Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/10 |
|
e-JEMMi edisi No. 10 Vol. 13/2010 (12-3-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI EDITORIAL RENUNGAN PASKAH: Kurban Sejati atau Manipulasi ARTIKEL PASKAH: Pemberian Terindah: "Dalam Tiga Hari" SUMBER MISI: Paskah SABDA - Situs Paskah Indonesia DOA BAGI MISI DUNIA: Haiti, India DOA BAGI INDONESIA: Guru Kristen Dibebaskan ______________________________________________________________________ THE BIBLE IS OUR ONLY CERTAINTY FOR THIS LIFE; FOLLOWING WITH SPIRITISM IS GREAT FOOLISHNESS ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Pengurbanan Kristus di kayu salib merupakan anugerah yang sangat luar biasa bagi kita. Karena kasih-Nya kepada kita, Ia rela mengurbankan diri-Nya untuk menyelamatkan kita. Tuhan telah memberikan keteladanan yang sungguh sangat baik bagi kita. Sebagai umat-Nya, kita sudah sepantasnya meneladani Dia, dalam hal berani menyalibkan kedagingan kita dan belajar mengasihi orang-orang di sekitar kita dengan tulus. Tuhan Yesus memberkati. Pimpinan Redaksi e-JEMMi, Novita Yuniarti http://misi.sabda.org http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ RENUNGAN PASKAH KURBAN SEJATI ATAU MANIPULASI Penjangkauan sesama membuat hidup kita menjadi berarti. Kenyataan membuktikan bahwa semakin kita banyak memberi dan berbagi, semakin kita banyak menerima dan mendapat balasannya. Ketika kita mengasihi dan melayani dengan berbuat baik kepada sesama, segala kebajikan dan hal-hal yang baik akan mendatangi kita. Tetapi, kita mungkin akan berpikir sejenak, bagaimana dalam kondisi sulit seperti sekarang kita masih bisa bermurah hati dan rela berkurban? Rasanya sikap rela berkurban sudah semakin langka saat ini. Nilai pengurbanan juga terasa semakin luntur ketika hidup makin diwarnai prinsip "berikan dan terimalah", "tidak ada makan siang yang gratis", atau prinsip "elu elu -- gua gua". Jika ada [yang mencoba tanpa pamrih], itu pun dilakukan dengan berbagai pertimbangan "apakah imbalan yang akan kuterima?" atau "apa manfaatnya bagiku?" Tampaknya, kita perlu merenungkan kembali, masih adakah kurban yang sejati [tanpa pamrih]? Pengurbanan sebagai suatu tindakan nyata tanpa pamrih, tidak dimotivasi keinginan mendapat balasan atau menghitung-hitung manfaat yang kita akan terima secara langsung. Manfaat semacam itu baru akan dipetik dalam jangka waktu panjang, dalam bentuk kita memperoleh kasih, penghormatan, dan kemurahan dari orang lain. Kita mungkin menerima pertolongan orang lain pada saat yang tidak terduga, tepat ketika kita membutuhkannya. Mengapa Berkurban Itu Penting? 1. Karena kehidupan memiliki siklus tabur dan tuai. Secara kodrati, Tuhan telah menetapkan prinsip umum hukum alam bahwa segala sesuatu yang ditanam pasti akan bertumbuh dan menghasilkan buah. Demikian pula dengan setiap tindakan yang kita lakukan pasti akan menghasilkan balasan entah kapan waktunya. 2. Jika tidak ada kerelaan berkurban, bumi penuh dengan kefasikan. Bayangkan jika semua orang ingin menang dan berhasil, termasuk dengan menghalalkan segala cara! Setiap kejatuhan dan kesusahan dianggap sebagai peluang untuk memenangkan persaingan, kegagalan orang lain disambut sebagai seleksi alami [siapa] yang kuat -- si pandai pemenangnya -- dan sukses. Tanpa hati nurani, dunia serasa hanya dipenuhi dengan semak berduri. 3. Pengurbanan membuat hidup itu bernilai. Mandat untuk hidup diwujudkan dengan berkarya dan mengusahakan bumi ini secara penuh tanggung jawab. Bukti dari keberhasilan setiap jerih lelah dan prestasi ditandai dengan berbagai bentuk pengurbanan dan kerelaan melakukan sesuatu yang terbaik. 4. Penghargaan muncul dari setiap pengurbanan. Kita tidak dapat membeli penghargaan dan tidak bisa memaksa orang lain untuk menaruh hormat kepada kita, sebab penghargaan itu hanya berasal dari sikap dan tindakan rela berkurban. Ini pasti menginspirasi pemikiran dan memotivasi banyak orang untuk melakukan perbuatan positif yang sama. Manipulatif -- Berkurban dengan Suatu Pamrih Ketika perhatian kita hanya terpusat pada diri sendiri, kita sulit memerhatikan keadaan dan kebutuhan orang lain. Setiap pertimbangan hanya diukur semata-mata dari keuntungan dan kesenangan pribadi. Motivasi di balik setiap tindakan perlu diterawang lebih jauh agar kita tidak keliru dan menyimpang dari setiap pemikiran dan perbuatan yang dianggap sebagai sikap berkurban dan bajik. Pengurbanan yang berpamrih sebenarnya adalah sikap manipulatif terhadap orang lain bahkan terhadap diri sendiri, dan justru kenyataannya sering sangat tersamar, lazim, dan tidak disadari dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian dan kurban yang sejati itu tidak bersyarat. Tidak menuntut balasan. Tidak menghitung untung rugi. Dilakukan dengan tulus, tanpa keluh kesah, spontan, yakin, dan tidak mengkhawatirkan penolakan karena berfokus pada kepentingan dan kebaikan orang lain. Pemahaman Mengenai Sikap dan Tindakan Manipulatif: 1. Penipuan yang disamarkan sebagai kebenaran. 2. Penyalahgunaan kesempatan, jabatan, hak, kewajiban, dan otoritas. 3. Aktivitas yang tampaknya baik tetapi diselubungi motif egoisme. 4. Sikap mental yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur dan tulus. 5. Pemanfaatan seseorang, sesuatu, keadaan, atau kondisi dengan maksud untuk mencari keuntungan diri sendiri. 6. Membohongi dan tidak sesuai dengan hal-hal yang sifatnya sejati. 7. Sikap berpura-pura, tidak ikhlas, dan bertujuan untuk memanfaatkan orang. 8. Pengendalian kehendak orang-orang melalui pengaruh, cara-cara, tekanan, atau perlakuan tertentu. 9. Menutup-nutupi keadaan, ketidakjujuran, dan tidak memperlihatkan jati diri yang sebenarnya untuk kepentingan pribadi. Akibat Sikap Manipulatif Mungkin tidak disadari, namun segala sesuatu yang tidak sejati pasti tidak akan bertahan lama. Sikap yang tidak tulus, cepat atau lambat akan tersingkap dan memengaruhi hubungan kita dengan keluarga, rekan, kolega, atau mitra kerja. Konsekuensinya, kita akan kehilangan kepercayaan orang lain dan kita akan sulit memiliki rekan, mitra, atau kolega yang sejati; terperangkap dalam sikap munafik, kehilangan kebenaran dan jati diri; dikejar perasaan bersalah dan kehilangan damai sejahtera; terlibat dalam berbagai bentuk persaingan tidak sehat dan memiliki tujuan yang menghalalkan segala cara. Kurban Sejati adalah Pernyataan Kasih yang Tertinggi Ibu Teresa mengisi hidupnya dengan mengasihi dan melayani orang-orang yang kekurangan di negara-negara miskin. Beliau menyelamatkan hidup banyak balita dengan sentuhan dan belaian tangannya ke tubuh-tubuh kurus kecil karena kekurangan gizi. Sesungguhnya, sentuhan manusia memiliki kekuatan merespons unsur-unsur kimiawi di dalam tubuh, yang sangat membantu pertumbuhan dan daya hidup. "Saya telah menemukan paradoks bahwa jikalau saya mengasihi sampai terasa sakit, rasa sakit itu akan hilang, dan yang tertinggal hanyalah lebih banyak kasih". (Ibu Teresa) Sikap berkurban timbul dari kesadaran akan adanya kebutuhan orang-orang di sekitar kita. Jika kita mulai menjadi pemerhati, akan tampak begitu banyak kesempatan untuk berbuat baik dan menjadi jawaban bagi orang lain. Sikap berlapang hati untuk tidak sekadar mengkritisi orang lain atau keadaan, menguasai diri berhadapan dengan rasa memiliki, bebas dari rasa khawatir dengan membangun rasa aman, semua ini akan mendorong kita untuk mengembangkan sikap berkurban yang sejati. Dalam penerapannya, pengurbanan senantiasa berbentuk pernyataan kasih yang tertinggi, yaitu ditunjukkan dengan kepedulian sejati kepada orang lain melalui tindakan nyata. Ia tidak mementingkan diri sendiri dan rela mendahulukan kepentingan orang lain, memberi dan berbagi tanpa mengharapkan imbalan atau pamrih, bahkan ikhlas memberikan kesempatan atau peluang kepada orang lain yang membutuhkannya. Pengurbanan adalah kesediaan untuk mendengar, melayani, dan membantu orang lain. Suatu bentuk kebaikan hati yang tidak menuntut pembayaran. Bahkan mungkin sebaliknya, berani membayar harga dan menghadapi risiko. Pengurbanan sebagai teladan terbesar telah ditunjukkan oleh Kristus, ketika Ia menanggung apa yang seharusnya tidak diterima-Nya. Kematian-Nya menggantikan kita, yang seharusnya menanggung upah dosa itu, dan Ia memberikan kehidupan kekal yang sebenarnya tidak layak kita terima. Itulah pengurbanan karena bersedia membayar harga demi keselamatan orang banyak. Kurban yang sejati bukan sekadar menabur benih kebajikan untuk menolong orang lain, tetapi kita juga akan menuai hasilnya pada saat yang kita tidak ketahui. Pengurbanan pada hari ini tidak akan pernah sia-sia pada hari esok. Diambil dari: Judul majalah: Bahana, Edisi Mei 2005, Volume 169 Judul artikel: Pengorbanan Sejati atau Manipulasi Penulis: Jakoep Ezra Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta Halaman: 60 -- 61 ______________________________________________________________________ ARTIKEL PASKAH PEMBERIAN TERINDAH: "DALAM TIGA HARI" SUDAH SELESAI Ketika Yesus mati, Ia sungguh mengetahui bahwa pekerjaan-Nya telah selesai. Yesus, sang Gembala Agung, menyerahkan nyawa-Nya dengan sukarela bagi domba-domba-Nya. Ia berseru, "Sudah selesai" (Lukas 23:46). "Apa pun maksud [seruan] itu," kata Dr. G. Campbell Morgan, "tujuan kedatangan-Nya, tujuan kepergian-Nya, itu telah selesai sepenuhnya dan lengkap." Penikaman lambung Yesus dengan tombak membuktikan dua hal. Pertama, apa yang difirmankan Tuhan telah tercapai dengan setepat-tepatnya. Tidak satu pun tulang-Nya yang dipatahkan (Mazmur 34:20; Keluaran 12:46; Zakharia 12:10; Mazmur 22:16). Kedua, kematian-Nya telah memberikan bukti yang tidak dapat dibantah. Para petugas yang membunuh-Nya tidak mudah dikelabui, mereka sudah memastikan bahwa Yesus benar-benar sudah mati. Pilatus sendiri bertanya secara khusus kepada kepala pasukannya "... apakah Yesus sudah mati" (Markus 15:44). Mengenai penikaman lambung Yesus, Dr. Morgan menambahkan bahwa "Dia sudah mati, dan kematian itu disebabkan oleh kerusakan pada hati-Nya. Ketika Ia berkata `Sudah selesai` dan Ia menyerahkan Roh-Nya kepada Bapa, peristiwa itu sudah menghancurkan hati-Nya, dan Ia pun mati." YESUS TERBARING DI SANA Pemakaman tubuh Yesus adalah salah satu bukti nyata tentang kematian-Nya, salah satu peristiwa terpenting di dalam Alkitab (1 Korintus 15:3-4). Mereka yang berperan bukanlah pengikut-pengikut terdekat Tuhan Yesus, namun kita mengetahui meskipun sedikit, masih ada dua orang terdekat, yaitu Yusuf dari Arimatea -- sebuah kota di Yudea -- dan Nikodemus. Yusuf disebut sebagai "... anggota Majelis Besar yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah." (Markus 15:43a) Menurut Lukas 23:50, Yusuf adalah seorang yang "baik" dan "benar". Yusuf adalah seorang pengikut Yesus, tetapi secara "... sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi -- ...." Yohanes 12:42 menulis kemungkinan Yusuf dan Nikodemus adalah dua orang anggota dari sekelompok pemimpin, yang memercayai Yesus dengan sembunyi-sembunyi. Yusuf meminta izin dari Pilatus untuk menurunkan mayat Yesus (Yohanes 19:38). Nikodemus adalah anggota Sanhedrin, penguasa Yahudi yang datang kepada Yesus pada malam hari (Yohanes 3). Ia berdiri dengan berani menentang imam-imam kepala dan orang-orang Farisi ketika mereka menangkap Yesus (Yohanes 7:50). Kematian Tuhan Yesus ternyata mendatangkan keberanian pada kedua orang ini, dan dengan tindakan itu mereka menyatakan diri secara terbuka sebagai pengikut Tuhan Yesus. Yusuflah yang menyediakan kain kafan untuk membungkus tubuh Tuhan Yesus, dan demikian juga "tempat kuburnya yang baru" (Matius 27:59,60). Nikodemus yang membawa rempah-rempah, sebanyak hampir 40 kilogram. Mereke membersihkan tubuh Tuhan Yesus dan membungkus-Nya dengan kain kafan. Ramuan kemenyan dan buah pohon gaharu ditempatkan di sela-sela kain. Kain yang lain dipakai untuk membungkus bagian kepala Tuhan. Lalu sebuah batu besar ditempatkan untuk menutupi liang kubur itu, dan mereka pergi dengan sedih. Yesus, yang mereka percayai sebagai seorang pembebas orang-orang Israel, ternyata telah mati. DIA BANGKIT Alkitab tidak mencatat detik per detik kebangkitan Kristus. Murid-murid Tuhan Yesus telah gagal mencatat atau telah melupakan pernyataan yang diulang-ulang-Nya bahwa Dia akan mati dan bangkit kembali (Matius 16:4; Markus 8:31, 9:31; Lukas 9:22; Yohanes 2:19). Karena kematian-Nya, pengharapan mereka sudah hancur. Maria Magdalena datang untuk berkabung pada hari pertama dalam minggu itu (Yohanes 20:1). Adakah orang-orang lain yang datang bersama Maria Magdalena pada hari itu? Mungkin! Ini tampak dari penggunaan kata "kami" pada ayat kedua; Yohanes hanya mencatat Maria Magdalena yang melihat batu penutup jalan masuk ke kuburan itu telah diangkat. Selanjutnya, Maria menduga kubur Tuhan yang telah kosong itu dirampok orang, oleh karena itu Maria berseru "Tuhan telah diambil dari liang kuburnya!" Ketika Petrus mendengar berita itu, ia dan murid-murid yang lain berangkat ke kubur itu. Yohanes, yang lebih dahulu tiba di sana, menjenguk ke dalam ruangan yang agak gelap itu dan ia melihat "kain kafan yang tergeletak". Tetapi, Yohanes tidak langsung masuk ke dalam. Petrus, si impulsif itu, seperti biasanya langsung masuk ke dalam kubur itu dan memeriksa bukti yang ada. Dalam kata-kata G. Campbell Morgan, kain kafan yang tergeletak itu "masih seperti waktu membungkus tubuh Yesus, dengan semua ramuan dan gulungan kain yang tidak berubah, namun bagian yang dipakai untuk membungkus tubuh Yesus sudah mengempis sama sekali karena tidak berisi lagi. Sedang kain peluh yang semula di kepala Yesus terletak terpisah, dan masih terlipat seperti ketika membalut kepala-Nya." Tatkala Petrus tertegun, Yohanes menerobos masuk ke dalam kubur. Yohanes "melihat dan percaya" (Yohanes 20:8). Seperti yang ditulis secara tepat oleh Dr. Merrill Tenney, "Kubur Yesus terbuka bukan untuk memberikan keluar kepada Yesus, melainkan untuk memberikan jalan masuk bagi murid-murid-Nya. Yesus telah bertransformasi dalam kebangkitan-Nya, sehingga Ia seperti lenyap melalui jubah kematian, yang ditinggalkan-Nya bagaikan kepompong kemuliaan." TUHANKU DAN ALLAHKU Dari sekian banyak bukti yang menghebohkan mengenai kebangkitan Tuhan Yesus, tidak ada yang lebih menghebohkan dibanding penampakan diri Yesus di hadapan murid-murid-Nya. Kita diberitahukan bahwa Ia menampakkan diri-Nya pada malam yang sama, "hari pertama minggu itu" (Yohanes 20:19). Pada suatu hari Yesus menampakkan diri-Nya kepada Simon Petrus (Lukas 24:34) dan kepada kedua murid-Nya di Emaus (Lukas 24:l3). Pada saat murid-murid-Nya sedang berkumpul di ruang tertutup dan pintu telah ditutup rapat-rapat "karena takut kepada orang-orang Yahudi". Tidak ada baut yang longgar atau pintu yang terbuka engselnya, ketika Yesus tiba-tiba berdiri di hadapan mereka. Tidak heran bahwa mereka terkejut seperti melihat "hantu" (Lukas 24:37). "Damai sejahtera bagi kamu," salam Yesus kepada murid-murid- Nya (Yohanes 20:21). Kemudian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka untuk membuktikan identitas-Nya. Bekas-bekas luka itu akan selalu ada pada-Nya. Apa yang semula merupakan suatu tanda kekalahan, telah berubah menjadi meterai kemenangan yang abadi. Tidak heran bahwa murid-murid Yesus bersukacita melihat Dia, sebab mereka bukan hanya melihat Dia dengan mata mereka sendiri, tetapi juga menyadari kebenaran tentang kebangkitan Yesus, sama seperti yang dialami Yohanes di kubur Tuhan Yesus. Tetapi, Tomas "... tidak ada bersama-sama dengan mereka, ketika Yesus datang ke situ" (Yohanes 20:24b). Ketidakpercayaannya sedikit berbeda dari yang lain. Murid-murid Yesus yang lain telah melihat Dia dengan mata mereka sendiri, dan Tomas menuntut perlakuan yang sama. Ia berkata bahwa, "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yohanes 20:25b) Maka, Tomas tetap kesepian dan bersedih hati selama delapan hari. Pada hari Minggu berikutnya murid-murid Yesus sedang berkumpul di tempat yang sama dan Tomas sedang bersama-sama dengan mereka. Sekali lagi, pintu telah ditutup rapat-rapat. Namun, Yesus sekali lagi menampakkan diri-Nya secara tiba-tiba. Kali ini, Ia berbicara kepada Tomas. William Hendrickson menulis bahwa untuk setiap [permintaan Tomas] Yesus memberikan satu perintah. Tomas berkata seminggu sebelumnya: "[Aku harus] melihat bekas paku pada tangan-Nya." Yesus mengatakan hari itu, "Lihatlah tangan-Ku." Tomas juga mengatakan, "[Aku harus] mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu." Perintah Yesus kedua, "Taruhlah jarimu di sini." Tuntutan Tomas yang ketiga, "Dan [aku harus] mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya." Kata Yesus, "Ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku." (Yohanes 20:27) Seminggu sebelumnya Tomas berkata, "Aku tidak akan percaya." Yesus berkata pada hari itu, "Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Apakah Tomas sungguh-sungguh memeriksa tubuh Yesus? Tampaknya, Tomas jelas terperanjat dan terpana, tidak memerlukan lagi bukti melebihi yang telah dilihatnya. Pengakuannya melebihi kata-kata apa pun: "Tuhanku dan Allahku." Kepercayaan Tomas bukannya kurang berarti, meskipun didasarkan pada apa yang telah dilihatnya. Tetapi, Yesus kemudian menekankan kebahagiaan bagi mereka yang percaya meskipun tidak beroleh konfirmasi melalui penglihatan. (Yohanes 20:29) Diambil dari: Judul majalah: HARVESTER, Edisi Maret/April, Tahun 1994 (Disadur dari Majalah Moody, April 1977) Judul artikel: Pemberian Terindah: "Dalam Tiga Hari" Penulis: Ivy Supratman Penerbit: Indonesian Harvest Outreach Halaman: 18 -- 19 ______________________________________________________________________ SUMBER MISI PASKAH SABDA - SITUS PASKAH INDONESIA ==> http://paskah.sabda.org Tidak salah jika situs ini menamakan dirinya sebagai "Situs Paskah Indonesia" karena situs ini merupakan satu-satunya situs berbahasa Indonesia yang didedikasikan untuk hal-hal seputar perayaan terpenting dalam gereja ini. Meskipun baru berusia 2 tahun, namun situs ini sudah mengumpulkan bahan yang cukup banyak, yang akhir-akhir ini, menjelang Paskah 2010, rupanya juga sudah ditambahi lagi. Pada menu bagian atas, Anda tinggal mengarahkan kursor pada bagian "Kumpulan Bahan Paskah" untuk melihat kategori yang Anda inginkan: artikel, drama, renungan, bahan mengajar, kesaksian, audio khotbah, puisi, resensi buku, blog, review situs, tips, humor, lagu, gambar, dan ucapan. Selain itu situs ini juga mengundang pembacanya untuk ikut mengisikan kontennya, sehingga sudah ada beberapa pengunjung yang bersumbangsih dengan tulisan-tulisan kesaksian Paskah, puisi, blog, ucapan natal, dll.. Untuk menuliskan artikel, seorang pengunjung perlu terlebih dahulu mendaftarkan diri. (KN) ______________________________________________________________________ DOA BAGI MISI DUNIA H A I T I Saat kelegaan fisik merupakan prioritas, Proyek "Film JESUS" melakukan berbagai macam cara untuk menjangkau mereka yang tersesat. Tim "Film JESUS" di Haiti sudah berada di lokasi dan siap menolong kebutuhan di lapangan. Para pemimpin proyek belum mengetahui bagaimana keadaan para pekerja film ini di haiti, namun mereka tetap menolong dan menjangkau keluarga-keluarga di sekitar mereka. Ketika gempa melanda Tiongkok pada tahun 2008, tim "Film JESUS" langsung bertindak, dampaknya orang-orang berdatangan kepada Kristus. Doakanlah agar mereka yang terbelenggu praktik voodoo berpaling kepada Kristus. (t/Uly) Diterjemahkan dari: Mission News, January 2010 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13765 Pokok doa: * Mengucap syukur untuk keberadaan tim "Film JESUS" yang berupaya menjangkau masyarakat Haiti dengan Injil. Doakan agar tim ini dapat melayani mereka secara maksimal. * Doakan agar masyarakat Haiti yang telah dilayani oleh tim "Film JESUS" dapat membuka hati mereka untuk menerima kebenaran Injil. I N D I A Keputusan India memekarkan negara bagian Andhra Pradesh menjadi dua, Andhra Pradesh dan Telangana menyebabkan kekacauan di negara bagian itu. Selain itu, kejadian ini juga menyebabkan krisis di pemerintahan India. DS dari Mission India yang berpusat di Grand Rapids, Michigan, menekankan adanya ketegangan di antara grup etnis dan bahasa. Namun, muncul banyak protes terkait keputusan ini. "Banyak Kelompok Alkitab Anak-anak dan kelas membaca remaja yang tidak aktif di wilayah ini selama dua minggu. Biasanya, mereka bertemu setiap hari. Namun karena kejadian ini, warga tercekam perasaan takut. Mereka memilih tinggal di rumah. Keresahan penduduk adalah halangan besar bagi pelayanan." Kami tidak mengetahui kapan hal ini akan berakhir. Regu mereka ingin sekali kembali keluar melayani. Mengapa? "Wilayah Telangana di India memunyai nilai pertumbuhan gereja yang pesat. Rekan sekerja kami banyak yang bekerja di wilayah ini. Gereja biasanya bertumbuh di tengah situasi yang penuh dengan ketidakpastian seperti ini." Akibat huru-hara kerusuhan, DS mengatakan bahwa direkturnya menyerukan permohonan doa yang "meminta kita mendoakan keamanan: keamanan sosial dan politik." (t/Uly) Diterjemahkan dari: Mission News, December 2009 Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13615 Pokok doa: * Doakan agar Tuhan melindungi pekerja-perkerja-Nya yang melayani di India, terutama di Andhra Pradesh, mengingat kondisi keamanan yang labil. * Doakan juga agar umat percaya di India tetap bertekun di dalam doa dan firman Tuhan, sehingga meskipun mereka tidak bisa bertemu dengan umat percaya lainnya, iman mereka masih tetap bertumbuh. ______________________________________________________________________ DOA BAGI INDONESIA GURU KRISTEN DIBEBASKAN Setelah hampir setahun dipenjara, WH (49 tahun), seorang guru Kristen mendapatkan kembali kebebasannya. WH, seorang guru sekolah dasar, telah dituduh melakukan penghinaan terhadap agama lain, saat ia memberikan les privat kepada muridnya tanggal 10 November 2008. Akibat isu yang merebak, pada tanggal 9 Desember massa melakukan protes dengan cara membakar desa L -- tempat pemukiman orang Kristen. Di bawah tekanan dan paksaan WH dipaksa mengakui dakwaan tersebut. Saat ini WH, dengan bantuan gereja lokal, dipercaya menjadi guru pada sebuah sekolah Kristen. Diambil dari: Judul buletin: Frontline Faith, Edisi Maret - April 2010 Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Yayasan Open Doors Indonesia Halaman: 4 Pokok Doa: 1. Mengucap syukur untuk kebebasan WH. Doakan agar melalui peristiwa ini setiap orang percaya dapat belajar bahwa Allah tidak pernah membiarkan dan meninggalkan anak-anak-Nya meskipun dalam masa sulit. 2. Berdoa agar Tuhan melindungi dan memberkati keluarga WH supaya menjadi keluarga yang dapat memancarkan terang dan kasih Kristus. 3. Berdoa agar anak-anak WH tumbuh menjadi anak yang takut akan Tuhan dan berbakti kepada orang tuanya. 4. Doakan masyarakat Kristen di desa L agar dapat mengampuni orang-orang yang telah membakar desa mereka beberapa waktu yang lalu dan tetap berdoa bagi pertobatan orang-orang yang melakukan aksi kerusuhan. 5. Doakan agar Tuhan memampukan dan memberi hikmat kepada WH yang saat ini mengajar di salah satu sekolah Kristen, sehingga setiap anak yang dididiknya dapat menjadi anak-anak yang mengasihi Tuhan dan dapat menjadi berkat. 6. Berdoa juga agar Tuhan memberkati gereja lokal di desa L dan memampukan serta memberi keberanian setiap jemaatnya untuk mau memberitakan Kabar Baik kepada mereka yang belum percaya. 7. Tetaplah berdoa agar iman setiap umat percaya di mana pun mereka berada saat ini tetap terpelihara dan mengalami pertumbuhan rohani yang semakin berakar dan berbuah lebat. ______________________________________________________________________ Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya. ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org > Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/ Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi ______________________________________________________________________ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |