Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/97

KISAH edisi 97 (17-11-2008)

Melayani yang Belum Terlayani

 
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________

                       Edisi 97, 17 November 2008

PENGANTAR

  Tuhan bisa memakai berbagai cara untuk menyatakan diri-Nya kepada 
  umat pilihan-Nya. Dia bisa menggunakan mimpi, peristiwa tertentu, 
  pengalaman pribadi, dan sebagainya. Tak jarang pula Tuhan 
  mengenalkan diri pada mereka yang "tampaknya" sudah mantap pada 
  keyakinan mereka.

  Seperti dalam kesaksian berikut ini, kuasa Kristus mampu menembus 
  keyakinan seseorang yang sudah mantap. Bahkan kuasa Kristus mampu 
  menggerakkannya untuk menjala mereka yang belum mengenal Kristus. 
  Dengan pendekatan-pendekatan yang jitu, penginjilan itu terus menuai 
  banyak jiwa bagi Kristus. Kisah selengkapnya, silakan simak 
  kesaksian berikut ini.

  Redaksi Tamu KISAH,
  Christiana Ratri Yuliani
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                    MELAYANI YANG BELUM TERLAYANI

  Sebelum memberikan kesaksian, perkenalkan nama saya Y, lahir di 
  salah satu kota di Jawa Timur pada 6 April 1982, anak keempat dari 
  enam bersaudara. Bapak saya memunyai tiga istri dan saya adalah anak 
  dari istri keduanya.

  Sejak kecil, saya dibina dalam kerohanian agama lain, seperti masuk 
  di salah satu sekolah keagamaan, bahkan sampai kuliah pun di yayasan 
  agama tersebut. Pada umur 16 tahun, saya sudah lulus dari sekolah 
  itu dan menjadi seorang pemimpin agama. Sejak saat itu, saya 
  mengajar di beberapa sekolah keagamaan sambil meneruskan sekolah di 
  SMU sampai lulus kuliah keperawatan di salah satu yayasan di kota S.

  Tak terasa, saya mengajar di sekolah keagamaan sampai Desember 2003
  (selama 7 tahun). Terakhir saya mengajar di sebuah sekolah
  keagamaan yang berada di kota J sambil kerja di sebuah klinik
  kesehatan.

  Pada tanggal 20 Desember 2003, saya cuti ke kota L karena Kakak 
  tertua saya ada di sana. Kebetulan pada tanggal 25 Desember, ada 
  tetangga Kakak yang beragama Kristen memberi sambal goreng tempe dan 
  kue pada Kakak saya karena pada waktu itu adalah hari Natal. 
  Spontan, saya memberi ucapan selamat Natal pada tetangga Kakak saya 
  sembari bertanya, "Apakah orang yang tidak beragama Kristen boleh 
  ikut menghadiri acara Natal di gereja?" Jawab tetangga Kakak saya, 
  "Boleh." Akhirnya, saya izin pada Kakak kalau mau ikut ke gereja, 
  tapi alasan saya ikut ke gereja karena ingin mencari kue Natal.

  Dengan alasan tersebut, akhirnya Kakak mengizinkan saya ikut ke
  gereja pada pagi itu. Sesampai di gereja, saya pun ikut ibadah, tapi
  tidak ada niat sama sekali untuk masuk agama Kristen karena gaya
  ibadah, baik nyanyi dan tata cara ibadah lain dalam kekristenan,
  mencerminkan budaya orang Barat. Apalagi setelah ibadah, jemaat yang
  laki-laki merokok dalam gereja, begitu pula majelis gerejanya.

  Dan pada tanggal 27, saya diajak ke salah satu gereja yang juga tak 
  jauh dari rumah Kakak. Saya bertemu dengan ketua gereja tersebut 
  yang berkhotbah menggunakan kitab suci salah satu agama dan Alkitab. 
  Dan inti khotbah beliau adalah bahwa Alkitab dan kekristenan adalah 
  tidak ada bandingannya.

  Saya semakin penasaran, dan spontan saya mengajukan pada tetangga 
  Kakak saya untuk bertemu dan berdialog dengan pendeta itu, dengan 
  tujuan mengajak pendeta itu untuk masuk ke agamanya yang semula 
  lagi.

  Setelah acara ibadah selesai, saya pun berdialog dengan pendeta itu 
  di ruangan tertutup, dan dengan seru, kami pun berdialog sekitar 30 
  menit. Setelah dialog, kami pun berkenalan. Ternyata, di kota J, 
  kami bertetangga. Akhirnya, pada sore itu saya dengan rombongan 
  pendeta tersebut pulang ke kota J dan tiba di sana pukul lima pagi 
  (Minggu, 28 Desember 2003). Pukul tujuh pagi, saya diajak ke gereja 
  untuk ikut ibadah minggu. Saat ibadah berlangsung, saya mengamati 
  dengan saksama tata cara ibadah yang dipimpin oleh pendeta tersebut. 
  Ada sedikit perbedaan karena ibadahnya menggunakan alat musik, tidak 
  seperti di kota L karena di sana tidak ada alat musiknya.

  Setelah mengikuti ibadah, saya menanyakan pada pendeta itu tentang 
  tata cara ibadah orang Kristen yang sangat enteng dan terkesan mudah 
  sekali untuk diikuti. Tapi sekali lagi, saya tidak ada niat untuk 
  masuk agama Kristen karena saya adalah pemimpin salah satu agama 
  yang sudah mengajar di sekolah keagamaan selama 7 tahun. Pada sore 
  harinya, saya pulang ke sekolah tempat saya mengajar dan diantar 
  oleh anak rohani pendeta tersebut, namanya W, yang kebetulan 
  rumahnya hanya beda gang dengan tempat saya mengajar. Sesampai di 
  sekolah, saya mulai "ragobim", alias "ragu, goncang, dan bimbang". 
  Saya merasakan sesuatu dalam hati yang sangat mengganggu,   
  rasa-rasanya saya takut sekali masuk neraka. Akhirnya, pada pukul 
  sepuluh malam, saya berdoa pada Allah yang isinya demikian, "Ya, 
  Allah, jikalau saya harus masuk agama Kristen, tolong beri saya 
  petunjuk lewat mimpi, dan apabila saya harus tetap dalam agama saya   
  ini, tolong berikan petunjuk-Mu lewat mimpi pula." Pukul tiga pagi, 
  saya bermimpi pulang kampung dengan jalan kaki, dan yang membuat 
  saya merasa aneh, setiap di atas pintu orang yang seagama dengan 
  saya, yang semula ada ayat-ayat dari kitab suci kami, semuanya 
  hilang. Yang ada adalah tulisan-tulisan firman Tuhan yang kebetulan 
  pagi tadi saya baca di gereja.

  Satu per satu, para pemilik rumah keluar dan memberikan ucapan 
  selamat kepada saya. Ada tiga orang yang memberi ucapan selamat pada 
  saya dan mereka adalah teman-teman saya yang seagama dengan saya. 
  Yang pertama mengucapkan selamat, isinya, "Mas, selamat, ya, karena 
  menemukan jalan yang lurus." Kemudian ucapan selamat yang kedua 
  isinya, "Mas, selamat, ya, karena telah menganut Alkitab." Dan 
  ucapan selamat yang ketiga, "Mas, selamat, ya, karena diselamatkan 
  Tuhan Yesus." Spontan saya terbangun dan merasa senang karena doa 
  saya terjawab.

  Pagi harinya, saya pamit pada ketua di sekolah saya mengajar dan
  ketua klinik untuk keluar kerja dengan alasan saya akan masuk PNS di
  kota L.

  Awalnya saya tidak boleh pergi, tapi saya "ngotot" harus tetap 
  pergi. Akhirnya saya diperbolehkan untuk keluar dari kerja, itu pun 
  dengan terpaksa. Saya minta dijemput W, tetangga sekolah saya, dia 
  menyamar sebagai tukang ojek dan saya minta diantar ke rumah pak 
  pendeta.

  Sejak saat itu, saya belajar firman di SATT (Sekolah Alkitab 
  Terampil dan Terpadu) sambil mengajar bahasa Arab dan juga menulis 
  Alkitab bahasa Arab berikut cara membacanya. Selain itu, saya pun 
  mulai mengajar di beberapa STT di kota J sambil melanjutkan S2 
  Teologi di salah satu STT tempat saya mengajar.

  Ada banyak sekali tantangan yang saya hadapi, saya diancam mau 
  dibunuh dan juga beberapa kali saya sempat masuk di beberapa majalah 
  dari agama yang dulu saya anut, tapi saya tidak pernah takut oleh 
  ancaman-ancaman itu.

  Dengan berjalannya waktu, saya pun mulai mencari jiwa untuk saya 
  ajak percaya kepada Tuhan Yesus. Puji Tuhan, pada tahun 2004, lebih 
  dari lima puluh jiwa yang bisa saya bawa kepada Tuhan Yesus. Pada 
  awal tahun 2005, saudara-saudara saya, termasuk Kakak saya yang di 
  kota L, sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat.

  Untuk memermudah dalam penginjilan, saya menggunakan bahasa Arab 
  untuk memberitakan firman Tuhan. Selain itu, saya juga mulai 
  menciptakan beberapa lagu yang berbahasa Arab sebagai sarana 
  penginjilan, karena dengan menggunakan firman Tuhan yang berbahasa 
  Arab, mereka mau menerima, karena Alkitab yang berbahasa Arab 
  dianggap masih asli.

  Puji Tuhan pada April 2005, saya masuk dapur rekaman. Saya bangga
  karena dengan lagu bahasa Arab, firman Tuhan bisa dikumandangkan dan
  nama Tuhan semakin dipermuliakan. Saya berharap ada banyak jiwa lagi
  yang dimenangkan karena saya berkomitmen, selama hidup akan saya
  persembahkan sepenuhnya untuk Tuhan sebagai ucapan syukur karena
  saya sudah diselamatkan.

  Saya tidak akan gentar meskipun jiwa terancam, karena saya percaya
  akan perlindungan Tuhan. Saya juga mohon dukungan doa kepada para
  Pembaca, agar saya diberikan kekuatan dalam misi yang sudah Tuhan
  tanam dalam hati saya untuk bisa memenangkan banyak jiwa.

  Kiranya Tuhan Yesus memberkati. Amin.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama buletin: Midrash Talmiddim, Edisi Ketiga 2006
  Penulis: TIdak dicantumkan
  Penerbit: Yayasan Kaki Dian Emas
  Halaman: 13 -- 15
______________________________________________________________________

  "Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
  ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
  Aku." (Yohanes 14:6)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+14:6 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Berdoa untuk para penginjil yang berusaha memenangkan banyak jiwa
     bagi Kristus. Doakan supaya mereka bisa peka sehingga menemukan
     cara yang efektif untuk menjangkau mereka yang belum mengenal
     Kristus.

  2. Mari kita berdoa atas usaha-usaha penginjilan kepada mereka yang
     belum mengenal Tuhan. Ada banyak cara untuk menjangkau mereka,
     doakan supaya cara-cara yang ditempuh ini bisa efektif menyentuh
     hati mereka sehingga mereka mau menerima Kristus dan
     diselamatkan.

  3. Masih ada banyak orang di sekitar kita yang belum mengenal
     Kristus. Mari kita bawa mereka ke dalam doa, supaya mereka bisa
     menerima kebenaran yang sejati yang hanya ada pada Kristus.
______________________________________________________________________

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2008 YLSA
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Redaksi Tamu: Christiana Ratri Yuliani
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org