Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/94

KISAH edisi 94 (27-10-2008)

Menjadikan Tiap Menit Berarti

 
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________

  			Edisi 94, 27 Oktober 2008

PENGANTAR
  
  Percayakah Anda bahwa ketaatan dan kasih terhadap Kristus dapat 
  mengalahkan segala kenikmatan dunia yang sekarang ini mungkin kita 
  miliki? 
  
  Riwayat Patrik Hamilton telah menjawab pertanyaan tersebut. Sebagai 
  orang Kristen yang taat, ia bersedia meninggalkan kebangsawanan dan 
  masa depannya yang cerah untuk mengabarkan Kebenaran bagi orang yang 
  belum mendengarnya. Dengan lantang, ia menyuarakan Kebenaran yang 
  diyakininya, bahwa Yesus adalah Juru Selamat. Bahkan, ia terus 
  mengabarkan Kebenaran itu pada detik-detik menjelang kematiannya. 
  Kiranya kisah hidupnya dapat menginspirasi kita semua untuk dapat 
  dengan berani memberitakan firman Tuhan di mana pun kita berada.

  Redaksi Tamu KISAH,
  Dian Pradana                                            
______________________________________________________________________
KESAKSIAN
   
                     MENJADIKAN TIAP MENIT BERARTI
   
  Pemuda tampan yang berada pada panggung hukuman berpaling kepada 
  pelayannya, lalu menghiburnya. Ia berkata, "Apa yang akan kuderita 
  sebentar lagi, Kawanku yang terkasih, tampak menakutkan dan pahit 
  bagi daging. Tetapi ingatlah, ini merupakan jalan masuk pada 
  kehidupan kekal, yang tidak akan dimiliki seorang pun yang 
  menyangkali Tuhannya."

  Patrick Hamilton muda memiliki segala yang diperlukan untuk sebuah 
  keberhasilan. Dilahirkan dalam keluarga bangsawan, ia cerdas dan 
  berbakat, menyenangkan dan lemah lembut. Ketika berada di sekolah, 
  ia memeluk ajaran-ajaran dari Martin Luther. Dengan Luther, ia 
  merasa bahwa Alkitab, bukan maklumat-maklumat dari gereja yang 
  resmi, memiliki dasar yang sebenarnya dari iman Kristen dan hubungan 
  dari masing-masing orang dengan Allah. Pandangan-pandangannya segera 
  menempatkannya dalam masalah dengan pemerintah gereja setempat dan 
  dengan kerajaan, jadi ia kabur ke Jerman.

  Di Universitas Marburg, ia mengalami perubahan yang besar. Jika 
  dulunya ia skeptis dan malu-malu, ia kini menjadi berani. Setiap 
  hari ia bertambah dalam pengetahuan, dan membara dengan keilahian, 
  memutuskan untuk kembali ke Skotlandia dan membawa kebenaran serta 
  firman Allah kepada rekan-rekan senegaranya.

  Ketika ia kembali ke Skotlandia, ia langsung mengkhotbahkan 
  kebenaran-kebenaran yang telah ia pelajari. Setelah waktu yang 
  singkat, ia diperintahkan untuk hadir di hadapan Uskup Agung. Ia 
  demikan terbakar dengan pesannya sehingga ia tidak ingin menunggu 
  untuk temu janjinya, tetapi ia datang lebih awal di pagi hari.

  Walaupun ia berargumentasi dengan kuat, ia ditangkap dan dijebloskan 
  ke dalam penjara. Banyak yang berusaha untuk membuat Hamilton 
  mengubah pikirannya, atau setidaknya berusaha meyakinkannya untuk 
  berhenti mengkhotbahkan kepercayaannya dan mengganggu gereja yang 
  resmi. Tetapi ia tidak mundur dari pendiriannya. Bahkan, imannya 
  demikian menular hingga seorang imam yang mengunjungi selnya juga 
  bertobat.

  Tiba harinya baginya untuk dijatuhi hukuman mati. Pada hari yang 
  sama, setelah makan malam, ia dibawa untuk dibakar pada tiang 
  pancang.

  Ketika para pengeksekusinya mendapat kesulitan untuk menjaga agar 
  api tetap menyala, ia menggunakan kesempatan terakhir untuk 
  berkhotbah kepada mereka yang berdiri di dekatnya. "Berapa lama, ya, 
  Allah," ia berseru, "kegelapan akan menutupi kerajaan ini? Berapa 
  lama lagi akan Kau biarkan tirani dari manusia ini?"

  Pada akhirnya, api melahapnya. Saat ia meninggal, ia berseru 
  nyaring, "Tuhan Yesus, terimalah rohku."

  Ketika Halminton dibakar pada tiang pancang, seseorang berani 
  berkata kepada para pendakwanya, "Jika kalian hendak membakar 
  orang-orang lainnya, sebaiknya kalian melakukannya di ruangan bawah 
  tanah, karena asap dari pembakaran Halminton telah membuka mata dari 
  beratus-ratus orang."

  Para "Jesus Freak" (tergila-gila pada Yesus) membuat yang terbaik 
  dari setiap kesempatan untuk membagikan Yesus. Patrick Halminton 
  berkhotbah di penjara dan di tiang pancang. Apakah Anda membuat 
  kesempatan Anda berarti bagi kekekalan? 

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Jesus Freaks
  Penulis: dc Talk dan The Voice of the Martyrs
  Penerbit: Cipta Olah Pustaka
  Halaman: 111 -- 112                                 
______________________________________________________________________  
         
  "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,   
  janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
  dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah 
  jahat." (Efesus 5:15-16)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Efesus+5:15-16 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Berdoa agar Tuhan memanggil dan membangkitkan banyak orang 
     seperti Patrick Hamilton, yang taat dan dengan berani 
     memberitakan firman Tuhan.
  
  2. Mari berdoa bagi para misionaris yang sekarang ini mungkin sedang 
     memberitakan Injil. Kiranya Tuhan menguatkan iman dan memberkati 
     pelayanan mereka.
     
  3. Berdoa agar setiap orang Kristen dapat menjadikan setiap detik 
     dalam kehidupannya berarti -- membawa jiwa-jiwa pada Kristus.
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2008 YLSA                
YLSA -- http://www.ylsa.org/                
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Redaksi Tamu: Dian Pradana
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org