Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2015/04

e-JEMMi edisi No. 04 Vol. 18/2015 (28-4-2015)

Paskah dan Amanat Agung (II)

April 2015, Vol. 18, No. 04
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

e-JEMMi -- Paskah dan Amanat Agung (II)
No. 04, Vol. 18, April 2015


DARI REDAKSI: MENGISI PASKAH DENGAN MENGABARKAN INJIL

Shalom,

Amanat Agung diberikan oleh Tuhan Yesus kepada setiap orang percaya. 
Makna terbesar dari Paskah adalah kita diutus untuk mengabarkan 
seluruh karya Kristus kepada dunia. Salib Kristus membuka jalan bagi 
setiap orang yang percaya untuk datang kepada Allah Bapa. Inilah 
Paskah! Sudah saatnya bagi kita untuk tidak berdiam diri, tetapi 
marilah kita mengisi Paskah dengan mengabarkan Injil Kristus Yesus 
kepada sesama kita.

Dalam publikasi e-JEMMI kali ini, kami akan menyajikan artikel 
mengenai makna Amanat Agung Yesus Kristus bagi orang percaya. Kiranya 
artikel ini mendorong kita untuk melaksanakan Amanat Agung Yesus 
Kristus. Kami juga menyajikan profil bangsa tentang suku bangsa Hajong 
di India. Tidak lupa, kami juga mengucapkan "Selamat Paskah." Biarlah 
kita dapat merefleksikan makna Paskah dalam hidup kita sehari-hari. 
Selamat menyimak. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-JEMMi,
Amidya
< http://misi.sabda.org/ >


     ARTIKEL: MAKNA AMANAT AGUNG YESUS KRISTUS BAGI ORANG PERCAYA

Sarana dalam Amanat Agung Yesus Kristus

Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus merupakan tugas yang sangat berat 
jika dilaksanakan dengan kekuatan manusia sendiri. Sebab, cakupannya 
yang sangat luas. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus menyediakan sarana-
sarananya, yaitu jaminan otoritas-Nya atas segala sesuatu di surga dan 
di bumi, dan janji-Nya untuk menyertai para murid sampai kesudahan 
zaman. Hal ini akan sangat menolong dalam pelaksanaan Amanat Agung 
Kristus tersebut.

Jaminan Otoritas dari Tuhan Yesus Kristus

Amanat Agung dalam Matius 28:18-20 dibuka dengan suatu deklarasi 
kekuasaan: "... KepadaKu telah diberikan segala kuasa di surga dan di 
bumi" (Matius 28:18). Kalimat ini terdengar bagaikan penobatan seorang 
raja. Raja yang penuh kuasa itu mempunyai pesan penting untuk umat-
Nya. Dalam peristiwa Amanat Agung ini, Yesus memulai dengan menetapkan 
otoritas-Nya. Ia telah menyatakan secara jelas mengenai otoritas-Nya 
di surga dan di bumi.

Yesus telah dengan tegas menyatakan bahwa Ia telah menerima segala 
kuasa di surga dan di bumi dari Allah Bapa. Ia memberitakan kuasa-Nya 
di surga dan di bumi kepada para murid-Nya. Ini berarti bahwa setiap 
murid yang melaksanakan perintah tersebut akan dipimpin oleh Yesus 
Kristus yang memiliki segala kuasa di surga dan di bumi. Perintah itu 
dikeluarkan dengan kewibawaan penuh dan kekuasaan ilahi. Jaminan 
Otoritas Yesus itu mutlak diperlukan bagi para murid yang masih ragu-
ragu dan berguna untuk menunjang Amanat Agung Yesus. Mengenai jaminan 
otoritas dari Yesus itu, Dean Wiebracht menyatakan, "Ini mutlak perlu 
mengingat perintah yang amat besar yang akan segera Ia berikan. Dari 
Matius 28:17, kita tahu bahwa di antara para murid ada yang merasa 
ragu-ragu. Jika Yesus langsung memberikan amanat itu, para peragu itu 
kemungkinan besar bertanya-tanya, `Siapakah Dia sehingga memberi kita 
perintah? Apakah Dia sungguh memiliki hak untuk mengeluarkan suatu 
perintah?`"

Demikianlah untuk para peragu abad I dan untuk siapa saja yang hendak 
mengikut Dia, Yesus memberikan jaminan otoritas-Nya. Demikian juga, 
Allah memberikan kemampuan atau kuasa kepada setiap orang percaya yang 
menjalankan Amanat Agung-Nya. Bila mereka hanya mengandalkan kekuatan 
sendiri, mereka tidak akan pernah dapat menyelesaikan tugas yang 
diberikan kepada mereka, yaitu menjadikan orang lain murid Kristus. 
Tidak seorang pun dapat menunaikan tugas dari Tuhan jika hanya dengan 
tenaga dan pengertiannya sendiri. Dalam pelaksanaan tugas agung itu, 
Tuhan Yesus telah menyediakan sarana, yaitu kuasa-Nya di surga dan di 
bumi. Artinya, bahwa dalam melakukan tugas dari Yesus tersebut, 
seseorang menerima kuasa itu. Yesus sanggup dan mau memberikan kuasa 
karena kuasa-Nya berlaku di surga dan di bumi. Dan, kuasa (otoritas) 
itu bersumber dari Allah sendiri.

Matius 28:18 menyatakan bahwa segala kuasa ada di tangan Yesus. Karena 
itu, setiap pengikut Kristus yang tidak mematuhi perintah-Nya 
(menjadikan murid-Nya) berarti ia tidak mengindahkan dan menolak 
kekuasaan serta kewibawaan Kristus. Hal ini sama dengan yang 
dinyatakan oleh D.W. Ellis, ?Bila kita tidak mematuhi perintah-Nya 
untuk pergi, itu berarti kita tidak mengindahkan dan bahkan menolak 
kekuasaan serta kewibawaan Kristus.? Yesus yang mengutus adalah Sumber 
kekuatan yang sempurna. Ia adalah Tuhan dan Raja yang memiliki 
kekuasaan tertinggi, yang telah menaklukkan semua kuasa di langit, di 
bumi, dan di bawah bumi.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Misi Kita
Alamat URL: http://misigracia.blogspot.com/2008/01/makna-amanat-agung-yesus-kristus-bagi.html
Penulis artikel: Misi Kurnia
Tanggal akses: 3 Desember 2014


                 PROFIL BANGSA: SUKU HAJONG DI INDIA
                         Diringkas Oleh: Mei

1. Kehidupan Suku Hajong

Masyarakat suku Hajong menetap di daerah dataran dan bukit-bukit 
kecil. Mereka menggunakan bahasa Garo, Assam, dan Bengali di 
Meghalaya, Hindi di Arunachal, dan Bangla di Bangladesh. Suku Hajong 
memiliki hubungan yang baik antarkeluarga dalam satu desa meskipun 
dalam kasta yang berbeda. Mereka memiliki kebiasaan yang baik, yaitu 
mereka saling bertukar pendapat, saling berkunjung, saling bertukar 
makanan dan jasa. Penduduk Hajong mendirikan atau membangun rumah 
dengan menggunakan lumpur, bambu yang diikat, kayu, bambu, jerami, 
tali atau sayatan bambu, bilah bambu untuk atap, dan tiang-tiang kayu 
atau bambu. Rumah-rumah mereka dilapisi dengan lumpur sampai tebal 
untuk melindungi bambu dari hujan dan membuatnya tahan lebih lama.

2. Pendidikan

Tingkat kepedulian untuk pendidikan atau sekolah secara formal masih 
sangat rendah. Demi memenuhi kebutuhan, orang tua enggan menyekolahkan 
anak-anaknya ke sekolah. Hal inilah yang menyebabkan angka buta huruf 
meningkat di masyarakat Hajong. Anak-anak dipaksa meninggalkan sekolah 
untuk mengumpulkan kayu bakar, membajak sawah, pergi memancing, 
mengasuh bayi, dan membantu orang tua di rumah, dan juga sebagai 
pekerja di rumah orang yang kaya.

3. Kepercayaan

Suku Hajong adalah penganut animisme. Suku Hajong menyembah alam yang 
disebut bastu, dan dewi Kartik. Dewa bastu adalah dewa untuk meminta 
hujan supaya pertanian suku Hajong mendapat pasokan air dengan baik. 
Dewi Kartik disembah untuk melindungi tanaman pertanian dari serangga 
atau hama. Suku Hajong tidak memiliki berhala untuk disembah, tetapi 
mereka percaya kepada segala macam roh, ada yang mereka sebut dengan 
roh baik dan ada yang mereka sebut roh yang tidak baik. Akan tetapi, 
suku Hajong juga dipengaruhi oleh ajaran H. Setelah mengadopsi agama 
H, sekarang mereka menyembah dewa-dewi H lainnya dan bahkan meminta 
bantuan pendeta H dalam kegiatan keagamaan.

4. Pakaian dan Perhiasan

Wanita suku Hajong ahli dalam membuat pakaian sendiri, mereka 
membuatnya dengan cara menenun. Pakaian yang biasa digunakan oleh 
wanita disebut "Pathin" dan pakaian pria disebut "Gamsa". Wanita suku 
Hajong juga biasa mengenakan kalung, anting-anting, anting hidung, 
gelang, dan cincin. Namun, saat ini, wanita suku Hajong membuat 
pakaian (menenun) hanya sebagai pekerja dari orang kaya, yang kemudian 
hasil tenunannya diperjualbelikan.

5. Pengobatan

Masyarakat suku Hajong menggunakan obat-obatan tradisional. Sebab, 
obat-obat tradisional mudah diperoleh dan tersedia secara luas. Obat-
obatan tersebut berkhasiat untuk beberapa penyakit, tetapi tidak untuk 
semua. Mereka pergi ke rumah sakit atau dokter hanya jika obat-obatan 
tradisional tidak mendatangkan kesembuhan. Hal ini dapat dimengerti 
karena berobat ke rumah sakit memerlukan biaya yang mahal, terutama 
bagi orang-orang di daerah pedesaan.

6. Makanan

Beras ketan dan kura-kura adalah hidangan utama di antara suku-suku 
Hajong, juga nasi kari yang disebut "leba hak". Makanan rebus tidak 
umum di kalangan suku Hajong. Orang-orang lebih suka minyak dan 
natrium karbonat tradisional yang terbuat dari batang pohon pisang 
yang disebut "khar". Masyarakat makan semua jenis sayuran dan daging 
yang tersedia di pasar, kecuali sapi dan babi. Sebab, sapi merupakan 
hewan sakral, sementara babi dianggap hewan haram. Akan tetapi, saat 
ini, babi dipelihara dan diperjualbelikan.

7. Perayaan

Suku Hajong memiliki beberapa perayaan yaitu "Cor-Khela", "pusn? 
porbo", dan "pusn?". Perayaan "Cor-Khela" biasa digunakan para remaja 
untuk memilih pasangan hidup. Pada perayaan itu, para remaja menari 
dan menyanyi lagu-lagu tradisional pada malam hari, dan berkeliling 
dari satu desa ke desa lain dan berhenti saat fajar tiba. Pusn? porbo 
dirayakan dengan menyanyi dan menari di tempat khusus sejak sore. 
Orang-orang dari berbagai desa berkumpul dan bersaing satu sama lain 
dengan memakai pakaian tradisional, yang dirancang dan ditenun dengan 
indah menurut keinginan mereka sendiri. Pada perayaan "pusn?", 
masyarakat mempersiapkan berbagai jenis roti tradisional dengan beras, 
parutan kelapa, pisang, dan sari ekstrak kelapa "palymyra".

8. Pernikahan

Suku Hajong hanya menikah dengan suku mereka sendiri, perkawinan 
antarsuku dan kawin lari sangat dilarang oleh adat suku Hajong. 
Biasanya, mereka menikah ketika berumur 15 -- 18 tahun. Pernikahan 
diatur oleh orang tua. Saat prosesi pernikahan, pengantin wanita 
memakai "sari" dan pengantin pria memakai "dhoti". Saat prosesi 
pernikahan, ada 7 orang yang disebut "ayrok", dan prosesi pernikahan 
dilakukan sesuai dengan perintah orang tua. Saat prosesi pernikahan, 
"dhuni bap dhuni maw" ditunjuk dan mereka berperan sebagai orang tua. 
Suku Hajong sangat melarang adanya perceraian.

Pokok-Pokok Doa:

1. Berdoalah agar Tuhan menciptakan kelaparan rohani di dalam hati 
orang Hajong dan keterbukaan terhadap Injil Yesus Kristus.

2. Berdoalah agar Tuhan membangkitkan dan memberikan hati untuk 
bermisi kepada pekerja-Nya yang memahami budaya Hindu dan yang dapat 
secara efektif membawa Injil kepada mereka.

3. Berdoalah agar Tuhan memberikan koneksi untuk agen-agen misi yang 
mencoba menjangkau orang Hajong. Berdoalah agar Dia memberi mereka 
strategi dan hikmat.  (t/Wiwin)

Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs: Bible India
Alamat URL: http://haj.biblesindia.in/en/about_hajong
Judul asli artikel: Hajong Pathin
Penulis artikel: S. Seth
Tanggal akses: 10 November 2014


             DARI MEJA REDAKSI: KERINDUAN PELAYANAN MISI
                          Ditulis oleh Ayub

Satu hal yang begitu saya sadari dan terus ingin saya sadari, bahkan 
saya pergumulkan dengan porsi yang banyak adalah panggilan Allah 
kepada saya sebagai orang percaya untuk membawa berita Injil kepada 
jiwa-jiwa atau ke dalam lingkup yang lebih besar lagi, yaitu bangsa-
bangsa. Saya belajar jika Injil sesegera mungkin harus disampaikan 
karena sifatnya yang urgent, Injil adalah kabar baik yang diperlukan 
untuk semua orang. Hari ini, saya melihat fakta jika banyak gereja 
mulai tidak peduli dan memalingkan muka dari misi Allah ini. Namun, 
Injil harus segera diberitakan sejauh mungkin yang bisa kita jangkau.

Sebenarnya, saya masih mengalami kegelisahan yang cukup besar dalam 
benak saya, "Apa yang Allah kehendaki untuk saya kerjakan sekarang?" 
saya terus bergumul mengenai panggilan saya untuk melayani jiwa-jiwa. 
Bagian apa yang Allah inginkan untuk saya kerjakan? Saya mempunyai 
kerinduan untuk berkunjung ke suatu daerah yang berada di pelosok-
pelosok, tinggal bersama mereka untuk beberapa waktu, mengajar anak-
anak, dan membagikan Kristus kepada mereka. Apakah mungkin saya nanti 
akan menjadi utusan misi? Yang pasti, saya menangkap beban yang telah 
Allah taruh dalam hidup saya saat ini, sempat ada ketakutan memang 
jika memang benar saya terpanggil untuk menjadi seorang utusan misi 
karena mendengar beberapa misionaris harus melakukan pengorbanan yang 
besar, diabaikan gereja, tidak mendapat dukungan keluarga, dan lain 
sebagainya. Namun, saya tetap berdoa dan ingin sungguh-sungguh meminta 
hati yang mengasihi jiwa-jiwa yang belum mengenal Injil, percuma jika 
saya telah mendengar Injil dan beroleh hidup, tetapi saya tidak 
memiliki hati untuk membagikan hidup itu sendiri.

Kepada Pembaca:

Apakah Allah juga menempatkan kerinduan tersebut dalam hati Anda 
masing-masing? Apakah Anda juga rindu untuk membagikan Injil bagi 
mereka, bangsa-bangsa yang belum mendengar Injil? Mari kita bangkit 
untuk bermisi karena misi adalah hati Allah. Silakan kirimkan sharing 
Anda mengenai kerinduan bermisi dalam hati Anda ke alamat redaksi di < 
jemmi(at)sabda.org >.


        STOP PRESS: PUBLIKASI E-DOA: MELENGKAPI PENDOA KRISTEN

Apakah Anda seorang pendoa? Anda membutuhkan sumber-sumber bahan untuk 
melengkapi pelayanan doa Anda?

Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > menerbitkan Publikasi e-Doa 
< http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip/ > untuk memperlengkapi 
pelayanan doa Anda. Dapatkan berbagai renungan, artikel, kesaksian, 
dan inspirasi dari tokoh-tokoh pendoa dalam e-Doa. Publikasi e-Doa 
rindu untuk memperkaya pendoa Kristen Indonesia dalam kehidupan 
rohani, memberikan memberikan inspirasi, dan penguatan iman.

Ingin berlangganan secara GRATIS? Kirimkan alamat e-mail Anda ke: < 
doa(at)sabda.org > atau < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

Dengan menjadi pelanggan e-DOA, otomatis Anda telah menjadi pelanggan 
untuk pokok-pokok doa dari Open Doors, 40 Hari Doa bagi Bangsa-Bangsa, 
dan Kalender Doa SABDA (KADOS). Bergabunglah sekarang juga!

Kunjungi juga situs Doa di: < http://doa.sabda.org > untuk mendapatkan 
bahan-bahan yang lebih lengkap.


Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Mei, Amidya, dan Ayub
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org