Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2015/06 |
|
e-JEMMi edisi No. 06 Vol. 18/2015 (23-6-2015)
|
|
Juni 2015, Vol. 18, No. 06______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ e-JEMMi -- Penerjemahan Alkitab II No. 06, Vol. 18, Juni 2015 DARI REDAKSI: SEMANGAT UNTUK BERMISI Shalom, Penemuan naskah-naskah Alkitab kuno di Qumran menjadi salah satu bukti kepenulisan Alkitab. Dalam naskah-naskah tersebut, selain memuat latar belakang kehidupan umat Kristen mula-mula, juga ada informasi mengenai Yohanes Pembaptis, yang diperkirakan berhubungan dengan jemaat di Qumran. Naskah-naskah ini merupakan salah satu sumber untuk penerjemahan Alkitab Perjanjian Baru. Saat ini, kita memperoleh satu kemudahan, yaitu Alkitab sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Oleh sebab itu, mari kita bersemangat untuk menyampaikan Injil ke berbagai suku bangsa! Selain membahas mengenai Qumran, e-JEMMi kali ini juga menyajikan profil suku bangsa, yaitu suku Gara dari Pakistan. Meskipun Injil telah ada di daerah itu selama 150 tahun, tidak ada orang Kristen dikenal di kalangan Gara. Oleh karena itu, mari kita berdoa bagi suku ini supaya mereka terbuka untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Selamat membaca dan mari semangat dalam bermisi. Tuhan Yesus memberkati! Pemimpin Redaksi e-JEMMi, Mei < mei(at)in-christ.net > < http://misi.sabda.org/ > ARTIKEL: QUMRAN Diringkas oleh: Mei Fitriyanti Qumran adalah nama suatu tempat yang terletak di gurun Juda di pantai Laut Asin (Mati) di sebelah barat. Sejak tahun 1947 hingga 1955, banyak ditemukan naskah-naskah dari zaman Kristus dan sebelumnya di gua-gua sekitar Laut Mati. Di Qumran, juga digali dan ditemukan puing- puing kompleks bangunan peninggalan sekelompok orang Yahudi. Bangunan itu semacam bangunan biara yang dinamakan "Khirbet Qumran". Dalam artikel ini akan membahas sedikit mengenai jemaat Qumran, penemuan- penemuan di Qumran, naskah yang ditemukan dan hubungan jemaat Qumran dengan Perjanjian Baru. A. Jemaat Qumran Berkat naskah-naskah yang ditemukan, orang-orang mulai tahu tentang jemaat yang membangun "biaranya" di Qumran. Jemaat itu disebut "kaum Esseni", yang juga dibicarakan oleh pengarang Yahudi Flavius Josephus dan Philo dari Iskandria, dan oleh pengarang kafir Plinius. Rupanya, Qumran adalah pusat utama dari kaum Esseni. Jemaat Qumran mengasingkan diri ke gurun, jauh dari agama Yahudi, karena mereka bertentangan dengan kalangan imam di Yerusalem, yang mereka anggap tidak sah. Jemaat itu menetap di Qumran sekitar tahun 75 sM hingga tahun 36 sM. Pada tahun 68 sM, tentara Roma mendekati dan mengepung Yerusalem. Jemaat itu pun ikut berperang, dan mereka dimusnahkan oleh tentara Roma. Pada waktu darurat itu, diperkirakan para anggota jemaat Esseni menyembunyikan kitab-kitab sucinya di dalam gua-gua di sekitar Qumran, yang ditemukan kembali pada tahun 1947. Jemaat di Qumran menyebut dirinya "Jemaat Perjanjian Baru (dan Kekal)". Anggota-anggota jemaat itu hidup bersama-sama dan sangat sederhana, semua barang menjadi milik bersama. Sebagian (besar) di antara mereka tidak menikah dengan motif eskatologis (akhir zaman) dan kemudian asketis (mengasingkan diri dari dunia luar). Seorang calon yang mau masuk jemaat itu harus terlebih dulu melewati masa percobaan selama tiga tahun. Jika berhasil, ia diizinkan menjadi anggota penuh dengan mengangkat sumpah bahwa akan menepati Taurat Musa sesuai dengan adat kebiasaan jemaat itu dan juga berpegang teguh pada ketertiban jemaat itu. Jemaat Qumran sangat teliti dalam melaksanakan Taurat Musa, bahkan lebih keras daripada kaum Farisi. Mereka sangat teliti dan saksama dalam hal najis dan tahir, haram dan halal, dan melakukan banyak pembasuhan sebelum beribadah. Mereka pun mempunyai tata ibadah sendiri, dan mereka tidak mempersembahkan kurban. Anggota-anggota jemaat itu rajin dalam mempelajari Alkitab dan kitab-kitab saleh lain. B. Penemuan Sekitar bulan Februari atau Maret 1947, Muhammad, seorang pemuda dari suku Ta`amireh, masuk ke salah satu gua di sekitar Qumran untuk mencari seekor kambing yang hilang. Di dalam gua itu, ia menemukan sejumlah buyung yang berisikan gulungan kitab dari kulit. Ia membawa tujuh buah di antaranya dan mencoba menjualnya di Betlehem, tetapi tidak berhasil. Kemudian, lima buah naskah dijualnya kepada uskup agung dan kepala biara dari umat Kristen Syriah-Ortodoks di Yerusalem dan dua buah kepada E. Sunik dari Universitas Ibrani di Yerusalem. Dari tahun 1949 hingga 1955, para ahli menyelidiki seluruh daerah di sekitar Qumran dan menggali Khirbet Qumran. Sementara itu, masyarakat sekitar ikut mencari dan mereka berhasil menemukan naskah-naskah baru lagi. C. Naskah-Naskah Qumran Naskah-naskah kuno yang ditemukan ada beberapa yang utuh, tetapi ada beberapa naskah yang sudah rusak. Ada naskah (kepingan) dari kitab- kitab Alkitab, naskah dari Kitab Apokrif dan Pseudepigraf, dan sejumlah naskah mengenai tata cara dan ajaran-ajaran jemaat Qumran. 1. Naskah-naskah dari Alkitab. Naskah-naskah dari Kitab Suci yang lengkap ialah: Satu gulungan kitab Yesaya lengkap (tetapi sedikit rusak) sehingga hanya tertinggal sepertiga dari kitab Yesaya. Selain kitab Yesaya, ditemukan pula kepingan-kepingan dari kitab Samuel, Taurat Musa, yaitu Ulangan, kitab Mazmur, dll.. Naskah-naskah dari kitab Apokrif (pseudepigrap). Ditemukan juga kepingan dari kitab-kitab Apokrif, yaitu kitab Henokh, kitab "Yubilaeorum", Wasihat Levi, Anggaran Dasar Jemaat di Damsyik (Dokumen kalangan Sadok`), yaitu suatu jemaat yang hampir sama dengan jemaat Qumran, yang juga menetap di Damsyik. Naskah-naskah mengenai jemaat Qumran. a) Ada beberapa naskah dan kepingan yang memuat tafsiran kitab-kitab dari Alkitab Perjanjian Lama. Dalam tafsiran-tafsiran itu, Perjanjian Lama diterapkan kepada jemaat di Qumran. Ada satu naskah lengkap yang menyajikan tafsiran berdasarkan kitab Habakuk. Ada banyak kepingan yang memuat tafsir kitab Mazmur, kitab Yesaya, Mikha, Nahum, dan Zefanya. b) Anggaran dasar jemaat Qumran terpelihara baik secara lengkap berupa kepingan-kepingan dari naskah yang rusak. Oleh para ahli, anggaran dasar itu dinamai: "Manual of Discipline". Meskipun bagian atas naskah rusak, tetapi dapat terbaca "Serekh Hajjahad", yang berarti "Anggaran dasar jemaat". c) Ditemukan pula naskah yang menyajikan suatu gambar tentang perang suci pada akhir zaman. Naskah itu dinamai "Gulungan Perang" (milhamah=perang). Di dalamnya digambarkan secara teliti dan luas perang antara "anak-anak cahaya", yaitu anggota jemaat dan "anak- anak kegelapan". Jadi, kitab itu mempunyai corak eskatologis (akhir zaman) dan apokaliptis (tersembunyi). d) Ada juga naskah yang memuat "lagu-lagu pujian" yang dipergunakan jemaat itu dalam ibadahnya. Naskah itu oleh para ahli dinamai "Hodajot" (lagu-lagu puji). 2. Cara mengutip naskah-naskah Qumran. Pada naskah-naskah Qumran, para ahli memberikan suatu tanda agar naskah dapat dengan mudah dikutip. Sistem yang umum dipakai ialah: Disebutkan dahulu gua tempat naskah itu ditemukan, yaitu dengan angka Romawi (atau Arab). Misalnya: IQ = ditemukan dalam gua I di Qumran, kemudian ditambahkan isi dari naskah (kepingan) itu. Misalnya IQ Isa = Naskah pertama nabi Yesaya (Isa) yang ditemukan dalam gua I Qumran. D. Hubungan Jemaat Qumran dengan Perjanjian Baru Penemuan di Qumran merupakan hal yang sangat penting untuk pengertian Perjanjian Baru. Sebab, jemaat itu paling jaya justru pada zaman Kristus dan umat Kristen mula-mula. Berkat penemuan itu, kita tahu sebagian dari agama Yahudi pada zaman Kristus. Jadi, melalui naskah- naskah Qumran, latar belakang kehidupan Kristus serta umat Kristen mula-mula menjadi lebih jelas diketahui. Memang tidak begitu jelas hubungan antara jemaat di Qumran dan Perjanjian Baru. Menurut para ahli, yang menjadi perantara hubungannya adalah Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis dianggap sebagai penengah antara jemaat di Qumran dan Yesus. Ia tampil di gurun, yang diduga dekat dengan tempat tinggal jemaat itu, dan menurut para ahli, Yohanes Pembaptis mempunyai corak eskatologis yang mirip dengan ajaran jemaat Qumran. Karena itu, diambil kesimpulan bahwa Yohanes pernah masuk ke jemaat itu dan Yesus mengambil sebagian ajaran Yohanes yang terpengaruh oleh ajaran Qumran. Akan tetapi, para ahli kemudian menjadi lebih hati-hati. Sebab, meskipun ada kesamaan antara Perjanjian Baru dan naskah-naskah Qumran, ada perbedaan yang lebih besar juga, yaitu jemaat Qumran mengasingkan diri dari pergaulan, sedangkan Yesus tidak. Jemaat Qumran mengajar bahwa anggotanya harus membenci orang lain dan hanya mengasihi sesama anggota. Akan tetapi, Yesus justru menekankan bahwa cinta kasih sejati merangkum semua manusia. Meskipun ada perbedaan yang mencolok, ada juga kesamaan antara Perjanjian Baru dan jemaat di Qumran. Oleh karena itu, ada ahli yang berpendapat bahwa antara Yesus dan jemaat itu tidak ada hubungan langsung. Akan tetapi, diperkirakan kemudian sejumlah anggota jemaat itu masuk Kristen dan ajarannya mulai memengaruhi ajaran Kristen juga. Perbedaan yang jelas ialah: jemaat Qumran selalu mengutamakan Taurat Musa, sedangkan umat Kristen mengutamakan Yesus sebagai pusat kepercayaan. Diringkas dari: Nama situs: Sejarah Alkitab Indonesia Alamat URL: http://sejarah.sabda.org/artikel/qumran.htm Judul artikel: Qumran Penulis artikel: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 20 April 2015 PROFIL BANGSA: SUKU GARA DI PAKISTAN Identitas Sekitar 1.000 orang yang tergabung dalam kelompok etnis Gara tinggal di distrik Leh dan Kargil, dari negara bagian Jammu dan Kashmir di India Utara. Sejumlah orang yang tidak diketahui (mungkin sangat kecil) juga tinggal di distrik Lahul dan Spitti di Himachal Pradesh. Tidak diketahui jumlah yang tepat untuk populasi tersebut karena mereka baru diakui sebagai suku tetap di India pada tahun 1989, sehingga terlambat untuk dihitung secara terpisah dalam sensus terakhir yang dilakukan di India pada tahun 1981. Etnolog Sachchindanandra Prasad memperkirakan populasi suku tersebut pada tahun 1998, berjumlah sekitar 1.000 orang Gara. Hanya sedikit sumber yang pernah menyebutkan Gara sebagai suku yang berbeda sehingga menjadi lebih mengejutkan ketika pemerintah India telah memberikan mereka status resmi. Sejumlah kecil sumber yang menyebutkan tentang Gara biasanya memasukkan mereka sebagai subgrup dari Ladakhi. Meskipun benar bahwa sebagian besar budaya mereka mencerminkan budaya Ladakhi, terdapat perbedaan sosial yang signifikan antara kedua bangsa tersebut. Perbedaan utama adalah perbedaan bahasa. Orang Gara berbicara dalam bahasa Eropa-Indo, benar-benar berbeda dari orang Ladakhi yang berbicara dalam bahasa Tibet-Burman. Kebiasaan/Adat Orang Gara melayani suku Ladakhi sebagai pandai besi. Secara tradisional, ada perbedaan yang jelas antara orang-orang Ladakhi dan kelompok-kelompok pelayan yang lebih kecil di daerah. K.S. Singh mencatat, `Orang Ladakhi biasanya tidak berpartisipasi dalam ritual perkawinan dan kematian orang Gara, yang disebut Mon dan Beda. Sikap sekuler telah membawa masyarakat yang tinggal berdekatan menjadi dekat satu sama lain secara sosial. Saat ini, meskipun orang Gara hidup dalam masyarakat multietnis, orang Ladakhi menganggap orang Gara sebagai suku dengan status kelas sosial terendah. Orang Gara masih tidak diperbolehkan untuk menduduki posisi apa pun di desa atau administrasi biara. Orang Gara menyediakan alat besi bagi orang Ladakhi. Sebagai imbalannya, mereka biasanya menerima sejumlah gandum yang tetap sebagai bayarannya. Upacara-upacara diselenggarakan sepanjang tahun, yang memberi kesempatan kepada para pemuda Gara untuk mencari pasangan. Perempuan muda mengenakan pakaian tradisional yang terbaik untuk upacara ini, memamerkan jahitan mereka dan juga untuk menarik calon pelamar. Pernikahan diatur melalui negosiasi, perjodohan, pertukaran, pacaran, dan lain-lain. Harga mempelai wanita dibayar, baik secara tunai maupun benda/jasa. Alasan untuk mengusahakan perceraian adalah perzinaan, kemandulan, ketidakmampuan, impotensi, kekejaman, dan ketidakmampuan untuk memenuhi pengeluaran istri, dan pernikahan kembali diizinkan. Agama Sebagian besar keluarga Gara menganut agama Buddhisme Tibet, sementara hanya sedikit yang beragama H, terutama di kalangan orang Gara di Himachal Pradesh. Satu catatan sumber, mereka mengikuti semua festival B dan merayakan Losae dan Budha-Purnima. Pengaruh dari Bon, agama pra- Buddha, masih dapat dilihat dalam ritual dan upacara Gara. Bon dasarnya adalah kepercayaan pada penyembahan roh dan demonisme (roh- roh jahat -- Red.). Roh-roh jahat yang kuat dipanggil untuk bantuan dan perlindungan. Topeng-topeng yang mengerikan dikenakan, dan kadang- kadang para lama dirasuki setan untuk memprediksi masa depan dan memberikan pengarahan kepada masyarakat. Agama Kristen Meskipun lebih dari 200 orang Ladakhi percaya kepada Kristus saat ini, dan Injil telah ada di daerah itu selama 150 tahun, tidak ada orang Kristen dikenal di kalangan Gara. Perpecahan sosial antarkelompok yang berbeda menciptakan hambatan untuk penyebaran Injil. (t/Jing Jing) Pokok Doa: 1. Berdoalah agar Tuhan berkenan memanggil orang-orang yang mau pergi ke Gara dan membagikan Kristus kepada mereka. 2. Berdoalah agar tidak terjadi perpecahan sosial di antara mereka. Sebab, itu merupakan hal utama yang menghambat untuk menyebarkan Injil 3. Berdoalah agar Roh Kudus melembutkan hati orang-orang Gara sehingga mereka dapat menerima Injil. Diterjemahkan dari: Nama situs: JoshuaProject.net Alamat URL: http://joshuaproject.net/people_groups/16803/PK Penulis artikel: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 23 Januari 2015 STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS TAFSIRAN MARKUS (TMR)! KABAR GEMBIRA! Pada bulan Juli/Agustus 2015, PESTA akan membuka Kelas Tafsiran Markus (TMR). Kelas ini akan mempelajari Survei Injil Markus dan Tafsiran dari Injil Markus. Injil Markus adalah Injil yang ditulis oleh Markus dengan tema utama Kristus sebagai Hamba yang menderita. Kelas ini akan membahas Injil Markus secara lebih mendalam dan menggunakan sudut pandang alkitabiah. Mari bagi saudara-saudara yang rindu untuk belajar firman Tuhan dengan sistem kelas online via Facebook, kami undang untuk bergabung dengan kami. Kelas ini mempunyai standar penilaian dan pencapaian pembelajaran tuntas yang di akhiri dengan pemberian sertifikat sebagai tanda kelulusan. Mari segera daftarkan diri anda dan bergabung bersama-sama dengan rekan-rekan lain untuk berdiskusi dalam Kelas Tafsiran Markus. Silakan mendaftar kepada admin PESTA dengan alamat < kusuma(at)in-christ.net >. Daftar segera dan dapatkan kesempatan belajar teologia secara online bersama dengan PESTA. Kontak: jemmi(at)sabda.org Redaksi: Mei, Ayub, dan Wiwin Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |