Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/372

KISAH edisi 372 (6-8-2014)

Kisah Tukang Sepatu yang Selalu Ingin Tahu

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                     Edisi 372, 6 Agustus 2013

KISAH -- Kisah Tukang Sepatu yang Selalu Ingin Tahu
Edisi 372, 6 Agustus 2013

Shalom,

Sebagai pengikut Kristus, kita harus memberitakan Injil ke segala 
bangsa. Hal ini merupakan Amanat Agung Tuhan Yesus yang diberikan 
kepada murid-murid-Nya dan kepada setiap orang percaya. Hal ini juga 
yang dilakukan oleh William Carey, yang dikenal sebagai seorang 
penginjil. Ia memiliki latar belakang sebagai orang biasa dan tidak 
terlalu dipandang oleh orang lain. Namun, dalam perjalanan hidupnya, 
ia akhirnya menemukan apa yang menjadi panggilannya, yaitu penginjil, 
memberitakan Injil ke banyak bangsa. Silakan menyimak kisah 
selengkapnya dalam KISAH Edisi 372 kali ini. Kiranya ini menjadi 
berkat bagi Anda. Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >


            KISAH TUKANG SEPATU YANG SELALU INGIN TAHU

Bagi orang asing yang lewat, toko itu tampak seperti toko sepatu biasa 
yang terdapat di Inggris. Di depan toko itu tergantung sebuah papan 
dengan tulisan, "Jual Beli Sepatu Bekas". Orang-orang di desa Paulers 
Pury tahu bahwa pekerja muda di toko itu bukan seorang tukang sepatu 
biasa.

Mereka memanggilnya "Columbus" karena ia sering menceritakan tentang 
Columbus, penemu yang terkenal itu. Mereka menertawakan dia apabila ia 
mempelajari bahasa-bahasa asing pada malam hari. "Mengapa kamu perlu 
mempelajari demikian banyak bahasa, Columbus?" ejek mereka.

Pemuda itu menjawab dengan sabar, "Aku ingin memahami orang-orang 
bangsa lain." William Carey tergerak hatinya mendengar laporan-laporan 
para penjelajah yang telah mengikuti Columbus. Ia mempunyai sebuah 
peta di dinding dan sementara informasi baru diperolehnya, ia dengan 
teliti mengklasifikasikannya di peta.

Ia membaca setiap buku yang dapat diperolehnya, buku-buku tentang 
khotbah-khotbah lama pun dibacanya. Pada suatu hari, ia membaca buku 
tentang pendeta yang terkenal, Jeremy Taylor. Ia menjadi gelisah dan 
membicarakannya dengan seorang pekerja, temannya, yang dikenalnya 
sebagai seorang pengunjung gereja yang setia.

"Apa artinya hal dilahirkan kembali ini?" tanya Carey. "Saya dibaptis 
menjadi anggota gereja Inggris, tetapi saya belum pernah mendengar hal 
ini."

Temannya, William Warr, menjawab dengan cepat, "Dibaptis saja tidak 
cukup. Sekarang, datanglah ke gereja `Pelarian`, gereja saya. Pendeta 
saya akan mengatakan kepadamu bagaimana caranya untuk merasakan yakin 
bahwa kamu telah berdamai dengan Allah."

"Akan tetapi, pelarian-pelarian itu adalah orang-orang yang menyimpang 
dari agamanya," bantah Carey.

"Mereka mungkin disebut sebagai orang-orang yang menyimpang dari 
agama, Carey," William Warr membantah, "tetapi mereka berkhotbah dari 
Alkitab. Itulah yang penting."

Carey berbantah-bantah dengan temannya selama beberapa bulan sebelum 
akhirnya ia menyerah dan menghadiri suatu kebaktian di Gereja Pelarian 
itu. Setelah pergi beberapa kali, ia harus mengakui bahwa Pelarian-
Pelarian itu sungguh berkhotbah dari Alkitab. "Aku akan pergi ke 
gereja tiga kali pada hari Minggu dan menghentikan dusta dan sumpah 
serapahku," ia memutuskan.

Kemudian, negeri Inggris tiba-tiba terlibat perang dengan Perancis dan 
Spanyol. Armada musuh bergerak memasuki Selat Inggris dan mengancam 
akan menyerbu. Raja Inggris, George, menyatakan bahwa tanggal 10 
Februari 1779 merupakan hari nasional untuk berpuasa dan berdoa. Pada 
hari itu, Carey ikut bersama para Pelarian dalam suatu kebaktian 
istimewa.

Pendeta Thomas Chater memimpin kelompok itu dalam doa, lalu ia 
berbicara tentang celaan yang mereka alami jika menjadi pengikut 
Kristus. Carey melaporkan kemudian, "Aku merasa hancur dan tak 
berdaya. Aku ingin mengikut Kristus."

Lalu, ia sungguh menjadi pengikut Kristus! Setelah pengalaman 
kelahiran barunya, Carey tidak jemu-jemunya belajar mengenai Alkitab. 
Ia mulai mempelajari bahasa Yunani dan bahasa Ibrani, dan setiap 
renungan pagi, ia membaca sebagian dari Alkitab dalam tiga bahasa -
Ibrani, Yunani, dan Latin.

Setelah majikannya meninggal, Carey membuka toko sepatu miliknya 
sendiri. Ia menikah dan membuka sebuah sekolah pada malam hari bagi 
anak-anak di desanya. Ia menggunakan bola dunia yang terbuat dari 
kulit kasar untuk memperlihatkan kepada anak-anak, tempat-tempat yang 
telah ditempuh para penjelajah seperti Columbus itu; dan sering kali, 
setelah murid-muridnya pulang, ia duduk membaca Alkitab sampai jauh 
malam sambil merenungkan berjuta-juta orang kafir di negeri-negeri 
lain. Ia menulis petanya dengan segala yang diketahuinya tentang agama 
tiap-tiap bangsa di dunia.

Pada tanggal 10 Agustus tahun 1786, tukang sepatu yang bersemangat itu 
ditahbiskan menjadi pendeta Baptis. Beberapa minggu setelah itu, ia 
menghadiri suatu pertemuan pendeta-pendeta di Northampton. Salah 
seorang dari pendeta-pendeta yang tua mengusulkan agar seseorang 
menyebutkan suatu pokok pembicaraan untuk diskusi umum. Carey bangkit 
serta mengemukakan masalah tentang "Apakah Amanat Agung itu berlaku 
bagi kita sekarang ini untuk pergi dan mengajar segala bangsa itu atau 
tidak?"

Pendeta-pendeta itu menjadi terdiam. Lalu, ketua pertemuan melihat 
kepada Carey dengan pedas. "Duduklah, anak muda. Apabila Allah 
berkenan memenangkan orang-orang kafir, Ia akan melakukannya tanpa 
pertolonganmu atau pertolonganku." Namun, Carey tidak mudah disuruh 
diam begitu saja.

Pada tanggal 30 Mei tahun 1792, ia menyampaikan sebuah khotbah yang 
bersejarah pada Persekutuan Pendeta-Pendeta Baptis di Notingham. Ia 
mengajukan dua buah pertanyaan yang patut dikenang: "Mengharapkan 
perkara-perkara yang besar dari Allah. Mengusahakan perkara-perkara 
yang besar bagi Allah." Pagi berikutnya, ia mengusulkan untuk 
membentuk suatu perkumpulan pengabar Injil. Empat bulan kemudian, 
perkumpulan itu terbentuk, Carey dan keluarganya berlayar ke India 
sebagai utusan Injil dari perkumpulan yang baru itu.

Di sana, Carey yang gigih itu mengikuti karier utusan Injil yang lama 
dan termasyur itu, yang sering kali dirusak oleh tragedi. Istrinya dan 
seorang utusan Injil, temannya, menjadi terganggu kesehatan jiwanya 
dan harus dirawat di rumah sakit jiwa. Utusan-utusan Injil yang lain 
meninggal karena terkena penyakit yang biasa berjangkit di Asia. 
Setelah tujuh tahun lamanya di sana, barulah Carey membaptiskan orang 
yang bertobat pertama kali.

Namun, selama kariernya sebagai utusan Injil, tukang sepatu yang 
percaya dalam mengharapkan perkara-perkara yang besar dari Allah dan 
mengusahakan hal-hal yang besar untuk Allah itu menerjemahkan seluruh 
Alkitab ke dalam empat bahasa terkemuka di India, serta menyebabkan 
Alkitab dapat dibaca oleh tiga ratus juta orang dalam bahasa mereka 
sendiri. Selain itu, ia adalah tokoh utama dalam pendirian 126 sekolah 
misi.

Bahkan, yang lebih penting yaitu bahwa ia mencetuskan gerakan-gerakan 
utusan Injil di Inggris dan Amerika. Kini, Carey dengan tepat disebut 
sebagai bapak serta pelopor gerakan utusan Injil modern.

Pada saat meninggal, perintis utusan Injil yang besar itu berbisik, 
"Kalau saya sudah tiada, jangan katakan apa-apa tentang Dr. Carey. 
Berbicaralah tentang Juru Selamat."

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Bagaimana Tokoh-Tokoh Kristen Bertemu dengan Kristus
Penulis: John Newton
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1973
Halaman: 42 -- 45


POKOK DOA

1. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus untuk para penginjil di mana 
pun mereka berada agar Tuhan senantiasa memberi kekuatan dan 
penghiburan dalam setiap pergumulan yang dihadapi di lapangan.

2. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus agar lebih banyak lagi orang 
yang terbeban untuk terjun dalam ladang penginjilan seperti William 
Carey.

3. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus untuk orang-orang yang 
belum bertobat agar mereka tidak mengeraskan hati terhadap Injil yang 
sudah mereka dengar sehingga mereka juga diselamatkan.


"Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa." (Markus 13:10)
< http://alkitab.sabda.org/?Mrk+13:10 >


STOP PRESS: IKUTILAH KELAS DISKUSI DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK) SEPTEMBER/OKTOBER 2014

Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam (PESTA) < http://pesta.org > 
kembali membuka kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) September/Oktober 
2014. Dalam kelas ini, setiap peserta akan belajar bersama-sama 
tentang doktrin utama iman Kristen seperti penciptaan, kejatuhan 
manusia dalam dosa, dan keselamatan dalam Yesus Kristus.

Oleh sebab itu, kami mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam kelas 
diskusi ini. Segera daftarkan diri Anda ke Kusuma < kusuma(at)in-
christ.net >. Kelas diskusi akan dilaksanakan melalui milis diskusi 
(email). Setelah mendaftar, kami akan mengirimkan bahan DIK untuk 
dikerjakan sebagai tugas tertulis. Untuk mendapatkan modul DIK, 
silakan akses ke < http://pesta.sabda.org/dik_sil >

Tunggu apa lagi, jangan lewatkan kesempatan untuk belajar bersama-sama 
tentang firman Tuhan!


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Amidya, dan Bayu
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org