendapat kesempatan untuk menceritakan kasih Yesus yang menyertai mereka." (t/Ully) Diterjemahkan dari: Mission News, January 2010 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13755 Pokok doa: * Mengucap syukur atas keberadaan organisasi-organisasi Kristen di Haiti yang banyak membantu para korban gempa, kerena pelayanan mereka secara tidak langsung telah membuat masyarakat Haiti dapat merasakan kasih Kristus. * Doakan juga agar masyarakat Haiti yang telah mendengar Injil digerakkan hatinya untuk lebih mempelajari Injil. A M E R I K A S E R I K A T Menurut PBB, sekitar 1;2 miliar anak-anak di seluruh dunia sedang dalam bahaya. Sebagian dari mereka tinggal di jalanan, sebagian kelaparan karena kemiskinan, sebagian yatim piatu, dan sebagian dipaksa menjadi buruh. Pioneers, organisasi perintisan gereja yang mengelola pelayanan, mengharapkan umat Kristen turut mengulurkan pertolongan. Oleh karena itu, TS membentuk program yang disebut Red Card. "Red Card adalah kelas yang dirancang untuk keluarga. Pertama-tama, kelas ini dibentuk untuk meningkatkan kesadaran keluarga akan apa yang sedang terjadi. Kedua, untuk menggerakan doa. Ketiga, menciptakan langkah-langkah nyata untuk mewujudkan perubahan." TS mengatakan bahwa setelah keluarga-keluarga sadar tentang masalah yang sedang terjadi, mereka dapat memiliki pengaruh langsung terhadap penginjilan. "Kami rindu mengajak keluarga-keluarga terjun ke lapangan dengan lembaga misi atau utusan, bekerja bersama dengan anak yatim atau anak jalanan, untuk mengabarkan Injil Kristus kepada mereka." (t/Ully) Diterjemahkan dari: Mission News, December 2009 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13616 Pokok doa: * Doakan Pioneers yang sedang menggalakkan gereja-gereja dan organisasi Kristen agar terlibat membantu anak-anak jalanan untuk mengenal Injil Kristus. * Doakan agar Tuhan memberi hikmat kepada TS dan program Red Card yang dilakukannya sehingga program tersebut sungguh-sungguh memberikan perubahan bagi anak-anak jalanan. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA TERORIS DI INDONESIA Keberhasilan pihak berwajib dalam menumpas teroris yang hendak mengacaukan Negara Kesatuan Republik Indonesia pantas diacungi jempol. Meskipun demikian, rakyat Indonesia juga harus tetap waspada, karena kemungkinan besar masih ada teroris yang berkeliaran sampai saat ini. Pokok doa: 1. Mengucap syukur atas pertolongan Tuhan sehingga pihak berwajib dapat menangkap beberapa pelaku terorisme di Indonesia. Doakan agar pemerintah tidak berpuas diri dan terus berusaha menemukan pelaku terorisme lain yang masih berkeliaran di Indonesia. 2. Doakan juga agar Tuhan menolong serta memampukan pihak berwajib untuk menangkap otak dan pendukung dana teroris di Indonesia. 3. Berdoa agar Tuhan memberi perlindungan kepada masyarakat Aceh, khususnya mereka yang bermukim di desa-desa yang diduga menjadi tempat pelarian teroris, yang masih dicekam rasa takut pascapenumpasan teroris. 4. Doakan juga agar Tuhan memberi kekuatan, kesehatan, dan perlindungan kepada aparat yang berupaya untuk meningkatkan keamanan di Indonesia. Doakan agar Tuhan melindungi dan memberkati anggota keluarga mereka. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |