Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/393

KISAH edisi 393 (17-6-2015)

Kidung Indah dari Kegelapan

____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
                       Edisi 393, 17 Juni 2015
                       
KISAH -- Kidung Indah dari Kegelapan
Edisi 393, 17 Juni 2015


Salam Kasih,

"Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!" Gereja memiliki kekayaan yang 
besar berupa lagu-lagu himne. Salah satu penulis himne yang menjadi 
berkat besar bagi gereja dan sejarah musik dunia adalah Fanny Crosby. 
Dia terlahir sebagai anak yang tidak dapat melihat, dan sejak kecil ia 
pun tidak pernah merasakan asuhan dari kedua orang tuanya. Namun, 
Allah memelihara dan memakainya sebagai berkat bagi gereja, melalui 
hati yang dimilikinya untuk menciptakan lagu-lagu pujian bagi Allah, 
yang sampai hari ini, karya dan tulisan tangannya dikenal dan 
dinyanyikan oleh jutaan umat Kristen di seluruh dunia. KISAH edisi 
kali ini akan memperkenalkan kepada Anda siapakah Fanny Crosby dan apa 
yang menjadi panggilan Allah dalam hidupnya. Fanny Crosby, seorang 
wanita yang memandang Allah dengan mata hatinya, dan karyanya adalah 
warisan bagi gereja dan kekristenan. Selamat menyimak.

Redaksi Tamu KISAH,
Ayub
< http://kesaksian.sabda.org/>


                     KIDUNG INDAH DARI KEGELAPAN
                         Ditulis oleh: Amidya

Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, 
tetapi ada beberapa orang yang justru mampu menunjukkan potensi dan 
talentanya dari balik kelemahan dan kekurangan yang mereka miliki. 
Salah satunya adalah Frances Jane Crosby, seorang penulis himne paling 
produktif dalam sejarah. Frances Jane Crosby, yang terkenal dengan 
nama Fanny Crosby, adalah seorang wanita yang buta sejak lahirnya, 
tetapi ia menyatakan bahwa kebutaan tidak menghalanginya untuk 
berkarya. Dengan keadaan matanya yang buta, ia justru mampu menulis 
lebih dari 9.000 himne Kristen.

Masa Kecil dan Karier

Fanny Crosby lahir dari keluarga miskin di Southeast, Putnam County, 
New York, Amerika Serikat, pada tanggal 24 Maret 1820. Orang tuanya 
bernama John dan Mercy Crosby. Ayahnya meninggal ketika ia baru 
berusia satu tahun sehingga Fanny Crosby diasuh dan dibesarkan hanya 
oleh Ibu dan neneknya. Sekalipun dibesarkan tanpa sang ayah, tetapi 
Fanny adalah seorang anak yang beruntung. Ibu dan neneknya membesarkan 
Fanny dengan kasih sayang dan memberikan pendidikan dasar bagi 
kehidupan yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Ibu dan neneknya 
membawa Fanny ke gereja sejak kecil dan mengenalkan Tuhan Yesus 
kepadanya. Dengan demikian, sejak kecil hingga remaja, Fanny Crosby 
telah terkenal sebagai anggota aktif dari John Street Methodist Gereja 
Episkopal di New York.

Ketika Fanny Crosby berusia lima belas tahun, ia mendaftar di New York 
Institute for the Blind (Universitas bagi tuna netra di New York --
Red.). Di sana, ia tinggal untuk belajar selama tujuh tahun. Selama 
waktu itu, ia mulai belajar bermain gitar, piano, dan juga menyanyi. 
Pada tahun 1843, ia bergabung dengan kelompok di Washington yang 
bersama-sama mendukung pendidikan untuk orang buta. Lalu, dari tahun 
1847 sampai 1858, Fanny Crosby mengajar bahasa Inggris dan Sejarah di 
sebuah fakultas di kota New York.

Pada tahun 1858, Fanny Crosby menikah dengan Alexander Van Alstyne. 
Suami Crosby, Alexander, adalah seorang musisi buta, dan bersama-sama 
dengan Crosby mengajar di sebuah fakultas di New York. Saat mengajar 
di New York, Fanny Crosby pernah secara sengaja menulis tentang 
kebutaannya. Berikut adalah tulisan Crosby tentang dirinya yang buta:

"Sepertinya disengaja dalam anugerah providensia Allah, bahwa saya 
harus menjadi seorang yang buta seumur hidup saya, dan saya berterima 
kasih kepada-Nya untuk pengecualian ini. Jika penglihatan fisik 
ditawarkan kepada saya besok, saya tidak akan menerimanya. Saya 
mungkin tidak dapat menyanyikan lagu-lagu pujian untuk memuliakan 
Allah jika mata saya mengarahkan diri saya ke hal-hal menarik dan 
indah dari diri saya."

Berkecimpung dalam dunia musik dan sastra selama lebih dari tiga puluh 
lima tahun membuat Fanny Crosby menjadi salah satu dari wanita 
terkenal di Amerika Serikat. Selain piawai menyanyi, bermain musik, 
dan menulis himne, Crosby adalah seorang yang andal dalam membuat 
puisi. Pada tahun 1844, buku puisi pertamanya diterbitkan dan diberi 
judul "A Blind Girl and Another Poems"(Seorang gadis buta dan puisi 
lainnya -- Red.)

Menulis Himne, Puisi, dan Menyanyi

Sejak masih kecil, Fanny sudah mampu menulis puisi yang indah. Saat 
dirinya masih berusia delapan tahun, ia berhasil menulis puisi berikut 
ini:

Oh, aku anak yang sangat berbahagia
Meskipun aku tidak bisa melihat
Aku memutuskan bahwa di dunia ini
Aku akan berpuas hati
Begitu banyak berkat kunikmati
yang tidak orang lain dapati!
Untuk menangis atau berduka karena aku buta
Aku tak akan melakukannya

Fanny Crosby tidak pernah menyesali dirinya buta sejak lahir. Satu hal 
yang membuatnya sedih adalah ia tidak bisa bersekolah seperti teman-
temannya yang lain. Ia justru merasa beruntung karena dirinya buta. 
Suatu kali, ia berkata, "Jika suatu kali aku ke surga, wajah pertama 
yang aku lihat adalah wajah Juru Selamatku." Kasih Allah sungguh luar 
biasa bagi Fanny dan keluarga. Ketika ia berusia lima belas tahun, 
ibunya dapat mengumpulkan uang dan menyekolahkannya di New York 
Institute for the Blind, sekolah ini adalah satu-satunya sekolah untuk 
orang buta di Amerika Serikat pada waktu itu.

Lirik lagu ciptaan Fanny terinspirasi dari berbagai hal yang terjadi 
dalam hidupnya. Salah satu lirik lagu yang berjudul "Pass Me Not, O 
Gentle Saviour" (Mampirlah, Dengar Doaku) ditulis oleh Fanny ketika ia 
berbicara dalam pelayanan di sebuah penjara di Manhattan dan mendengar 
komentar para tahanan agar Tuhan tidak meninggalkan mereka. Kemudian, 
lagunya yang lain berjudul "I am Thine O Lord" (Aku Milikmu, Yesus 
Tuhanku), ditulis bersama William H. Doane yang mengisahkan kerinduan 
Fanny untuk mendorong orang-orang Kristen dapat hidup suci di hadapan 
Tuhan. Ada pula sebuah lagu yang ditulis ketika putri satu-satunya 
yang bernama Francis meninggal dunia. Fanny yakin bahwa sekalipun 
putrinya masih kecil, ia yakin bahwa putrinya sudah berada di surga. 
Lagu ini ia beri judul "Safe in the Arms of Jesus" (Selamat di Tangan 
Yesus).

Begitu banyak himne yang ditulis oleh Fanny Crosby. Bahkan, sekitar 
3.000 himnenya masih dinyanyikan oleh gereja-gereja protestan sampai 
saat ini. Dia mendapat julukan sebagai "Ratu Penulis Lagu Gospel". 
Lagu-lagunya juga masuk dalam Kidung Jemaat (KJ). Lagu Fanny Crosby 
yang terkenal antara lain:

- Blessed Assurance (KJ No. 392 - Kuberbahagia)
- Pass Me Not, O Gentle Savior (KJ No. 26 - Mampirlah, Dengar Doaku)
- All The Way My Savior Leads Me (KJ 408 - Di Jalanku Ku Diiring)
- Jesus, Keep Me Near The Cross (KJ 368 - Pada Kaki Salibmu)

Masa Tua hingga Meninggal Dunia

Setelah meninggalkan kampus tempat ia mengajar pada sebuah fakultas di 
kota New York, Fanny dan suami mendedikasikan seluruh hidupnya untuk 
melayani orang-orang yang membutuhkan dan juga orang yang mengalami 
kemiskinan. Dengan mengandalkan penghasilan dari tulisan, puisi, dan 
syair lagu, Fanny Crosby menggunakan uang itu untuk menolong orang-
orang yang berkekurangan. Ia melayani orang lain lebih dari dirinya 
sendiri. Akhirnya, pada tanggal 12 Februari 1915, saat ia berusia 94 
tahun, ia meninggal dunia di Bridgeport, Connecticut. Kidung-kidung 
pujian yang indah lahir dari "kegelapan". Matanya yang buta menjadi 
sebuah keuntungan bagi Frances Jane Crosby untuk menulis dan 
menyanyikan kidung-kidung pujian untuk Juru Selamatnya. Burung 
penyanyi yang selama 94 tahun menyanyikan pujian dalam kegelapan, 
sekarang dapat menyanyikan pujian dalam terang yang indah. Kata-kata 
inilah yang terukir dalam batu nisannya: "Blessed Assurance, Jesus Is 
Mine" (Ku Berbahagia, Yesus adalah Milikku).

Sumber bacaan:
1. "Fanny Crosby". Dalam 
   http://www.pemudakristen.com/artikel/fanny_crosby.php
2. "Fanny Crosby". Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Fanny_Crosby
3. "Kisah Fanny Crosby". Dalam 
   http://debeganministry.blogspot.com/2010/07/kisah-fanny-crosby.html

POKOK DOA

1. Berdoalah kepada Tuhan untuk saudara seiman yang mengalami 
   kebutaan, biarlah mereka tetap memandang kepada Tuhan dan 
   berpengharapan di dalam Tuhan.

2. Berdoalah kepada Tuhan untuk saudara seiman yang mengalami 
   kebutaan, kiranya Tuhan berbelas kasihan kepada mereka dan tidak 
   menyurutkan keyakinan mereka untuk berkarya dan menjadi berkat bagi 
   orang lain.

3. Berdoalah kepada Tuhan untuk saudara seiman yang tengah mengalami 
   kelemahan fisik, kiranya beroleh kesembuhan dan kekuatan di dalam 
   Tuhan.

"Tetapi seperti ada tertulis: `Apa yang tidak pernah dilihat oleh 
mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah 
timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka 
yang mengasihi Dia.`" (1 Korintus 2:9)

< http://alkitab.mobi/?1korintus+2:9 >
< http://alkitab.sabda.org/?1korintus+2:9 >


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Amidya, Bayu, dan Yans
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org