Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2014/03

e-JEMMi edisi No. 03 Vol. 17/2014 (25-3-2014)

Kerajaan Menyerang Balik (I)

Maret 2014, Vol. 17, No. 03
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
e-JEMMi -- Kerajaan Menyerang Balik (I)
No. 03, Vol. 17, Maret 2014

Shalom,

"Kerajaan Menyerang Balik" adalah judul terjemahan dari artikel 
berjudul "Kingdom Strikes Back" yang ditulis oleh Dr. Ralph D. Winter. 
Dalam artikel yang menarik itu, Dr. Winter memaparkan secara panjang 
lebar mengenai inisiatif Allah untuk menebus umat-Nya dalam rentang 
sejarah. Kami sangat mendorong Pembaca mengunjungi situs Perspektif.co 
untuk dapat membaca artikel ini (dan artikel-artikel menarik lainnya) 
secara lengkap.

Jangan lupa menyimak juga profil suku bangsa Pomak yang berdiam di 
wilayah Rumania yang kami sajikan dalam edisi ini. Kiranya apa yang 
kami sajikan pada edisi ini dapat semakin mengobarkan semangat Pembaca 
sekalian dalam ikut serta menggenapi Amanat Agung. Selamat membaca. 
Tuhan Yesus memberkati!

Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Yudo
< yudo(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >


ARTIKEL MISI: KERAJAAN MENYERANG BALIK: SEPULUH PERIODE DARI SEJARAH PENEBUSAN

Manusia sesungguhnya telah menghapus kisahnya sendiri. Sejauh catatan 
paleologis (kepurbakalaan) apa pun yang kita miliki, umat manusia 
telah begitu sering bertarung satu sama lain dan telah menghancurkan 
lebih dari 90 persen hasil karya mereka sendiri. Perpustakaan mereka, 
literatur mereka, kota-kota mereka, karya seni mereka, hampir 
seluruhnya sudah tiada. Bahkan, yang kecil yang tersisa dari masa lalu 
menunjukkan bukti-bukti kejahatan yang aneh dan menyeluruh, yang 
secara menjijikkan telah merusak potensi manusia. Ini aneh karena 
kelihatannya tidak ada spesies lain yang memperlakukan sesamanya 
dengan kebencian yang mematikan seperti itu. Tengkorak-tengkorak 
tertua merupakan saksi bisu bahwa mereka dihantam dengan keras dan 
dipanggang agar organ tubuhnya menjadi makanan bagi manusia lain.

Sejumlah besar bakteri penyakit juga memangkas pertumbuhan populasi. 
Populasi dunia pada masa Abraham diperkirakan sekitar 27 juta orang --
kurang dari populasi California pada tahun 2000. Tetapi, pertumbuhan 
populasi yang lambat pada masa Abraham merupakan bukti mengerikan dari 
kombinasi menghancurkan antara wabah dan perang, keduanya menjadi 
saksi akan dampak dari Si Jahat. Rata-rata pertumbuhan populasi dunia 
waktu itu hanya seperenambelas dari rata-rata pertumbuhan global masa 
kini.

Ketika kebencian dan penyakit ditaklukkan, populasi dunia langsung 
meningkat. Jika rata-rata pertumbuhan global masa kini yang relatif 
lambat terjadi di masa Abraham, populasi dunia kita yang sekarang ini 
(sekitar 6 miliar orang) telah dicapai hanya dalam waktu 321 tahun! 
Jadi, pada masa itu, kejahatan yang menghancurkan kehidupan pasti jauh 
lebih merajalela daripada sekarang. Jadi, tidak heran kita menemukan 
bahwa penjelasan bagi kejahatan yang aneh ini muncul dalam catatan 
tertulis tertua yang rinci -- dokumen-dokumen yang bertahan, yang 
dihormati oleh tradisi Yahudi, Kristen dan M, di mana para penganutnya 
terdiri lebih dari setengah populasi dunia. Dokumen-dokumen ini 
disebut "Torah" oleh orang Yahudi, "Kitab-kitab Taurat" oleh orang-
orang Kristen, dan "Taurat" oleh orang-orang M. Dokumen itu tidak 
hanya menjelaskan sumber kejahatan, tetapi juga menggambarkan suatu 
serangan balik terhadap kejahatan itu, dokumen tersebut mengikuti 
perkembangan serangan tersebut di sepanjang sejarah.

Lebih spesifik lagi, sebelas pasal pertama dari kitab Kejadian yang 
membentuk suatu "pendahuluan" dari seluruh permasalahan, merupakan 
plot dari seluruh Alkitab. Halaman-halaman tersebut menggambarkan tiga 
hal: (1) ciptaan awal yang indah dan "baik"; (2) masuknya kejahatan, 
yang memberontak dan merusak -- manusia yang mau menjadi sama dengan 
Tuhan, tergoda oleh setan -- sehingga menghasilkan, (3) kemanusiaan 
yang terperangkap dalam pemberontakan dan berada di bawah kuasa Si 
Jahat.

Seluruh Alkitab bukan hanya suatu kumpulan kisah yang tidak saling 
berhubungan seperti yang terkadang diajarkan di sekolah minggu. Namun, 
Alkitab terdiri atas drama tunggal: masuknya Kerajaan Allah, kuasa dan 
kemuliaan Allah yang hidup ke dalam wilayah yang dikuasai musuh. Mulai 
dari Kejadian 12 sampai akhir Alkitab, dan bahkan sampai pada akhir 
zaman, dibukakan suatu drama tunggal yang saling berhubungan tentang 
Kerajaan Allah yang menyerang balik. Ini akan menjadi judul bagi 
Alkitab itu sendiri jika dicetak secara modern (dengan Kejadian 1 --
11 sebagai pendahuluan bagi seluruh Alkitab). Dalam drama yang sedang 
dibukakan ini, kita melihat secara bertahap kuasa Allah yang tidak 
dapat ditolak menguasai kembali dan menebus ciptaan-Nya yang telah 
jatuh, dengan memberikan Anak-Nya di pusat periode 4.000 tahun, 
dimulai pada tahun 2000 sM. Secara ringkas, hal itu dirangkum dalam 
sebuah ayat: "Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu 
supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu" (1 Yohanes 3:8).

Serangan balik melawan Si Jahat ini jelas tidak menunggu sampai 
Pribadi di pusat kisah ini muncul. Memang, saya melihat ada lima 
periode sebelumnya yang mendahului kedatangan Kristus dan juga lima 
periode sesudahnya. Tujuan utama dari artikel ini adalah menggambarkan 
lima periode setelah Kristus. Namun, agar periode ini terlihat sebagai 
bagian dari satu kisah tunggal yang dibukakan dalam sepuluh periode 
selama 4.000 tahun, kita akan memperhatikan beberapa petunjuk mengenai 
lima periode awal. Tema yang menghubungkan kesepuluh periode adalah 
anugerah Allah yang campur tangan dalam sebuah "dunia yang berada di 
bawah kuasa Si Jahat" (1 Yohanes 5:19), melawan musuh yang sementara 
ini adalah "ilah zaman ini" (2 Korintus 4:4) agar bangsa-bangsa dapat 
memuji nama Allah. Rencana-Nya untuk melakukan hal ini adalah dengan 
menjangkau segala suku bangsa melalui memberikan "berkat" yang tidak 
biasa kepada Abraham dan keturunannya (anak-anak Abraham melalui 
iman), bahkan ketika kita berdoa "Datanglah Kerajaan-Mu".

Berlawanan dengan itu, rencana Si Jahat adalah menodai nama Allah. Si 
Jahat mendatangkan kebencian, memunculkan penderitaan dan kerusakan 
atas ciptaan Allah yang baik, bahkan mungkin juga merusak urutan DNA. 
Alat Setan mungkin termasuk membuat bakteri yang jahat untuk merusak 
kepercayaan terhadap karakter Allah yang pengasih.

Serangan balik Allah dilaksanakan melalui berkat. Kata "berkat" dalam 
bahasa Inggris bukan merupakan terjemahan yang ideal. Kita melihat 
kata ini digunakan ketika Ishak memberikan "berkat" kepada Yakub dan 
bukan kepada Esau. Itu bukan "berkat-berkat", tetapi "berkat"; 
pemberian nama keluarga, tanggung jawab, tugas, dan hak istimewa. Itu 
bukan sesuatu yang dapat Anda terima atau dapatkan seperti sebuah 
kotak cokelat uang yang bisa Anda bawa pergi dan makan sendirian dalam 
gua, atau suatu kekuasaan pribadi yang baru yang dapat Anda 
pertunjukkan seperti otot-otot Anda. Berkat itu merupakan sesuatu yang 
membuat Anda menjadi berada dalam suatu hubungan dan persekutuan yang 
permanen dengan Bapa di surga. Itu mengembalikan "keluarga-keluarga", 
yaitu segala bangsa kepada rumah tangga Allah, kepada Kerajaan Allah, 
agar bangsa-bangsa tersebut "dapat memuji kemuliaan-Nya".

Bangsa-bangsa tidak menyatakan kemuliaan Allah karena mereka 
kekurangan bukti akan kemampuan Allah untuk mengatasi kejahatan. Jika 
Anak Allah muncul untuk menghancurkan pekerjaan Iblis, apa yang harus 
dilakukan para pengikut Anak Allah dan para "pewaris kerajaan" untuk 
mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya? Mereka yang menerimanya karena 
iman dan menundukkan diri mereka kepada kehendak Allah seperti 
Abraham, akan mewakili penyebaran Kerajaan dan otoritas-Nya di dalam 
dan atas segala bangsa dan suku. Berkat Allah membawa tanggung jawab 
yang tidak terpisahkan, sesuai dengan makna asli dari "berkat", yang 
akan kita telusuri di sepanjang sejarah.

Catatan redaksi: Artikel ini adalah pendahuluan dari bab yang ditulis 
oleh Dr. Ralph D. Winter dalam buku "Perspectives on the World 
Christian Movement". Karena keterbatasan ukuran publikasi ini, kami 
tidak dapat mencantumkan artikel beliau secara lengkap. Untuk itu, 
kami mendorong Pembaca untuk mengunjungi situs Perspektif.co melalui 
alamat URL di bawah ini agar Anda dapat membaca tulisan beliau secara 
menyeluruh.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Perspektif
Alamat URL: http://perspektif.co/Kerajaan_Menyerang_Balik:_Sepuluh_Periode_dari_Sejarah_Penebusan
Penulis: Ralph D. Winter
Tanggal akses: 26 November 2013


PROFIL BANGSA: SUKU POMAK DI RUMANIA

Pendahuluan/Sejarah

Suku bangsa Pomak adalah orang-orang Slavia yang hidup di daerah 
Balkan, bagian utara benua Eropa. Suku bangsa ini biasanya 
dikategorikan sebagai orang Bulgaria karena mereka berbicara dengan 
dialek yang mirip dengan yang dipakai orang Bulgaria, memiliki ciri-
ciri yang mirip dengan orang Bulgaria, dan melakukan praktik-praktik 
budaya yang tidak jauh berbeda dari orang-orang Bulgaria. Namun 
demikian, mereka berbeda karena mereka tidak menggunakan nama-nama 
yang umumnya dipakai oleh orang Bulgaria dan karena mereka memeluk 
agama Islam, bukan agama Kristen Ortodoks seperti kebanyakan orang 
Bulgaria. Suku Pomak mungkin mulai memeluk agama Islam pada tahun 
1370-an. Sebuah tradisi mengatakan bahwa sebenarnya, mereka tidak 
memeluk agama Islam dengan sukarela, mereka dipaksa untuk 
melakukannya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, suku Pomak mulai 
mengadopsi berbagai budaya-budaya Islam, seperti mengharuskan para 
perempuan mereka memakai jilbab.

"Pomak" berarti "orang-orang yang menderita". Sepanjang sejarah, suku 
bangsa ini dianggap sebagai orang-orang buangan oleh masyarakat 
Bulgaria. Pada tahun 1948, rezim komunis mulai mengusir keluar orang-
orang yang dianggap tidak setia terhadap pemerintahan mereka. Pada 
tahun 1950, rezim itu mulai menganiaya suku ini. Akibatnya, 30.000 
orang Pomak terpaksa keluar dari negara mereka dan mengungsi ke 
wilayah timur laut Yunani dan Makedonia, sementara yang lainnya 
berimigrasi ke Rumania.

Tak hanya menggunakan bahasa Rhodope (Bulgarski), sebagian suku Pomak 
juga mengadopsi bahasa Yunani atau Makedonia sebagai bahasa kedua 
mereka. Selama bertahun-tahun, mereka hidup terasing dari masyarakat 
di sekitar wilayah itu, tetapi modernisasi memaksa mereka untuk 
berinteraksi dengan dunia luar.

Seperti Apa Kehidupan Mereka?

Kehidupan ekonomi orang Pomak berpusat pada pertanian. Hasil bumi 
utama mereka adalah gandum hitam, jelai, jagung, flax (tanaman yang 
menjadi bahan baku untuk membuat kain linen -- red.), kentang, 
tembakau, dan rami. Bagi mereka, memelihara hewan ternak seperti sapi, 
kambing, dan domba juga menjadi sesuatu yang sangat penting. Kaum 
perempuan suku Pomak terkenal karena keterampilan mereka dalam membuat 
kain tenun. Selain itu, suku ini juga ada yang bekerja sebagai pekerja 
migran. Makanan utama orang Pomak biasanya terdiri atas roti gandum, 
kentang, dan kacang-kacangan. Mereka juga sangat menyukai yoghurt, 
berbagai jenis keju, dan daging kambing ataupun domba.

Para petani Pomak tinggal di desa-desa di luar kota, rumah mereka 
dikelilingi oleh ladang dan padang rumput. Rumah mereka biasanya 
memiliki dua tingkat, lantai teratas dipakai untuk tempat tinggal, 
sementara yang di bawah menjadi istal atau tempat memelihara hewan. 
Rumah-rumah mereka biasanya berbahan dasar batu, kayu, dan tanah liat 
dengan genting yang terbuat dari batu. Namun demikian, dalam beberapa 
tahun belakangan ini sebagian orang Pomak telah membangun rumah mereka 
dengan batu bata dan memakai genting keramik.

Secara tradisi, pernikahan menurut adat Pomak direncanakan sejak awal 
oleh keluarga dari pihak calon mempelai laki-laki dan perempuan. 
Pernikahan itu dilaksanakan di akhir masa remaja kedua calon mempelai 
tersebut. Sebelum melaksanakan pernikahan, mempelai perempuan 
mempersiapkan maharnya sendiri yang biasanya terdiri atas perabot 
rumah tangga dan pakaian. Meskipun hukum Islam memperbolehkan seorang 
laki-laki memiliki sampai 4 orang istri, tetapi poligami jarang 
terjadi di dalam pernikahan suku Pomak, lagi pula hal itu dilarang 
oleh hukum Yunani.

Apa Kepercayaan Mereka?

Secara kasat mata, mayoritas orang Pomak menganut agama Islam, dan 
agama mereka itu menjadi bagian integral dari identitas etnis mereka. 
Namun demikian, praktik-praktik tradisi Islam tidak begitu nyata 
terlihat dalam kehidupan kebanyakan orang Pomak. Bahkan, mereka tidak 
memiliki istilah-istilah yang sebenarnya penting dalam agama maupun 
tradisi Islam. Mereka juga tidak banyak mengenal orang-orang suci 
dalam agama Islam, sebaliknya sampai saat ini mereka masih menjalankan 
hari-hari raya yang berkaitan dengan orang-orang suci dalam agama 
Kristen.

Dalam upacara pernikahan maupun berbagai upacara-upacara lainnya, 
orang Pomak sering kali menggabungkan tradisi Islam dan Kristen. 
Mereka memang melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadan dan ritual-
ritual Islam lainnya, tetapi saat ini tradisi-tradisi semacam itu 
sudah banyak yang hilang. Pengasingan yang dilakukan terhadap suku 
Pomak oleh kelompok Muslim yang lain telah menyebabkan percampuran 
kepercayaan itu tidak terhindarkan selama berabad-abad.

Apakah Kebutuhan Mereka?

Suku bangsa Pomak sedang menghadapi krisis identitas. Bangsa Bulgaria 
menolak mereka karena agama yang mereka peluk, sementara bangsa Turki 
menolak mereka karena bahasa yang mereka gunakan.

Saat ini, ada banyak sekte agama yang juga mulai masuk ke tengah-
tengah suku Pomak untuk berusaha memenangkan hati dan pikiran mereka. 
Suku Pomak membutuhkan Injil dan orang-orang yang dengan setia berdoa 
bagi mereka untuk mendobrak benteng-benteng yang selama ini 
memperbudak kehidupan rohani mereka. Hanya setelah benteng-benteng itu 
diruntuhkan, hati orang-orang Pomak dapat siap untuk menerima Kabar 
Baik saat kabar itu dinyatakan kepada mereka.

Pokok Doa:

1. Mintalah kepada Tuhan Yesus supaya orang-orang Pomak dapat 
menemukan identitas mereka yang hilang di dalam Yesus.

2. Doakanlah supaya ada pendeta-pendeta yang dibangkitkan dan dilatih 
untuk melayani di tengah-tengah suku Pomak.

3. Mintalah kepada Allah supaya orang-orang Pomak yang sudah percaya 
dapat memberi kesaksian secara kreatif dan berani kepada suku mereka, 
seperti melalui upacara-upacara pernikahan dan peringatan hari-hari 
raya.

4. Mintalah supaya Allah mendatangkan kelaparan rohani ke tengah-
tengah suku Pomak.

5. Mintalah supaya Allah membangkitkan kelompok-kelompok pendoa yang 
dengan setia berdoa bagi orang-orang Pomak. (t/Yudo)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: JoshuaProject
Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/people-profile.php?peo3=14436&rog3=RO
Judul asli artikel: Pomak of Rumania
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 26 November 2013


Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Amidya, dan Yulia
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org