Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/428

KISAH edisi 428 (1-11-2017)

Mukjizat dari Kuasa Doa

KISAH -- Mukjizat dari Kuasa Doa -- Edisi 428, 1 November 2017
 
Mukjizat dari Kuasa Doa
KISAH -- Edisi 428, 1 November 2017
 
KISAH

Salam kasih dalam Kristus,

Semua peristiwa yang kita alami tidak terlepas dari kedaulatan Allah. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari, bahkan ketika kita mulai membuka mata esok pagi. Apakah kita dapat menikmati hal yang sama seperti hari ini pada hari esok -- bernapas, bergerak, dan beraktivitas? Semua hal tersebut tidak dapat kita ketahui. Seperti kejadian dalam edisi KISAH bulan ini, seseorang yang awalnya tidak menduga akan mengalami kondisi pernapasan yang aneh, akhirnya mengalami pingsan pada suatu pagi. Diagnosis yang dihasilkan oleh dokter menyimpulkan bahwa ada kondisi buruk yang sedang dia alami sehingga mereka memutuskan untuk memasang peralatan yang akan membantunya bertahan hidup. Dalam kondisi tersebut, keluarga dan sanak saudara menemani serta mendukungnya dalam doa agar dirinya kembali pulih. Bahkan, Jady, anaknya yang paling kecil, juga mendukungnya dalam doa.

Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup, sehingga meskipun kita berada di dalam lembah kekelaman, kita tetap dapat bersandar kepada Tuhan. Dan, melalui doa-doa kita, Tuhan bekerja memulihkan setiap keadaan yang kita alami. Sudahkah kita mengucap syukur dengan apa yang sudah kita terima, bahkan kita rasakan hari ini? Kiranya kesaksian ini menjadikan kita pribadi yang penuh dengan ucapan syukur.

Margaretha I.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Margaretha I.

 
Mukjizat dari Kuasa Doa

"Aku mengatakan kepada semua orang bahwa Tuhan tidak akan membiarkan ayahku meninggal!"

Pada pagi hari, tanggal 27 April 2003, istri saya bangun untuk berangkat kerja sekitar jam 5 pagi. Dia berpaling melihat ke arah saya karena dia pikir saya "bernapas dengan aneh". Setelah diperiksa lebih dekat, saya dalam keadaan -- oleh para dokter disebut sebagai aspirasi -- pingsan, berkeringat deras, dan tidak responsif. Istri saya menelepon 911, dan tiga kendaraan darurat dan dua mobil polisi ada di rumah kami dalam hitungan menit.

Nah, jangan lupa, anak laki-laki saya, 4, 11, dan 14 tahun tertidur lelap sampai sirene dan lampu membangunkan mereka. Itu cukup traumatis dan sesuatu yang tidak akan pernah mereka lupakan! Istri saya membawa anak kami yang paling kecil ke kamar tidur anak kami yang paling besar.

Gambar: Brankar

Petugas pemadam kebakaran/petugas medis mengalami kesulitan mengangkat saya yang memiliki tinggi 6'5 (198 cm - Red.) dan berat 240 lb (108 kg - Red.) keluar dari rumah ke atas brankar. Pasti itu menjadi tontonan bagi tetangga karena mereka harus membawa saya keluar dari pintu kaca geser dan mengitari rumah!

Saya dibawa ke rumah sakit setempat tempat dokter menstabilkan saya, dan diagnosis awal mereka adalah saya menderita serangan jantung. Karena saya masih tidak sadar, saya kemudian dipindahkan ke rumah sakit lain yang lebih sesuai dengan jenis trauma ini, dan setelah sekitar 4 jam di St. Joseph di Tacoma, istri saya diberi tahu bahwa saya menderita "shock septic dan gagalnya multisistem organ dengan gagal ginjal akut dan gagal napas".

Saya memiliki sekitar 139.000 hitung darah merah. Denyut nadi saya adalah 173/130 dan seterusnya. Saya benar-benar bergantung total pada alat untuk tetap hidup dan dalam keadaan koma! Itu benar-benar buruk! Saya diintubasi (tabung di hidung dan tenggorokan menuju ke paru-paru saya) dan berbaring koma di ranjang rumah sakit selama empat hari berturut-turut tanpa ada respons atau tanda yang menggembirakan. Dokter mengajukan semua pertanyaan; mereka bahkan menganggapnya sebagai kasus SARS (sindrom pernapasan akut - Red.), dan bertanya apakah saya sebelumnya berada di luar negeri.

Bagian terburuknya adalah ketika polisi mulai menanyai istri saya. Mereka bertanya kepadanya, dan beberapa teman dan anggota keluarga kami, "Apakah kami memiliki masalah pernikahan?" Mereka bertanya tentang "berbagai masalah dengan hubungan kami". Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan polisi saat mereka mencurigai kemungkinan adanya permainan kotor, tetapi pastinya itu adalah sesuatu yang tidak perlu didengar oleh seorang istri yang sedang berduka. Saya yakin Anda tahu apa yang saya maksud!

Sementara itu, orangtua saya pun terbang kembali dari Meksiko, tempat mereka menghabiskan tujuh bulan dalam setahun itu, berada di samping tempat tidur saya. Pada malam itu, para dokter membawa mereka dan istri saya ke luar kamar rumah sakit dan mengatakan bahwa situasinya "sudah sangat tanpa harapan" dan mereka tidak tahu penyebab peristiwa ini. Semua organ vital saya penuh dengan infeksi dan para dokter akhirnya mengajukan pertanyaan yang tak terelakkan -- apakah saya memiliki keinginan untuk hidup? Mereka juga menanyakan apakah saya adalah pendonor organ. Karena saya "meninggal secara klinis", mereka bertanya apakah saya pernah meninggalkan pesan tentang berapa lama saya ingin terus tetap hidup dengan bantuan alat, atau semacam itu.

Tak perlu dikatakan bahwa itu benar-benar membuat istri dan orangtua saya ketakutan. Belum lagi anak laki-laki saya, yang terus bertanya bagaimana keadaan ayah mereka. Anak saya yang kecil yang berumur empat tahun, Jady, mengajak teman-teman sekelas prasekolahnya berdoa karena "dia membutuhkan ayahnya lebih daripada Allah saat ini".

Selama minggu itu, keluarga saya, sesama anggota gereja, dan teman-teman datang ke tempat tidur saya. Kulit saya berwarna kuning yang disebabkan penyakit kuning akibat hati saya tidak berfungsi. Mata saya tergulung terbalik sehingga yang bisa Anda lihat hanyalah "warna putih", atau mungkin seharusnya saya katakan "warna kuning" di mata saya.

Gambar: Berdoa

Pada malam itu, Pendeta Senior dan Pendeta Pemuda, yang telah bekerja sama dengan saya selama lima tahun, mendoakan saya sampai jam kunjung berakhir. Semua orang sepertinya sedang mengucapkan selamat tinggal. Setelah semua orang pergi, sepupu kedua saya masuk, untuk pertama kalinya, tepat pada akhir jam kunjungan, sekitar pukul 10 malam. Saya ingat, saya terbangun, tidak tahu di mana saya berada, atau mengapa saya berada di sana diikat di tempat tidur dengan tabung-tabung dan mesin rumah sakit di mana-mana. Sepupu saya di sana dan dia duduk di samping tempat tidur saya sambil berdoa.

Nah, jangan lupa, saya dipasangi tabung-tabung di setiap bagian tubuh saya, jadi saya sama sekali tidak bisa berkomunikasi. Saya juga ditahan di tempat tidur karena menurut para staf, saya terus mencoba menarik tabung infus dan tabung lain dari tubuh saya selama kejang otot, dan setelah itu saya tidak tahu mengapa atau di mana saya berada! Jadi, sepupu saya mengangkat kepalanya dan saya menatapnya.

Saya tidak akan pernah, dalam sejuta tahun, melupakan ekspresi wajahnya, rasanya seakan-akan dia melihat hantu! Matanya penuh dengan air mata dan dia berkata, "Jeff, kau tahu siapa saya?" Saya mencoba menganggukkan kepala saya dan berusaha keras untuk berbicara, tetapi tidak bisa. Dia menanyakan apakah saya tahu apa yang terjadi, saya menggelengkan kepala. Dia memanggil perawat dan melanjutkan menceritakan kisah mengagumkan tentang bagaimana saya koma selama hampir lima hari.

Dalam beberapa jam, hampir seluruh keluarga saya berada di samping tempat tidur saya dan meskipun saya tidak dapat berbicara, semua orang menangis dan memeluk saya. Sebelum saya mengetahuinya, saya dikelilingi oleh sebagian besar orang-orang yang istimewa dalam hidup saya. Hal yang paling berharga yang saya ingat adalah anak saya yang berusia empat tahun berkata, "Aku mengatakan kepada semua orang bahwa Allah tidak akan membiarkan ayahku meninggal!" Tangan kecilnya meraih jari saya dan saya melihat ke wajah mungil itu. Itu adalah perasaan yang tidak bisa dijelaskan, tetapi itu adalah pengalaman yang telah mengubah seluruh fokus hidup saya.

Para dokter masih belum bisa menjelaskan penyakit saya yang mendadak itu dan juga tidak tahu penyebabnya. Dengan pengakuan dokter, maka peristiwa itu tak lain adalah sebuah keajaiban! Keesokan harinya, tabung dikeluarkan dari hidung dan tenggorokan saya, dan lima hari kemudian saya keluar dari rumah sakit.

Jadi, percaya atau tidak, itu masih versi pendeknya. Bahkan, sekarang saya masih memulihkan diri. Saya mengalami banyak kerusakan otot degeneratif dan terutama stroke setelahnya, jadi meski masih banyak penyembuhan yang harus saya lakukan, saya senang Allah memberi saya kesempatan kedua.

Saya masih menunggu semacam "pencerahan" atau "tanda" mengenai mengapa hidup saya diselamatkan", tetapi hal itu masih belum terjadi. Saya masih menjadi sangat emosional saat saya berbaring, dan Jady saya yang berusia empat tahun "datang dan menempelkan telinganya ke dada saya untuk memastikan jantung Ayah bekerja dengan baik".

Gambar: Prayer

Ini hanyalah sekilas tentang kisah saya. Jelas ada lebih banyak hal yang terjadi di balik layar. Karena saya koma, saya memiliki sebagian besar informasi dari istri dan keluarga saya. Saya ingat ketika saya cukup rasional untuk menyadari apa yang telah terjadi, saya membaca laporan medis saya dan tidak dapat memercayai semua yang telah terjadi pada diri saya.

Ada satu hal yang saya ingat dengan jelas saat berada dalam keadaan koma: Saya ingat pernah mendengar doa, doa terus-menerus di alam bawah sadar saya (saya kemudian mengetahui bahwa kisah saya benar-benar telah dikirim melalui email ke seluruh dunia dan saya didoakan dengan sungguh-sungguh). Saya percaya karena itulah saya hidup.

Jangan pernah meremehkan kuasa doa! Percayalah pada mukjizat, dan pegang anak-anak dan orang-orang terkasih Anda sedikit lebih erat.

Peluklah mereka lebih sering dan ingat bahwa Anda tidak pernah terlalu sering berkata, "Aku mencintaimu."

Saya bersyukur bisa hidup untuk menceritakan kisah ini dan saya memberikan semua kemuliaan kepada Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus!

Kisah ajaib ini disampaikan oleh "J.A." dari WA. (t/Jing-Jing)

Diambil dari:
Nama situs : Kesaksian Kasih Allah
Alamat situs : http://kesaksian.sabda.org/mukjizat_dari_kuasa_doa
Judul asli artikel : Power of Prayer Miracle Stories
Penulis artikel : J.A.
Tanggal akses : 16 September 2016

Download Audio

POKOK DOA
  1. Berdoalah kepada Tuhan Yesus untuk Jeff dan keluarganya supaya iman mereka semakin bertumbuh dalam Tuhan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Berdoa juga untuk mereka supaya mau ambil bagian dalam pelayanan dan menjadi saksi bagi kemuliaan nama Tuhan.
  2. Berdoa kepada Tuhan Yesus untuk pelayanan pendoa bagi orang sakit. Kiranya Tuhan memakai mereka untuk membawa jiwa-jiwa kepada pengenalan akan Allah. Dan, kehadiran mereka membawa sukacita bagi pasien dan keluarga yang sedang merawat pasien.
  3. Mari kita juga berdoa untuk setiap perizinan dari pihak rumah sakit Indonesia supaya memberi kelonggaran waktu bagi tim pendoa yang mau mendoakan setiap pasien yang sedang dirawat.

Dan, segala sesuatu yang kamu minta dalam doa, percayalah, kamu akan menerimanya.
(Matius 21:22, AYT)

 
Stop Press! LENGKAPI NATAL ANDA DENGAN BAHAN-BAHAN NATAL BERKUALITAS!

Momen Natal segera tiba! Menjelang bulan Desember, tentu banyak dari kita yang turut terlibat aktif dalam mempersiapkan Natal, termasuk mencari bahan-bahan Natal. Dalam sukacita Natal, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) telah menyediakan berbagai bahan seputar Natal di Situs Natal Indonesia. Melalui Situs Natal Indonesia, Anda akan mendapatkan banyak bahan berupa renungan, artikel, kesaksian, drama, puisi, tip, bahan mengajar, blog, resensi buku, gambar/desain, lagu Natal, dll.. Melalui situs ini, Anda juga bisa berpartisipasi aktif dengan mengirim tulisan, menulis blog, memberi komentar, dan mengirim ucapan selamat Natal. Namun sebelumnya, Anda harus mendaftar/memiliki akun di situs ini terlebih dahulu.

Bergabunglah juga di Facebook Natal untuk memperluas relasi kita dengan saudara-saudari seiman dan untuk berbagi berkat Natal. Mari, kita menyambut Natal tahun ini dengan sukacita di dalam anugerah Kristus Yesus. Selamat menyambut Natal!

Situs Natal Indonesia
Natal
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi KISAH.
logo KISAH Email kisah@sabda.org
Facebook KISAH
Twitter @sabdakisah
Redaksi: Margaretha I., Maskunarti, dan Pio
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org