Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/412

KISAH edisi 412 (5-7-2016)

Johann Gottlieb Schwarz

____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
                       Edisi 412, 5 Juli 2016

KISAH -- Johann Gottlieb Schwarz
Edisi 412, 5 Juli 2016


Shalom,

Ketika Anda ditempatkan Tuhan dalam keadaan yang terasing, apakah Anda 
masih bisa bersyukur dan terus melanjutkan misi dari Tuhan? Keadaan 
yang tak terduga sering dihadapi oleh seorang penginjil, tetapi Tuhan 
selalu mempunyai cara untuk memelihara orang-orang utusan-Nya. Inilah 
yang dialami oleh Johann Gottlieb Schwarz, seseorang yang memiliki 
cita-cita untuk terjun ke ladang penginjilan. Ia belajar banyak hal 
untuk memperlengkapi dirinya dalam memberitakan Injil. Modal utama 
Schwarz dalam merespons panggilan Allah ini adalah ketabahan. Dengan 
ketabahan, Tuhan memampukan Schwarz menghadapi setiap kesulitan dalam 
proses memberitakan Injil. Jangan hanya berfokus pada proses dan hasil 
yang akan kita peroleh, tetapi milikilah hati yang setia dan rela 
untuk memberitakan Injil kepada mereka yang belum mengenal-Nya.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Margaretha I.
< indah(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >


                      JOHANN GOTTLIEB SCHWARZ

Johann Gottlieb Schwarz lahir pada tanggal 21 April 1800 di 
Konigsbergen (Jerman Timur). Pada awal tahun 1821, ia membaca berita 
mengenai penginjilan Barenburg di tengah mayoritas agama lain. Berita 
inilah yang menimbulkan cita-cita Johann untuk terjun ke ladang 
penginjilan. Ia berdoa agar diberi kekuatan menggenapkan rencananya.

Pada tahun itu juga ia mendengar tentang pembukaan suatu "Zendeling 
Institut" untuk mendidik pendeta-penginjil di Berlin. Keinginannya 
untuk bergabung ke Zendeling Institut membawa dia ke Berlin pada 
tanggal 31 Agustus 1821 dan sementara menunggu pembukaan Zendeling 
Institut pada tanggal 1 Mei 1822, ia bekerja sebagai tukang sepatu. Di 
sinilah, ia bertemu dengan Johann Frederik Riedel yang akan menjadi 
teman penginjilannya kelak. Mereka belajar sampai tahun 1825. 
Kemudian, Nederlandsche Zendeling Genootschap (NZG) melalui Berlijnse 
Zendeling Genootschap meminta Johann Gottlieb Schwarz dan Johann 
Frederik Riedel untuk menjadi penginjil ke tengah masyarakat mayoritas 
beragama lain, dan hal ini sangat disetujui oleh mereka.

Pada tanggal 12 Januari 1828, ia berangkat ke Rotterdam dan bersama 
J.F. Riedel, mereka menambah pendidikan sampai 1829. Pada November 
1830, mereka bersama dengan Douwes Dekker berangkat ke Indonesia dan 
sampai di Batavia (Jakarta), kemudian ke Surabaya dan tiba di Ambon 23 
November 1830. Di Ambon, ia mempelajari bahasa Melayu, dan dalam waktu 
singkat melanjutkan perjalanan ke Manado dan tiba di Manado pada 
tanggal 12 Juni 1931 (sekarang diperingati Gereja Masehi Injili di 
Minahasa sebagai HUT Perkabaran Injil).

Dari bulan Juni -- Oktober 1831, Schwarz mempelajari bahasa Tombulu, 
Toulour, Tonsea, dan Tountemboan. Hingga Oktober 1831, ia kembali ke 
Batavia dan langsung ke Singapura untuk mengambil seluruh keperluan 
penginjilan, sekolah, dan obat-obatan. Setelah itu, ia langsung 
kembali dan tiba di Langowan pada tanggal 7 Januari 1832. Di Langowan, 
ia tidak mendapat rumah sehingga untuk sementara ia tinggal di Kakas. 
Rumah kediaman Schwarz di Langowan selesai pada bulan Juli 1834, dan 
di lokasi rumah tersebut dibangun sekarang berdiri SMU Kristen Schwarz 
Langowan.

Sebelum masuknya agama Kristen, penduduk Langowan sudah beragama. Pada 
waktu kedatangan Schwarz, tempat berkumpul untuk mengadakan upacara 
keagamaan penduduk setempat adalah lokasi di mana sekarang berdiri 
gedung gereja GMIM Schwarz Sentrum Langowan. Dahulu, di situ terdapat 
sebuah pohon besar yang dalam bahasa Tountemboan disebut Wates yang 
daunnya lebat dan pada batangnya terdapat lobang besar yang dalam 
bahasa Tountemboan disebut rangowa. Pohon ini dianggap keramat karena 
tempat ini menjadi tempat pasoringan -- tempat memanggil dan 
mendengarkan bunyi burung Wala oleh Walian dan Tona?as (pemimpin-
pemimpin pemerintahan).

Pada waktu itu, daerah Langowan belum memiliki nama yang spesifik, dan 
berawal dari Schwarz-lah nama "Langowan" pertama kali digunakan. 
Karena bagi orang Eropa seperti Schwarz adalah sulit bagi lidahnya 
untuk mengucapkan kata "rangow", dan huruf "R" yang diucapkannya 
menjadi huruf "L" sehingga "rangow" menjadi "Langow". Jadilah 
"Langowan" disahkan menjadi nama daerah Langowan hingga sekarang.

Awalnya, Schwarz sulit mengadakan kontak dengan penduduk karena ia 
masih kaku menggunakan bahasa-bahasa penduduk. Maklumlah bahwa peranan 
bahasa itu penting dalam kontak pergaulan terutama bagi penyebaran 
agama. Suatu cara dari Schwarz yang selalu ditempuhnya dalam 
menghadapi kesulitan-kesulitan ini, yaitu memberikan obat-obat 
malaria, demam, obat-obat luka, dan lain-lain, yang dapat menolong 
orang-orang sakit sebagai penentang mantra dari para Walian.

Banyaklah yang sadar atas kegunaan dari obat-obat yang diberikannya, 
yang oleh Schwarz hal ini dijelaskan sebagai pertolongan dari Tuhan. 
Akan tetapi, ada juga yang setelah sembuh kembali menyembah agama 
alifuru. Walaupun demikian, Schwarz tabah menghadapi semua ini 
sekalipun memerlukan waktu yang lama asal tujuan dapat tercapai, yakni 
dapat memberitakan Injil kepada penduduk setempat.

Diambil dari:
Nama situs: STEMI PEMUDA
Alamat URL: http://pemuda.stemi.id/article/johann-gottlieb-schwarz
Judul artikel: Injil di Minahasa
Penulis artikel: -
Tanggal akses: 11 Maret 2016


                              POKOK DOA

1. Doakan bagi jemaat gereja GMIM Schwarz Sentrum Langowan supaya 
   mereka memiliki kerinduan untuk bermisi dan mengabarkan Injil 
   seperti yang dilakukan Schwarz.

2. Doakan bagi para pelajar SMU Kristen Schwarz Langowan supaya mereka 
   tetap memiliki semangat seperti Schwarz dan meneladani 
   perjuangannya.

3. Doakan bagi orang-orang yang melayani di bidang misi supaya mereka 
   mempunyai hati yang tabah di dalam Tuhan ketika menghadapi berbagai 
   pencobaan.


"Akan tetapi, kamu, jagalah dirimu dalam segala hal, tabahlah dalam 
penderitaan, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil, dan penuhilah tugas 
pelayananmu." (2 Timotius 4:5, AYT)

< http://alkitab.mobi/ayt/2Ti/4/5/ >
< http://alkitab.sabda.org/?2Timotius+4:5&version=ayt >


 STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG 
                      JAWAB JULI/AGUSTUS 2016!

Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi pengikut Kristus dan 
meneladani hidup serta ajaran-ajaran Kristus. Selain itu, orang 
percaya harus mengemban tanggung jawab sebagai seorang Kristen yang 
berdoa, mempelajari Alkitab, beribadah, hidup dalam persekutuan, hidup 
kudus, menggunakan karunia-karunia rohani, memuridkan orang lain, 
dsb.. Anda ingin tahu lebih banyak mengenai tanggung jawab menjadi 
orang Kristen? Silakan ikuti kelas OKB! Daftarkan diri Anda ke Kusuma 
< kusuma(at)in-christ.net > dengan Subjek [DAFTAR -- KELAS OKB].

Mari kita bersama-sama mengaplikasikan prinsip-prinsip Kristen yang 
akan dipelajari tersebut dalam tindakan sehari-hari!


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Margaretha I., N. Risanti, Odysius, dan Santi T.
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org