Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/375

KISAH edisi 375 (17-9-2014)

Patah Tulang, tetapi Urung Operasi


___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                   Edisi 375, 17 September 2014
                   
KISAH -- Patah Tulang, tetapi Urung Operasi
Edisi 375, 17 September 2014


Salam Kasih,

Kisah edisi 375 ini menyajikan kesaksian hidup keluarga Bapak Sumadi 
dan bagaimana Tuhan campur tangan dalam pergumulan yang mereka hadapi. 
Di tengah kegundahan keluarga ini karena tuntutan biaya operasi yang 
harus dibayar, keluarga ini terus berdoa dan berserah kepada Tuhan. 
Bagaimana karya Tuhan dinyatakan dalam kehidupan keluarga ini? Silakan 
terus menyimak kesaksian berikut ini. Selamat membaca.

Staf Redaksi KISAH,
Elly
< http://kesaksian.sabda.org/ >


               PATAH TULANG, TETAPI URUNG OPERASI

Keberuntungan tak dapat diduga dan kemalangan tak dapat ditolak. 
Demikianlah yang terjadi pada keluarga Bapak Sumadi. Ketika itu, Pak 
Sumadi yang berprofesi sebagai tukang bangunan, tengah mendapat 
pekerjaan merenovasi kantor SD Karanggondang 11 di kecamatan Mloggo, 
Jepara, sekitar 400 meter dari rumahnya. Tentu saja pekerjaan ini 
diterima dan dilakukan dengan senang karena itu merupakan sumber 
penghasilan keluarga sehari-hari. Bersama Pak Sukoto, tetangga yang 
senantiasa menjadi teman bekerjanya, mereka mulai mengerjakan kantor 
SD tersebut.

Pekerjaan itu dimulai dengan membongkar atap dan merobohkan tembok. 
Siang hari, selesai istirahat, pekerjaan kembali dilanjutkan. Akan 
tetapi, sungguh malang, selagi bekerja, punggung Pak Sumadi tertimpa 
reruntuhan tembok di atas kosen pintu yang baru saja dicopot.

Rasa sakitnya jangan ditanya. Setelah mendapat pertolongan sementara, 
keluarga membawanya ke Rumah Sakit Kartini. Setelah memeriksa, pihak 
medis menyarankan agar Pak Sumadi dibawa ke Rumah Sakit Kustati di 
Solo karena diduga tulang punggungnya patah.

Mendengar berita itu, Bu Restiti, istri Pak Sumadi, dan anggota 
keluarganya, merasa resah. Pak Sumadi adalah tulang punggung keluarga. 
Jangankan membayar ongkos rumah sakit, untuk makan sehari-hari saja 
masih susah.

Sesampainya di Rumah Sakit Kustati Solo, Pak Sumadi mendapat perawatan 
sementara dengan dibalut gips pada bagian punggung dan perut. Menurut 
pihak rumah sakit, kemungkinan besar Pak Sumadi harus menjalani 
operasi. Hanya keluarga perlu menunggu waktu yang tepat.

Bu Restiti menunggui suaminya dengan gundah mengingat biaya operasi 
yang sangat besar. Dari pasien satu ruangan yang telah menjalani 
operasi, ia mendapat informasi bahwa biaya operasi patah tulang 
mencapai 15 -- 20 juta rupiah. "Aduh bagaimana mendapatkan uang 
sebanyak itu?" keluh Bu Restiti yang berjualan kebutuhan dapur dan 
jajanan anak-anak di rumahnya ini.

Pukul tujuh, Pak Sumadi masuk ke ruang operasi. Hingga pukul dua 
siang, keluarga masih tetap menanti dengan sikap doa. Lalu, dokter 
memeriksa lagi. Anehnya, kali itu dokter tidak mendapati patah tulang 
di punggung. Maka, operasi pun urung dijalankan. Dokter hanya 
memberinya obat jalan.

Keesokan harinya, saya dan istri mengadakan perjalanan dari Jepara ke 
Wonogiri. Kami memutuskan untuk mampir ke Rumah Sakit Kustati menengok 
Pak Sumadi. Kami pun berdoa bersama-sama memohon kesembuhan dari 
Tuhan.

Lima hari kemudian, Pak Sumadi sudah pulang ke Jepara. Ternyata, Pak 
Sumadi betul-betul batal dioperasi. Bu Restiti bersaksi kepada saya 
seperti ini: "Ketika Pak Pendeta berdoa di rumah sakit Solo itu, saya 
juga ikut berdoa dengan sungguh-sungguh. Saya meminta, kalau bisa 
Bapak segera sembuh. Saat berdoa, saya melihat sebuah salib dengan 
sinarnya yang putih menyelimuti ruangan. Lalu, ada suara yang saya 
dengar. Tidak jelas, tetapi suara itu seperti mengiyakan apa yang 
menjadi permohonan saya." Demikian kesaksian ibu dari tiga anak yang 
semuanya sudah dewasa ini.

Empat bulan setelah sakit, Pak Sumadi sudah pulih dan dapat bekerja 
lagi seperti biasa. Meski begitu, ia menghindari mengangkat-angkat 
barang yang berat. Puji Tuhan, Roh Kudus berkarya, memberikan 
kesembuhan kepada yang meminta kepada-Nya dengan kesungguhan iman. 
Benarlah firman Tuhan dalam Roma 8:28: "Kita tahu sekarang, bahwa 
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan 
bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil 
sesuai dengan rencana Allah".

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Aku Takkan Menyerah
Penulis: Suyito Basuki
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2010
Halaman: 31 -- 32


POKOK DOA

1. Bersyukur Bapak Sumadi batal menjalani operasi karena mendapat 
mukjizat dari Tuhan Yesus, dan menjadi sembuh.

2. Berdoa untuk orang-orang yang mengalami permasalahan, biarlah 
mereka senantiasa berharap hanya kepada Tuhan karena Tuhanlah sumber 
pengharapan kita.

3. Berdoa untuk keluarga Bapak Sumadi agar iman mereka terus bertumbuh 
dan pelayanannya diberkati Tuhan.


"Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan 
kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan 
kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah." 
(Yeremia 33:6) < http://alkitab.mobi/tb/Yer/33/6/ > 
< http://alkitab.sabda.org/?Yer+33:6 >


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Amidya, Bayu, dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org