Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/371

KISAH edisi 371 (16-7-2014)

Pertolongan Tuhan

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                     Edisi 371, 16 Juli 2014

KISAH -- Pertolongan Tuhan
Edisi 371, 16 Juli 2014

Tujuan manusia diciptakan adalah untuk kemuliaan Tuhan. Jika manusia 
tidak memuliakan Tuhan dan tidak menempatkan Tuhan di atas segala 
sesuatu yang ada dalam hidupnya, hal itu sudah menyimpang dari tujuan 
awal manusia diciptakan, apalagi jika manusia menempatkan kesenangan 
duniawi di atas Tuhan, hal tersebut sangat mendukakan hati Tuhan. 
Seperti halnya dalam KISAH edisi kali ini yang menceritakan pertobatan 
dari seseorang yang merasa sudah sukses dan tidak butuh Tuhan dalam 
hidupnya. Bagaimana ia pada akhirnya bertobat dari jalan hidupnya yang 
jahat dan tidak berkenan di mata Tuhan? Mari simak kesaksian berikut 
ini. Kiranya menjadi berkat.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >


                         PERTOLONGAN TUHAN

Pada bulan September 1996, adik saya yang sedang bertugas di Surabaya 
tiba-tiba jatuh sakit. Waktu itu, ia sedang dalam perjalanan pulang 
setelah berkunjung ke rumah tantenya. Rasa sakit itu tak tertahankan 
lagi sehingga ia mengatakan kepada istrinya untuk membawanya ke rumah 
sakit. Setelah diperiksa dokter, ia ternyata menderita penyakit batu 
empedu yang harus segera dioperasi.

Adik ipar saya (istri adik saya) menelepon saya dan meminta agar kami 
berdoa. Ia bahkan mengatakan kalau Tuhan Yesus benar-benar hidup, 
jamahlah suaminya. Mulai saat itu, saya berdoa dan bahkan sering 
menangis di hadapan Tuhan. Saya memohon kepada Bapa di surga agar adik 
saya diberi waktu untuk hidup lebih lama.

Meskipun orang tua dan adik-adik saya melakukan doa dan puasa, 
penyakitnya tidak kunjung sembuh, malah cenderung bertambah. Mukanya 
semakin kuning dan perutnya membesar. Setiap kali ke dokter, 
keputusannya tetap sama.

Setelah tugas di Surabaya selesai, adik saya sekeluarga kembali ke 
Jakarta pada tanggal 1 Oktober 1996, untuk menjalani operasi. Saya 
sendiri berangkat ke Jakarta ditemani salah seorang karyawan Yayasan 
Kalam Hidup. Waktu itu, kami juga bermaksud menjemput suami yang baru 
datang dari luar negeri. Dari satu sisi, saya senang karena dapat 
bertemu suami lagi, tetapi di sisi lain, perasaan saya sedih mengingat 
adik saya akan dioperasi. Apalagi, saat tiba di rumah sakit, istri 
adik saya menyatakan bahwa adik saya sudah masuk di ruang operasi. 
Rupanya, dia menunggu saya sejak tadi untuk berdoa. Kesedihan saya 
semakin bertambah karena saya berpikir kalau Tuhan mengambilnya, saya 
tidak dapat bercakap-cakap lagi dengannya walaupun saya tahu bahwa 
orang yang mati di dalam Tuhan, pasti masuk surga.

Setelah operasi selesai dan ia mulai sadar, saya merasa senang sekali. 
Ia melihat saya dan menangis, lalu kami berdoa bersama. Pada saat yang 
sama, orang tua saya datang dari Manado. Sekarang, semua keluarga 
telah berkumpul dan hamba-hamba Tuhan ikut datang mendoakan.

Seminggu setelah dioperasi, tiba-tiba darah keluar dari luka bekas 
operasi. Namun, setelah selesai operasi, luka pada operasi tak kunjung 
sembuh. Luka itu terus saja basah. Semakin lama, dagingnya terlihat 
semakin membiru dan membusuk. Berat badannya semakin merosot sehingga 
mukanya seperti mayat hidup. Ibu saya menangis setiap melihat muka 
adik saya.

Akhirnya, keluarga memutuskan untuk membawa adik saya berobat ke 
Manado. Semua hamba Tuhan di Manado mengadakan doa dan puasa, termasuk 
dokter-dokter yang akan melakukan operasi. Meskipun batu dan empedu 
sudah dikeluarkan, dokter mengatakan masih ada yang kurang beres.

Saat masih di Jakarta, saya memang menanyakan kepada istri adik saya 
apakah adik saya punya jimat atau semacamnya. Sebab, waktu saya 
berdoa, ada sesuatu yang menghalangi doa kami. Dia menjawab, "Dia 
punya banyak." Menurut pengakuannya, ia akan membuang semua itu. Allah 
yang kita sembah adalah Allah yang cemburu. Ia tidak mau kita mendua 
hati.

Operasi kemudian dilakukan oleh seorang dokter bedah bersama adik saya 
yang lain, yang juga dokter. Sebelum melakukan operasi, dokter bedah 
itu berkata, "Kami tidak punya apa-apa, tetapi kalau Saudara percaya 
kepada Yesus, Dialah yang akan menyembuhkan." Sementara operasi 
berjalan, tim doa terus-menerus mendukung dalam doa. Para hamba Tuhan 
menyediakan diri mereka sebagai pendonor darah. Saya merasa kasihan 
kepada adik saya karena ini adalah operasi yang ketiga kalinya.

Bersama dengan selesainya operasi, tim doa juga mengakhiri doa mereka. 
Dokter menyatakan bahwa kalau adik saya sembuh, ini suatu mukjizat 
karena saat operasi berjalan, ususnya sudah lengket dengan nanah. 
Setelah satu minggu, adik saya berangsur-angsur sembuh. Ternyata, 
Tuhan punya rencana untuk adik saya. Inilah pengakuan adik saya, 
"Melalui penyakit ini, saya semakin dibentuk untuk menjadi pribadi 
yang tidak menyombongkan diri. Selama ini, saya merasa hanya sayalah 
yang paling pintar cari uang, dan merasa bahwa pendapat saya selalu 
benar. Istri saya juga menjadi semakin beriman kepada Tuhan. Semua 
jimat telah saya buang. Sekarang, saya sungguh-sungguh percaya bahwa 
Tuhan Yesus yang saya sembah adalah Allah yang berkuasa dan telah 
menyelamatkan jiwa saya."

Diambil dan disunting dari:
Judul Renungan: Sahabat Gembala - April 1997
Penulis: Tidak Dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman: 43 -- 44


POKOK DOA

1. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus untuk orang-orang yang belum 
bertobat dan sedang mengalami sakit agar melalui penyakit yang 
diderita kuasa Tuhan dapat dinyatakan atas orang tersebut sehingga 
terjadi pertobatan.

2. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus bagi para pelayan Tuhan di mana 
pun berada agar mereka dapat memberitakan Injil, menguatkan, serta 
mendoakan orang-orang yang sakit dan belum bertobat.

3. Berdoa bagi kesehatan dan kesejahteraan umat Tuhan, supaya dengan 
kesehatan hidup yang telah Tuhan beri, setiap jemaat Kristus dapat 
mengisi hari-hari mereka dengan hal-hal yang menyukakan hati Tuhan.


"Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, 
dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan 
matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, 
lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka." (Matius 13:15)

< http://alkitab.mobi/tb/Mat/13/15/ >
< http://alkitab.sabda.org/?Mat+13:15 >


    STOP PRESS: SITUS ONLINE TEOLOGI REFORMED INJILI (SOTERI)

Apakah Anda ingin mengenal lebih jauh tentang gerakan Reformasi yang 
dipimpin oleh para teolog besar seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, 
Zwingli, dan lain-lain?

Situs Online Teologi Reformed Injili (SOTeRI) yang dipersembahkan oleh 
Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > hadir untuk menyediakan 
berbagai artikel-artikel teologia yang memiliki corak pemahaman 
teologia Reformed yang Injili dengan keyakinan bahwa Alkitab adalah 
Firman Tuhan yang merupakan otoritas tunggal, tertinggi, dan mutlak 
bagi iman dan kehidupan orang Kristen.

Gali, pahami, dan temukan informasi selengkapnya tentang sistem 
teologia Reformed dan kegiatan-kegiatannya hanya di SOTeRI < 
http://reformed.sabda.org/ >! Soli Deo gloria!


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Amidya dan Bayu
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org