Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/413

KISAH edisi 413 (3-8-2016)

Tuhan Memelihara!

____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
                     Edisi 413; 3 Agustus 2016


KISAH -- Tuhan Memelihara!
Edisi 413; 3 Agustus 2016


Salam damai sejahtera,

Kehadiran seorang bayi pastilah sangat diharapkan oleh setiap 
keluarga. Kehadiran anggota baru dalam keluarga selalu diawali dengan 
proses kelahiran yang sangat menegangkan. Banyak cerita unik tentang 
proses melahirkan yang ternyata tidak mudah untuk dijalani. Ada 
berbagai hal yang harus dihadapi dalam proses persalinan, salah 
satunya adalah pertaruhan nyawa dari sang ibu dan anak. Selain itu, 
kondisi fisik dan kesehatan ibu serta bayi juga kadang dalam keadaan 
kurang baik. Hal inilah yang dialami oleh kakak Amidya dalam proses 
melahirkan ananda Avariella. Proses persalinan ini membuat keluarga 
besar Amidya semakin berpengharapan akan penyertaan Tuhan. Mari simak 
edisi kali ini. Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Margaretha I.
< indah(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/>


                          TUHAN MEMELIHARA!
                        Ditulis oleh: Amidya

Sungguh besar dan luar biasa kasih karunia Tuhan dalam hidup keluarga 
besar saya. Sepanjang hidup saya, saya sungguh merasakan bahwa Tuhan 
beperkara dengan luar biasa dalam hidup keluarga besar saya. Segala 
hal yang tidak mungkin, dimungkinkan oleh Tuhan. Segala hal yang tidak 
pernah saya pikirkan, itulah yang Tuhan lakukan dalam hidup saya.

Pada pertengahan tahun 2013, seluruh keluarga saya bersyukur kepada 
Tuhan. Sebab, pada saat itu kami mendapatkan kabar gembira, yaitu 
mengenai kakak saya yang mengandung. Kabar ini jauh dari pemikiran 
kami. Kami mengira bahwa kakak saya hanyalah masuk angin biasa, tetapi 
setelah diperiksakan ke dokter, ternyata kakak saya tengah hamil. Kami 
sekeluarga sungguh senang mengetahui bahwa kakak sedang hamil. Ini 
berarti akan ada anggota baru dalam keluarga besar kami.

Selama menjalani kehamilannya, kakak saya dan bayinya bisa dibilang 
dalam kondisi sehat. Namun, dua minggu sebelum persalinan, kakak saya 
sempat mengalami sakit, ditambah pula tekanan darah kakak saya yang 
naik sehingga kemungkinan besar akan diadakan operasi bedah sesar. 
Saya bersama keluarga terus berdoa supaya kakak saya dapat tenang dan 
proses kelahiran dapat berjalan lancar. Doa kami dijawab oleh Tuhan. 
Hari itu, tepatnya pada tanggal 26 Januari, bayi yang kami nanti-
nantikan akhirnya lahir. Kami sungguh bersyukur kepada Tuhan karena 
kakak saya dapat melahirkan secara normal.

Dengan lahirnya anak dari kakak saya ini, bukan berarti cobaan hidup 
telah berlalu begitu saja. Setelah melahirkan, dokter menyatakan bahwa 
bayi kakak saya tidak bisa menangis dikarenakan kurang glukosa 
sehingga bayi itu harus dimasukkan ke dalam inkubator terlebih dahulu. 
Jujur, kami semua merasa sedih karena ketika bayi kakak saya lahir, 
kami belum dapat melihat dan menggendongnya. Keadaan semakin 
mendebarkan saat dokter menyatakan bahwa kakak saya harus dikuret 
untuk membersihkan sisa-sisa plasenta yang masih tertinggal di dalam 
rahimnya. Tidak lama setelah menjalani proses itu, keadaan kakak saya 
membaik. Setelah dua hari berada di rumah sakit, kakak saya diizinkan 
pulang, tetapi bayi kakak saya masih harus berada di rumah sakit.

Setiap hari kami semua berdoa, terlebih lagi kakak saya yang merasa 
sedih karena dia sudah bisa pulang, tetapi bayinya masih berada di 
rumah sakit. Setiap hari, kakak ipar saya pergi ke rumah sakit untuk 
menengok bayinya. Setiap hari itu pula, ada saja berita yang tidak 
menyenangkan dari dokter. Kondisi bayi kakak saya dikabarkan tidak 
semakin membaik, mulai dari tidak bisa menangis, ada lubang di 
jantungnya, harus melakukan scan otak dan paru-paru, hingga harus 
diberi suntikan yang sangat mahal biayanya. Kabar yang kami terima 
dari rumah sakit ini sangat menghancurkan hati kami. Kami begitu sedih 
karena bayi harus mengalami berbagai macam tindakan medis. Setiap 
mendengar kabar yang dibawa oleh kakak ipar saya, kami menangis. Hati 
dan pikiran kami menjadi kacau karena memikirkan hal-hal yang negatif. 
Akan tetapi, kami tidak lepas harapan. Saya selalu mengatakan kepada 
ibu dan kakak saya untuk terus beriman dan berpengharapan kepada 
Tuhan. Setiap sore hingga malam hari, kami sekeluarga berkumpul dan 
berdoa bersama untuk mendoakan bayi kakak saya yang masih berada di 
rumah sakit. Tiada hari tanpa bergumul dan berdoa.

Setelah dua minggu berlalu, kami semua sungguh merasakan pertolongan 
dan kemurahan Tuhan. Hari itu, kami memperoleh kabar bahwa kondisi 
bayi kakak saya sudah normal dan dapat dibawa pulang. Kami bersukacita 
dan memuji keagungan Tuhan yang sungguh besar, kondisi yang semula 
didiagnosis dokter tidak baik, berubah menjadi baik dan sehat. Hingga 
kini, bayi itu terus bertumbuh, sehat, dan pintar. Bayi itu diberi 
nama Avariella, dan kami memanggilnya Ava. Kini, Ava sudah berusia 2 
tahun 3 bulan. Dia tumbuh menjadi anak yang sehat, lucu, dan pintar.

Kami sungguh bersyukur atas kemurahan Tuhan. Ia bekerja dalam keadaan 
genting yang kami hadapi. Ia menguatkan kami sehingga hati kami terus 
berpengharapan di dalam Dia. Tiada kata yang bisa terucap untuk 
menyatakan begitu besar dan mulianya Tuhan. Terpujilah Tuhan!


                              POKOK DOA

1. Mengucap syukur untuk setiap proses yang Tuhan izinkan terjadi 
   dalam keluarga Amidya. Semoga proses kelahiran yang dialami kakak 
   Amidya ini menjadikan keluarga Amidya semakin bertekun dan 
   senantiasa berharap kepada Tuhan.

2. Mengucap syukur atas kehadiran anggota baru di keluarga besar 
   Amidya. Semoga dengan kehadiran ananda Avariella, keluarga besar 
   Amidya semakin teguh dan setia beriman kepada Tuhan Yesus Kristus.

3. Mengucap syukur atas anugerah Tuhan bagi keluarga Amidya. Semoga 
   dengan kehadiran ananda Avariella dan juga setiap bayi dalam sebuah 
   keluarga di mana pun mereka berada, kita semua semakin giat dalam 
   menyatakan kasih dan kemuliaan Allah.

"Ketika seorang perempuan melahirkan, ia menderita karena waktunya 
untuk melahirkan sudah tiba; tetapi sesudah anaknya lahir, ia lupa 
akan penderitaannya yang berat karena sukacita bahwa seorang manusia 
telah dilahirkan ke dunia." (Yohanes 16:21, AYT)

< http://alkitab.mobi/ayt/Yoh/16/21/ >
< http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+16:21&version=ayt >


STOP PRESS: PUBLIKASI E-LEADERSHIP: BAHAN-BAHAN KEPEMIMPINAN KRISTEN 
                             BERKUALITAS

Setiap orang adalah pemimpin, minimal pemimpin bagi diri sendiri, 
bahkan banyak juga yang sudah menjadi pemimpin bagi kelompok. Untuk 
itu, kita perlu membekali diri kita dengan prinsip-prinsip 
kepemimpinan Kristen yang alkitabiah supaya kita bisa memimpin diri 
sendiri dan orang lain sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Kami 
mengajak Anda untuk berlangganan Publikasi e-Leadership. Publikasi ini 
berisi bahan-bahan kepemimpinan Kristen yang akan dikirim ke email 
Anda setiap Selasa minggu ketiga, secara gratis. Yuk, berlangganan 
sekarang juga! Kirimkan email Anda ke < subscribe-i-kan-
leadership(at)hub.xc.org >.

Tingkatkan pula wawasan dan relasi Anda dengan para pemimpin Kristen 
yang lain dengan bergabung di komunitas e-Leadership. Selamat 
memimpin!

Facebook e-Leadership: http://facebook.com/sabdaleadership
Twitter e-Leadership: http://twitter.com/sabdaleadership


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Margaretha I., N. Risanti, Odysius, dan Santi T.
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org