Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/394

KISAH edisi 394 (1-7-2015)

Gladys Aylward, Misionaris di China

____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
                       Edisi 394; 1 Juli 2015

KISAH -- Gladys Aylward, Misionaris di China
Edisi 394; 1 Juli 2015


Salam kasih,

Begitu besar kuasa Tuhan yang memampukan orang-orang yang dipilih-Nya 
untuk melakukan hal-hal yang luar biasa. Hal itu juga yang bisa kita 
saksikan melalui hidup Gladys Aylward, tokoh dalam edisi KISAH kali 
ini. Dia adalah seorang misionaris yang mengerjakan pelayanannya di 
China, sebuah negara tempat jutaan orang belum pernah mendengar Injil. 
Meskipun pada awalnya dia ditolak untuk melayani sebagai misionaris, 
tetapi Tuhan tidak pernah kehabisan cara untuk menyediakan jalan bagi 
orang-orang yang telah dipanggil-Nya. Kiranya dengan membaca kisah 
pelayanan Gladys Aylward, Anda boleh terberkati untuk semakin giat di 
dalam pelayanan Anda. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi Tamu KISAH,
Odysius
< http://kesaksian.sabda.org/>


                 GLADYS AYLWARD, MISIONARIS DI CHINA

Anda pernah menonton film atau mengetahui film berjudul "Escape from 
Huang Zhi"? Kisah seorang reporter dari Barat yang menyelamatkan 
kurang lebih enam puluh anak yatim piatu di China. Dia dibantu oleh 
seorang Suster dan seorang yang kaya berjalan melewati medan 
pegunungan dan gurun untuk menyelamatkan diri dari serbuan tentara 
Jepang.

Ada kisah nyata yang jauh lebih dahsyat dari itu. Di negara yang sama, 
yaitu China, pada masa pendudukan Jepang, seorang wanita sendirian 
membawa seratus lebih anak yatim piatu dan menempuh perjalanan sejauh 
100 mil selama hampir satu bulan untuk sampai di tempat tujuan mereka 
yang aman. Dia adalah Gladys Aylward, seorang misionaris dari Inggris 
yang sempat ditolak untuk menjadi misionaris dan pernah bekerja 
sebagai pelayan rumah tangga.

Tidak Memenuhi Syarat sebagai Misionaris

Dia lahir dari keluarga kelas pekerja di Edmonton, London, pada 
tanggal 24 Februari 1902. Meskipun dibesarkan di gereja Anglikan, pada 
awalnya dia bukan orang yang sangat religius. Pendidikannya hanyalah 
pendidikan dasar dan dengan posisi sebagai kelas pekerja hanya 
memberinya sedikit pilihan. Dia mulai bekerja menjadi pembantu rumah 
tangga pada usia 14 tahun. Panggilannya untuk bermisi muncul ketika ia 
menghadiri kebaktian kebangunan rohani pada saat dia berumur 18 tahun. 
Pendeta saat itu menantang pendengarnya untuk mempersembahkan diri 
bagi pelayanan kepada Tuhan. Pesan pendeta itu langsung berbicara 
dengan kuat dalam hatinya dan keinginannya untuk melayani sebagai 
misionaris mulai tumbuh.

Bekerja selama empat tahun sebagai pembantu rumah tangga membuatnya 
memiliki suatu wawasan yang unik mengenai hati seorang hamba. Saat dia 
memberikan hidupnya untuk Kristus, ia bersedia dipakai untuk melayani 
dalam bidang apa saja. Beberapa sumber mengindikasikan bahwa 
keputusannya untuk menjadi misionaris ke China muncul setelah ia 
membaca artikel di suatu majalah tentang China, sebuah negara tempat 
jutaan orang belum pernah mendengar Injil.

Dia melanjutkan pekerjaannya sebagai pelayan salon selama dua tahun. 
Pada usia pertengahan dua puluhan, ia melamar untuk menjadi misionaris 
dan diberikan kesempatan mencoba di China Inland Mission Centre di 
London. Di sana, ia bekerja sampai usia dua puluh enam tahun, tetapi 
rupanya prestasinya tidak memenuhi harapan para pemimpin China Inland 
Mission Centre. Dia ditolak untuk melayani sebagai misionaris ke 
China. Namun, tidak ada yang bisa menggagalkan kehendak Tuhan atau 
menolak pelayanan mereka yang dipanggil oleh Allah ("Sebab anugerah 
dan panggilan Allah tidak dapat dibatalkan." -- Roma 11:29, AYT 
DRAFT).

Nekat Mengutus Dirinya Sendiri

Gladys bertekad untuk melayani Tuhan dengan cara apa pun, ia terus 
bekerja dan menabung. Pada saat ia berusia tiga puluh tahun, 
kesempatan itu datang, seorang misionaris senior, yaitu Ibu Jeannie 
Lawson, sedang mencari asisten muda untuk melanjutkan pekerjaannya. 
Gladys diterima, tetapi Ibu Lawson tidak memiliki apa-apa untuk 
membantunya melakukan perjalanan ke China. Gladys juga tidak memiliki 
dana lebih untuk bepergian dengan kapal laut. Jadi, ia memberanikan 
diri, sendirian menempuh perjalanan darat dengan kereta api dengan 
hanya berbekal paspor, Alkitab, tiket, dan dua ninepence pound.

Pada bulan Oktober 1930, Gladys berangkat dari London menuju China 
dengan naik Kereta Api Trans - Siberia dan tiba di Vladivostok. Ia 
kemudian berlayar ke Jepang menuju Tientsin. Dari Tientsin, dia naik 
kereta, bus, dan keledai menuju kota Yangchen di pedalaman, di 
provinsi Shansi yang bergunung-gunung, sebelah selatan Beijing.

Sebagian besar penduduk Yangchen belum pernah melihat orang Eropa, 
selain Ibu Lawson dan Aylward. Mereka tidak memercayai kedua wanita 
itu sebagai orang asing, dan tidak bersedia mendengarkan mereka.

Penginapan "The Sixth Happines"

Gladys dan Ibu Lawson memikirkan cara untuk menarik orang agar 
mengenal Kabar Baik. Mengetahui bahwa kota di mana mereka tinggal 
adalah tempat transit bagi orang yang melakukan perjalanan jauh, 
mereka berencana untuk membuat tempat penginapan.

Di tempat penginapan itu, dengan ramah mereka menawarkan makanan dan 
tempat tidur yang hangat dengan harga yang murah serta tempat buat 
keledai para tamu di halaman. Pada malam hari, setelah melayani 
makanan para tamu, Gladys dan Ibu Lawson akan mengumpulkan tamu-tamu 
mereka dan menceritakan tentang seorang bernama Yesus. Dengan cara 
ini, pesan Injil mulai diberitakan, tidak hanya pada mereka yang di 
penginapan, tetapi para pengendara keledai membawa cerita-cerita itu 
di sepanjang perjalanan mereka.

Gladys juga menghabiskan berjam-jam setiap hari belajar bahasa 
setempat untuk berkomunikasi dengan orang-orang setempat, dan akhirnya 
ia menguasai bahasa itu, suatu yang tadinya di luar pikiran dan 
kemampuannya.

Tak lama setelah itu, mentornya, Ibu Lawson, jatuh dan terluka parah, 
bahkan menyebabkan kematiannya beberapa hari kemudian. Gladys bersama 
juru masak China, yang adalah seorang Kristen yang taat, bertekad 
untuk meneruskan pekerjaan Ibu Lawson. Fasih dalam bahasa lokal, ia 
mulai mengabarkan Injil ke desa-desa sekitarnya. Menyadari banyak 
anak-anak yang tidak diinginkan oleh orang tuanya dan mereka menjadi 
anak-anak yang terlantar, pekerjaan misinya berubah menjadi perawat 
anak-anak kecil yang terlantar. Namun, perawatannya tidak terbatas 
hanya pada anak-anak. Apalagi pada waktu itu, China diserang oleh 
tentara Jepang sehingga banyak tentara dan warga sipil China yang 
terluka. Jadi, dia menampung orang-orang yang terluka, yang 
membutuhkan perawatan akibat dari perang yang sedang terjadi. 
Penginapannya menjadi perlindungan bagi dua puluh anak yatim dan 
sebanyak tiga puluh sampai empat puluh tentara yang terluka pada waktu 
itu.

Menyelamatkan Lebih dari Seratus Anak Yatim Piatu

Perang semakin meluas dan anak-anaknya sekarang bertambah jumlahnya 
menjadi sekitar seratus orang. Dia telah menjadi warga negara China 
pada tahun 1936, dan aktivitasnya dalam mendukung rakyat lokal, 
termasuk sedikit memata-matai orang Jepang, membuatnya tidak aman 
untuk tetap tinggal di Yangchen. Kolonel Linnan, anggota perlawanan 
Tionghoa lokal, memperingatkan Gladys kalau dia telah dianggap 
"buronan" dan dijadikan target penangkapan hidup atau mati. Gladys 
lalu mengumpulkan anak-anak dan mengevakuasi mereka dari kota.

Akibat situasi perang dan tidak adanya transportasi, Gladys terpaksa 
memimpin anak-anaknya, berjalan kaki, di atas pegunungan menuju ke 
provinsi Sian yang lebih aman dengan jarak sekitar 100 mil jauhnya. 
Perjalanan itu menghabiskan waktu 27 hari, dan mereka harus menanggung 
berbagai kesulitan dan penderitaan. Gladys sendiri jatuh sakit dalam 
perjalanan itu dan ketika mereka akhirnya tiba dengan selamat, ia 
roboh. Para dokter takjub dengan ketahanan fisiknya dan terheran-heran 
saat mengetahui Gladys sebenarnya sedang menderita tifus, pneumonia, 
demam, kekurangan gizi, dan kelelahan yang luar biasa.

Dia kembali melayani, tetapi tidak pernah benar-benar sembuh dari 
penyakitnya. Namun, hal ini tidak menghentikannya untuk terus melayani 
Tuhan. Dia mulai mendirikan gereja berbagi Injil di desa-desa, di 
penjara, dan di antara yang sakit dan tak berdaya. Pelayanannya 
berlanjut sampai tahun 1947 ketika rezim komunis yang baru mulai 
memegang kendali. Gladys dan misionaris lain harus meninggalkan China.

Akhir Hidup Gladys Aylward

Pada tahun 1958, setelah sepuluh tahun di Inggris, Gladys pergi ke 
Taiwan untuk memulai panti asuhan lainnya. Dia tetap berada di sini 
selama sisa hidupnya, melayani Tuhan dengan cara melayani anak-anak-
Nya. Dia meninggal tanggal 3 Januari 1970.

Gladys Aylward dikenal sebagai `Ai-weh-deh`, (The Virtuous One) oleh 
orang China dan dia mencintai mereka yang pada awalnya tidak 
memercayai dia. Semasa dia melayani di Yungcheng, dia sempat diangkat 
menjadi asisten untuk pemerintah, yaitu "Foot Inspector", karena 
perjuangannya menentang "pembebatan" kaki untuk anak-anak gadis di 
China. Budaya pembebatan kaki ini dilakukan agar para wanita memiliki 
kaki kecil karena waktu itu, ada pandangan wanita berkaki kecil itu 
cantik, padahal korbannya akan mengalami ketidakseimbangan tubuh dan 
kesakitan selama proses berlangsung.

Sempat ditolak dan diejek pada awal pelayanannya, figur Gladys 
akhirnya diterima dan sangat dihormati oleh orang-orang di China. Dia 
mengasuh anak-anak yatim dan mengadopsi beberapa di antaranya, 
menghentikan pemberontakan di penjara, dan dalam banyak kesempatan, 
berani mengorbankan nyawanya untuk menolong mereka yang membutuhkan. 
Keberaniannya untuk mengintervensi pemberontakkan di penjara ini 
bahkan membuat para penjahat sangat respek kepadanya.

Dia hidup di hadapan Tuhan, untuk Tuhan, dan dipakai Tuhan secara luar 
biasa.

Diambil dan disunting dari:
Judul majalah: Chariot of Fire
Judul artikel: Gladys Aylward Misionaris di China
Penulis artikel: Ronny Deddy Rondonuwu
Penerbit: Nafiri Allah Terakhir, Surabaya 2014
Halaman: 67 -- 69


POKOK DOA

1. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus untuk para misionaris yang 
   memberitakan Injil di China. Kiranya Tuhan menolong mereka, 
   memberikan kekuatan, dan memberikan sukacita untuk memenangkan 
   bangsa China bagi Tuhan.

2. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus untuk para wanita Kristen yang 
   memiliki hati untuk bermisi. Kiranya Tuhan memberikan roh 
   keberanian untuk melayani dan mewartakan Injil Kerajaan Allah.

3. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus untuk orang-orang masa kini. 
   Kiranya Tuhan terus mengingatkan pentingnya menginjil, hingga kita 
   berani untuk menyampaikan berita Injil.


"Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus 
Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu, karena kami telah 
mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu 
terhadap semua orang kudus, oleh karena pengharapan, yang disediakan 
bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu 
dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil," (Kolose 1:3-5)

< http://alkitab.mobi/?Kolose+1:3-5 >
< http://alkitab.sabda.org/?Kolose+1:3-5 >


                  STOP PRESS: PUBLIKASI BIO-KRISTI

Sumber-sumber apa saja yang sudah Anda miliki untuk mengakses 
informasi mengenai tokoh-tokoh Alkitab maupun tokoh-tokoh Kristen di 
dunia? Apakah salah satunya adalah Publikasi Bio-Kristi?

Jika Anda belum memiliki Publikasi Bio-Kristi, mari, bergabunglah 
sekarang juga. Dengan berlangganan Publikasi Bio-Kristi, Anda akan 
menerima informasi berharga, khususnya tentang riwayat dan karya yang 
ditinggalkan oleh para tokoh yang berjasa di dunia Kristen dan di 
dunia pada umumnya. Bio-Kristi diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA 
< http://ylsa.org > setiap hari Rabu minggu kedua.

Apakah Anda berminat? Caranya sangat mudah dan GRATIS! Hanya dengan 
mengirimkan alamat email Anda ke < biografi(at)sabda.org >, maka Anda 
akan menerima Publikasi Bio-Kristi setiap satu bulan sekali di kotak 
masuk e-mail Anda. Tunggu apa lagi? Bergabunglah sekarang juga!

Informasi lebih lengkap: http://biokristi.sabda.org/


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Amidya, Bayu, dan Yans
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org